Dunia Penyihir

Bawah Sadar (Bagian 2)



Bawah Sadar (Bagian 2)

0Seperti mulut yang menutup perlahan-lahan, lubang itu semakin mengecil dan menghilang. Seketika, daerah di sekitar tempat lubang itu meredup dan tenggelam dalam kegelapan.     

'Ini… Bayangan dimensi? Mengapa aku ada di sini?'     

Hanya kepala Angele yang tersisa, dan sekarang kepalanya melayang-layang dalam ruang hampa.     

'Bayangan dimensi sangatlah luas dan tidak ada akhirnya, dan waktu di sini pun tidak bisa dihitung dengan mudah. Satu detik di tempat ini mungkin setara dengan dengan sepuluh ribu tahun di beberapa dunia. Aku harus segera meninggalkan tempat ini!'     

Cahaya merah bersinar di sekitar mata Angele.     

Ia sudah berusaha keras untuk pergi dari dunia Huan. Saat Huan tidak menggunakan seluruh kekuatannya, Angele masih bisa melawan, namun saat Huan menggunakan seluruh kekuatannya, Angele tidak bisa melakukan apa-apa.     

Sebelum pilar-pilar cahaya hijau itu menyentuh tubuhnya, Angele melakukan perhitungan dengan menggunakan chip-nya. Akhirnya, ia menemukan satu titik lemah dari dimensi itu dan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk pergi dari dunia Huan.     

Tanpa chip-nya, ia tidak akan bisa melakukan apa-apa – tubuhnya akan hilang dalam lautan cahaya hijau tersebut, dan jiwanya akan menjadi satu dari sekian banyak jiwa yang terjebak dalam dunia milik Huan selamanya.     

'Perbedaan antara wujud tersegel dan pendahulu sangatlah besar… Mode Cahaya adalah teknik bertarung terkuat yang kumiliki, namun teknik itu hampir tak bisa melukai Huan. Walaupun gadis itu terluka, kecepatan penyembuhannya sangat tinggi, dan dalam beberapa detik, ia kembali pulih seakan tidak terluka sama sekali.'     

Titik-titik cahaya biru bersinar di depan mata Angele.     

'Zero, periksa data tentang kekuatan Huan, dan lakukan analisa tingkat kekuatan Pencerahan Siva seorang Pendahulu.'     

'Misi telah dibuat…'     

'Mengumpulkan informasi…'     

Suara datar Zero bergema dalam telinga Angele.     

Angele merasa sedikit lega. Ia memahami bahwa tingkat kekuatannya jauh lebih rendah ketimbang Huan, sehingga sudah pasti ia akan terluka parah.     

Ia beristirahat selama beberapa saat, dan pola kalajengking hitam kembali muncul di tengah kedua alisnya. Pola itu sedikit bergetar dan melepaskan seutas benang hitam.     

Perlahan-lahan, ia menggumamkan mantra dengan suara berat. Mantra itu berguna untuk mengaktifkan rune yang harus digunakan bersama-sama dengan simbol darah kuno yang ia miliki.     

Waktu terus berjalan, dan benang itu semakin panjang seiring dengan mantra yang ia gumamkan. Beberapa detik kemudian, benang itu berlekuk-lekuk dan berubah menjadi sebuah resleting berwarna hitam.     

Setelah resleting itu tercipta, benang di atas dahinya menghilang.     

Ia menggigit resleting itu dan menariknya ke bawah.     

Krek!     

Resleting itu terbuka, dan memperlihatkan langit berwarna biru tua. Bulan sabit berwarna putih menghiasi bagian tengah langit tersebut.     

Anehnya, permukaan bulan itu terlihat kasar. Lubang-lubang kecil memenuhi permukaan bulan tersebut, dan serangga-serangga hitam berjalan keluar dari dunia tersebut.     

Bulan itu tampak seperti kue yang dipenuhi semut.     

Angele tersenyum kecut.     

'Aku tidak tahu dunia apa ini…'     

Sudah tidak ada pilihan lagi – ia harus membuka retakan dimensi untuk masuk ke dunia terdekat dengan menggunakan kekuatan dari darah wanita kalajengking dalam tubuhnya. Dunia itu tidak stabil, sehingga ia dapat membuka retakan dengan mudah.     

Tanpa membuang-buang waktu, Angele langsung bergerak masuk melewati retakan itu.     

**     

Sebuah dunia entah di mana.     

