Dunia Penyihir

Legenda Abadi (Episode Terakhir)



Legenda Abadi (Episode Terakhir)

Dalam bangunan tersebut, Angele sedang mendengarkan percakapan anggota tim-nya. Suara Hera terus bergema dalam telinganya.     

Brak!     

Tiba-tiba, Angele berdiri dan berjalan mendekati Hera.     

"Ada apa, Saladin?" Hera terkejut. Ia tidak mengerti mengapa Angele berjalan mendekatinya.     

Anggota-anggota lainnya menatap Angele. Mereka ingin tahu apa yang akan Angele lakukan.     

Angele memandang sekelilingnya tanpa berkata-kata.     

"Hera, aku mencintaimu. Mari kita pergi kencan."     

Tiba-tiba, semua anggota berhenti berbicara. Mereka melihat Angele seperti melihat orang asing.     

Hera mengira bahwa Angele hanya bercanda.     

"Kau bilang apa tadi?" tanya wanita itu.     

"Aku mencintaimu." Angele berjalan maju, menarik pinggang Hera, dan memeluk wanita itu.     

Mereka tampak saling berpelukan erat.     

Wajah Hera memerah, dan tubuhnya yang dingin tiba-tiba menghangat. Sepertinya, Hera tidak tahu harus melakukan apa.     

Angele merasakan kesenangan dan kegembiraan dalam pikirannya. Perasaan itu membuatnya sadar bahwa ia telah berhasil, dan ingatan sang pendahulu kembali terpicu. Angele melakukan hal yang benar.     

Ia berkedip, menarik dagu Hera, dan mencium wanita itu seperti orang gila.     

Ting!     

Sinar cahaya hitam menghantam dadanya, hingga menghasilkan sebuah suara yang nyaring.     

Hera mendorong Angele mundur dan berteriak padanya, "Siapa kau sebenarnya?! Kau bukan Saladin!"     

"Ini aku, Saladin. Siapa lagi?" Angele mengedikkan bahunya. Anggota-anggota kelompok lainnya ikut berdiri dan perlahan meletakkan tangan mereka pada senjata masing-masing.     

"Hera, aku mencintaimu, jadilah kekasihku. Kau tahu bahwa aku tetap tinggal di kelompok ini demi dirimu, kan?" Angele hanya mengatakan apa yang ingin dikatakan pendahulu tersebut.     

Anggota-anggota lain di ruangan tersebut juga mendengar pembicaraan mereka, dan beberapa bersorak-sorai. Para prajurit bayaran sudah bosan, dan mereka senang karena mereka bisa melakukan sesuatu sekarang.     

Hera memandang wajah Angele. Berbagai macam pertanyaan melintasi benaknya. Wanita itu benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi. Saladin bukanlah seorang pria extrovert, dan tidak mungkin ia bisa mengatakan dan melakukan hal-hal seperti itu.     

Angele menyadari bahwa Hera tengah ragu. Perasaan gembira dalam benak Angele perlahan-lahan menghilang. Ia merasa sedikit gugup.     

"Hera—"      

"Hentikan!" Hera memotong pembicaraan. "Bisakah kau memberiku waktu? Aku akan memberimu jawaban setelah misi selesai." Hera bersandar ke samping.     

'Itu tidak mungkin. Misi itu tidak mungkin bisa diselesaikan!'     

Angele bahkan bisa merasakan apa yang sedang dipikirkan sang pendahulu dalam tubuhnya, dan ia segera menenangkan diri.     

'Jika aku tak bisa menggunakan metode normal, aku harus melakukan sesuatu yang… tidak biasa!' Ia mengambil keputusan.     

"Hera! Kau adalah milikku!"     

Tiba-tiba, Angele mengangkat kedua tangannya dan menarik pundak Hera. Ia berusaha menarik wanita itu ke pelukannya lagi.     

"Apa yang sedang kau lakukan! Lepaskan aku!" Dua sinar cahaya hitam muncul di sekitar Hera dan terbang ke arah Angele.     

Klang!     

Dua bilah pisau hitam terpantul dari dada Angele dan terjatuh ke tanah.     

