Dunia Penyihir

Misteri (Bagian 2)



Misteri (Bagian 2)

0

'Kemungkinan selamat: 5.15%. Tidak ada rencana selain rencana cadangan' Harapan Angele hancur setelah mendengar jawaban Zero.

Sebenarnya, jawaban Zero sama sekali tidak membuatnya terkejut, namun dia harus menggunakan rencana cadangannya untuk memberinya satu kesempatan terakhir untuk pergi dari tempat ini. Angele berencana menggunakan energi yang tersimpan dari cincin itu sebagai bahan penelitian untuk meningkatkan pertumbuhannya. Namun, sepertinya sekarang ia harus menggunakan rencana cadangannya ini, kalau tidak, dia akan mati di sini. Walaupun akhirnya dia mati, setidaknya dia ingin menghambat mereka.

'Jalankan rencananya.' perintah Angele kepada Zero. Dia sedang berbaring di tanah dan memandang langit yang berawan. Awan-awan tersebut bergerak perlahan-lahan, dan ada seekor burung hitam yang terbang dan bersiul.

'Langitnya seperti batu permata murni…' pikir Angele.

'Tunggu. Permata?' Angele berhenti berpikir sejenak, dan mengingat kata ajaib yang pernah dipelajarinya.

"Manss!" Tanpa berpikir panjang, Angele meneriakkan kata itu.

Cahaya hijau yang sangat kuat tiba-tiba menerangi tubuhnya, sehingga dia terlihat seperti matahari — kedua penjahat itu melihat pemandangan aneh yang diciptakan Angele.

"Benda sihir! Mundur!" Kedua penjahat itu terkejut, dan mereka langsung mundur seakan-akan mereka melihat sesuatu yang sangat mengerikan.

KA!

Waktu berhenti bergerak, dan semua berubah menjadi hitam dan putih. Penjahat yang mundur itu terhenti di tengah pergerakannya, bahkan kakinya masih di udara. Dedaunan yang berjatuhan terhenti di tengah dan belum sempat mencapai tanah. Salah satu penjahat, yang sedang memanah, juga bergeming setelah mengarahkan busur silangnya ke arah Angele. Matahari yang bersinar keemasan di langit berubah menjadi kilat hitam dan putih. Tidak ada suara yang terdengar, dan bahkan angin pun berhenti bertiup.

Angele berbaring di tanah tanpa bersuara, dan cahaya hijau masih terus bersinar keluar dari tubuhnya. Tidak ada yang bergerak, dan semuanya membeku dalam berhentinya waktu. Bau amis khas laut memasuki hidung Angele. Tubuhnya terasa diselimuti oleh angin yang lembut.

'Bahaya! Bahaya! Radiasi mengalir ke dalam tubuh Anda. Energi yang tersimpan akan segera habis… 10%, 9%, 8%, 7%...' Zero terus melapor. Setelah beberapa saat, Angele akhirnya sadar bahwa ia masih hidup dan segera bangkit berdiri. Cahaya hijau di sekitarnya beriak-riak dan mengalir seperti air laut. Lalu, dia berjalan mendekati kedua penjahat itu.

SRAT! SRAT!

Tiba-tiba, hitam putih berganti kembali menjadi warna aslinya, dan pergerakan di sekitarnya pun berlanjut. Suara tapak kaki para penjahat, suara angin bertiup, dan suara burung bersiul… semuanya kembali berjalan seakan-akan tidak ada yang terjadi. Cahaya hijau dari tubuh Angele menghilang, dan dunia kembali berwarna seperti sedia kala.

Kedua penjahat itu masih berjalan mundur, namun kepala mereka tiba-tiba terpenggal dan jatuh menggelinding ke tanah. Darah mengucur deras dari leher mereka, dan kedua mayat tanpa kepala itu jatuh ke tanah.

"Seperti inikah kekuatan… penyihir?" Dengan rasa tercengang, Angele menatap kedua kepala terpenggal yang matanya masih terbuka itu. Ia tidak percaya apa yang baru saja dilakukannya.

