Dunia Penyihir

Kehidupan (Bagian 2)



Kehidupan (Bagian 2)

0

Setelah tidur lama, Ye Song terbangun karena mendengar suara-suara.

Setelah membuka matanya, Ye Song perlahan-lahan bangun dari tempat tidurnya. Kain sutra putih terlepas dari tubuhnya.

'Sepertinya aku memberikan selimut ini kepada seseorang?' pikir Ye Song sembari mengusap matanya. Dia ingat telah memberikan selimut itu kepada Cecilia kemarin.

Tiba-tiba, tangan kecil menyentuh pundak Ye Song.

Ye Song melihat ke arah tempat tidurnya dan melihat Cecilia sedang tidur di sampingnya. Dilihat dari wajahnya, sepertinya ia sedang bermimpi indah.

Ye Song juga menyadari bahwa seseorang melepaskan kaus kaki dan jubahnya.

'Yah, sepertinya Cecilia yang melakukannya.' Tebakan Ye Song benar.

Berdasarkan ingatan Angele, ia pertama kali bertemu Cecilia saat berburu. Cecilia adalah seorang penggembala dari gunung, dan Angele tertarik pada penampilannya. Kemudian, Baron Karl membawanya ke kastil dan memberikannya kepada Angele sebagai hadiah.

Gadis itu berasal dari keluarga petani, jadi ia tahu cara membantu keluarganya bekerja. Orang tuanya akan hidup dengan lebih baik jika Tuan Muda Angele tertarik padanya. Selain itu, ia bukanlah satu-satunya anak dari keluarga itu. Ia memiliki seorang adik perempuan dan kakak laki-laki. Cecilia tidak dikirim paksa, justru ia sendiri yang memutuskan untuk pergi ke kastil melayani Angele.

Ye Song mengetahui semua itu setelah ia memeriksa memori Angele, dan ia tahu bahwa Cecilia yang membantunya melepaskan jubah dan kaus kakinya.

Hari masih sangat pagi sekali. Cahaya matahari masuk ke kamar Ye Song melalui jendela. Udara masih sedikit dingin. Suara yang didengar Ye Song saat ia terbangun ternyata berasal dari suara para pengawal yang sedang berlatih. Ye Song berdiri dari tempat tidurnya, dan meregangkan badannya sebentar. Ye Song juga mengalami ereksi seperti halnya remaja pria normal, dan itu membuatnya merasa malu. Namun, itu menunjukkan bahwa ia sudah mulai sembuh, setidaknya dalam hal stamina.

Ye Song berdiri dari tempat tidur dan membangunkan Cecilia. Tapi, pandangan Cecilia terfokus persis pada ereksi Ye Song. Pipi gadis itu memerah. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

"Tuan Muda Angele… Ada yang bisa saya bantu?" tanya Cecilia, dengan nada ringan.

Melihat Cecilia bertanya dengan suara seimut itu membuat Ye Song nyaris kehilangan kendali.

"Apakah kau bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga dasar? Jika iya, ambilkan aku air. Aku ingin mencuci mukaku." Ye Song berusaha untuk tetap tenang.

"Iya… Saya tahu…" Gadis itu terlihat sedikit takut. Ia berdiri dari tempat tidur dengan panik, kemudian berlari keluar dari kamar untuk mengambil air.

Setelah Cecilia keluar, akhirnya Ye Song bisa sedikit tenang. Walaupun Cecilia adalah hadiah untuknya, itu tidak mengubah fakta bahwa gadis itu masih terlalu muda untuknya. Prinsip moral Ye Song membuatnya tidak ingin melakukan apapun kepada gadis itu.

Ditambah lagi, tubuh Angele masih berumur empat belas tahun dan masih dalam masa penyembuhan akibat cedera. Berhubungan seks dalam usia dini seperti ini kemungkinan akan mempengaruhi perkembangan tubuhnya dan membuatnya menjadi semakin lemah.

Walaupun ia bisa melakukan apapun yang dia inginkan kepada Cecilia, Ye Song berusaha mengendalikan diri dengan logikanya. Dia juga merasa lebih tenang setelah Cecilia keluar dari kamarnya.

Kemarin, Ye Song merasa terlalu lelah untuk membersihkan dirinya. Biasanya, ia mencuci mukanya sebelum tidur.

'Di sini, air cukup langka, jadi orang-orang hanya membersihkan diri sekali dalam sehari. Karena masalah ini, aku tidak bisa membuang-buang air sembarangan.' Pikir Ye Song

Ye Song berjalan ke arah jendela yang telah terbuka, dan melihat ke bawah. Di tanah kosong yang sangat luas di depan hutan, sekelompok pengawal berbaju zirah hitam lengkap dan membawa pedang crossguard selebar telapak tangan di punggung sedang melakukan latihan pagi rutin mereka. Ye Song melihat banyak debu berwarna kuning tertiup ke belakang rute lari pagi mereka.