Angele menyeringai dan mengangkat Hera. "Apa yang akan kau lakukan, hah? Kau adalah milikku!"     

Sebelum semua orang di sana mengerti apa yang sebenarnya terjadi, Angele menerjang keluar dari bangunan itu dan memukul leher Hera. Wanita itu seketika pingsan.     

Sekitar sepuluh menit kemudian…     

Di ruang bawah tanah salah satu rumah…     

Angele mengikat Hera pada sebuah tempat tidur berbahan logam dan menunggu wanita itu bangun.     

"Ugh…" Perlahan-lahan, wanita itu terbangun. Angele meminumkan obat pada Hera, dan wanita itu nyaris tidak bisa bergerak. "Apa yang telah kau lakukan padaku…?"     

"Sekarang, kau adalah milikku. Aku akan mengambil semua yang kau miliki." Angele segera berdiri.     

Setelah menyelesaikan ancaman-nya, Angele merasakan amarah bergulung dalam pikirannya. Amarah sang pendahulu terasa seperti badai yang terus menerjang di pikirannya.     

'Kau tidak bisa melakukan apa-apa… Akan kuhancurkan semua yang kau cintai…'     

Angele berjalan maju dan menarik kerah baju wanita itu.     

Shing!     

Ia melepas seluruh pakaian Hera hingga benar-benar telanjang.     

"Aku tidak ingin melakukan ini, namun inilah takdirku. Seharusnya, kau menerima perasaan cintaku."     

"Kau bukanlah Saladin." Wajah Hera tidak lagi memerah. Wanita itu hanya menatap Angele dan berteriak-teriak padanya.     

"Kita adalah satu." Angele tersenyum, dan pakaian yang menutupi tubuhnya terbakar hingga menjadi abu, sehingga memperlihatkan tubuhnya yang berotot. Ia berjalan mendekati Hera dan berusaha mencium dadanya.     

Brak!     

Tiba-tiba, sesuatu bergetar dalam pikirannya, dan ia terpaksa harus mundur beberapa langkah. Bahkan, berdiri diam saja terasa sangat sulit baginya.     

"Akhirnya datang juga!" Angele terjatuh ke tanah, dan penglihatannya memburam. Ia tidak tahu berapa lama waktu yang telah berjalan.     

Tik!     

Setelah suara itu terdengar, ia kembali muncul di tengah jalan. Para pejalan kaki dan kereta-kereta kuda. Semuanya terlihat sama. Cahaya matahari pagi menyinari bangunan seperti sebelumnya.     

"Aku harus melakukan ini lagi?" Angele tersenyum.     

Akhirnya, ia memahami struktur dasar dunia ini.     

Tanpa menunggu Rock, ia bergabung dalam kerumunan dan mengaktifkan teknik persembunyian-nya tanpa sepengetahuan orang-orang yang ada di sana. Kemudian, ia terbang naik ke langit.     

Ia terbang sekitar 30.000 meter di atas tanah, dan dikelilingi oleh awan-awan putih. Ia melihat sebuah lapis tipis cahaya biru di atas tanah. Sepertinya, cahaya itu adalah atmosfir dunia ini.     

Angele merasa seperti sedang berdiri di puncak sebuah globe raksasa. Akhirnya, ia berhenti selama beberapa saat, kemudian ia kembali terbang. Ia pergi menuju ruang angkasa.     

Setelah meninggalkan atmosfer, akhirnya ia sampai di ruang angkasa. Ia pergi menuju arah tertentu dan mulai berteleportasi. Setelah berteleportasi lebih dari 30 kali, ia kembali mendengar suara yang bergema dalam pikirannya.     

Penglihatannya memburam, dan setelah ia bisa melihat semuanya lagi, ia menyadari bahwa ia berdiri di tengah jalan lagi.     

'Perkiraanku benar…' Ia tersenyum.     

Ia melakukan percobaan-percobaan lainnya.     

Angele mencoba berteleportasi ke tempat lain, namun tidak ada yang terjadi.     

Ia juga berbicara secara pribadi dengan Hera, namun wanita itu tidak pernah mau berkencan dengannya.     

