Dunia Penyihir

Tak Biasa (2)



Tak Biasa (2)

0"Reruntuhan Ka Long?" Angele mengernyitkan alisnya.     

"Apa reruntuhan itu sering ditemukan di sekitar sini?" Angele merasakan sesuatu yang buruk tentang reruntuhan ini.     

Zhou tidak suka dengan cara Angele berbicara padanya, sehingga gadis itu tidak menjawab.     

Setelah mendengar pertanyaan itu, Huan tertawa dan memutuskan untuk menjelaskan situasinya.     

"Benar, ada banyak Reruntuhan Ka Long yang tersebar di seluruh Ming Ta Xing. Kakak Senior, seharusnya kau tahu hal ini. Kata Nian, kau berkunjung ke sini bersamanya beberapa waktu lalu."     

Angele memeriksa memori Yun Song, dan akhirnya ia menyadari bahwa ia telah mengunjungi tempat itu bersama Nian.     

"Sudah lama, aku sudah lupa..." Angele tersenyum getir. Ia melihat keluar dan mengamati reruntuhan itu dengan teliti.     

Ada banyak kepingan-kepingan dan pilar-pilar batu di reruntuhan yang sunyi dan kosong itu.     

Angele mencoba melakukan analisa dengan menggunakan chip-nya, namun ia tidak menemukan apa-apa. Saat mobil meninggalkan daerah reruntuhan, ia berhenti melihat ke luar.     

'Ada yang tidak beres di tempat ini...' Ia bisa merasakan bahwa ada yang sedang menatapnya dari dalam reruntuhan itu.     

'Apakah ini ulah penjaga dunia ini?'     

Ia sedikit khawatir. Saat ini, Angele masih membutuhkan waktu untuk menyembuhkan diri, sehingga ia tidak ingin menarik perhatian sang penjaga. Walaupun ia bisa kabur, jika sang penjaga mengetahui keberadaannya, masalahnya akan menjadi semakin rumit baginya.     

Angele bisa merasakan tubuhnya perlahan-lahan semakin kuat, dan sepertinya tidak ada batas untuk penambahan kekuatan tersebut. Jika kekuatannya terus meningkat dengan kecepatan yang konsisten, cepat atau lambat, ia akan mencapai tingkat tertinggi.     

Sumber kepercayaan dirinya adalah tanda lahir di punggungnya. Itu adalah bekas luka pada jiwanya akibat serangan monster tua di lorong tulang beberapa waktu lalu.     

Entah mengapa, setelah terkena serangan itu, ia merasa seperti kehilangan kendali atas tubuhnya.     

Saat ia mengingat kejadian itu, ia menyadari bahwa monster itu bisa saja membunuhnya dengan mudah jika ia mau. Sepertinya, darah dari monster tua itu telah membantunya kabur dari pencernaan dunia.     

Selain itu, entah bagaimana, luka dari darah makhluk tersebut berubah menjadi kekuatan yang bisa membantunya melampaui batas.     

'Mungkin, dunia ini sedikit lebih rumit dari perkiraanku... Sepertinya, makhluk itu memaksaku untuk masuk ke dunia ini...' Angele menutup mata. Kulitnya sangat cerah, hingga terlihat seperti bercahaya.     

Dengan kulit yang bersih dan halus, wajahnya terlihat sedikit lebih tampan dari sebelumnya.     

Terkadang, kedua gadis di kursi depan menoleh dan memandangnya.     

Perjalanan darat dari Linhai ke Xuyang membutuhkan satu malam, dan mereka sampai di Stasiun Ying Shi tepat saat matahari terbit. Kedua gadis itu tidak suka Angele karena Angele memperlakukan mereka seperti orang asing. Walaupun Huan adalah orang baik, gadis itu sudah menyetir semalaman, dan ia sangat kelelahan. Mereka menurunkan Angele di stasiun dan kembali pulang.     

Angele berjalan di sekitar stasiun. Ia bertanya kepada beberapa pejalan kaki dan akhirnya mendapatkan informasi tentang lokasi pertemuan. Setelah mendapatkan informasi tentang lokasi pertemuan, ia mencari taksi dan pergi.     

Tanpa membuang waktu, ia terus berjalan. Saat tubuhnya mulai lelah, ia akan menyerap energi perasaan negatif untuk menyembuhkan tubuhnya.     

Pertemuan itu diadakan di sebuah stadion yang ramai, dengan banyak mobil yang terparkir di jalanan. Beberapa pengawal berbaju biru berlalu-lalang untuk menjaga keamanan area tersebut.     

