Dunia Penyihir

Tak Biasa (1)



Tak Biasa (1)

0Semua yang melihat pertarungan itu merasa kecewa. Mereka lebih suka melihat trik-trik menghancurkan papan kayu.     

Yang terkagum-kagum dengan kemampuan Angele hanyalah orang-orang yang mengetahui Kung Fu yang sebenarnya.     

"Ini adalah Kung Fu dunia... Pria itu memiliki bakat yang sesungguhnya!" Huan melihat pria muda itu kembali ke gedung. Ia menyadari sekuat apa sebenarnya pria itu. Pergerakannya sangat berbeda dengan orang-orang yang sedang menampilkan pertunjukan trik papan kayu.     

"Membosankan... Pertarungan itu berakhir dalam hitungan detik..." Zhou tidak tertarik.     

"Menurutku, itu tidak membosankan sama sekali." Huan tertawa. "Aku sudah memutuskan bahwa aku akan mendaftar di sini."     

"Benarkah...?" Zhou menatap Huan. Ia tidak mengerti mengapa wanita itu mengambil keputusan seperti itu.     

Nian berjalan mendekati mereka dan berkata, "Kakak senior-ku bisa mengalahkan anggota-anggota Perguruan Wen Qiang dengan mudah. Shilan masih belum menyelesaikan tingkat dasar, jadi dia kalah dalam satu pukulan."     

"Bagaimana menurutmu? Jika kau tertarik, aku bisa memperkenalkanmu pada kakak senior-ku. Dia telah memenangkan pertarungan."     

"Tidak... Terima kasih..." Zhou mengerutkan bibirnya.     

Huan tersenyum, namun tidak mengatakan apa-apa. Wanita itu tertarik dengan kemampuan Angele, namun ia tidak ingin memiliki hubungan dengan Angele.     

Kedua wanita itu memutuskan untuk mendaftar dan berlatih bersama murid-murid yang lain.     

***********************     

Sepuluh hari berlalu semenjak Angele bekerja di balao itu. Selama itu, ia berusaha menghubungi kakak senior dan gurunya beberapa kali, namun mereka mengatakan bahwa mereka tidak akan kembali sebelum semuanya selesai.     

Angele dan Nian harus terus bekerja dalam bangunan itu.     

Selama itu, beberapa pertarungan latihan telah diadakan. Angele telah melawan banyak orang yang mempraktekkan kemampuan-kemampuan yang berbeda-beda. Bahkan, ada satu musuh yang sedang berlatih Tinju Kera Malam.     

Namun, sebagian besar dari mereka tidak bisa menang melawan guru-guru dari ruang berlatih. Dalam kurun waktu sepuluh hari itu, kekuatannya meningkat pesat, sehingga tubuhnya pun berubah. Kulitnya menjadi halus seperti kulit anak perempuan.     

Jika ia masih berada di Dunia Penyihir, teknik terkuat Telapak Tangan Ular, yakni Gigitan Ular, memiliki kekuatan yang setara dengan serangan dasar yang dilancarkan seorang calon ksatria tingkat atas.     

Dasar Telapak Tangan Ular adalah serangan yang dilancarkan dari sudut-sudut berbeda dengan menggunakan beberapa bagian tubuh yang berbeda. Angele berhasil mengalahkan Shilan dengan menggunakan teknik Gigitan Ular. Bahkan, ia tidak mengerahkan terlalu banyak kekuatan dalam serangan itu.     

Sambil berlatih teknik Tinju Ular, Angele terus menyerap energi dari perasaan negatif. Tak lama kemudian, ia memiliki aura yang mengeluarkan suara seperti desisan ular di sekitarnya.     

Sekitar satu bulan kemudian, Angele mendapatkan pesan dari Xuyang. Pesan tersebut mengubah situasinya. Ia membaca pesan itu dan langsung membalasnya.     

"Yun? Ini Xiulin."     

"Kakak Senior, apakah kau akan segera kembali? Apa yang terjadi?" Angele bertanya seraya membersihkan wajahnya dengan sebuah handuk berwarna hitam.     

"Aku tidak menyangka bahwa pertemuan itu akan berlangsung sangat lama. Kau sudah berada di Xuyang selama lebih dari sebulan."     

Xiulin terdiam selama beberapa detik, kemudian ia menjawab.     

"Kita baik-baik saja. Adik dan gurumu ada bersamaku. Kami hanya memiliki urusan penting yang harus diselesaikan. Selain itu, kami masih membutuhkan bantuanmu dan Nian, karena sepertinya kami akan membutuhkan waktu yang lama." Xiulin terdengar kelelahan. Walaupun Xiulin berusaha menyembunyikan perasaannya, Angele tetap menyadari bahwa ada yang berbeda.     

"Katakan saja apa yang terjadi." Angele mengernyitkan alisnya.     

"Tidak perlu khawatir, jaga saja balai kita, ya?" Xiulin menghindari pertanyaan itu. "Ini hanyalah masalah kecil."     

