Dunia Penyihir

Kunjungan Kembali (Bagian 3)



Kunjungan Kembali (Bagian 3)

0Angele mengangkat kedua tangannya. Punggung tangannya tertutup mata-mata yang tampak seperti sisik berwarna ungu. Ia bertepuk tangan perlahan-lahan.     

Duar! Duar!     

Dua bola listrik meledak di udara dan berubah menjadi dua sosok roh badai. Mereka memiliki tubuh atas berbentuk seperti manusia, namun pinggang mereka berwujud gumpalan awan berwarna kelabu yang dikelilingi oleh kilat-kilat listrik. Setelah terpaksa menunjukkan wujud mereka, mereka menatap Angele.     

"Berani-beraninya kau, orang asing! Ini adalah teritori Raksasa Badai!" teriak roh badai pria.     

Roh badai kedua adalah wanita. Tanpa berbasa-basi, wanita itu menciptakan sebuah bola listrik berwarna ungu dengan cepatnya.     

"Matilah kau!"     

Wanita itu melemparkan bola tersebut ke arah Angele.     

Bola itu meledak di tengah jalan, jauh dari tempat Angele berdiri.     

Kedua roh badai itu terkejut. Salah satu dari mereka mengambil terompet tanduk emas dan meniupnya.     

Woo!     

Terdengar suara yang berat dan panjang dari terompet itu.     

Awan di sekitar kapal terbang itu mulai bergulung. Begitu banyak pusaran kelabu meninggalkan awan dan mendarat di atas dek satu per satu. Setelah beberapa saat, mereka berubah menjadi roh-roh badai yang tampak seperti manusia, namun dengan rambut yang terbentuk dari kilat-kilat listrik. Semua roh badai itu langsung menerjang Angele.     

"Atas nama Raksasa Badai!"     

Mata roh-roh itu berubah menjadi merah, dan mereka menerjang Angele dengan kilat-kilat listrik di sekitar tubuh mereka.     

Angele hanya berdiri diam di atas dek, dan ia telah terkepung oleh puluhan roh badai.     

"Ini lagi? Bertahun-tahun sudah berlalu, tapi kau masih melakukan ini… Apa kau tidak pernah meningkatkan kemampuanmu?"     

Ctak!     

Angele menjentikkan jarinya dan melepaskan cahaya merah, yang kemudian mengepung roh-roh tersebut dengan cepat.     

Sebelum mereka sempat bergerak lebih jauh lagi, tubuh mereka mulai mengeluarkan asap. Tubuh mereka meleleh menjadi cairan berwarna biru di atas dek. Cairan-cairan tersebut masih mengeluarkan kilat-kilat aneh. Setelah tubuh mereka meleleh, mereka tak dapat berbicara lagi.     

Angele berjalan maju dan mengubah dua roh lain menjadi cairan dengan cahaya tersebut.     

Terkejut melihat kejadian itu, roh-roh badai yang tersisa segera mundur dan berteriak-teriak dalam bahasa yang aneh. Sepertinya, mereka berusaha memanggil dan memperingatkan roh-roh badai lainnya.     

"Setan! Kau adalah setan dari legenda!"     

"Diamlah kalian semua! Biarkan Mantis saja yang melawannya! Beri tahu ketua! Kita harus mencoba menghentikannya dengan serangan petir kita!"     

Semua roh badai itu berkumpul dan menatap Angele dengan ketakutan. Mereka menyadari bahwa cahaya merah di sekitar tubuh Angele sangatlah berbahaya, sehingga mereka berusaha untuk tidak dekat-dekat dengannya. Ketua kelompok itu adalah roh badai pria, yang tengah membuat petir berwarna ungu di tangannya.     

"Siapa kau, dan mengapa kau menyerang teritori kami? Kami memiliki lima juta raksasa elemen di sini. Masih belum terlambat bagimu untuk mundur," kata ketua itu. Namun, ia menyadari bahwa Angele jauh lebih kuat dari mereka, sehingga ia terdengar sedikit lemah.     

"Aku?" Angele tersenyum. "Aku hanya ingin lewat. Kau hampir saja membunuhku saat aku masih muda dulu. Sekarang, aku kemari untuk membalas dendam. Itu saja."     

"Mantis, untuk apa kau berbicara dengannya? Dia telah membunuh teman-teman kita! Sebaiknya kita segera membunuhnya!"     