Cahaya dari bulan yang dipenuhi semut itu menerangi bumi. Terdengar juga suara-suara serangga di tempat itu.     

Di langit yang membentang di atas dataran, sebuah ritsleting hitam tiba-tiba muncul, dan sebuah kepala manusia melompat keluar dari dalamnya.     

Kepala itu berguling di tanah beberapa kali, sebelum akhirnya berhenti setelah membentur batu berwarna putih. Perlahan-lahan, ritsleting di langit akhirnya juga menghilang.     

"Uh…"     

Ternyata, itu adalah kepala Angele. Ia menghela nafas dalam dan bersandar pada batu putih tersebut. Ia kesulitan mengatur posisi lehernya.     

"Salam."     

Seekor katak berwarna hijau tua berjongkok di depan Angele dan menyapanya.     

"Salam." Angele menjawab. Katak itu sangat dekat dengan wajahnya, hingga ia merasa aneh. Setelah mundur beberapa sentimeter dari katak itu, ia mengamati katak tersebut dengan seksama.     

"Kau berasal dari dunia apa?"     

Katak itu berbicara dalam bahasa Chaos, dan suaranya terdengar lembut. Katak itu bernafas dengan tenang, dan suaranya terdengar seperti suara seorang pria muda.     

"Aku tidak tahu." Angele menjawab dengan jujur. "Aku ada di mana, dan siapa kau?"     

Angele ingin menanyakan hal itu sedari tadi.     

"Aku hanya katak hijau biasa, dan ini adalah Dunia Bawah Sadar. Dunia Chaos ada tepat di samping kita. Ukuran dunia ini berbeda bagi setiap orang, tergantung pada bagaimana kau menganggap dunia ini. Ah, satu lagi, kau ada di tingkat apa?" Katak itu bertanya.     

"Tingkat apa yang kau maksud?" Angele bertanya dengan kebingungan. "Tingkat seperti apa yang kau maksud? Apa tingkat itu menunjukkan sesuatu?"     

"Itu hanyalah pertanyaan filosofis. Belakangan ini, aku berpikir apakah aku hanya seekor katak biasa? Mungkin aku adalah filsuf yang hebat" Katak itu terus mengatakan berbagai hal.     

"Yah, itu adalah pertanyaan yang sulit…" Bibir Angele berkedut. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi.     

"Baiklah, mari kita sudahi saja perbincangan ini. Aku harus berkunjung ke Air Mancur Reruntuhan, yang sebentar lagi akan dibuka. Ada satu hal yang harus kukatakan padamu. Jangan tinggal terlalu lama di sini, karena tempat ini terkutuk. Penguasa Kesialan mengutuk 9 ribu dunia di sini, dan jika kau tidak berhati-hati, kau akan terkena kutukan juga." Katak itu melompat pergi sebelum Angele sempat bertanya hal lain.     

Angele memandang katak itu pergi. Ia terdiam sesaat, dan mulai berguling ke arah yang sama dengan kepalanya.     

Berguling dengan kepalanya sendiri memang sulit, namun ia akan membutuhkan energi untuk kembali membangun dagingnya. Sebelum melakukan itu, ia harus memakan darah dan daging untuk menyimpan energi.     

Ia berguling masuk ke dalam hutan dan bergerak selama beberapa saat. Akhirnya, Angele kelelahan, dan berhenti di dekat sebuah pohon tinggi.     

Di sebelah kirinya, terdapat beberapa bunga berwarna ungu. Kelopak-kelopak bunga tersebut dipenuhi dengan mata yang tampak seperti cermin-cermin kecil. Mata-mata bunga tersebut menatapnya penuh rasa ingin tahu.     

"Salam." Angele menyapa mata-mata pada bunga tersebut.     

Namun, bunga-bunga itu tidak menjawab, dan mata mereka hanya berputar-putar. Sepertinya, bunga-bunga itu tidak memiliki akal.     

Angele sedikit terkejut. Ia memeriksa bunga itu dengan menggunakan chip-nya. Tidak ada makhluk lain di sekitar tempat itu.     

Ia mendekati bunga tersebut dan mencabut bunga itu dari akarnya dengan menggunakan lidahnya.     

Angele menggigit bunga itu dan mengunyah mata-mata pada setiap kelopaknya. Cairan lengket yang terasa manis memenuhi mulutnya.     

'Rasanya seperti ceri…' Angele menelan bunga itu dan memakan bunga-bunga lainnya. Dalam hitungan detik, ia telah menghabiskan semua bunga ungu di sekitar tempat tersebut.     