'Tingkatan energi berkurang hingga nol.' Zero melapor. Untuk beberapa saat, Angele mengira dirinya tengah bermimpi, sesingkat apapun mimpi itu. Namun, menyadari situasinya, Angele dengan cekatan meringkuk ke tanah, dan menghindari 3 tembakan panah busur silang yang mengincar kepalanya. Dia menarik keluar pisaunya dan melemparkannya ke arah para penjahat yang tersisa. Salah satu penjahat berteriak saat pisau itu menusuknya, sementara ketiga penjahat lainnya berlari di atas kuda mereka dengan ketakutan yang amat sangat.

Angele mengambil dompet dari kedua penjahat yang telah mati itu dan mulai berjalan kembali ke karavannya. Tubuhnya terasa lumpuh dan mati rasa, sehingga tidak ada rasa sakit dari luka-lukanya. Namun, otaknya terasa sangat sakit. Penglihatannya sudah sangat buram, namun ia terus berlari ke arah dimana karavannya pergi.

Kekuatan yang baru saja digunakannya sangat berbeda dengan kekuatan yang diketahuinya sebelum kejadian ini, namun hal yang membuat Angele semakin bingung adalah bagaimana waktu bisa tiba-tiba berhenti berjalan. Kekuatan misterius itu terlalu kuat sehingga Angele menjadi takut. Sementara itu, dia terus berlari tanpa tahu berapa lama waktu yang telah berjalan, hingga akhirnya ia melihat orang yang dikenalnya.

"Ya ampun, Angele!" Suara ayahnya bergetar.

Setelah tubuhnya terjatuh ke lengan ayahnya, Angele dapat melihat wajah kaget dan panik sang baron dengan jelas. Baron Karl terlihat sangat khawatir, dan orang-orang disekitarnya semua berteriak-teriak. Rasa sakit dari otaknya menjadi semakin parah, namun dia sempat melihat penampilannya tercermin di mata ayahnya.

Darah mengucur keluar dari seluruh lubang tubuhnya. Wajahnya pucat, dan tidak ada cahaya di matanya. Zero terus berusaha mengatakan sesuatu, namun rasa sakit yang amat sangat menghalanginya untuk mendengar dan berpikir apapun.

Lima belas hari kemudian

Tiga kereta kuda berwarna hitam terus berjalan, perlahan-lahan menyeberangi dataran tak berujung seperti tiga ekor semut, sementara angin yang bertiup di tempat itu menciptakan ilusi seakan-akan tanah itu berombak seperti lautan. Di dalam kereta kuda terdepan, seorang remaja berambut cokelat, berwajah pucat, dan berbalutkan perban abu-abu duduk sembari melihat ke luar jendela.

"Angele, apa kau sudah merasa baikan?" tanya ayahnya dengan suara berat.

"Aku merasa jauh lebih baik, Ayah. Sepertinya, aku akan benar-benar pulih dalam beberapa hari." jawab Angele sembari mengangguk.

"Baguslah. Lain kali, Ayah tidak akan membiarkanmu bertarung sendiri." Sang baron menjawab dengan ekspresi wajah yang lega.

Angele tersenyum, namun perasaannya masih bercampur aduk. Lima belas hari telah berlalu semenjak karavan mereka meninggalkan hutan, dan menurut informasi chip-nya, dia mengalami koma selama dua hari. Ototnya terluka, dan tubuhnya kehilangan banyak darah. Tulang kedua lengannya retak, dan ia mengalami benturan sedang yang disertai oleh stroke.

Orang-orang yang hidup di dunia ini memiliki tubuh yang jauh lebih kuat ketimbang orang-orang yang hidup di bumi. Hal ini jelas terbukti saat Angele hanya membutuhkan 15 hari untuk sembuh dari cedera yang mungkin akan membuat seseorang di bumi harus dirawat di rumah sakit selama dua bulan. Latihan yang rutin setiap hari dilakukannya akhirnya membuat proses penyembuhannya menjadi semakin cepat. Angele meletakkan tangannya di tepi jendela, seakan-akan sedang menikmati pemandangan yang indah, namun sebenarnya dia sedang membaca informasi dari chip-nya. Dia menghabiskan banyak waktu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu.

Inti dari situasinya saat ini adalah ia telah berhasil menggunakan energi yang sebelumnya tersimpan di cincin Dice. Jika saja Dice sudah menggunakan energi dalam cincin itu, sekarang Angele pasti sudah mati. Setelah menghabiskan waktu beberapa hari untuk memeriksa dan menganalisa penggunaan energi pada hari itu dibandingkan dengan penggunaan biasanya, Angele mengerti mengapa Dice tidak pernah menggunakan cincin itu.