"Sebelas!" teriak pengawal yang memimpin di depan kelompok itu.

"Sebelas!" Seluruh anggota kelompok berteriak menyahut pemimpinnya. Teriakan mereka keras, namun tidak selaras. Ye Song dapat mendengar suara kicau burung sayup-sayup di antara teriakan mereka.

Ye Song merasa lebih baik dan tidak lagi mengantuk hanya dengan melihat mereka berlatih.

'Sudah waktunya memikirkan cara bagaimana membangun dasar yang kuat untuk tubuhku.' Pikir Ye Song sembari melihat para pengawal yang sedang berlatih itu, kemudian ia menggaruk dagunya.

'Chip yang kumiliki memiliki dua fitur, yaitu analisa dan penyimpanan. Kemarin, hasil analisa ayahku dan Audis tidak tepat, karena analisa itu berdasarkan informasi sensorik yang kupunya. Jadi, agar Zero bisa menganalisa dengan tepat, aku harus mengumpulkan banyak data. Bagian penyimpanan chip memiliki cara kerja yang mirip dengan cara kerja hard disk, sehingga bisa menyimpan banyak data. Sayangnya, chip ini tidak bisa menggantikan memoriku, jadi aku harus mencari cara untuk memindahkan memori dari bagian penyimpanan ke otakku.' Ye Song berpikir lama.

'Cara terbaik untuk memperkuat tubuhku sendiri adalah dengan banyak berlatih. Fungsi analisa dari chipku dapat membantu menemukan cara terbaik bagiku untuk berlatih.' Ye Song terus berpikir.

Ye Song menunggu sebentar, dan akhirnya Cecilia membawakan air dan handuk untuknya. Ye Song membersihkan dirinya sebentar. Setelah itu, ia meminta Cecilia untuk tetap tinggal di kamarnya sementara ia meninggalkan ruangan dan turun menggunakan tangga spiral.

Hari masih pagi sekali, dan nyaris tidak ada cahaya yang masuk ke dalam istana. Karena itu, daerah di sekitar tangga masih sangat gelap, hingga Ye Song harus berjalan perlahan-lahan sambil berpegangan pada pegangan tangga yang terbuat dari kayu.

Setelah turun dari lantai empat, terlihat ada jendela kecil di setiap ujung dekat tangga. Sembari menuruni tangga, Ye Song melihat beberapa pelayan wanita sedang membuka jendela-jendela itu untuk membiarkan udara segar masuk.

"Selamat pagi, Tuan Muda Angele." Seorang pelayan wanita melihat Ye Song dan menyapanya dengan sopan.

Ye Song masih bisa mendengar suara latihan para pengawal melalui jendela. Dari penampilan pelayan wanita itu, ia terlihat seperti gadis biasa berumur di bawah dua puluh tahun. Pelayan wanita di kastil dipilih sendiri oleh Baron Karl. Hanya pelayan yang imut dan pintar yang akan diperbolehkan untuk bekerja dan tinggal di sini. Karena itulah, Ye Song merasa cukup nyaman dengan gadis-gadis itu.

"Pengawal siapa yang sedang berlatih di luar?" tanya Ye Song.

"Pasukan kavaleri milik Ksatria Anry." Pelayan wanita itu menjawab dengan penuh hormat.

"Ksatria Anry?" tanya Ye Song.

"Ksatria Anry adalah ajudan dari Ksatria Audis. Mungkin Anda masih belum mengenalnya, karena ia baru direkrut beberapa waktu lalu." Kata pelayan wanita itu dengan suara yang ringan.

"Oke, aku mengerti." Ye Song mengangguk, dan kembali berjalan turun tangga.

Di luar bagian tempat tidur, ada sebuah lapangan luas yang kosong. Kastil ini memiliki beberapa gedung, dan bagian tengahnya adalah tempat berlatih.

Cahaya matahari pagi masuk melalui celah-celah kecil di antara gedung-gedung itu, sehingga menciptakan ilusi pilar berwarna emas yang berdiri di atas tanah.

Sementara itu, lapangan berlatih itu sendiri adalah tanah lapang berwarna putih keabu-abuan.

Di sana, sudah ada banyak remaja lelaki dan perempuan yang sedang berlatih. Sebagian besar dari mereka mengenakan pakaian berwarna putih dan abu-abu. Teriakan mereka bahkan terdengar sampai ke telinga Ye Song.