Angele juga mencoba membunuh banyak penduduk kota. Bahkan, ia membunuh anggota-anggota Serikat Burung Hitam.     

Ia mencoba menculik Hera. Setelah menculik wanita itu, ia memperkosa dan membunuhnya.     

Hal terburuk yang ia lakukan adalah menghancurkan kota. Saat ia menggunakan sihir penyerang, panas dari teknik yang ia gunakan mengubah seluruh kota menjadi lautan lahar.     

Angele berusaha menantang dunia tersebut dengan berbagai metode. Ia telah mencoba lebih dari seribu macam metode.     

Ia melakukan apa saja demi menghentikan siklus tersebut, dan ia telah mengumpulkan banyak informasi. Selama percobaan, ia menemukan hal-hal yang mungkin bisa membantunya menemukan rahasia dunia, dan perasaan dari pendahulu terasa semakin kuat dalam pikirannya.     

'Dia ingin bereinkarnasi ke dalam tubuhku.' Angele menggeleng perlahan. Ia menyadari bahwa jika ia tidak bisa menemukan cara untuk memecahkan siklus ini, dia akan terjebak di tempat ini selamanya.     

Setelah Angele mengumpulkan lebih banyak informasi, sepasang jam pasir emas muncul di matanya. Pasir dalam kedua jam perlahan-lahan jatuh.     

Angele tak tahu berapa lama waktu yang telah berjalan.     

Tiba-tiba, ia mendengar suara senjata logam.     

Selain itu, ia merasakan gelombang energi yang tidak asing. Namun, gelombang itu hanya bertahan beberapa saat sebelum akhirnya menghilang.     

"Ken… Dia juga ada di sini."     

Kemudian, ia merasakan gelombang energi yang sangat dingin. Setelah melakukan analisa, ia menyadari bahwa gelombang itu adalah milik Serko.     

Setelah mencoba menyelesaikan siklus perulangan ini berkali-kali, akhirnya Angele berhasil menemukan apa asal-usul pendahulu ini.     

Shing!     

Ia membelah tubuh Hera menjadi dua dan berdiri di tengah hujan darah yang telah ia ciptakan. Ia telah membunuh semua orang di kota dan menghancurkan semua bangunan.     

Angele mendongak dan menatap langit. Pasir pada kedua jam di matanya sudah hampir habis. Jika pasir itu habis, ia akan dilahap oleh sang pendahulu, begitu juga dengan jiwanya.     

"Waktu… Abadi…" Ia mengangkat tangannya dan memandang telapak tangannya yang penuh kerutan.     

Tiba-tiba, begitu banyak gambar aneh muncul dalam pikirannya.     

Ia sedang duduk di sebuah perpustakaan yang luas. Di depannya, terdapat sebuah buku yang sedang terbuka.     

Wajah pucat seorang wanita perlahan-lahan muncul dari buku itu. Tiba-tiba, seperti sedang menyentuh air, wanita itu keluar dan memeluk wajahnya.     

"Siapa… Siapa yang memanggilku…" Seorang wanita berkata dengan lembut. Suara itu adalah suara Hera.     

Tring!     

Perlahan-lahan, ia menarik senar harpa dan menghasilkan sebuah suara yang jernih dan nyaring. Pemandangan berubah, dan ia sedang duduk dalam istana yang dingin sendirian, dengan sebuah harpa di kedua tangannya.     

"Hera…" Ia menghela nafas dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia mengusap harpa itu seperti mengusap kulit kekasihnya.     

Suara debur ombak laut terdengar di luar. Ia melihat bahwa istana tempat tinggalnya dikelilingi oleh air.     

Ia telah melakukan segalanya untuk menghidupkan kembali Hera, namun ia hanya mendapatkan sebuah boneka. Ia telah berusaha mengumpulkan semua kepingan-kepingan jiwa yang bisa ia dapatkan, namun jiwa Hera terlalu lemah. Satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah mengunci jiwa wanita itu dalam sebuah harpa.     

Ia hidup dalam istana itu selama jutaan tahun, dan akhirnya, ia mencapai akhir dunia ini.     

