Dunia Penyihir

Tanda (Bagian 2)



Tanda (Bagian 2)

0Informasi itu sama dengan informasi yang dikatakan oleh Air Mancur Reruntuhan. Angele pun merasa sedikit lega.     

"Jika aku menerima tawaran ini, otomatis aku akan terikat kontrak, kan? Kontrak tersebut diciptakan atas nama keempat dunia yang bisa kau hubungi." Angele bertanya dengan lirih.     

"Benar, semua janji yang kubuat dilindungi oleh keempat dunia. Artinya, jika kau tidak bisa menepati janjimu, jangan menerima tawaran ini." Air mancur itu menjawab langsung pada intinya, tanpa berbasa-basi.     

Angele tidak menjawab. Titik-titik cahaya biru bersinar di depan matanya.     

Setengah jam kemudian, Angele menghela nafas perlahan dan mengangguk.     

"Akan kuterima tawaranmu."     

Ia menyadari bahwa permintaan air mancur itu sangat sulit dipenuhi, namun tidak ada cara lain. Dengan tanda seorang pendahulu di punggungnya, ia nyaris tidak mungkin bisa pergi ke dunia lain sendiri. Ia sudah mencoba beberapa kali, namun tetap saja tanda di punggungnya itu menghalanginya.     

Air mancur itu bergetar, dan air di dalamnya berubah menjadi podium transparan. Di atas podium, terdapat sebuah bola perak berukuran sebesar kuku jari yang sedikit berkilau.     

"Ini adalah bibit air mancur-ku. Mohon jaga ini baik-baik dan tepatilah janjimu. Perjanjian kita telah disaksikan oleh keempat dunia, dan jika kau melanggarnya, kau akan ditekan oleh empat dunia secara bersamaan. Kau bukanlah seorang pendahulu – jika itu terjadi, jiwamu akan lenyap tak berbekas."     

"Aku mengerti." Angele mengangguk dan mengambil bola perak itu dengan hati-hati, kemudian menelannya. Itu adalah satu-satunya cara yang paling aman untuk menjaga bola tersebut.     

"Bersiap-siaplah, dan katakan dunia mana yang ingin kau kunjungi. Sebaiknya kau tidak pergi ke Dunia Chaos, karena ada perang antar pendahulu di dunia tersebut, dan bisa-bisa kau terseret. Namun, aku hanya memberi saran, ketiga dunia tersebut bisa membantumu menangani tanda itu, jadi sebaiknya kau membuat keputusan sendiri."     

"Kalau kau berkata jujur, aku masih bisa menyingkirkan tanda ini di Dunia Penyihir? Kalau begitu, kirimkan aku ke Dunia Penyihir." Angele memutuskan.     

"Baiklah. Melompatlah masuk."     

Air mancur itu berhenti berbicara.     

Angele menarik nafas dalam-dalam dan melompat masuk.     

Plop!     

**     

Grr!     

Terdengar suara raungan seekor badak.     

Awan berwarna emas di langit bergerak dengan cepat. Matahari bersembunyi di baliknya.     

Angin tornado di Pusaran Neraka Nicholas berputar perlahan namun pasti. Pusaran itu sangatlah besar dan tinggi, sehingga terlihat seperti menghubungkan padang rumput dan langit.     

Di padang rumput itu…     

Sebuah retakan hitam muncul di langit.     

Shing!     

Retakan itu perlahan membesar, dan seorang pria telanjang berambut panjang melompat keluar dari dalam retakan tersebut. Tubuhnya yang kuat dan sehat. Matanya berwarna merah gelap, dan rambut panjangnya berwarna merah.     

Pria itu mendarat di atas rumput dan menjentikkan jarinya. Seketika, rerumputan dan lumpur di atas tanah berkumpul di udara, kemudian menyatu di sekitar tubuh pria itu dan berubah menjadi pakaian berwarna hijau muda.     

Angele puas dengan baju zirah yang ia ciptakan. Ia segera melihat keadaan sekitarnya.     

'Ini adalah padang rumput di dekat tornado itu, kan… Padang rumput yang ada di depan tornado. Aku tidak menyangka bahwa air mancur itu akan membawaku kemari.'     

Ia mengusap jenggotnya dan berpikir. 'Mungkin, aku harus pergi ke akar dunia ini, dan mencari informasi yang kubutuhkan.'     