Para remaja laki-laki berlatih gerakan untuk membelah dan menyayat menggunakan pedang kayu, sementara para remaja perempuan berlatih menembak target sejauh tiga puluh meter menggunakan busur kayu pendek.

Seorang pria kekar berdiri di ujung lapangan berlatih.

Ye Song melihat ke arah pria kekar itu. Ia mengenakan baju abu-abu dan celana panjang hitam. Dia terlihat lebih lemah dari Audis, namun masih terlihat sangat kuat. Dengan raut wajah yang tenang dan tanpa suara, ia mengawasi remaja-remaja yang sedang berlatih itu,

Pria kekar itu melihat Ye Song sedang menatapnya, dan melambaikan tangan ke arahnya.

"Hey!" Teriak pria itu. "Semuanya, berhenti dan kemarilah sebentar!"

Remaja-remaja yang sedang berlatih itu melihat ke arah sumber perintah itu. Salah satu murid laki-laki melakukan sebuah gerakan membelah yang menimbulkan suara seperti tiupan angin. Beberapa murid perempuan melihat ke arah suara itu, dan murid laki-laki itu tersenyum senang,

"Aku bilang berhenti! Gelug, apa kau mau melanggar perintahku?" Tanya pria kekar itu dengan ekspresi marah.

"Iya, iya, iya, Master Alad tersayang." Gelug menjawab dengan nada tak peduli. Ia meletakkan pedang kayunya di tanah dan berjalan perlahan ke arah Master Alad.

Setelah semua murid berkumpul, Ye Song berjalan ke depan kelompok itu dan berdiri di sana tanpa suara.

"Hari ini, kita kedatangan anggota baru." Alad bertepuk tangan beberapa kali dengan cepat dan keras. "Ini adalah Tuan Muda Angele. Dia baru saja kembali dari kota Candia. Mungkin beberapa di antara kalian sudah mengenal wajahnya di pesta penyambutan kemarin."

Tidak ada yang bersuara. Para murid laki-laki terlihat tidak peduli, namun murid perempuan melihat Ye Song dengan tatapan ingin tahu. Suasana pun terasa aneh.

Ye Song merasa agak kecewa. Dia tidak di sini untuk sekedar berkenalan. Dia hanya ingin melakukan latihan pagi.

"Master Alad…" kata Ye Song,

"Panggil saja Alad." kata pria paruh baya itu dengan sopan.

"Baiklah, Alad. Tolong jangan membuang-buang waktu mereka semua. Karena saya masih dalam proses penyembuhan, saya ingin mulai dari awal. Bisakah Anda menunjukkan teknik-teknik latihan dasar?" tanya Ye Song.

Alad terkejut karena ia sudah pernah memberitahu Ye Song teknik latihan dasar beberapa waktu lalu. Bahkan, Angele sudah berlatih sebelum pergi ke kota Candia. Ia ingin melihat semua teknik latihan dasar sekali lagi?

"Jangan bilang ia bahkan tidak tahu teknik latihan dasar…" Gumam salah satu murid.

"Ssst!" Murid-murid lainnya berusaha menghentikan kelakuan tidak sopan itu.

Namun, beberapa murid sudah meremehkan Ye Song. Di zaman yang kacau ini, hanya yang kuat yang akan dihormati. Yang lemah hanya akan diremehkan.

Beberapa murid melihat ke arah Ye Song dengan tatapan seperti orang yang sedang melihat hewan langka. Sementara itu, Ye Song berusaha mengontrol emosinya dengan memfokuskan pikirannya pada Alad. Angele sendiri tidak mengingat teknik-teknik dasar itu dengan jelas, jadi Ye Song sekarang tidak tahu cara melakukannya. Kalau saja Angele bukan playboy bodoh semasa hidupnya, Ye Song tidak akan mengalami situasi yang buruk seperti ini.

"Dapatkah kau melakukan itu untukku, Alad?" Ye Song mengulangi permintaannya.

"Iya… Baik." Alad mengangguk setelah kebingungan selama beberapa saat.

"Tetapi, saya hanya tahu dasarnya. Jika Anda mau teknik yang lebih tinggi, akan lebih baik jika Anda meminta pertolongan Baron Karl dan Ksatria Audis. Mereka sangat ahli dalam berpedang." Kata Alad.

Mungkin benar bahwa Ye Song bisa belajar teknik-teknik yang lebih tinggi bersama ayahnya dan Audis, namun Ye Song harus bisa melakukan teknik dasarnya terlebih dahulu. Tidak mungkin baginya untuk memulai dari teknik tingkat tinggi.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.