Dunia Penyihir

Kunjungan Kembali (Bagian 4)



Kunjungan Kembali (Bagian 4)

0'Jadi ini alasan mengapa mereka mengusir siapa pun dari tempat ini. Namun, mereka sangat lemah, tidak ada gunanya hidup begitu lama!' Angele memandang pusat tornado untuk terakhir kalinya dan berjalan mendekati Sylva.     

"Apa yang kau inginkan?!" Sylva ketakutan. Ia berusaha menjauhi Angele, namun Angele menginjak pergelangan kaki wanita itu, sehingga wanita itu tidak bisa bergerak.     

"Nak, lain kali, jangan memprovokasi orang yang lebih kuat darimu." Angele mencekik leher Sylva dan mengangkat wanita itu seperti mengangkat seekor ayam. Ia melemparkan Sylva keluar dari kapal terbang, dan akhirnya wanita itu menghilang di dalam lautan awan.     

Angele bisa mendengar suara teriakan wanita itu bergema di langit.     

Kapal terbang itu bergerak dengan kecepatan penuh. Cahaya merah di sekitarnya meninggalkan jejak panjang di udara. Pesawat itu menghilang dalam hitungan detik.     

Di pusat badai raksasa itu, tornado berwarna kelabu masih berputar. Wajah raksasa muncul di sekitar tornado, yang terbentuk oleh begitu banyak awan putih.     

Wajah itu melihat pesawat terbang Angele melesat cepat meninggalkan area tersebut dan menatap jejak-jejak merah yang ditinggalkan kapal tersebut. Akhirnya, wajah itu menghela nafas dan perlahan menghilang masuk ke dalam inti badai tersebut.     

'Dia terlalu kuat. Sebaiknya kita tidak mengganggunya lagi." Suara tenang seorang pria terdengar dari pusat badai tersebut.     

Setelah mendengar perkataan tersebut, kedua kapten yang masih mengejar Angele saling pandang. Perlahan-lahan, mereka berhenti di atas awan bersama prajurit mereka, dan menatap jejak merah yang ditinggalkan sosok tersebut. Mereka merasa sedikit bingung     

"Yah, sepertinya sang Penguasa berpikir bahwa pria itu lebih kuat daripada kita semua…" bisik si kapten pria.     

Prajurit-prajurit roh badai lainnya tetap diam. Mereka semua mengepal tangan mereka erat-erat, hingga kuku mereka sendiri nyaris menusuk telapak tangan mereka. Suasana di sini sangatlah canggung.     

"Mundur!" Sang kapten wanita melambaikan tangannya dan kembali masuk ke dalam pusat badai.     

**     

Beberapa hari kemudian…     

Sekelompok elang berkepala tiga dikelilingi cahaya merah tersebut. Mereka hangus terbakar dan berjatuhan seperti pangsit. Dalam hitungan detik, ratusan elang telah mati, dan sisanya berusaha untuk kabur.     

Dari dalam kapal terbang berwarna biru itu, Angele mengumpulkan cahaya merah dan memandang elang-elang itu. Ia maju selangkah, dan kapal terbangnya berbalik arah.     

…     

Beberapa hari berlalu…     

Kapal terbang biru yang terbang dengan kecepatan penuh itu melewati sebuah kapal terbang berwarna cokelat.     

Kadal Ular di sekitar pesawat cokelat tersebut segera mati saat terkena cahaya merah di sekitar kapal biru itu. Makhluk-makhluk itu hangus terbakar, dan mayat mereka mulai berjatuhan.     

Saat cahaya merah itu membunuh kadal ular, para ksatria dan calon-calon penyihir masih sibuk bertarung melawan makhluk-makhluk itu. Mereka kebingungan dan tak tahu apa ang sedang terjadi.     

Seorang wanita tua yang membawa tongkat panjang memandang kapal terbang Angele dan membungkuk kecil ke arahnya.     

Wanita itu menggumamkan mantra dan memandang kapal terbang berwarna biru itu, namun wanita itu hanya bisa melihat sesosok pria berjubah panjang berwarna ungu yang telah menyelamatkan mereka.     

…     

Selama sepuluh hari kemudian, Angele berjalan dengan kecepatan tinggi. Ia tidak berhenti sedetik pun. Dengan kekuatannya, kecepatan kapal terbang yang dikendarainya terus meningkat.     

Saat ini, wujud aslinya memiliki tingkat kekuatan yang setara dengan penyihir tingkat 8, namun dengan kekuatan dari tanda di punggungnya, kekuatan wujud aslinya terus bertambah pesat, seakan-akan tidak ada batasannya.     

