Dunia Penyihir

Kebetulan (Bagian 1)



Kebetulan (Bagian 1)

0

Empat hari berlalu sejak kelompok karavan sang baron memilih rute lain demi menghindari tempat pertarungan itu. Mereka terus berjalan, dan pepohonan di samping mereka terus berkurang, sebuah tanda bahwa mereka semakin dekat dengan tepi hutan.

Hari semakin gelap. Baron Karl sedang mengendalikan salah satu kereta kudanya, dengan ditemani Angele yang sedang duduk di sampingnya. Sesekali, sang baron melihat petanya, yang terbuat dari kulit hewan. Peta itu menunjukkan rute yang telah direncanakan. Hari semakin senja, dan kegelapan perlahan-lahan menyelimuti hutan. Angele menoleh ke atas, dan melihat awan yang berwarna kemerah-merahan khas senja karena matahari yang bersembunyi di baliknya.

Angin bertiup ke arah wajah Angele, diikuti oleh bau bunga yang berhembus ke dalam hidungnya. Panas dari siang hari telah berkurang, tapi masih terasa. Berbagai macam serangga mulai bernyanyi sebagai tanda mulainya aktivitas makhluk itu — pemandangan itu mengingatkan Angele akan dunianya yang dulu. Di ujung kereta kuda, Angele bersandar. Rasa lelah mulai menghinggapi tubuhnya.

"Ayah, apakah sekarang kita sudah keluar dari hutan?" Angele bertanya.

"Sebentar lagi. Sekarang kita ada di sekitar Hutan Vlasov, dan besok siang kita akan memasuki Dataran Anser." jawab sang baron seraya melihat petanya untuk memastikan lokasi mereka saat ini.

"Hutan Vlasov? Tempat seperti apa itu?" tanya Angele dengan penuh rasa ingin tahu.

"Setelah kita belok kiri di sini dan berjalan sekitar 5 kilometer, akan mulai terlihat pepohonan maple. Disana, ada sebuah rumah besar yang kosong. Dulu, rumah itu adalah milik seorang bangsawan dari Vlasov. Pada zaman perang, rumah itu terbakar, dan gosip mengatakan sekarang hanya ada hantu disana. Ayah sendiri tidak pernah masuk ke sana, hanya melewatinya beberapa kali saat perjalanan." kata sang baron dengan nada takut.

"Ada sesuatu yang tidak beres dengan rumah itu. Aku tidak tahu, tetapi perasaanku mengatakan jika tempat itu berbahaya." Angele merasa seperti pernah membaca tentang itu di salah satu buku yang dibacanya, namun ia tidak ingat persis buku yang mana.

"Tunggu, bagaimana bisa prajurit-prajurit Saladin bergerak secepat itu? Bahkan kita tidak berpapasan dengan mereka." tanya Angele.

"Sasaran mereka adalah teritori utama. Beberapa prajurit pergi terlalu dalam dan terbunuh, seperti Grand Knight yang tadi kita lihat." sang baron menjelaskan sembari meletakkan petanya kembali ke dalam kantongnya. Pada masa ini, peta yang baik adalah sebuah harta berharga.

"Dahulu, Kerajaan Vlasov adalah kerajaan kuat yang sangat kejam, tapi sekarang kerajaan itu musnah. Hanya abunya yang tersisa. Kerajaan yang sekuat itu pun tidak dapat melawan perjalanan waktu..." Sang baron menghela nafas. Perasaannya bercampur aduk.

Angele terdiam. Keduanya duduk bersebelahan dalam sunyi. Hanya suara kuda yang terdengar. Hari semakin gelap, dan udara terasa semakin dingin. Banyak benda kecil seukuran kuku yang bercahaya berterbangan di sekitar kereta kuda mereka, hingga menciptakan ilusi lingkaran biru yang berpendar mengitari kereta kuda itu.

Pemandangan yang mempesona ini membuat mata Angele terbelalak takjub.

"Apa ini?" Angele sangat tertarik, hingga ia menangkap salah satu objek bercahaya itu. Benda biru bersinar yang jatuh ke tangannya sangatlah ringan sehingga nyaris tidak terasa. Jika dilihat dari dekat, benda itu berbentuk seperti biji bunga dandelion. Ukurannya kira-kira sebesar kuku. Pendar cahaya biru itu terpantul pada wajahnya, membuatnya terlihat berwarna biru pula. Tanpa cahaya itu, biji itu akan terlihat seperti bibit tanaman biasa.

"Namanya adalah Green Ear Masa, yang berarti 'payung laut' dalam bahasa Volasov. Penduduk Volasov percaya bahwa mereka terlahir dari laut, dan tanaman ini dikirim oleh ibunda tirta untuk melindungi mereka selama di daratan. Sudah lama ayah tidak melihat 'Hujan Masa'." Terlihat jelas bahwa Green Ear Masa mengingatkan sang baron tentang sesuatu..