Angele mengetahui bahwa Xiulin adalah orang yang keras kepala, dan dia tidak akan mengatakan hal yang tidak perlu. Namun, entah mengapa, rasanya ada sesuatu yang tidak beres kali ini.     

"Satu lagi, aku sudah mentransfer uang untukmu dan Nian. Aku harus pergi jauh dari sini. Guru dan adikmu akan segera kembali. Baiklah, aku harus pergi sekarang. Jaga diri baik-baik."     

"Uang... Kita tidak butuh banyak uang..." Angele terdiam. "Baiklah, sampai nanti."     

Pintu kantor terbuka saat mereka selesai berbicara, dan Nian masuk ke dalam ruang kantor dengan ekspresi yang aneh.     

"Yun, Kakak Senior mengirim uang untuk kita."     

"Iya, dia baru saja menelponku. Ada apa?" Setelah melihat ekspresi Nian, Angele sedikit kebingungan. "Bukankah seharusnya kau senang karena mendapat uang lebih?"     

"Masalahnya... Uang yang dikirim terlalu banyak..." Nian menjawab     

"Sebanyak apa? 5000?"     

"Tidak, 500 ribu…"     

Angele mengernyitkan alisnya. "Itu aneh. Ada apa ini?"     

"Aku sudah mengirim pesan pada Guru. Aku yakin bahwa ada yang tidak beres..." Nian berbisik lirih dan mulai menjelaskan.     

Xiulin adalah anak dari teman gurunya, dan Guru mengadopsinya saat temannya itu meninggal.     

Ayah Xiulin adalah penerus sebuah keluarga besar, namun Xiulin tidak diperlakukan dengan baik oleh para tetua. Xiulin sama sekali tidak berbakat dalam hal-hal tertentu.     

Masalahnya, Xiulin masih menjadi salah satu penerus sah keluarga tersebut. Ia memiliki banyak saudara, namun itu tidak merubah kenyataannya. Ia diadopsi saat muda, dan bahkan namanya tidak tertulis di catatan keluarga.     

Keluarga Xiulin adalah pemilik sebuah kerajaan bisnis raksasa. Namun, belakangan ini, musuh keluarga telah mulai membunuh penerus keluarga. Xiulin masih hidup, namun sebagian besar penerus lainnya telah terbunuh.     

Tidak siap dengan perubahan itu, kepala keluarga mencari penerus yang telah dikeluarkan, dan akhirnya kepala keluarga itu menemukan Xiulin. Kepala keluarga ingin Xiulin meneruskan posisi kepala keluarga sampai lahir penerus yang lain.     

Namun, ada banyak orang yang ingin menjadi kepala keluarga, sehingga mereka melakukan apa saja yang mereka bisa untuk menghentikan Xiulin.     

Untungnya, masih ada yang membantu Xiulin di dalam keluarga tersebut. Sepupunya, pamannya, dan kedua saudaranya membantu Xiulin.     

"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Nian menjelaskan semuanya dan memandang Angele. "Aku hanya tahu situasi seperti ini dari novel..."     

Saat sang guru sedang tidak ada di balai, Xiulin melindungi mereka berdua. Mereka ingin membalas budi.     

"Siapa yang mendirikan Keluarga Li?" Tiba-tiba, Angele bertanya.     

Nian terdiam sesaat, kemudian ia menjawab, "Kalau tidak salah, pendiri keluarga itu adalah Yilongxi Li atau siapa... Ini adalah nama pendeknya. Kau bisa mencari nama panjangnya di buku sejarah. Dia adalah penemu Bola Empat Musim."     

"Bola Empat Musim, ya…"     

Setelah mendengar nama itu, tanda lahir di punggungnya terasa hangat.     

"Kenapa? Kita harus cepat-cepat mencari solusi yang tepat..." Nian terdiam.     

Angele memandang Nian dan berbisik, "Tinggallah di sini, aku akan pergi ke Xuyang."     

**********************     

Xiulin berdiri di depan jendela dan memandang kota bercahaya itu dari atas gedung seraya meminum segelas air dingin.     

Ia tidak tahu harus melakukan apa.     

Keluarga Li sedang menekannya. Ini adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh paman, sepupu, dan kedua saudaranya sejak dulu. Mereka berusaha melindunginya, namun hal ini masih terjadi.     

Ia tidak ingin menyeret gurunya dan anggota perguruan lain ke dalam masalah ini, karena anggota keluarganya dan musuh-musuh bisnis keluarganya mungkin akan mempekerjakan pembunuh bayaran untuk menembak mereka. Xiulin menyadari bahwa ia berasal dari keluarga besar, sehingga ia berusaha menjauhi keluarga yang mengabaikannya itu, namun kepala keluarga akhirnya berhasil menemukannya.     