Setelah seseorang menjadi penyihir tingkat 8 di level atas, orang tersebut akan mampu menjadi Pendahulu. Namun, kekuatan saja tidak cukup untuk membantunya melampaui batas, dan kekuatan bukanlah satu-satunya syarat untuk menjadi Pendahulu. Pendahulu adalah simbol kekuatan tak berbatas, dan simbol awal sebuah dunia.     

Jika ia menyimpan seluruh kekuatan wujud asli murni-nya di dalam tubuhnya, pelindung pemberian Ular Bertangan Enam itu mungkin akan hancur, sehingga ia memutuskan untuk melepaskan sebagian kekuatannya. Dengan bantuan Kekuatan Dunia, kekuatan yang ia lepaskan akan sedikit dilemahkan, sehingga tubuhnya akan tetap stabil.     

Ia menyadari bahwa suatu hari nanti, ia akan mampu menggunakan kekuatan tingkat 8-nya tanpa bantuan pelindung tersebut. Namun, saat ini, ia merasa bahwa ia harus membatasi kekuatan wujud asli murni-nya. Ia merasa bahwa tubuh dan jiwanya saat ini tidak akan mampu menahan kekuatan yang mengerikan itu.     

Saat ada kesempatan, ia akan melepaskan kekuatan sebanyak mungkin, sehingga ia memutuskan untuk pergi dan membunuh semua makhluk mutan yang ia temui sepanjang perjalanan. Medan bersuhu tinggi dari Anak Matahari sangat membantu dalam melepaskan kekuatan.     

Medan bersuhu tinggi akan menghabiskan banyak energi jika ia meningkatkan jangkauan dan suhu aura ke level tertentu. Konsumsi energi yang tinggi membantunya memperlambat laju pertumbuhan wujud aslinya.     

Beberapa hari berlalu.     

Angele memandang ke bawah, dan akhirnya ia menemukan Laut Permata. Permukaan laut itu tampak indah dan berwarna biru, seperti batu safir raksasa yang memantulkan cahaya terik matahari.     

Angele memandang laut tersebut dengan perasaan yang bercampur aduk. Akhirnya, ia mengetuk dek, dan kapal terbangnya mulai bergerak menuju tempat mendarat di Pesisir Barat.     

"Akhirnya… Aku kembali…"     

**     

Di Laut Permata…     

Tiga mayat paus bertanduk mengapung di permukaan air. Darah segar yang mengucur dari ketiga mayat itu hampir mengubah seluruh air di tempat itu menjadi merah.     

Seorang pria tinggi bertubuh transparan sedang berdiri di atas tanduk salah satu mayat paus.     

Mata pria itu tertutup, dan lingkaran berwarna kelabu melayang-layang di belakang tubuhnya. Sebuah jarum aneh pada lingkaran itu melepaskan sebuah bola bayangan kecil berwarna hitam, menunjuk ke langit.     

Tiba-tiba, bola bayangan itu mulai berputar dengan kecepatan penuh, dan suara-suara aneh terdengar dari bola tersebut. Pada saat yang bersamaan, jarum pada lingkaran itu juga mulai berputar. Beberapa detik kemudian, tiba-tba jarum tersebut menunjuk ke arah barat laut.     

Pria itu membuka matanya. Pupil mata birunya sedikit mengecil.     

"Akhirnya, pria yang mengambil kunci-ku telah kembali…"     

Lebih dari 10 wajah kecil muncul dari wajah pria tersebut. Umur dan jenis kelamin wajah-wajah tersebut berbeda-beda.     

"Kita juga merasakannya… Sosok yang mengambil kunci bayangan itu dari kita…"     

"Bunuh dia! Bunuh dia!"     

"Aku lapar sekali…"     

"Ambil kuncinya, maka kita akan mampu mengendalikan jam pasir itu!"     

"Waktu akan membuktikan bahwa kau salah!"     

Semua wajah itu berteriak-teriak dan mengatakan berbagai macam hal. Ada yang terdengar tidak waras, ada yang geram, dan ada juga yang ketakutan.     

"Cukup…" Pria tersebut berkata dengan santai. "Waktu telah membuktikan bahwa pilihanku benar. Tidakkah kau merasakan kekuatanku? Aku jauh lebih kuat dari sebelumnya. Inilah kekuatan waktu!"     

Wajah-wajah itu perlahan-lahan menghilang dari wajah pria tersebut, dan semuanya kembali normal.     

"Waktu telah membuktikan bahwa pilihanku benar. Aku tidak akan pernah salah…" Pria itu menoleh ke kanan.     

Shing!     