Ia memandang pusaran itu dan melayang di udara. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan dan terbang ke arah tornado.     

Ia masih ingat rute menuju akar dunia, sehingga ia sampai ke tempat tujuannya dalam waktu singkat.     

Penginapan yang ia kunjungi masih berdiri di antara badai pasir. Bahkan, layar cahaya di atas hotel itu sama sekali tidak berubah. Hotel itu masih sama persis seperti yang Angele lihat dulu.     

Ia mendarat di depan penginapan dan mengetuk pintunya.     

Tok! Tok!     

Kriet…     

Saat Angele mengetuk pintu, pintu hotel itu terbuka dengan sendirinya. Tempat itu gelap, dan lorong di depannya kosong. Hanya ada sebuah lilin kecil yang menyala di atas meja.     

Pemilik hotel, seorang pria berjenggot merah, sedang berdiri di depan lilin. Ia membawa sebuah cangkir kayu di tangan kiri dan beberapa lembar kertas kulit di tangan kanannya. Saat Angele memasuki penginapan itu, pria tersebut sibuk membaca isi kertas tersebut.     

Saat melihat Angele, pria itu berpikir selama beberapa saat, namun akhirnya ia mengenali Angele dan tersenyum gembira.     

"Kau! Haha…" Pria itu meletakkan kertas dan cangkirnya sambil tertawa. Kemudian, ia mendekati Angele dan memeluknya erat-erat.     

"Lama tidak bertemu!" Angele tidak terbiasa diperlakukan seperti itu, namun ia tetap menyapa sosok berjenggot merah tersebut.     

"Iya, sudah lama… Sebenarnya… Sudah 800 tahun berlalu semenjak terakhir kali kita bertemu. Jadi, apa kau berubah pikiran? Apa kau ingin bergabung dengan penginapan ini sekarang?" Sosok berjenggot merah itu bertanya sambil duduk di dekat meja.     

Ia menjentikkan jarinya, dan dua gelas wine kuning muncul di atas meja.     

"800 tahun?" Angele terbelalak. "Apa kau serius? Sepertinya tidak selama itu…"     

Sosok berjenggot merah itu memandang Angele saat mendengarnya.     

Red Beard menggeleng. "Sepertinya kau pergi ke tempat dengan satuan waktu yang berbeda. Apa kau pergi ke tempat dengan dimensi yang tidak stabil? Selain itu, ada bau yang aneh dan mengerikan dari tubuhmu… Bisakah kau memberitahuku apa yang terjadi padamu?"     

"Aku datang ke sini untuk meminta bantuanmu. Ada sesuatu yang menandaiku, dan tanda ini membuatku tidak bisa pergi ke dunia-dunia lain, sehingga aku harus mencari cara untuk menghapus tanda ini." Angele berbalik, dan baju zirah di punggungnya terbuka, sehingga punggungnya terlihat.     

Di tengah punggungnya, terdapat beberapa pola berwarna hijau. Pola tersebut tampak seperti syal yang dipenuhi oleh mata-mata berwarna ungu. Ratusan mata pada syal itu berkedip-kedip dari waktu ke waktu.     

Setelah melihat tanda itu, wajah si pria berjenggot berubah pucat. Ia sangat terkejut, hingga ia nyaris menjatuhkan gelas wine-nya.     

"Ya ampun… Dari mana kau mendapatkan tanda ini? Ini adalah tanda seorang pendahulu!" Pria itu berteriak, namun ia sedikit ketakutan.     

"Jadi, aku benar-benar ditandai oleh seorang pendahulu. Apa kau tahu cara untuk menanganinya?" Saat Angele berbalik, baju zirahnya kembali normal. "Kudengar, kau adalah seorang perpustakaan berjalan. Ini bukanlah hal yang sulit untukmu, kan?"     

"Tentu saja bisa!" Sosok berjenggot merah itu menghabiskan wine-nya dan meletakkan gelasnya. "Tanda dari seorang pendahulu. Pendahulu itu memberikan tanda ini karena kau adalah sasaran-nya. Namun, hal yang terpenting adalah, tanda itu bisa melukaimu secara permanen dan membuatmu tidak bisa pergi ke dunia-dunia lain!"     

"Ha?"     

