Dunia Penyihir

Pendahulu (Bagian 1)



Pendahulu (Bagian 1)

0Pada sebuah atap kelabu, terdapat banyak sekali duri-duri yang terbuat dari batu. Duri-duri tersebut meneteskan cairan berwarna hijau terang yang membentuk sebuah kubangan kecil di atas tanah.     

Di bawah naungan atap, terdapat sebuah padang rumput yang sangat luas. Sebuah pohon tinggi bergerak perlahan di tanah. Akar pohon tersebut berfungsi sebagai kakinya. Entah mengapa, pohon itu bergerak tanpa mengeluarkan suara. Daerah di bawah pohon itu terlihat seperti kubangan. Semua batu dan tanah yang menyentuh akar itu berubah menjadi cairan berlumpur.     

Pohon itu memiliki tinggi lebih dari 30 meter. Batangnya berwarna putih bersih seperti patung yang terbuat dari batu. Pada permukaan batang pohon itu, terdapat juga sebuah wajah manusia raksasa dengan ekspresi terkejut, bahkan ketakutan.     

Angele duduk pada cabang pohon itu dengan ekspresi wajah kosong. Tubuhnya melepas cahaya merah yang terang, dan benda-benda yang tampak seperti ikan merah berenang-renang dalam cahaya itu.     

Pohon putih itu berhenti bergerak dan berkata, "Tuan, Anda bisa menemukan Pohon Ibu di depan… Hanya inilah yang bisa kulakukan untuk Anda…"     

"Akar Pohon Ibu berada di depan. Jika aku menyentuh akarnya, aku akan diubah menjadi energi kehidupan…"     

Angele melompat turun dari cabang pohon dan mendarat dengan mudah. Atap di atas kepalanya semakin menurun, dan sekarang, kepalanya berada sekitar 100 meter dari atap tersebut.     

Ia memeriksa area di depan dan menemukan sebuah retakan yang gelap dan dalam yang menghalangi jalannya.     

Cairan lengket berwarna hijau gelap terciprat keluar dari retakan-retakan itu seperti sebuah air mancur. Tetesan-tetesan cairan lengket yang mendarat di tanah membuat semuanya menjadi hijau. Beberapa kubangan cairan yang mengeras membentuk sebuah zat seperti kaca berwarna.     

Wush!     

Ia menarik nafas dalam-dalam dan mencium bau masam.     

"Baiklah, mari kita turun."     

Mogo ikut melompat turun dari pohon itu dan berkata dengan sopan, "Master, izinkan aku membuka jalan untuk Anda."     

"Tidak perlu." Angele tersenyum keji. "Kita sudah sampai di depan Pohon Ibu. Aku bisa menanganinya sendiri. Kau tunggu saja di sini."     

Sebelum Mogo sempat menjawab, Angele sudah pergi. Setelah berjalan beberapa menit, ia sampai di tepi retakan tersebut.     

Duar!     

Terdengar suara getaran dari dalam retakan, dan seluruh tempat itu mulai berubah. Retakan meleleh, hingga berubah menjadi kristal besar berwarna hijau, dan sebuah tangan raksasa muncul dalam kegelapan.     

Tangan itu memiliki lebar sekitar 10 meter. Saat tangan itu menggapai seberang retakan, tangan itu berubah menjadi sebuah jembatan.     

Angele tersenyum dan menginjak tangan tersebut. Ia berjalan ke bagian tengah telapak tangan itu dan berhenti.     

Di seberang retakan, terdapat sebuah padang rumput hijau yang sangat luas. Namun, sepertinya Angele tidak bertujuan ke sana.     

Ia mengangkat tangannya dan memandang atap.     

Duar!     

Dengan suara yang keras, tangan hijau itu mengangkat Angele ke atas. Saat ia nyaris menghantam atap, sebuah lubang hijau muncul. Lubang itu cukup besar untuk dilewati Angele.     

Angele memperkuat kakinya dan menerjang lubang itu.     

Plop!     

Rasanya seperti melompat ke kolam yang penuh dengan cairan hijau yang lengket dan bercahaya.     

Pelindung cahaya merah melindungi tubuh Angele dan menjauhkan cairan hijau dari tubuhnya. Dari kejauhan, ia terlihat seperti bola merah yang bergerak perlahan ke atas.     

"Aku tahu mengapa kau datang kemari…" Sebuah suara bergema di depannya. Suara itu terdengar netral, tidak seperti suara seorang pria maupun wanita.     

"Ha?" Angele melihat ke sekelilingnya, namun iq tak melihat siapa pun.     

"Apakah kau adalah sang Pohon Ibu? Dan kau tahu apa keinginanku? Katakanlah padaku."     