'Teknik pancaran energi itu hanya bisa digunakan jika pengguna telah memiliki sejumlah energi yang mirip dalam tubuh mereka, dan energi itu hanya bisa diaktifkan menggunakan kata ajaib yang telah ditentukan. Pada saat pertama kali aku menggunakan cincin itu, hanya ada cahaya hijau dan peningkatan kecepatan, namun hal serupa tidak lagi terjadi. Sepertinya, cincin itu memiliki sistem untuk mengatur kecepatan pengeluaran energi.' pikir Angele.

Angele menggunakan sebagian energi yang terpancar itu untuk meningkatkan kekuatannya, dan menyimpan sisa energi itu dengan bantuan chip-nya. Penyimpanan itu membantunya untuk memenuhi syarat penggunaan cincin itu. Beberapa hari yang lalu chip-nya telah menyerap semua kekuatan cincin itu dan menghancurkan pembatas kekuatan yang telah ditentukan cincin itu, karena itulah Angele dapat menggunakan kekuatan cincin itu dengan menyerukan kata ajaib yang telah ditentukan. Namun, tanpa adanya pembatas kekuatan, semua pancaran kekuatan itu dilepaskan oleh chip-nya secara sekaligus, dan hasilnya adalah kekuatan yang sangat hebat, namun menakutkan.

'Mungkin pada saat itu Dice masih baru saja mendapatkan cincin ini. Jika tidak, kemungkinan besar dia sudah menggunakan kekuatan ini sebelum dia mati. Sangat jelas bahwa pada saat itu, Dice masih belum bisa memenuhi syarat aktivasi cincin ini, jadi ia membawanya kemana-mana agar tubuhnya dapat menyerap energi benda itu dan membantunya memenuhi syarat untuk menggunakan cincin itu.' tebak Angele.

'Sekarang aku mengerti mengapa Dice tidak menggunakan cincin itu. Kekuatan itu telah mencederai otot-ototku, kemungkinan besar karena berhentinya waktu. Sebagai akibat terhentinya waktu, kecepatanku melesat naik hingga aku lebih cepat dari pergerakan waktu itu sendiri. Tetapi, bagaimana bisa semua benda di sekitarku berubah menjadi hitam-putih? Mungkin karena pancaran energinya bisa mengubah warna-warna di sekitarnya.' Sementara Angele menduga-duga, kereta kuda yang ditungganginya terus berjalan perlahan-lahan.

'Zero, tunjukkan padaku informasi spektrum cahaya pada hari itu.' perintah Angele.

'Pancaran energi dari tubuh Anda menghilangkan cahaya matahari, sehingga semua warna kecuali putih menghilang selama beberapa saat. Bayangan di sekitar Anda tetap hitam, karena itulah Anda hanya bisa melihat hitam dan putih.' Zero melapor sembari menunjukkan grafik spektrum cahaya pada hari itu. Kolom-kolom grafik itu berubah-ubah untuk menunjukkan perubahan cahaya selama waktu itu.

'Bagaimana bisa ada cahaya hijau di tubuhku?' tanya Angele.

'Cahaya hijau itu bersumber dari Anda.' Sangat mudah bagi Zero untuk menganalisa semua pertanyaan Angele dan mengirimkan kesimpulannya.

Angele mengangguk perlahan. Ia akhirnya mengerti inti dari kekuatan yang digunakannya. Namun, energi yang disimpannya telah habis.

'Jika chip-ku tidak menyerap energinya waktu itu, aku tidak akan bisa menggunakan cincin itu sendiri karena tubuhku tidak memenuhi syarat. Jika syarat menggunakan benda itu adalah energi yang sama di tubuh pengguna, kemungkinan besar bahwa orang-orang seperti itu adalah seorang penyihir, karena tubuh mereka bisa menciptakan energi semacam itu.' pikir Angele sembari memegang cincin yang tergantung di kalungnya.

'Sepertinya, hanya penyihir yang bisa mengaktifkan kekuatan cincin ini. Penjahat kemarin mengatakan sesuatu tentang benda sihir. Mungkinkah itu adalah nama untuk artefak semacam ini?' Angele menatap cincin itu sembari menggunakan jempolnya untuk menggosok lembut batu zamrud cincin itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.