Ingatan-ingatan terus terlintas di depan mata Angele. Itu adalah ingatan dari sang pendahulu di dunia ini. Akhirnya, pasir pada kedua jam itu habis, dan Angele melihat garis antara kehidupan dan kematian dalam pikirannya.     

Angele menggeleng dan menyadari bahwa ia sedang berdiri di bawah bayangan sebuah pohon. Begitu banyak bulu berwarna biru terbang melayang-layang di udara, seperti butiran-butiran salju.     

"Hari ini terus berulang, namun jiwaku tidak akan pernah terkurung." Ia mengambil salah satu bulu.     

Kulitnya mulai mengering, dan kerutan-kerutan muncul dan memenuhi seluruh tubuhnya. Energi kehidupan bocor keluar dari dalam tubuhnya, dan kekuatannya semakin menurun. Dari tingkat 8 menjadi tingkat 7, tingkat 7 menjadi tingkat 6, dan siklus terus berlanjut, hingga akhirnya ia kehilangan seluruh kekuatannya dan menjadi manusia biasa.     

Angele adalah seorang pria muda dengan tubuh yang sehat, namun dalam hitungan detik saja, ia telah menjadi seorang pria tua yang hampir mati. Api kehidupan dalam tubuhnya perlahan-lahan padam.     

Tiba-tiba, semua hal yang telah ia rasakan berkumpul menjadi satu, seakan-akan dikepalkan oleh seseorang dan dimasukkan langsung ke dalam pikirannya.     

"Asal-usul Abadi… Ini dia…"     

Ia melepaskan bulu itu, dan cahaya aneh bersinar dari matanya.     

Rerumputan hijau di bawah kakinya mulai mati, namun tubuhnya mulai pulih. Kulitnya kembali menjadi elastis, dan kerutan-kerutan pada tubuhnya perlahan-lahan menghilang.     

Tiba-tiba, retakan-retakan mulai muncul pada permukaan tubuhnya, seolah tubuhnya terbuat dari kaca.     

Krak!     

Suara itu datang dari dalam tubuhnya.     

Seperti kaca yang pecah, tubuhnya hancur berkeping-keping dan berjatuhan krle tanah.     

Tidak ada yang tahu berapa lama waktu yang telah berlalu.     

Perlahan-lahan, ia bangun dari dalam kegelapan. Saat ia membuka mata, ia menyadari bahwa ia sedang berada di sebuah lubang yang amat dalam.     

Sebuah planet raksasa berwarna putih berputar-putar di depan dadanya.     

Ia menyadari bahwa planet itu adalah dunia yang ia masuki. Ia mengangkat kedua tangannya dan mencoba menggapai planet tersebut. Mata emasnya melihat bintang-bintang di sekitar planet beserta benang-benang yang menghubungkannya. Benang-benang itu adalah peraturan dunia, yang menentukan apa yang terjadi pada bintang, negara, kota-kota, dan makhluk hidup.     

Kehidupan atau kehancuran, perang atau kedamaian, kekacauan atau ketertiban, kehidupan atau kematian… Semua siklus terlihat di depan matanya.     

Tiba-tiba, Angele mendongak dan melihat ke area di depannya.     

Sebuah bola mata raksasa berwarna kuning perlahan-lahan bergerak mendekatinya.     

"Selamat." Bola itu berkata dengan lirih.     

"Selamat untukmu juga." Angele tersenyum.     

Ada banyak sekali bola-bola berwarna-warni yang melayang-layang dalam kegelapan. Masing-masing bola adalah dunia-dunia berbeda, dengan koordinat, warna, dan ukuran yang berbeda-beda pula.     

Setelah mereka menjadi pendahulu, wujud asli mereka menjadi lebih besar dari dunia-dunia, sehingga mereka tidak lagi bisa menggunakan wujud asli mereka untuk memasuki dunia. Mereka hanya bisa mengirimkan bayangan untuk masuk ke dunia-dunia pada umumnya.     

Sebuah bola merah seukuran kepala perlahan-lahan bergerak mendekati Angele.     

