Dunia Penyihir

Monster (Bagian 1)



Monster (Bagian 1)

0"Aku hanya melepaskan satu serangan…" Angele mengernyitkan alisnya dan melihat surat undangan itu.     

"Orang ini dapat mengikuti pergerakan energi-ku dan mengetahui lokasiku dalam hitungan detik. Selain itu, gelombang energi ini…"     

Angele membaca surat itu dengan hati-hati. Gelombang energi di sekitar surat itu sangat kuat, hingga ruang di sekitar tempat surat itu tampak seperti memburam.     

Ia ingin melakukan lebih banyak percobaan, namun surat itu hancur di udara dan berubah menjadi titik-titik cahaya biru. Gelombang energi di sekitar surat itu juga menghilang seakan-akan surat itu tidak pernah ada di sini.     

Angele mengernyitkan alisnya dan memandang ke arah datangnya surat itu. Sepertinya, surat itu berasal dari Laut Permata.     

'Mungkin ini adalah ulah bangsa duyung. Siapa Atlanta ini? Bagaimana bisa dia melacakku tanpa kusadari…'     

Angele berpikir selama beberapa saat, kemudian ia memutuskan untuk kembali ke atas pilar. Atlanta sudah mengirim surat undangan padanya. Ia yakin bahwa sosok ini tidak akan mengirim pesan jika tidak ada masalah penting. Namanya tidak tertulis pada surat itu, jadi mungkin surat itu dikirim secara otomatis untuk mereka yang memenuhi syarat.     

Mungkin Atlanta adalah makhluk yang kuat, namun entah mengapa, Angele tidak pernah mendengar nama tersebut.     

Perang antara para penyihir kegelapan dan Aliansi Utara berakhir dengan cepat. Aliansi Utara mengirimkan semua pelaku kriminal perang kepada para penyihir kegelapan dan juga menyediakan banyak sekali sumber daya sebagai kompensasi.     

Setelah apa yang ia lakukan dalam perang itu, namanya menjadi terkenal dan tersebar ke banyak organisasi penyihir. Serangan itu menunjukkan bahwa ia jauh lebih kuat ketimbang para penyihir di pesisir barat. Ia diberi julukan Penyihir Darah karena telah membunuh banyak penyihir dalam perang itu dengan satu kali serangan saja.     

Angele tinggal di atas pilar selama beberapa waktu. Sebelum pergi dari sana, ia meminta para pemimpin perguruan untuk menyatakan bahwa perang telah selesai.     

Awalnya, mereka mengira bahwa Angele akan pergi ke dunia bawah tanah, namun ada beberapa orang yang melihat cahaya biru yang terbang ke arah pilar putih tempat tinggal Angele. Angele pergi setelah menerima cahaya biru kedua.     

Para pemimpin memeriksa pintu masuk menuju dunia bawah tanah, namun sepertinya tidak ada yang mendekati pintu itu, sehingga mereka dapat memastikan Angele pergi ke tempat lain.     

Orang-orang yang menyinggung para penyihir kegelapan pun ketakutan. Mereka mengira bahwa Angele sedang mengejar mereka.     

Namun, Angele kembali ke Ramsoda tiga hari kemudian, dan tidak ada yang tahu apa yang ia lakukan. Semuanya kembali normal, dan para penyihir tidak lagi takut.     

**     

Dua hari kemudian…     

Di aula utama pilar emas Perguruan Ramsoda…     

Angele mengenakan jubah hitam dan duduk di salah satu kursi. Ia menatap para penyihir yang duduk di depannya sambil tersenyum.     

Para penyihir di depannya juga mengenakan jubah hitam. Raut wajah mereka terlihat kosong, dan tidak ada yang tahu apa yang sedang mereka pikirkan.     

"Selamat datang di Perguruan Ramsoda, penyihir-penyihir kuat dari Liliado dan Hutan Putih. Kalian telah banyak berkontribusi dalam perang, dan aku ingin menunjukkan rasa terima kasihku." Angele tersenyum.     

"Master Angele, mohon jangan terlalu memikirkan itu. Kau-lah yang memenangkan perang itu untuk kami!"     