Sebuah petir mendarat di atas dek dan berubah menjadi seorang gadis dengan ekspresi wajah yang dingin. Rambut gadis itu berwarna biru dan diselimuti oleh kilat-kilat ungu, tidak seperti roh-roh lainnya. Berbeda dari roh-roh lain yang bertelanjang dada, gadis itu mengenakan baju zirah berwarna ungu.     

Angele mengamati gadis itu dengan hati-hati. Wajahnya cantik, dan tubuhnya proporsional. Kaki gadis itu jenjang dan kurus, namun matanya kosong tanpa emosi sedikit pun.     

"Kau terlalu lemah untuk membunuhku. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan roh badai yang memiliki darah Penguasa Badai secepat ini. Sepertinya, ini adalah hari keberuntunganku."     

Sebelum menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba, Angele mengangkat tangan kanannya. Ia melepaskan beberapa gelombang merah gelap, yang menyebar ke seluruh pesawat dengan cepatnya. Tangan kanannya membesar, seakan-akan terbuat dari karet.     

Seketika, tangannya berubah menjadi 100 tangan yang berusaha menggapai dan menggenggam gadis itu.     

Ekspresi gadis itu berubah serius.     

"Dasar bajing*n sombong!"     

Gadis itu menciptakan sebuah kilat panjang di antara kedua telapak tangannya dan melemparkannya ke depan. Di udara, kilat itu membesar dan menerjang tangan-tangan itu. Tak lama kemudian, puluhan tangan pun hancur akibat serangan tersebut. Namun, semakin banyak tangan pun muncul.     

"Cepatlah! Kita harus membantu Master Sylva! Mari kita kumpulkan kekuatan!" Salah satu roh berteriak.     

Akhirnya, roh-roh badai lain menyadari apa yang harus mereka lakukan dan mulai melemparkan kilat-kilat ungu ke arah Angele. Semua kilat-kilat itu berubah menjadi hujan berwarna ungu, sehingga menghalangi tangan-tangan Angele.     

Duar!     

Sebuah bola kilat listrik meledak, hingga semua roh badai terlempar jauh. Kapal tebang ang kosong itu pun berguncang. Sebuah lubang besar muncul di lantai dek, sehingga memperlihatkan kabin di bawahnya.     

Kilat-kilat itu berubah menjadi sebuah bola berdiameter 10 meter. Bola tersebut menelan gadis itu dan perlahan-lahan menghilang sekitar sepuluh detik kemudian.     

Angele mencengkeram leher gadis itu dan mengangkatnya. Gadis itu memberontak dan berusaha melepaskan diri, namun ia tidak berhasil.     

"Namamu Sylva?"     

Gadis itu tidak bisa menjawab, namun ia terus berusaha melepaskan kilat-kilat biru dari tubuhnya. Kilat-kilat itu menyerang tangan Angele, namun semuanya terserap oleh mata-mata ungu yang aneh di kulitnya.     

Akhirnya, setelah menyadari bahwa Angele mampu menangkis semua serangannya dengan mudah, gadis itu tampak ketakutan.     

"Beri tahu sang kapten!" Mantis berteriak, namun roh-roh badai lainnya terpaku karena ketakutan. Mereka semua hanya melayang-layang dan menatap Angele.     

Tiba-tiba, begitu banyak kapal berwarna biru muncul di sekitar kapal terbang Angele. Pria-pria telanjang berdiri di atas pesawat-pesawat tersebut. Rambut mereka semuanya terbentuk dari kilat-kilat listrik. Sepertinya, semua prajurit itu adalah anggota elit.     

Semua anggota elit pasukan roh badai itu mengepung kapal tempat Angele berdiri, dan dua di antara semua anggota elit itu berjalan maju. Mereka adalah seorang pria dan seorang wanita yang mengenakan baju zirah ungu.     

Sepertinya, mereka tidak menyangka akan bertemu.     

"Cepat sekali kau." Pria itu berkata dengan nada dingin.     

"Kukira hanya aku yang ada di sekitar sini." Wanita itu terdengar sedikit kecewa.     

Cahaya biru bersinar di langit, dan mereka berteleportasi ke atas dek dengan cepat. Mereka hanya berjarak sekitar 10 meter dari Angele.     

Angele menjatuhkan Sylva ke lantai dek.     

Brak!     

Sylva mengerang kesakitan dan terbatuk-batuk. Air mata menetes dari kedua matanya.     

Tanpa memedulikan gadis itu, Angele segera memeriksa sekelilingnya.     