"Ini adalah… Dunia Penyihir? Angele langsung mengenali bola itu. "Sepertinya, aku sudah tidak bisa kembali lagi…"     

"Iya, hal yang sama juga terjadi padaku…" Serko terdiam. "Wujud awal-ku telah hancur, dan wujud baru kita dibuat berdasarkan sifat jiwa kita. Dunia-dunia lemah tidak akan bisa menahan kekuatan kita. Jika kita tidak berhati-hati, kita bisa menghancurkan dunia-dunia yang lemah itu dengan mudah."     

"Ini adalah harga yang harus kita bayarkan untuk menjadi makhluk terkuat di alam semesta." Angele mengangguk.     

Serko berbalik dan melepaskan layar cahaya berwarna putih. Perlahan-lahan, sebuah gerbang berlekuk muncul pada layar.     

Gerbang itu terbuat dari cahaya, dengan kusen yang terbuat dari tulang-belulang putih. Ada begitu banyak rune dan simbol yang terukir pada gerbang itu. Gerbang itu terlihat tua namun kuat.     

"Ada banyak sekali dunia di alam semesta. Apa yang akan kau lakukan?" Angele bertanya. Ia tidak tahu tempat seperti apa yang ada di balik gerbang itu, namun ia yakin bahwa gerbang itu akan membawanya pada sebuah dunia yang kuat.     

"Aku ingin berpetualang di alam semesta yang tak berujung ini dan mencari rahasia kuno pergerakan waktu… Inilah mimpiku sejak dulu." Serko memandang Angele, "Apa kau ingin bergabung?"     

Angele terdiam sesaat, sebelum akhirnya tertawa. "Baiklah."     

Mereka mulai bergerak menuju gerbang berwarna-warni itu bersama-sama. Angele memandang dunia penyihir untuk terakhir kalinya.     

Tidak ada yang tahu kekuatan spesial seperti apa yang ia dapatkan.     

Di mata kirinya, ia melihat hutan hijau yang penuh dengan kehidupan, namun di mata kanannya, ia melihat sebuah padang yang tertutup salju. Empat musim berputar-putar di matanya,     

Siklus – semuanya terjebak dalam siklus yang tak berujung, dan Angele mendapatkan kekuatan untuk mengendalikan semua yang ada dalam siklus itu. Walaupun ia bukanlah pendahulu terkuat, para pendahulu lainnya nyaris tak bisa mengalahkannya.     

Mereka masuk ke dalam gerbang cahaya itu bersama-sama dan menghilang dalam selimut cahaya berwarna-warni.     

Keesokan harinya, mereka menghilang dari alam semesta, dan tidak ada yang pernah melihat mereka lagi.     

Legenda mengatakan bahwa Angele adalah Pendahulu Waktu, dengan siklus empat musim di dalam matanya. Dengan kekuatannya, ia bisa mengendalikan semua hal di sekitarnya. Ada orang-orang yang mengira bahwa cerita tentang Angele hanyalah cerita karangan seorang penjaga dunia.     

Namun, sebagian besar dewa kegelapan dan penjaga-penjaga dunia percaya bahwa Angele pernah hidup di sekitar mereka, karena mereka pernah menemukan buku-buku yang menceritakan perjalanannya.     

Angele lahir di Dunia Penyihir, dan ia telah menjadi pendahulu pertama dari Dunia Penyihir. Para dewa kegelapan di Dunia Mimpi Buruk pun mengenal namanya, dan ia sudah menjadi legenda di berbagai dunia.     

Para dewa kegelapan, penjaga Dunia Mimpi Buruk, dan penjaga Dunia Penyihir memutuskan untuk menggunakan tanda kalajengking sebagai simbol dunia mereka.     

Pendahulu adalah awal dari segalanya, dan sumber dari jiwa-jiwa mereka. Semua energi yang meninggalkan tubuh sang pendahulu akan kembali jika waktunya sudah tiba. Mereka telah menciptakan dimensi. Hanya mereka yang menginginkan kekuatan tak terbatas yang mengetahui legenda para pendahulu…     

Legenda Angele, sang Pendahulu, hanyalah salah satu dari sekian banyak legenda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.