Liliado mengirim seorang penyihir tingkat 3 bernama Mira dalam pertemuan itu. Mira tampak seperti gadis muda dengan tubuh yang proporsional. Rambut panjangnya dikuncir kuda. Sebuah retakan kecil berwarna hitam terlihat pada lehernya, sehingga seakan-akan kepalanya disambung dengan lehernya dengan jahitan. Selain itu, gadis itu berbicara dengan wajah tanpa ekspresi.     

Bahkan, Angele mendengar suara-suara aneh saat bola mata gadis itu bergerak.     

"Tidak, tanpa bantuan kalian, Aliansi Utara akan unggul. Ditambah lagi, aku tidak akan bisa menyingkirkan pasukan utama mereka jika mereka terpisah dalam medan pertarungan," jawab Angele. Ia hanya berbasa-basi.     

"Terima kasih, Master. Kami datang kemari untuk bertemu dengan penyihir yang membunuh lebih dari 100 penyihir dalam satu kali serangan."     

Penyihir dari Hutan Putih angkat bicara. Penyihir itu bernama Marry Anglo. Angele tidak tahu apakah dia adalah seorang lelaki atau perempuan berdasarkan penampilannya. Dia memiliki pupil mata berwarna hitam dan putih. Entah mengapa, penampilannya membuat Angele merasa aneh.     

Marry memiringkan tubuhnya ke samping dan melihat ke luar melalui jendela.     

Ia melihat beberapa ekor burung besar berwarna putih berputar-putar di langit.     

Cip!     

Suara cuitan burung-burung itu bergema di lembah.     

Marry menghela nafas dan melanjutkan berkata, "Master Angele, tempat ini bagus sekali! Ini adalah lembah di belakang bangunan perguruan, kan…? Udara di tempat ini sangatlah menyegarkan. Aku suka suara kicau burung dan aliran air sungai. Eksperimen yang dilakukan para penyihir sangat merusak alam. Beberapa tempat yang rusak parah akibat energi radiasi membuatku merasa mual saat aku berada di sana."     

"Terima kasih atas pujiannya. Kepala Perguruan Andy memberikan tempat ini padaku. Tempat ini cocok untuk menerima tamu," kata Angele dengan santai. "Baiklah, mari kita langsung membicarakan intinya. Kalian tidak datang kemari hanya untuk menikmati pemandangan, kan?"     

Marry memandang si penyihir wanita bernama Mira. Ia menyadari bahwa wanita itu hanya duduk di sana tanpa bergerak sama sekali.     

"Aku tidak tahu mengapa Master Mira datang kemari, namun aku akan bertanya terlebih dahulu." Marry menatap Angele, dan ekspresinya berubah serius.     

"Sebelumnya, maafkan aku jika pertanyaanku menyinggungmu, Master Angele. Namun, kurasa kau sudah melampaui batas."     

Mira memutar matanya. Sepertinya, wanita itu juga menunggu jawaban Angele.     

Angele tersenyum kecil.     

"Kau benar. Aku sudah melampaui batas."     

Ekspresi kedua penyihir itu berubah.     

"Dari buku yang pernah kubaca, setelah seorang penyihir melampaui batas, ia akan mampu melepaskan cahaya jenis tertentu, dan…" Marry memutuskan untuk langsung bertanya pada intinya.     

Sebelum Marry sempat menyelesaikan pertanyaannya, ia berdiri, dan matanya terbelalak saat melihat cahaya merah di telapak tangan Angele.     

Angele memegang titik-titik merah itu sambil tersenyum.     

Cahaya putih dengan berbagai macam rune yang melayang-layang bersinar di sekitar titik-titik cahaya merah itu.     

"Ini adalah… cahaya elemen…?! Aku hanya pernah mendengar cahaya ini dalam legenda…" Marry berusaha menenangkan dirinya. Ia bercita-cita untuk melampaui batas suatu hari nanti, dan ia sangat gembira saat melihat cahaya elemen.     

Mira pun ikut berdiri dengan raut wajah gembira. Setelah menyadari bahwa Angele mungkin adalah seorang penyihir tingkat 4 yang telah melampaui batas, ia ingin bertanya apa rahasia Angele. Itu adalah pertama kalinya ia melihat cahaya elemen. Walaupun ia ingin menunjukkan raut wajah gembira, struktur tubuhnya sedikit berbeda dengan manusia biasa.     

