Memanggil Pedang Suci

Taruhan Sepuluh Hari



Taruhan Sepuluh Hari

2Barney?     

Alis Rhode berkerut saat dia menatap Barney yang menyela pembicaraannya. Marlene terlihat sangat tidak senang. Walaupun Marlene tidak mengenal Barney, dia tidak senang dengan sikap Barney yang menyela pembicaraan mereka dengan Hank. Apalagi, Barney berani merebut misi yang ingin diambil oleh kelompoknya. Sebagai bangsawan, Marlene tentu saja tidak bisa menoleransi tindakan seperti ini.     

"Kami belum meninggalkan konter dan kau berani merebut misi kami? Dasar kurang ajar. Apa kau tidak diajari sopan santun oleh kedua orang tuamu?"     

Wajah si perempuan peri berubah jadi suram saat mendengar ucapan Marlene yang ketus. Dia berusaha menarik tangan Barney dan membawanya pergi. Namun, Barney tetap bertahan dan mengabaikan Marlene. Dia menatap Hank dengan wajah serius.     

"Paman Hank, kau tahu sendiri peraturan yang berlaku di tempat ini. Dalam Asosiasi Prajurit Bayaran, misi-misi yang 'belum' diambil boleh diambil oleh kelompok mana pun. Dan sekarang, sebagai pemimpin kelompok Jade Tears, aku telah mengambil misi ini. Seharusnya tidak masalah 'kan, Paman Hank?"     

"Itu…"     

Hank terlihat salah tingkah ketika mendengar pertanyaan Barney. Dia bergantian memandang Rhode dan Barney. Tidak seperti Marlene, Hank mengetahui konflik antara Rhode dan kelompok Jade Tears yang terjadi di depan gedung Asosiasi Prajurit Bayaran. Dan saat ini, ketika Rhode dan Barney sedang berhadapan, Hank tegang. Dia menoleh pada Rhode dan berharap agar Rhode tidak emosi lagi. Jika konflik seperti itu terulang kembali, maka Asosiasi Prajurit Bayaran juga akan terkena dampaknya. Untungnya, Rhode terlihat tenang saat ini.     

"Paman Hank."     

Barney memanggil Hank lagi.     

"Misi ini telah resmi menjadi misi kita, kan?"     

"Kau…!"     

Marlene sudah tidak bisa menahan amarahnya. Tapi Rhode tiba-tiba merentangkan tangannya dan menghentikan Marlene. Kemudian, dia berbalik dan menatap dua orang di depannya.     

Si perempuan setengah peri merasa bahwa bulu kuduknya berdiri saat Rhode menatapnya. Dia menggigit bibir dan menundukkan kepalanya berusaha menghindari tatapan Rhode. Sebaliknya, Barney membalas tatapan Rhode dengan berani. Beberapa saat kemudian, Rhode berbicara dengan nada yang menghina.     

"Tunggu dulu…apakah kalian tidak merasa terlalu percaya diri menyelesaikan misi ini?"     

"Siapa yang memberimu hak menentukan apakah kami mampu atau tidak menyelesaikan misi ini?"     

Barney membalas perkataan Rhode dengan berani. Sedangkan Rhode hanya mengangkat bahu ketika mendengar jawabannya.     

"Yah, kau sepertinya tidak setuju dengan pendapatku. Apa kau telah memutuskan untuk mengambil misi ini?"     

"Tentu saja, Tuan Rhode."     

Barney menjawab tanpa ragu.     

"Tapi sayangnya aku juga tidak berniat menyerahkan misi ini padamu begitu saja."     

Tubuh Hank dan si perempuan setengah peri menjadi tegang saat mendengar ucapan Rhode. Barney menggertakkan gigi. Dia meraih pedangnya dengan tangan kanan secara perlahan. Tapi Rhode sepertinya tidak berniat untuk bertarung dengannya.     

"Sudahlah, tidak ada gunanya kita berdebat mengenai hal ini. Bagaimana kalau kita bertaruh saja?"     

"…Taruhan?"     

"Aku tidak percaya bahwa kelompok prajurit bayaranmu mampu menyelesaikan misi ini. Jadi bagaimana kalau kita mengambil misi ini bersamaan?"     

Rhode berbicara dengan nada menghina. Barney dan si perempuan setengah peri marah saat mendengar kata-katanya, namun mereka berusaha menahan amarah mereka. Mereka tidak ingin melanggar syarat Asosiasi Prajurit Bayaran untuk tidak memancing perkara dengan kelompok lain. Mereka pun menunggu penjelasan Rhode.     

"Aku akan memberi kalian waktu sepuluh hari untuk menyelesaikan ini. Jika dalam waktu sepuluh hari kalian masih belum kembali, maka aku akan menganggap bahwa kalian semua telah mati dan gagal menyelesaikan misi tersebut. Di saat itu, aku dan kelompok Starlight akan memasuki Blackrock Depths untuk menyelesaikan misi itu. Bagaimana?"     

Mereka semua memiliki pendapat yang berbeda terhadap usul Rhode. Marlene memilih diam, namun dia menganggap bahwa taruhan ini sia-sia. Sementara itu, si perempuan peri sepertinya tidak tertarik menerima taruhan itu karena dia tidak tahu apa yang akan dihadapinya di Blackrock Depths. Di sisi lain, Hank masih khawatir saat mengamati Barney dan Rhode. Dia berharap bahwa mereka tidak akan bertengkar di tempat ini.     

