Dunia Penyihir

Dead Soul Grass (Bagian 2)



Dead Soul Grass (Bagian 2)

0

"Iya, dia sangat cantik dan… sangat menawan." Angele mengangguk.

"Nah, karena itulah…" Adolf tertawa.

"Ayah, tunggu! Jangan bercanda!" kata Sophie, memotong perkataan ayahnya.

"Kenapa? Kau tidak menyukai Angele?" Adolf tidak lagi tersenyum, dan ekspresi wajahnya serius.

"Angele memang orang yang baik, tetapi dia bukan tipeku. Ayah, tolong biarkan aku memilih pasanganku sendiri." Sophia menjawab dengan nada memaksa.

"Tipemu? Maksudmu penyair dari Westwind itu? Hanya wajahnya saja yang tampan!" Adolf membentak, namun Sophia bergeming dan terus menatap ayahnya dengan wajah serius.

"Karena Sophia sudah memiliki seseorang di hatinya, bagaimana jika Anda mengizinkan saya untuk berbicara dengan Anda selayaknya seorang anak kepada ayahnya?" Angele cepat-cepat berdiri dan memotong pembicaraan mereka. Adolf masih terlihat geram, namun ia berhenti memicingkan mata kepada anaknya.

"Baiklah… Kalau begitu, mulai sekarang kau akan kuanggap seperti anak sendiri." jawab Adolf. Kemarahannya sedikit mereda.

"Master, ayah dan bibiku terkadang membutuhkan bantuan. Bisakah Anda membantu mereka?" Angele berusaha menenangkan Adolf dengan meminta bantuan. Jika Angele meminta bantuan, suatu hari nanti bantuan itu akan dibayar mahal. Setelah mendengar permintaan itu, Adolf menjadi jauh lebih tenang.

"Keluar, kau telah membuatku marah!" bentak Adolf kepada anaknya. Sophia keluar sembari membanting pintu ruang belajar dan berlari menuruni tangga dengan marahnya.

"Ayahmu akan kujaga, dan jika ia membutuhkan bantuan, aku akan berusaha sekuat tenaga membantunya. Dengan ini, hubungan kita akan menjadi semakin dekat." Adolf tersenyum kembali, lalu ia mengambil sebuah kotak kecil hitam berhiaskan batu rubi dari laci meja. Terlihat jelas bahwa kotak itu saja sangat mahal, semahal tumbuhan yang ada di dalamnya.

"Kotak ini terbuat dari kayu Agilawood dan berfungsi untuk menjaga agar khasiat Dead Soul Grass tidak hilang. Aku ingin kau memilikinya." Adolf tersenyum. Jika keluarga Angele dekat dengannya, Angele tidak akan berani mengkhianatinya. Bahkan jika Angele memilih untuk mengorbankan keluarganya, Adolf hanya akan rugi waktu dan uang.

Adolf berharap Sophie mau menikahi Angele agar ikatan pernikahan mereka bisa membuat kedua keluarga itu menjadi semakin dekat, namun anaknya tidak menyetujui keputusan itu. Adolf sangat mencintai Sophie dan tidak ingin membuat anaknya kecewa. Ia hanya membentak anaknya untuk menunjukkan kepada Angele situasi keluarganya saat ini,

"Aku hanya seorang penyihir tingkat rendah, dan mungkin sudah terlambat bagiku untuk mengejar mimpiku. Angele, kuharap kau bisa menjadi penyihir yang lebih baik dariku." kata Adolf dengan raut wajah serius, lalu ia memberikan kotak itu kepada Angele.

"Akan kulakukan yang terbaik." kata Angele sembari menerima kotak itu.

Mereka tahu bahwa pada akhirnya semua ini adalah investasi. Adolf berspekulasi pada kemungkinan potensi Angele yang sangat besar. Bahkan jika Angele mati dalam perjalanan menjadi seorang penyihir, Adolf hanya perlu berhenti menolong keluarga Rio. Namun, jika Angele berhasil, dia tidak akan pernah melupakan bantuan yang diberikan Adolf.