"Maaf, kau sedang berada dalam pembuluh darah-ku. Tubuhku terlalu besar untukmu, dan aku tidak bisa mengecilkan diri. Dengan kata lain, cairan hijau di sekitarmu itu adalah darahku. Kau datang kemari untuk menghilangkan tanda di punggung-mu kan?" Suara sang Pohon Ibu terdengar tanpa emosi. "Aku bisa merasakan kekuatan jahat tanda itu saat kau masuk ke dalam pembuluh darah-ku."     

"Kudengar, kau adalah makhluk yang berwawasan paling luas di sini. Apakah kau punya solusi untuk masalahku?" Angele bertanya langsung pada intinya.     

Pohon Ibu terdiam selama beberapa saat.     

"Apa kau tahu mengapa aku tidak ingin kau masuk ke dunia bawah tanah? Kukira kau akan mati, dan kau tidak mau bertarung melawan pendahulu lain. Tapi—"     

"Ada banyak hal yang tak dapat dijelaskan di sini, tapi aku tidak ingin membuang-buang waktu. Katakan saja, apa kau bisa menyelesaikan masalahku?" Angele memotong pembicaraan.     

"Sebelum aku bisa melakukan sesuatu, aku harus mencari tahu tanda milik pendahulu mana yang kau miliki…" Pohon Ibu terdiam selama beberapa saat. "Berdasarkan gelombang energi dari tanda itu… Sepertinya, tanda itu adalah tanda spesial dari Sha, Penguasa Malam Abadi."     

"Tanda dari Sha? Penguasa Malam Abadi? Apakah ada yang bisa kau lakukan?" Angele mengernyitkan alisnya. Ia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan pohon itu. "Selain itu, bisakah kau memberiku informasi tentang pendahulu ini?"     

"Penguasa Malam Abadi adalah pendahulu dari zaman dahulu yang hidup di sekitar Dunia Penyihir. Ialah yang membuat Dunia Malam, dan kekuatannya berasal dari kegelapan. Dalam pertarungan melawan Pendahulu Cahaya, ia diundang oleh para penyihir kuat dari dunia penyihir, dan ia menghilang bersama Dunia Malam setelah terluka parah dalam pertarungan itu. Setelah pertarungan, tidak ada yang bisa menghubungi Dunia Malam. Sepertinya dunia itu sudah hancur. Tanda itu bukanlah hukuman, namun lebih mirip seperti penanda. Dengan adanya tanda itu, kau hanya akan bisa bergerak bebas di Dunia Malam. Saat kau berada di dunia lain, kau akan kehilangan kemampuan terbang atau teleportasi seiring berjalannya waktu."     

"Menarik… Jadi, Penguasa Malam Abadi ingin aku menjadi penjaga dunia?" Angele menyimpulkan, namun ia tidak tahu apakah sang Pohon Ibu berkata jujur. "Apa yang harus kulakukan untuk menghapus tanda ini?"     

"Itu mudah, kau hanya perlu mencari pendahulu lain untuk menghapus tanda itu. Selain itu, kau bisa pergi mencari Penjaga Cinderella, seorang Penjaga Dunia yang mengenal dan mampu menangani sebagian besar tanda pendahulu. Selain itu, aku bisa membantu masalah pergerakanmu untuk sementara."     

"Baiklah. Apa yang kau inginkan sebagai bayarannya?"     

"Aku menemukan sesuatu yang kubutuhkan dari alat penyimpanan-mu. Jika kau bisa memberikan benda itu padaku, aku akan sangat berterima kasih."     

Angele mengangguk dan melepaskan cermin-nya dari sabuknya. Kemudian, ia melemparkan cermin itu ke udara.     

Cermin itu berputar-putar di udara dan menuangkan berbagai macam benda.     

"Temukan benda yang kau butuhkan. Inilah benda-benda yang bisa kuberikan sebagai bayaranmu." Angele telah menuangkan semua benda yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun, dan ia hanya menyimpan tulang-belulang dan senjatanya yang langka.     

Pohon Ibu berhenti bicara. Ia melapisi benda-benda itu dengan cairan hijau spesial, yang berubah menjadi satu gelembung. Beberapa menit kemudian, Pohon Ibu terlihat gembira. Sepertinya, ia telah menemukan benda yang ia butuhkan.     

Angele sama sekali tidak peduli. Ia tidak membutuhkan semua benda itu. Mungkin saja ada harta karun tersembunyi di antara tumpukan itu, namun ia tidak memedulikannya.     

Gelembung hijau itu kembali pada Angele dengan berbagai macam benda di dalamnya. Setelah memeriksa semua benda itu, Angele menyadari bahwa sekeping batu kristal hijau telah hilang. Batu itu adalah kepingan kristal dari pedang giok hijau yang ia gunakan dalam Lorong Tulang.     