Terdengar suara teriakan orang-orang dari dalam stadium itu.     

Angele melompat turun dari taksi dan berjalan perlahan memasuki stadium.     

Ia masih mengenakan pakaian berlatih berwarna putih dari perguruan, sehingga ia diinterogasi oleh beberapa pengawal. Namun, setelah melihat identitas-nya, mereka membiarkannya pergi.     

Angele berjalan ke pintu masuk dan melihat seorang gadis berbaju merah yang sedang berdiri di depan pintu. Gadis itu memiliki rambut pendek berwarna hitam dan membawa batang kayu panjang di tangannya.     

Setelah melihat Angele, ekspresi gadis itu berubah.     

"Yun, untuk apa kau kemari? Guru memintamu untuk menjaga ruangan berlatih, kan? Nian tidak bisa melakukannya sendiri."     

Angele mengernyitkan alisnya. Walaupun ia memiliki memori Yun Song, ia masih merasa bahwa ada yang tidak beres dengan dunia ini saat ia melewati reruntuhan. Setelah bertemu dengan adik Yun Song, ia menjadi sedikit lebih lega. Berdasarkan ingatan Yun Song, ia selalu melindungi adiknya itu dari bahaya. Namun, di sisi lain, Yun Song dan Ye Song berasal dari keluarga yang berbeda.     

"Apa yang terjadi dengan Keluarga Li? Apakah guru mengatakan sesuatu tentang insiden baru-baru ini?" Angele bertanya dengan lirih.     

Yu Song melihat sekelilingnya. Orang-orang yang ada di dalam stadion itu tidak memperhatikan mereka.     

"Ikut aku." Yu Song menggenggam tangan Angele dan pergi ke lorong di sebelah kanan. Walaupun semua jendela stadium telah ditutup, podium bagian tengah masih terlihat terang karena cahaya lampu.     

Di atas podium merah dari kayu itu, seorang pria bertubuh tinggi dan seorang pria bertubuh pendek sedang bertarung. Saat mereka beradu serangan, suara pertarungan mereka bergema di seluruh bagian stadion.     

Angele mengikuti Yu Song. Ia memandang kedua orang yang sedang bertarung di atas podium itu. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa, karena ia sedang memikirkan hal yang lain..     

'Bola Empat Musim... Setiap kali aku memikirkan kata ini, tanda lahir di punggungku akan terasa nyeri... Namun, di dunia ini, benda itu hanyalah hiasan biasa. Apa hubungannya benda itu dengan makhluk tua itu...' Lagi-lagi, Angele teringat saat ia terkena serangan makhluk tersebut. Walaupun makhluk itu memperlihatkan ekspresi yang mengerikan, Angele merasa bahwa makhluk itu berusaha menyembunyikan sesuatu darinya.     

'Seorang pendahulu dapat menjaga sebuah dunia dengan mudah. Seorang pendahulu tidak mungkin tinggal di pencernaan dunia tanpa alasan...' Angele benar-benar tidak mengerti apa yang diinginkan monster tersebut.     

Mereka memasuki sebuah ruangan kecil berdinding merah. Di tengah ruangan itu, seorang pria paruh baya sedang duduk di sofa. Xiulin juga ada di ruangan itu.     

Pria paruh baya itu mengernyitkan alisnya, sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu. Saat melihat Angele, ekspresinya sedikit berubah, namun pria itu tidak mengatakan apa-apa.     

Xiulin tersenyum dan berdiri     

"Yun, aku senang akhirnya kau tiba. Bawa Guru kembali ke Xuyang. Aku bukanlah presiden atau orang penting. Aku tidak perlu ditemani pengawal."     

"Kakak Senior… Guru…" Angele menunduk dan menyapa mereka.     

"Aku datang kemari karena aku khawatir dengan Xiulin. Bagaimana situasi sekarang?"     

Setelah menanyakan hal itu, wajah Angele hampir memerah. Satu-satunya alasan ia datang kemari adalah mencari tahu mengapa tanda lahir di punggungnya bereaksi terhadap Bola Empat Musim. Ia ingin menolong Kakak Senior hanya karena itu adalah keinginan Yun Song. Angele sendiri tidak terlalu peduli sama sekali.     

"Guru, kau terluka. Sebaiknya kau pulang dan istirahat. Tidak perlu menemaniku." Xiulin terdengar sedikit takut. "Keluargaku akan mengirim seseorang untuk menjemputku dan mengantarku ke kota-kota pribadi milik keluarga Li, Kota Empat Musim. Jet pribadi kami sudah menunggu di puncak gedung ini. Semuanya akan berjalan lancar. Selain itu, saudara-saudaraku akan mengirim sekelompok prajurit untuk melindungiku, jadi…"     

"Diam, aku akan tetap bersamamu!" Yuying Song berbicara dengan nada serius.     