"Xiulin, ayolah, kau sudah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain-main di luar. Kembalilah pada keluargamu. Aku sudah mengirim uang pada perguruan-mu, dan aku sudah mengirim beberapa penjaga untuk menjaga teman-temanmu. Apa lagi yang kau mau?" Terdengar suara seorang pria dari alat komunikasi berwarna merah di atas meja.     

"Walaupun kau menemukanku, tidak akan ada yang berubah. Aku sudah memutuskan untuk berlatih demi mendapatkan kekuatan dari Kung Fu. Aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk keluargaku." Xiulin terdengar kelelahan.     

"Balai, Kung Fu, universitas, atau apa pun yang ingin kau lakukan, aku tidak peduli. Ingat, kau adalah penerus keluarga. Cepat atau lambat, kau harus kembali. Kau hanya akan membawa masalah pada orang-orang di sekitarmu sampai kau kembali pada kami." Pria itu berbisik lirih. "Jangan memedulikan Kung Fu lagi - Coram adalah Master Kung Fu terkuat, namun dia bahkan tidak akan bisa menghindari serangan peluru. Semuanya sudah berubah, Xiulin."     

Xiulin tetap diam.     

"Kau harus kembali ke keluargamu, karena kau adalah penerus keluarga. Jika kau menghabiskan waktumu bersama teman-temanmu dari perguruan, mereka akan terkena masalah. Itu hanyalah perguruan kecil yang beranggotakan rakyat biasa. Mereka tidak akan bisa membantumu membangun masa depanmu. Mereka hanya menghabiskan waktumu. Ingat, kau berhasil bertahan melawan serangan mendadak itu karena-"     

"Diam!"     

Krak!     

Gelas di tangan Xiulin pun retak.     

"Mereka sangatlah berharga untukku! Jika kau menghina mereka, artinya kau telah menghinaku!" Xiulin menjawab dengan geram.      

"Kau tidak bisa lari dari kami." Pria itu memelankan suaranya. "Kembalilah pada kami jika kau tidak ingin teman-temanmu terluka."     

Klik!     

Komunikasi pun terputus.     

Xiulin masih berdiri terpaku di depan jendela. Air dingin mulai jatuh ke kakinya, namun ia tak bereaksi apa-apa.     

*************************     

Kota Linhai...     

Hari sudah malam. Cahaya redup lampu menerangi jalanan berwarna kelabu.     

Mobil-mobil biru melaju dengan kecepatan penuh di bawah gelapnya malam.     

Dalam salah satu mobil, Angele melihat benda-benda buram di sisi kiri jalan utama itu.     

Ia bertopang dagu dengan tangan kanannya dan memandang orang-orang yang duduk di depannya.     

Dua orang gadis muda duduk di bangku depan.     

Salah satunya adalah Huan, teman sekelas Nian. Rambut panjang hitam gadis itu dikuncir kuda. Ia memiliki sepasang mata yang indah. Gadis kedua memiliki kulit yang bersih dan halus, dengan bibir yang elastis dan indah. Gadis itu adalah Zhou, teman sekelas Nian juga.     

"Terima kasih, aku senang kalian bisa membantuku. Aku benar-benar harus ke Xuyang." Angele berkata dengan santai.     

Mereka sedang melaju begitu cepat, namun mobil itu memiliki peredam suara yang baik, sehingga kedua gadis bisa mendengarnya.     

Huan menata rambutnya dan bertanya dengan perlahan. "Tidak masalah. Apa kau memiliki masalah penting di Xuyang? Apa kau butuh bantuan kami? Keluargaku tinggal di Xuyang."     

"Keluarga Huan terkenal di Xuyang. Dia bisa membantumu jika itu tak terlalu sulit." Zhou menimpali.     

Angele menggeleng. "Tidak, terima kasih. Aku hanya akan menjemput keluargaku."     

Ia berhenti berbicara, dan melihat keluar, di mana kendaraan berlalu-lalang.     

Suasana di mobil menjadi canggung. Karena menyadari bahwa Angele tidak ingin berbicara, kedua gadis itu memutuskan untuk diam.     

Angele duduk dan menutup mata untuk beristirahat.     

Bahkan ia tak tahu beberapa lama waktu yang telah berlalu. Ia merasakan bulu kuduknya berdiri.     

Ia membuka mata dan melihat ke kanan.     

Langit berwarna kelabu, dan mobil itu sedang melewati reruntuhan yang diselimuti oleh batu merah. Sepertinya, reruntuhan itu dulunya adalah bangunan, sebelum akhirnya runtuh termakan waktu. Ia melihat beberapa rune merah pada pilar-pilar yang tersisa.     

Angele menenangkan diri dan bertanya. "Apa itu?"     

Kedua gadis itu terkejut saat mendengar pertanyaan itu.     

Huan, yang sedang menyetir, melihat reruntuhan, sementara Zhou terbangun. "Itu adalah Reruntuhan Ka Long... Kau tidak tahu Reruntuhan Ka Long? Sungguh?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.