Ia kembali ke posisi awal awalnya, bersandar pada pohon, dan mulai membangun kembali tubuhnya.     

Setelah beberapa menit, bahu dan lengannya kembali, namun pertumbuhannya berhenti dengan cepat. Ia hanya berhasil membangun kembali bagian atas tubuhnya.     

"Aku butuh lebih banyak energi…" Ia menggeleng dan memandang sekelilingnya. Tidak ada makhluk-makhluk lain di sana.     

Ting!     

Suara Zero bergema dalam telinganya.     

'Analisa selesai. Data telah dianalisa. Baca sekarang?'     

'Iya.' Angele langsung menjawab.     

Hologram biru berbentuk tubuh Huan berputar perlahan di depan matanya.     

Di bawah hologram itu, terdapat gelombang-gelombang emas yang meliuk-meliuk seperti ular. Ada berbagai macam angka di atas gelombang tersebut. Setidaknya ada 10 baris angka.     

Namun, Angele hanya membaca angka-angka yang ia butuhkan.     

'Kekuatan serangan: 3.060.000 derajat – tidak diketahui.'     

'Kekuatan pertahanan: 140 ribu derajat – 440 ribu derajat.'     

'Ketahanan: Tidak diketahui.'     

'Kekuatan mental: 1.620.000 – tidak diketahui.'     

Angele melewati informasi yang tak diketahui dan membaca kesimpulan laporan tersebut.     

'Menurut data tersebut, seorang Pendahulu memiliki 23 kali kekuatan Anda dalam tingkat Pencerahan Siva. Mohon jangan melawan seorang Pendahulu.'     

'23 kali… Dan ini pun bukan angka tertinggi… Jelas saja aku tidak bisa melawan balik. Bahkan, Mode Cahaya-ku hanya bisa sedikit melukainya…' Angele terdiam.     

'Sebaiknya aku menyembuhkan diri di Dunia Bawah Sadar dan mencari tahu apa yang tengah terjadi di tempat ini.'     

Angele memeriksa tanda dalam jiwanya, dan menyadari bahwa tanda itu tidak bereaksi. Namun, ia menyadari bahwa tanda itu mungkin akan masih memberinya peringatan dalam situasi-situasi tertentu. Sepertinya, makhluk tua itu meninggalkan tanda tersebut atas dasar beberapa alasan.     

Ia menggunakan tangannya untuk berjalan semakin dalam ke hutan. Ia mendengar suara makhluk-makhluk yang berjalan melewati semak belukar, dan suara-suara aneh bergema di seluruh hutan.     

Tanah di tempat itu terasa dingin dan lembap. Sepanjang perjalanan, Angele melewati banyak kepingan batu dan cabang pohon yang hancur.     

Angele berjalan maju dengan sangat lambat. Walaupun separuh tubuhnya hancur, wujud aslinya sama sekali tidak terpengaruh. Bagian terpenting dari tubuhnya adalah kepalanya, sehingga kehilangan sebagian besar tubuhnya bukanlah masalah besar. Ia berpikir bahwa mungkin Huan sudah mengetahui hal ini dan ia tidak ingin membunuhnya.     

Angele terus berjalan, bahkan ia tak tahu berapa lama waktu yang telah berlalu.     

Pepohonan di hutan itu menutupi cahaya bulan, sehingga tempat di bawah naungan pohon menjadi gelap.     

Angele berjalan perlahan-lahan tanpa bersuara, namun tiba-tiba ia berbalik dan berhenti di dekat sebuah pohon. Ia cepat-cepat bersembunyi di bawah bayangan pohon tersebut.     

Ia memiringkan tubuhnya dan mengintip ke depan.     

Seekor rusa perak berdiri di antara semak belukar dan memakan rumput. Tubuh rusa itu bercahaya lembut.     

Tubuh rusa itu berbulu putih dan bersih, dan kedua tanduk besarnya terlihat seperti karya seni yang indah.     

Selain itu, seorang gadis seukuran telapak tangan sedang duduk di kepala rusa itu. Gadis itu memiliki rambut panjang berwarna pirang yang tergerai indah dan juga wajah yang imut. Pada punggung gadis itu, terdapat sepasang sayap transparan sebesar dua kali ukuran tubuhnya.     

Kulit gadis itu berwarna putih dan bersih. Kakinya berayun-ayun di udara. Gadis itu sedang menyanyikan sebuah lagu aneh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.