"Hanya itukah kemampuanmu?"     

"Apa maksudmu, orang asing?" Pria itu mengernyitkan alisnya.     

Angele tersenyum, namun ia tidak mengatakan apa-apa. Ia menghentakkan kakinya pada lantai dek.     

Brak!     

Seluruh bagian kapal terbang itu dikelilingi oleh cahaya merah. Seketika, pesawat itu menerjang kapal-kapal milik pihak roh badai.     

Duar! Duar! Duar!     

Pesawat milik para roh badai hancur satu per satu, dan para penumpang pesawat itu juga mati. Setelah terkena serangan tersebut, mayat para roh badai seketika meleleh menjadi cairan biru.     

Pesawat Angele melesat di langit dengan kecepatan penuh, hingga membentuk sebuah jalan di antara sekumpulan kapal. Pesawat tersebut terlihat seperti benang merah yang sedang bergerak mengelilingi tepi tornado.     

Woo!     

Lagi-lagi, para roh elemen meniup terompet tanduk.     

"Berhenti!" Sebuah suara keras dan berat bergema di langit.     

Sebuah tangan transparan raksasa berwarna biru muncul dari tengah tornado dan bergerak ke arah kapal terbang Angele. Walaupun tangan itu tidak bergerak dengan kecepatan penuh, tangan itu menghalangi jalan dengan mudahnya.     

Angele tidak terkejut dengan kemunculan tangan itu – bahkan, ia merasa sangat senang.     

"Akhirnya kau datang juga!"     

Terakhir kali ia bertemu dengan tangan itu, kapal terbangnya nyaris saja hancur. Ia memilih rute ini agar ia bisa bertarung melawan sang penguasa raksasa badai lagi.     

Angele membidik tangan tersebut dan mengangkat tangannya sendiri. Sebuah bayangan besar di belakangnya, dan sebuah cakar bayangan menghentikan tangan raksasa tersebut.     

Klak!     

Cakar itu menghancurkan tangan biru sang raksasa, sehingga tangan itu segera menghilang. Angele bisa mendengar pemilik tangan itu mengerang kesakitan.     

"Tingkat 4… Mereka bisa hidup lama karena mereka tinggal di Kota Badai ini…" Angele memandang pusat badai tersebut.     

Di tengah tornado, terdapat seorang pria berbadan kekar yang berdiri di atas sebuah kapal kecil berwarna biru. Pria itu membawa sebuah trisula, dan wajahnya pucat. Pria itu menyadari bahwa Angele sedang menatapnya, dan gelombang energi yang dilepaskan Angele terasa tidak asing baginya.     

Akhirnya, ia menyadari bahwa ia telah merasakan gelombang energi serupa beratus-ratus tahun lalu. Gelombang energi itu berasal dari kapal terbang yang dulu tidak bisa ia hentikan. Itu adalah kapal terbang yang diserangnya dulu.     

"Kau!" seru pria itu bergema di seluruh langit. Ia terdengar terkejut.     

"Aku datang kemari untuk membalas dendam." Angele tertawa keji dan mengulurkan tangannya ke arah pria tersebut, sang penguasa. Cakar bayangan raksasa di belakangnya bergerak mendekati pria tersebut dalam hitungan detik, dan pria itu tidak bisa bergerak sedikit pun karena adanya kekuatan aneh yang menarik tubuhnya.     

"Tingkat 5… Penyihir tingkat 5! Tidak!" Ketakutan terlihat jelas pada mata raksasa badai tersebut.     

"Penguasa Badai! Tolong aku!" Tiba-tiba, pria itu berteriak, namun ia tidak sempat mengatakan apa pun lagi.     

Krak!     

Dengan suara pelan, pria itu terpotong menjadi dua. Perlahan-lahan, cakar bayangan itu menghilang, sementara mayat pria tersebut menghilang tertiup angin kencang.     

Angele menurunkan tangan kanannya dan memandang pusat badai.     

"Sudah berakhir."     

Berdasarkan radiasi energi di sekitar pusat badai dan penglihatannya yang cukup tajam, ia dapat menyimpulkan bahwa Kota Badai berada di tengah tornado tersebut. Sepertinya, Kota Badai bisa membantu para roh-roh dan raksasa badai untuk hidup lebih lama, namun mereka harus tinggal di kota tersebut untuk selamanya. Mereka hanya bisa pergi ke daerah di sekitar tornado, namun angka harapan hidup mereka meningkat drastis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.