"Jalan tidak terlihat karena sekarang hari sudah semakin gelap. Mari kita berkemah disini." Baron Karl berkata seraya menggelengkan kepalanya.

"Baiklah." jawab Angele. Semua kereta kuda mengurangi kecepatan, kemudian berhenti dan diparkirkan di dekat area perkemahan. Mereka menemukan tanah lapang yang cocok, dan beberapa orang dikirim untuk memeriksa area di sekitar tempat itu. Beberapa orang pergi mengumpulkan ranting kering untuk kayu bakar, sementara yang lainnya membentuk formasi segitiga di sekeliling tempat berkemah dengan menggunakan kereta-kereta kuda. Itu adalah formasi yang baik untuk bertahan dan berjaga-jaga.

Mereka membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit untuk mempersiapkan semuanya. Satu api unggun menyala di tengah perkemahan, dan tiga lainnya menyala di tepi luar dekat kereta kuda. Para penjaga ditugaskan untuk berjaga malam, sedangkan para wanita dan pekerja duduk di sekitar api unggun, sembari mulai mempersiapkan alat-alat masak dan bahan makanan untuk makan malam. Dengan cepat, suasana perkemahan berubah menjadi riuh.

Baron Karl masuk ke salah satu kereta kuda, dan meminta seorang dokter memeriksa kondisi luka di matanya dan mengoleskan obat untuk luka itu. Di luar, Angele mengambil selimut, meletakkannya di atas batu, dan duduk di sana. Ia membawa busur panjangnya dan tempat anak panah di punggungnya, pedang tanpa sarung di pinggangnya, dan pisau perak di kantongnya. Ia mengaitkan rantai yang dijarahnya dari mayat Dice beberapa waktu lalu di belakang pinggangnya. Angele mengenakan pakaian berburu dari kulit. Ia memilih mengenakan pakaian yang ringan karena pakaian itu memberikan pertahanan yang cukup baik. Selain itu, pakaian itu juha ringan. Memakai baju zirah yang berat hanya akan membuatnya sulit bergerak.

Sembari duduk di batu itu, Angele memandang langit malam di atasnya.

"Indah sekali..." seru Angele. Pemandangan itu membuatnya merasa tenang. Dia mengalihkan pandangannya ke jarak di antara formasi kereta kuda, lalu ia melihat Maggie mengatur barang-barang mereka bersama dengan Celia dan gadis-gadis lainnya. Sementara itu, Mark bersama dengan beberapa pengawal memeriksa situasi di sekitar karavan. Pengawal lainnya menambahkan kayu bakar ke dalam api dan menyalakan beberapa obor untuk mengamankan orang-orang di karavan mereka.

Tidak ada yang mengganggu Angele, karena semua tahu kalau ia suka duduk sendirian. Ia telah meminta semua orang untuk tidak mengganggunya. Dia mengambil rantai kalung di mana ia menyimpan cincin zamrudnya. Ia memegang cincin itu sembari berjalan-jalan di sekitar perkemahan dan melihat-lihat semak belukar yang tumbuh di tempat itu.

Setelah berjalan beberapa lama, tiba-tiba Angele berjongkok untuk melihat sebuah semak-semak kecil. Di sana, tumbuh beberapa buah bulat berwarna merah di atas daun yang panjang dan keras. Beberapa serangga merayap-rayap di sana. Tanaman itu juga dihiasi oleh pendar biru biji Masa yang jatuh di atasnya. Angele memetik salah satu buah itu dan memakannya. Rasa buah itu lumayan masam sekaligus pahit.

'Angele, buah ini mengandung cukup banyak racun. Data didapat dari Catatan Tanaman Liar. Tidak ada efek penambahan kekuatan terdeteksi.' lapor Zero. Dengan bersungut-sungut, Angele memuntahkan sisa buah itu dari mulutnya. 'Ini juga tidak bisa. Aku ingin menemukan buah yang berguna.' Angele berpikir seraya berdiri dan meninggalkan tempat itu. Dia berjalan-jalan beberapa lama, namun tidak menemukan apa-apa. Chip-nya juga tidak menemukan apapun. Walaupun Angele tahu tubuhnya memiliki batas, dia masih ingin cepat-cepat menjadi semakin kuat dan mencapai puncak kekuatannya. Bagi dirinya sekarang, cara termudah menambah kekuatan adalah dengan memakan makanan. Beruntung ia hanya harus meletakkan makanan ke dalam mulutnya untuk mengetahui kandungan racun di dalamnya. Jika tidak, mungkin Angele sudah memakan banyak buah-buahan beracun.

Rasa ingin tahu Angele masih sangat besar, karena itulah dia masih sangat tertarik dengan apapun yang ada di dunia ini. Menemukan hal-hal baru selalu membuatnya merasa senang.