"Ayah…" Yu Song memandang sang guru, tidak tahu harus berkata apa.     

 "Kau tidak akan bisa bertarung melawan senjata jarak jauh…"     

Yu menyadari bahwa perjalanan Xiulin sangatlah berbahaya, dan para pembunuh bayaran akan berusaha menyerang dengan menggunakan senjata. Mereka bisa mengirim penembak jitu untuk menembak mereka dari kejauhan, dan ilmu Kung Fu mereka tidak akan membantu dalam situasi seperti itu.     

Angele hanya berdiri diam di sana. Ia masih memikirkan insiden aneh saat ia bertemu monster tua tersebut. Namun, ia masih belum tahu mengapa makhluk itu melakukan hal ini padanya.     

Ia berdiri diam dan mendengarkan pembicaraan. Akhirnya, Xiulin memutuskan untuk membawa seluruh anggota kelompoknya,     

Yuying dan Yu tidak akan meninggalkannya. Angele ingin tahu tentang Bola Empat Musim, dan ia ingin membalas budi, sehingga ia memutuskan untuk mengikuti Xiulin.     

Tidak ada yang pergi dari ruangan itu. Mereka semua memutuskan untuk menolong Xiulin.     

Latihan bertarung sudah selesai, namun masih ada orang-orang yang berlatih.     

Mereka tinggal di Kota Xuyang selama beberapa hari. Sebelum mereka berangkat, Nian menemukan mereka, dan gadis itu tidak mau pergi walaupun Angele sudah berusaha meyakinkannya.     

Yuying memaksa Xiulin untuk tetap tinggal bersama kelompoknya. Mereka semua naik pesawat menuju ke Kota Empat Musim.     

*************************     

Di dalam pesawat, perasaan aneh masih menghantui Angele.     

Ia berusaha keras untuk mencari tahu apa penyebab perasaan itu, namun ia tidak menemukan apa-apa.     

Perlahan, Angele menenangkan dirinya. Ia mendongak dan memeriksa keadaan sekitar.     

Para penumpang lainnya sedang tidur. Hari sudah larut malam, dan hanya dirinya yang masih terjaga.     

Kabin pesawat itu sangat luas. Para kru penerbangan sedang beristirahat. Suara mesin pesawat terdengar cukup nyaring dalam tempat yang sunyi itu.     

Kapal itu bergerak-gerak perlahan, sementara Angele berdiri dan menyerap lebih banyak perasaan negatif. Proses penyerapan itu membuat ototnya membesar.     

Angele mengintip keluar melalui jendela. Ia dapat melihat pegunungan membentang di bawah sana, namun gumpalan awan menutupi sebagian besar pemandangan tersebut.     

Ia menggeleng dan memandang penumpang lain. Mereka semua masih tidur. Perlahan-lahan, ia berjalan melewati deretan kursi dan masuk ke kamar mandi.     

Ia berdiri di depan wastafel dan mencuci muka. Setelah mencuci muka, ia melihat cermin dan menghela nafas dalam.     

Ting!     

Tiba-tiba, ia mendengar suara dari dalam kabin pesawat.     

"Ha?"     

Angele memiringkan tubuhnya untuk mengintip.     

****************************     

Brak!     

Pengawal berseragam putih terakhir jatuh ke lantai, darah mengucur dari dadanya dan menggenang di atas lantai.     

Kabin itu penuh dengan mayat, dan darah terciprat di mana-mana.     

Dua orang berbaju ketat berwarna hitam saling pandang dan berjalan mendekati pintu. Mereka membawa sebuah pistol.     

"Setengah jam lagi, kelompok kita akan datang. Buka pintunya." Salah satu pria berbisik.     

"Tidak. Mereka akan datang dalam sepuluh menit."     

Pria kedua mengambil alat berbentuk telur kecil dan meletakkannya di pintu.     

 "Apa yang sedang kalian lakukan?" Dari belakang mereka, Angele berbicara dengan nada tenang.     

Ia berdiri dan memandang mereka dari belakang dengan ekspresi tenang. Rambutnya masih basah setelah ia mencuci muka. Tiba-tiba, ia memicingkan matanya, dan memandang mereka, seperti melihat dua ekor serangga yang harus dibasmi. Ekspresinya sangat tenang, hingga terasa sedikit aneh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.