Dengan hati-hati, Angele membuka kotak kecil seukuran kepalan tangan itu, dan melihat setangkai Black Clover di dalamnya. Tumbuhan itu terlihat persis dengan deskripsi di buku meditasi, bahkan akarnya pun terlihat di dalam. Angele segera menutup kotak itu, tidak sabar ingin memulai meditasi.

"Tunggu, apa itu yang tergantung di kalungmu? Sepertinya penting." Adolf menatap cincin di kalung Angele.

"Tidak ada yang bisa bersembunyi dari pandangan Anda, kan?" Angele tersenyum. Saat ini, mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu Angele menjadi seorang penyihir, jadi tidak ada gunanya menyembunyikan sesuatu dari Adolf. Namun, Angele sedikit takut untuk membeberkan semua yang ia ketahui. Dengan hati-hati, Angele mengambil cincin zamrud itu dan memberikannya kepada Adolf. Adolf menggosok cincin itu beberapa kali, sembari memeriksanya dengan jeli.

"Cincin ini sudah tidak berkekuatan sihir, dan batu zamrudnya telah retak. Ini dari… Perguruan Ramsoda? Aku tidak pernah mendengar nama itu. Mungkin perguruan itu sudah sangat tua. Cincin ini akan membantumu masuk ke kapal dan menjadi murid perguruan ini. Kau beruntung." Adolf tertawa bahagia.

"Menurut saya,bertemu dengan Anda adalah hal yang paling beruntung untuk saya, Master." Angele menjawab dengan hormat, lalu keduanya tertawa selama beberapa saat.

"Tunggu, kapal apa yang Anda maksud?" lanjut Angele.

"15 hari lagi, akan ada kapal yang dikirim untuk mencari calon penyihir. Kota Marua telah diberi kesempatan untuk merekomendasikan beberapa murid, jadi aku bisa juga memberikan rekomendasi untukmu. Kapal itu akan mengantarmu ke berbagai perguruan sihir, dan kau akan mendapat kesempatan untuk belajar ilmu yang lebih tinggi jika kau masuk ke salah satu perguruan itu. Aku berencana untuk memohon bantuan orang yang kukenal, namun dengan cincin itu, aku tidak perlu membuang-buang waktu dan uang." kata Adolf.

"Sepertinya semua perguruan itu sangat jauh dari sini?" tanya Angele.

"Iya, perjalananmu akan sangat lama. Kapal itu akan membawamu ke negeri seberang, dan setelah itu kau harus melanjutkan perjalanan selama dua bulan. Namun, kau tidak boleh melewatkan kesempatan ini jika kau ingin menjadi seorang penyihir." jawab Adolf dengan suara berat.

"Saya mengerti. Saya akan membicarakan ini dengan keluarga saya dan menyelesaikan semua pekerjaan saya di sini sebelum pergi." jawab Angele sambil mengangguk.

"Bagus." Adolf tersenyum. "Untuk menjadi orang hebat, kau harus terus maju. Bersenang-senanglah bersama keluargamu dulu, karena kau akan sangat lama disana." lanjutnya.

"Selain itu, akan ada 100 orang dari Kota Marua di kapal itu, dan ada beberapa hal lain yang kau harus tahu sebelum pergi. Akan kuhubungi nanti." Adolf menambahkan.

"Baiklah, saya mengerti. Terima kasih, Master." Angele mengangguk.

Masih jam 10 malam ketika Angele meninggalkan rumah Adolf, namun Angele memutuskan untuk segera memanggil kusir untuk mengantarnya kembali ke asrama agar dapat bermeditasi. Sesampainya di asrama, Angele segera berlari masuk ke kamar dan menutup pintunya, sembari memeriksa berulang kali apakah pintunya telah terkunci. Setelah itu, ia memastikan jika pintunya terkunci, dan Angele mengambil kotak berisi Black Clover miliknya. Ia bersiap-siap untuk meditasi dengan melepaskan sepatu dan kaus kakinya, dan duduk di tempat tidur.