Mira dan Marry saling pandang. Mereka tampak sedih sekaligus bahagia.     

Mereka senang karena memiliki kesempatan untuk mencapai peringkat selanjutnya, namun mereka merasa sedih karena Angele akan mengendalikan masa depan para penyihir kegelapan.     

"Apa yang harus kita lakukan?" Marry bertanya dengan takut.     

Angele mengerti maksud Marry. Ia berhenti melepaskan cahaya di tangannya dan meminum wine darah dari gelas kristal. Wine itu terasa pahit dan manis.     

"Kita harus membuat sebuah aliansi untuk penyihir kegelapan. Penyihir kegelapan dibenci oleh semua penyihir. Para penyihir kegelapan dari negeri penyihir kegelapan berada dalam situasi yang lebih buruk. Kita tidak saling peduli kecuali jika benar-benar perlu. Itulah alasan mengapa Aliansi Utara, Menara Enam Cincin, Negeri Nola, dan Aliansi Duyung lebih unggul daripada kita. Selain itu, pertarungan melawan makhluk bawah tanah yang berlangsung terus menerus juga menjadi masalah. Jika kita bisa berbagi sumber daya dan saling membantu, aku yakin bahwa penyihir kegelapan kuat akan bersedia untuk bergabung dengan kita. Selain itu, posisi kita dalam struktur sosial penyihir akan berubah banyak."     

"Sebagai perwakilan Liliado, aku setuju dengan rencanamu." Mira langsung setuju. Liliado dan Ramsoda memiliki hubungan baik, dan tidak ada alasan untuk menolak tawaran itu.     

Situasi Hutan Putih sedikit berbeda, namun Marry memahami bahwa Angele akan marah jika ia menolaknya. Selain itu, ia tidak ingin membuang kesempatan untuk mempelajari rahasia Angele dalam melampaui batas kekuatan.     

Ia menggertakkan giginya dan mengangguk. "Aku menyetujui rencanamu sebagai perwakilan Hutan Putih!"     

"Baiklah kalau begitu." Angele mengangguk puas. "Kepala Perguruan Andy akan membicarakan rincian rencananya pada kalian. Kita bisa menandatangani kontraknya nanti."     

Mereka menyadari bahwa Angele ingin mereka untuk segera pergi setelah mereka menyetujui rencana itu. Mereka segera berdiri dan mengucapkan selamat tinggal.     

Angele melihat mereka terbang pergi dari lembah dan menghilang dalam lautan awan. Kemudian, ia perlahan-lahan berdiri dan bertepuk tangan.     

Dua orang calon penyihir wanita yang sangat cantik masuk ke dalam aula tersebut. Mereka tampak sangat mirip, dan keduanya memiliki rambut berwarna biru terang.     

"Apa yang kau inginkan, Master?"     

"Bawa aku ke Kunci Hantu."     

"Baik."     

Kedua calon penyihir itu berbalik dan membuka pintu. Angele mengikuti mereka dan pergi ke bukit di belakang pilar tersebut.     

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah dinding batu berwarna hitam.     

Kedua calon penyihir wanita itu berjalan maju dan melukai jari mereka, kemudian mereka mulai menggambar rune-rune di dinding dengan darah mereka. Garis-garis rune itu menghilang masuk ke dalam dinding dengan cepat.     

Beberapa menit kemudian, wajah mereka menjadi pucat, karena mereka kehilangan banyak darah. Akhirnya, mereka berhenti setelah menggoreskan lebih dari 100 rune.     

Tidak terdengar suara sama sekali, namun Angele merasakan bahwa ada lorong tak kasat mata di depannya. Di mata Angele, dinding batu masih tampak sama.     

"Silakan, Master." Kedua calon penyihir itu berbicara secara bersamaan.     

"Lorong ini hanya akan bertahan selama sepertiga jam pasir. Jika Anda tidak masuk sekarang, Anda harus menunggu selama 15 hari. Kami tidak punya cukup darah untuk membukanya dua kali dalam sehari."     

Angele mengangguk dan berjalan maju tanpa ragu sedikit pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.