"Semakin lama tanda itu bersarang pada tubuhmu, tanda itu akan menjadi semakin kuat. Aku tidak tahu pendahulu mana yang menandaimu, namun sebaiknya kau pergi ke Kerajaan Bulan. Mereka memiliki informasi lengkap tentang para pendahulu, dan mereka tahu semua pendahulu yang ada di Dunia Penyihir dan dunia-dunia di sekitar Dunia Penyihir. Kau harus mencari pemilik tanda ini, kemudian kau akan menemukan cara untuk menanganinya." Sosok tersebut menjelaskan seraya memandang Angele seperti memandang mayat. "Sebaiknya kau bergerak cepat. Jika tanda itu menjadi terlalu kuat, kau tidak akan bisa menggunakan portal. Artinya, kau harus berjalan."     

"Kerajaan Bulan? Aku tidak pernah mendengar kerajaan itu." Ekspresi Angele berubah serius.     

"Kerajaan itu adalah kerajaan kuno yang dibangun di dunia bawah tanah. Tidak ada manusia yang tinggal di kerajaan itu, karena kerajaan itu dibangun oleh para elf malam. Selain itu, Kerajaan Bulan ada di bagian lain dunia bawah tanah, di sisi barat benua tengah. Mereka tidak membutuhkan cahaya untuk bertahan hidup, sehingga mereka tidak berpartisipasi dalam Perang Besar. Kudengar, mereka adalah spesies misterius yang memiliki banyak pengetahuan yang tidak diketahui manusia, termasuk pengetahuan tentang tanda para pendahulu."     

"Jika kerajaan mereka ada di tempat yang berbeda, bagaimana aku bisa menemukannya?" Angele mengernyitkan alisnya "Apa yang harus aku lakukan jika aku bisa menemukan pintu kerajaan mereka?"     

"Pintu masuk kerajaan ada di sebuah reruntuhan di perbatasan barat. Akan kugambarkan petanya untukmu. Masuklah ke reruntuhan itu dan temukan Pohon Elf Malam. Mereka adalah makhluk-makhluk yang memiliki wawasan paling luas. Kurasa mereka bisa membantumu mencari tahu tentang tanda itu." Si jenggot merah menghela nafas. "Kukira kau bisa menolongku, namun sepertinya kau sendiri ada dalam masalah besar. Kau harus segera menyingkirkan tanda itu."     

Angele menepuk pundak si jenggot merah. "Terima kasih. Aku akan meninggalkan bayangan di sini agar aku masih bisa menolongmu."     

"Bayangan? Memangnya apa yang bisa dilakukan bayangan…"     

"Banyak hal."     

Angele tertawa.     

Sepuluh menit kemudian…     

Angele meninggalkan hotel itu dengan membawa sebuah peta. Peta tersebut memiliki banyak garis merah. Sebuah tanda yang paling jelas memiliki sebuah tulisan kecil di sampingnya.     

Ramsoda.     

Ramsoda, tempat yang ditandai oleh titik merah, adalah pintu masuk menuju dunia bawah tanah.     

"Pesisir barat, ya…" Angele mendongak dan mencari informasi dalam ingatannya.     

Dulu, ia pernah belajar di Ramsoda, namun gurunya pergi ke dunia bawah tanah dan meninggalkan organisasi itu bertahun-tahun yang lalu. Ia ingin mengetahui apa yang terjadi dengan teman-teman lamanya, termasuk Isabel.     

Semua kejadian di Laut Permata terlintas di depan matanya.     

Tiba-tiba, ia ingin mengunjungi teman-teman lamanya dan tempat-tempat yang pernah ia kunjungi.     

Ia ingin tahu apa yang terjadi pada keluarganya, dan ia ingin tahu apakah Isabel masih hidup. Selain itu, ia ingin melihat keadaan gurunya di Dunia Bawah Tanah.     

Angele melihat matahari emas yang terbit, kemudian ia berganti arah. Ia pergi ke sisi barat benua tengah. Beberapa detik kemudian, tubuhnya menghilang dalam kobaran bola api berwarna merah. Ia memutuskan untuk berteleportasi agar bisa bergerak lebih cepat.     

Sebuah bola api merah muncul di tempatnya berdiri. Bola tersebut berubah menjadi manusia bertubuh transparan. Manusia itu menjadi semakin padat seiring berjalannya waktu, hingga memiliki daging layaknya seorang pria biasa. Sosok itu adalah bayangan Angele.     

"Baiklah, sebaiknya kuurus ini secepatnya." Bayangan Angele tersenyum, kemudian berbalik dan masuk ke dalam hotel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.