"Baiklah."     

Setelah berpikir sejenak, Barney mengangguk.     

"Tapi, ada satu syarat." Barney melanjutkan ucapannya.     

"Syarat?"     

Rhode menaikkan alisnya, tapi kemudian dia mengangguk.     

"Oke, katakan saja syaratnya."     

"Untuk menjamin keadilan dalam taruhan ini, aku harap Asosiasi Prajurit Bayaran bersedia untuk mengirim seseorang sebagai saksi atas taruhan ini. Setelah kami memasuki Blackrock Depths, orang kiriman Asosiasi Prajurit Bayaran itu harus mengawasi pintu masuk dari Blackrock Depths untuk mencegah adanya gangguan dari pihak luar."     

Perempuan setengah peri itu menghela napas saat mendengar kata-kata Barney. Sebenarnya, semua kelompok prajurit bayaran memang berhak meminta bantuan kepada Asosiasi Prajurit Bayaran untuk hal-hal seperti ini. Barney khawatir bahwa Rhode akan mengganggunya dengan cara-cara yang licik. Oleh karena itu, dia mengusulkan hal ini untuk mencegah kemungkinan terburuk. Dengan pengawasan dari Asosiasi Prajurit Bayaran, Rhode tentu juga tidak bisa berbuat seenaknya.     

"Tidak masalah."     

Rhode segera menyetujui syarat Barney. Kemudian, dia membalikkan badan dan melambaikan tangan pada mereka berdua.     

"Oke, kurasa kita berdua sudah sepakat. Aku harap kalian tidak akan mengecewakanku. Ayo, Marlene."     

Marlene mengerutkan keningnya sambil memandang Barney dan perempuan setengah peri dengan wajah yang tidak senang. Namun dia segera mengikuti Rhode dan pergi.     

Barney menghela napas dengan lega saat menatap kepergian mereka. Di saat yang bersamaan, si perempuan setengah peri juga merasa lega.     

"Kau terlalu sembrono, Barney."     

"Tapi aku berhasil, kan?"     

Barney tersenyum percaya diri saat mendengar keluhan perempuan setengah peri. Wajah perempuan itu agak merona saat melihat senyuman Barney.     

Keputusan Barney memang bijak. Dengan meminjam bantuan dari Asosiasi Prajurit Bayaran, dia telah menghindari skenario terburuk bagi kelompoknya. Namun, perempuan setengah peri itu tahu bahwa mereka akan sangat sibuk.     

"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"     

"Aku akan bertemu dengan 'pendukung' kita dan memberikan laporan mengenai hal ini. Aku pikir dia akan bersedia membantu kita dalam misi ini. Kau lebih baik kembali ke markas dan beritahu anggota lainnya mengenai Blackrock Depths. Kita lebih baik mencari info sebanyak mungkin tentang tempat itu. Lalu, suruh dua anggota lainnya memata-matai gerakan kelompok Starlight. Jika mereka melakukan sesuatu yang mencurigakan, segera beritahu aku. Aku tidak percaya bahwa mereka akan menyerah begitu saja."     

"Baiklah. Aku mengerti."     

Saat mendengar perintah dari Barney, perempuan setengah peri itu merasa lega. Akhirnya, dia yakin bahwa Barney bukanlah pemuda sembrono seperti dulu.     

-     

Sementara itu, Rhode dan Marlene juga sibuk berdiskusi saat meninggalkan gedung Asosiasi Prajurit Bayaran.     

"Aku masih tidak percaya bahwa kau bersedia menerima syarat mereka, Tuan Rhode."     

Marlene masih terlihat tidak senang karena pertemuannya dengan Barney dan si perempuan peri. Meskipun begitu, Rhode terlihat santai.     

"Jangan khawatir, Marlene. Setidaknya kita memiliki waktu yang lebih banyak untuk bersiap-siap. Kita tetap akan mengikuti rencana awal. Ku perintahkan kau untuk membeli beberapa scroll tipe api, Marlene. Sebanyak mungkin. Dan..aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk memantau perkembangan Lize dan yang lainnya...Bagaimana dengan perkembanganmu sendiri, Marlene?"     

"Aku rasa kita sudah berada di jalur yang tepat, Tuan Rhode."     

Sejak saat itu, Marlene dan yang lainnya telah memahami apa yang dimaksud Rhode. Mereka pun mulai menciptakan gaya bertarung mereka sendiri dalam pertarungan nyata. Walaupun proses perkembangan mereka lambat, setidaknya mereka sekarang tahu apa yang harus dilakukan."     

"Bagus, misi ini akan menjadi ujian bagi kalian semua jadi ku harap kalian semua siap. Oh dan lebih baik bawa semua perlengkapan magis tipe api yang kau miliki, Marlene. Misi ini tidak akan semudah perkiraanmu."     

"Tentu saja, Tuan Rhode. Tapi…apakah kau tidak khawatir jika kelompok mampu menyelesaikan misi ini terlebih dahulu."     

"Tenang saja."     

Rhode tidak berpikir bahwa mereka mampu menyelesaikannya.     

"Kalaupun mereka mampu menyelesaikannya, semua itu akan sia-sia."     

Dia menjawab pertanyaan Marlene.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.