Tidak terjadi apapun pada malam itu, dan karavan mereka meninggalkan tempat itu saat pagi tiba. Berkurangnya jumlah pepohonan di sana menjadi tanda bagi Angele bahwa sebentar lagi mereka akan keluar dari hutan. Sang baron duduk di dalam kereta kuda pertama, dan jendelanya terbuka untuk memastikan mereka mengambil jalan yang benar.

"Sebentar lagi, kita akan keluar dari hutan dan sampai ke Dataran Andes." kata sang baron.

"Artinya, kita mungkin akan bertemu penjahat di persimpangan, bukan?" Angele bertanya seraya membersihkan pedangnya dengan kain yang dibasahi minyak.

"Benar, itulah mengapa kita harus tetap waspada." jawab sang baron.

Angele menggangguk, dan memasukkan pedangnya kembali ke dalam sarungnya. Dengan bantuan energi misterius yang diserapnya, kecepatannya telah mencapai batas maksimal.

'Periksa kondisi tubuhku.' perintah Angele.

'Angele Rio: Kekuatan sekitar 2.1-2.6, kecepatan 4.1, daya tahan 2.2.' jawab Zero. Mendengar angka itu membuatnya sedikit putus asa, namun setidaknya kecepatannya saat ini sudah cukup tinggi baginya. Dirinya yang sekarang semestinya lebih kuat dari dirinya 10 hari yang lalu, bahkan sangat dekat dengan kekuatan Baron Karl sebelum terluka. Kemampuan berpedang Angele jauh lebih baik ketimbang kemampuan ayahnya, jadi ada kemungkinan dia akan lebih kuat ketimbang ayahnya dalam situasi tertentu.

Namun, Angele mengerti bahwa dirinya masih termasuk sangat lemah di dunia ini. Grand Knight yang dia lihat beberapa hari yang lalu jauh lebih kuat dari dirinya, namun Grand Knight itu pun tidak dapat bertahan dari serangan panah tembakan dari satu peleton pemanah. Angele kembali berpikir akan cincin zamrudnya dan kekuatan misterius yang tersimpan di dalam benda itu. Dia masih ragu akan sumber kekuatan cincin itu, namun ia tahu cincin itu telah disihir. Mungkin cincin itu memiliki kekuatan seperti yang dimiliki para penyihir zaman dulu.

Terdengar suara pertarungan di depan, dan seketika itu Angele berhenti berpikir.

"Ada sesuatu yang sedang terjadi di depan!" Sang baron memerintahkan si kusir untuk memperlambat lajunya. Semua kereta kuda berhenti melambat, dan berusaha untuk tidak membuat banyak suara.

"Ayah, aku akan melihat situasi di luar." Angele berkata sembari melompat keluar, dan ayahnya mengangguk karena sadar anaknya cukup kuat untuk melakukan hal itu. Dengan cekatan, Angele berlari keluar dari hutan, bersembunyi di balik semak belukar, dan memeriksa keadaan di depan.

Sebuah karavan yang terdiri dari 5 kereta kuda sedang dikepung oleh penjahat yang mengenakan syal abu-abu di kepalanya. Tiga orang ksatria berkuda sedang bertarung melawan lima orang penjahat yang terlihat seperti ketua pasukan yang mengepung kereta-kereta kuda itu. Perasaan Angele mengatakan dengan jelas bahwa tiga ksatria itu jauh lebih kuat ketimbang penjahat yang mengepung kereta-kereta kuda itu.

'Analisa data mereka.' perintah Angele.

Seketika itu juga, Zero menampilkan data berwarna biru di depan matanya. Angele langsung melihat data salah satu ksatria.

'Target tidak dikenal. Kekuatan lebih dari 4, kecepatan lebih dari 2, daya tahan lebih dari 3.' Demikian data itu tertulis.

'Ksatria sekuat itu sedang dalam masalah? … Sekuat apa para penjahat itu sebenarnya?' Angele terkejut. Ayahnya pernah mengatakan ada penjahat yang kekuatannya setingkat knight, jadi para bangsawan akan mencari dan mempekerjakan pengawal dengan kekuatan knight juga. Para knight itu akan memiliki kehidupan yang jauh lebih baik daripada kehidupan seorang penjahat.

Dalam perjalanan ke Pelabuhan Marua, biasanya akan ada sekelompok penjahat yang terdiri dari 10 orang. Penjahat terkuat biasanya memiliki tingkat kekuatan hampir setara dengan calon ksatria, tetapi penjahat yang ada di depan Angele terlihat sangat berbeda. Angele melihat ke arah salah satu ketua penjahat, kemudian ia melihat data berwarna biru di sebelahnya.

'Target tidak diketahui. Kekuatan lebih dari 4, kecepatan lebih dari 4, daya tahan lebih dari tiga. Potensi kekuatan setelah burst dengan menggunakan seed memiliki kemiripan sekitar 72% dengan kekuatan Karl Rio.' lapor Zero.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.