"Jika kau mau, ambil saja semuanya." Cahaya merah bersinar di telapak tangannya. "Mari kita menandatangani kontrak. Atas nama Dunia Chaos."     

"Baiklah." Pohon Ibu menjawab. "Jika aku tahu bahwa kau memiliki benda langka seperti ini, aku akan mengundangmu ke duniaku…"     

"Tidak apa-apa." Angele mengayunkan tangannya, dan sebuah gulungan merah muncul di depannya. "Atas nama Dunia Chaos, kita setuju untuk…"     

Angele menyebutkan semua aturan dan apa yang harus dilakukan Pohon Ibu dalam kontrak mereka.     

Setelah selesai berbicara, Angele menekan gulungan itu.     

Sebuah tangan transparan muncul di depannya dan ikut menekan gulungan itu.     

Tangan mereka menyentuh gulungan tersebut dan meninggalkan dua jejak telapak tangan.     

Angele menurunkan tangannya dan menghela nafas perlahan. Cahaya merah itu telah menghilang.     

"Baiklah, aku sudah menghilangkan gelombang mental yang tersisa pada kristal itu. Sekarang, kau harus membantuku menghapus tanda ini."     

"Baiklah." Pohon Ibu tertawa.     

Cairan hijau di sekitar tubuh Angele berubah menjadi sinar-sinar cahaya hijau yang berputar-putar mengelilinginya dengan sangat cepat.     

Cahaya itu bergerak semakin cepat dan semakin cepat, hingga menjadi seperti lingkaran cahaya.     

Beberapa titik cahaya ungu muncul dari dalam tubuh Angele dan terbang memasuki lingkaran-lingkaran cahaya hijau itu setelah menembus pelindung cahaya merah. Saat memasuki lingkaran-lingkaran cahaya hijau, partikel-partikel ungu itu berteriak.     

Setelah beberapa lama, akhirnya semua titik-titik cahaya ungu itu menghilang dari tubuh Angele.     

Angele merasa lega setelah semuanya selesai. Ia memandang gulungan yang melayang-layang.     

Krek!     

Tiba-tiba, gulungan itu hancur menjadi robekan kertas kecil dan menghilang di dalam cairan. Ini menunjukkan bahwa pertukaran mereka sudah selesai.     

Angele puas dengan hasilnya.     

"Untuk sementara, aku sudah menghilangkan efek negatif dari tanda itu, namun sebaiknya kau segera mencari Penjaga Cinderella dalam kurun waktu lima tahun jika memungkinkan. Dalam jangka waktu tersebut, tanda itu tidak akan mempengaruhimu, namun setelah waktunya habis, efeknya akan semakin parah."     

"Seorang penjaga, ya…" Angele mengangguk. Seseorang yang cukup kuat dapat menemukan penjaga dunia dengan mudah.     

Angele hanya harus melakukan sesuatu untuk merusak keseimbangan, dan penjaga dunia akan datang mencarinya.     

"Selain itu, aku bisa mengirimkan kau dan teman-temanmu ke pintu keluar dunia bawah tanah melalui akarku," timpal pohon itu.     

"Bagus." Angele mengerti apa yang dikhawatirkan pohon itu.     

Pohon itu tidak mengatakan apa-apa lagi.     

Beberapa jam kemudian…     

Di dekat pintu keluar dunia bawah tanah, sebuah akar berwarna cokelat berukuran sepanjang 10 meter muncul di depan sebuah gerbang batu berwarna hitam. Akar itu retak dan melepaskan cairan hijau. Tubuh Angele, Mogo, dan Lance berlumuran cairan itu. Mereka mendarat dengan pelindung merah di sekitar tubuh mereka.     

"Cepat sekali…" Angele tersenyum. "Baiklah, mari kita kembali ke permukaan."     

"Master, bahkan Pohon Ibu menghormati kekuatanmu…" Mogo mengira bahwa Angele telah bertarung melawan sang pohon.     

Lance menatap Angele dengan cemas. Ia takut jika Angele akan memaksanya ikut ke permukaan. Wanita itu mundur dua langkah dan siap untuk kabur.     

Saat Angele tidak memperhatikan Lance wanita itu menghilang begitu saja.     

Setelah berlari selama beberapa saat, wanita itu bernafas lega. Sepertinya, Angele tidak mengejarnya.     

Angele tidak peduli jika elf itu memutuskan untuk kabur. Bersama dengan Mogo, ia masuk ke dalam gerbang batu yang hancur itu dan menghilang dalam kegelapan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.