Setelah duduk bersila, ia membuka kotak kecil itu dan mengambil salah satu daun berwarna hitam, kemudian memasukkan daun yang sangat pahit itu ke dalam mulutnya. Daun itu berbau sangat busuk, hingga Angele mengernyitkan alisnya, namun Angele segera meletakkan kotak berisi tanaman itu di sampingnya, dan mulai bermeditasi. Menurut apa yang telah ia baca dari buku itu, dia harus terus membayangkan rune yang dinamakan 'Runes of Will'.

Manusia biasa membayangkan 3-7 simbol, namun orang yang berbakat dapat membayangkan 8-12 simbol sekaligus. Dengan membayangkan simbol itu secara rutin, seseorang dapat melatih kemampuan sihirnya, dan akhirnya menjadi penyihir tingkat pertama. Saat mencapai tingkat pertama, seorang calon penyihir akan mendapatkan kemampuan untuk merasakan berbagai macam energi yang tersebar di sekitarnya, dan mengetahui energi mana yang harus ia fokuskan, dengan cara memisahkan energi yang terasa intensif dibandingkan yang lainnya. Jumlah simbol yang dapat dibayangkan seorang penyihir dalam satu waktu dapat menunjukkan tingkat kemampuan mereka.

Angele terus menutup mata dan bermeditasi di tempat tidurnya, sementara waktu terus berjalan, dan suara-suara di luar semakin meredup dan menghilang seiring hari yang menjadi semakin malam. Akhirnya, saat jam menunjukkan pukul 2 pagi, mata Angele bersinar hijau. Kelopak matanya berdenyut seakan-akan ia bermimpi buruk. Perlahan-lahan, wajah Angele menjadi abu-abu. Setengah jam kemudian, wajahnya menjadi hitam dan berbau busuk.

Keringat lengket berwarna hitam mulai mengucur, hingga membasahi baju Angele. Tiba-tiba, Angele membuka matanya dan memuntahkan banyak darah hitam ke lantai. Darah hitam itu berbau busuk, namun wajah Angele terlihat lega, seakan telah memuntahkan penyakit.

"Penggunaan Black Clover dan meditasi ini sepertinya telah meningkatkan kekuatanku. Peningkatan itu sangat terasa. Setelah memuntahkan darah itu, aku merasa nyaman." kata Angele dengan wajah yang berseri-seri tanpa rasa lelah sedikit pun. Daun yang ada di mulutnya sudah larut dan menghilang masuk ke dalam pembuluh darahnya,

'Zero, apakah kau merekam semua aktivitas otakku?' tanya Angele.

'Semua data telah disimpan di dalam bank data.' jawab Zero

'Tunjukkan kondisi tubuhku saat ini.' perintah Angele.

'Angele Rio: Kekuatan 2.9. Kecepatan 4.1. Daya tahan 2.8. Kondisi tubuh: Sehat, telah mencapai batas genetik.' lapor Zero.

'Daya tahanku naik 0.3 poin!' Perasaan Angele kagum bercampur gembira, setelah menyadari kekuatannya bertambah. Saat memeriksa kekuatannya beberapa hari lalu, daya tahannya masih 2.5. Mediasi membuat staminanya meningkat sebesar 0.3, angka yang cukup besar. Ia telah mencapai batas kekuatan genetiknya, namun kenaikan ini menunjukkan bahwa meditasi telah mengubahnya secara genetik.

'Aku tidak percaya jika para penyihir bisa membuat metode pelatihan seperti ini!' Angele merasa sangat gembira dan berharap jika pelatihan ini telah mengubahnya secara genetik seakan-akan ia sedang berevolusi. Ia juga menjadi ingin tahu apa lagi yang dapat ia lakukan di masa depan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.