Tiba-tiba, pria itu menghilang ke langit tanpa jejak, seakan-akan ia tidak pernah ada di sana.     

Sekitar setengah jam kemudian…     

Di sisi kanan mayat-mayat paus bertanduk tersebut, dua orang pria paruh baya berjubah hitam tiba-tiba muncul di permukaan air. Keduanya terlihat ketakutan.     

"Akhirnya, mereka pergi juga. Untung saja mereka tidak sadar bahwa kita sedang bersembunyi di sini. Bajing*n gila ini berasal dari timur, kan? Untuk apa dia kemari?" bisik salah satu pria.     

"Aku tidak tahu… Dia adalah anggota Poros Waktu, dan sebagian besar anggota mereka adalah monster penghisap darah. Tidak ada yang tahu apa yang diinginkan penyihir-penyihir gila itu," jawab pria lainnya.     

"Tapi, sepertinya dia pergi ke barat. Jangan sampai dia kembali ke daratan…"     

"Jika dia benar-benar pergi ke daratan, ini akan menjadi masalah besar. Sepertinya dia cukup kuat untuk menghancurkan pesisir barat sendirian."     

Mereka saling pandang dengan ekspresi khawatir.     

**     

Di Laut Permata…     

Sebuah kapal terbang biru turun dari langit di atas lautan dan mendarat dengan keras di atas permukaan laut.     

Byur!     

Kapal terbang sepanjang lebih dari 100 meter itu menciptakan banyak gelombang putih saat mendarat dan mencipratkan air ke mana-mana, sehingga tempat itu terasa seperti sedang tersiram air hujan.     

Bagian depan kapal terbang tersebut telah masuk ke dalam air, dan perlahan-lahan kapal tersebut tenggelam. Angele berdiri di atas dek kapal. Ia mengenakan jubah panjang berwarna ungu dan topeng berwarna senada, sehingga hanya memperlihatkan matanya yang berwarna merah.      

Angele melompat maju dan mengapung di lautan. Ia cepat-cepat menggambar beberapa rune di udara dengan tangan kanannya.     

"Abis!" Ia menggumamkan mantra, dan tubuhnya berhenti terjatuh. 'Abis' memiliki arti 'Melayang' dalam bahasa pemersatu.     

Angele menurunkan tangannya dan memandang kapalnya yang tengah tenggelam, kemudian ia berbalik ke arah kiri dan melihat sebuah pantai berpasir emas yang ditumbuhi pohon-pohon kelapa.     

Ia mencondongkan tubuhnya ke depan dan terbang ke arah pantai. 30 detik kemudian, akhirnya ia mendarat di atas pantai tersebut.     

"Di mana aku? Sepertinya, aku bergerak terlalu cepat. Kurasa aku telah melewati tempat mendarat yang seharusnya."     

Ia mengangkat tangannya dan perlahan menggambar sebuah lingkaran merah di udara. Dua pola berbentuk seperti bulan dan matahari muncul dan bersinar dalam lingkaran itu. Setelah ketiga bentuk itu menghilang, wajah seorang pria tua pun muncul. Wajah pria itu terlihat tembus pandang.     

"Sudah lama aku tidak menggunakan sihir-sihir biasa… Aku teringat akan masa lalu…" Angele memandang wajah pria tua itu dan tersenyum. Sihir itu adalah sihir biasa yang dapat membantunya mencari arah yang benar. Wajah itu adalah jiwa yang terbuat dari lumpur dan air di sekitar. Ia hanya perlu menanyakan beberapa pertanyaan, dan mereka akan langsung menjawabnya.     

"Di mana Kerajaan Ramsoda?" Angele bertanya dengan santai.     

Pria tua itu terdiam sesaat, kemudian menjawab, "Semua kapal yang lewat pergi ke arah sana."     

Pria tua itu memandang kumpulan pohon kelapa di sebelah kanan.     

"Aku mengerti."     

Angele melambaikan tangannya, dan wajah transparan itu menghilang dengan cepatnya.     

"Jika pintu masuknya ada di perguruan Ramsoda, aku hanya harus pergi ke kerajaan Ramsoda. Selain itu, mungkin aku harus berkunjung ke kota… Tinos dan gadis kecil itu mati bertahun-tahun lalu, namun aku ingin tahu apakah keluarga mereka masih hidup…"     

Angele menggeleng dan tertawa.     

"Mengapa tiba-tiba aku memikirkan semua teman-teman lamaku?" Ia melompat ke udara dan menghilang dalam kobaran api. Dengan menggunakan Teleportasi Elemen, ia bergerak ratusan meter dengan cepatnya dan masuk jauh ke dalam hutan pohon kelapa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.