Memanggil Pedang Suci

Tersesat (Akhir)



Tersesat (Akhir)

0Gerak-gerik parlemen Negara Cahaya lebih cepat daripada dugaan mereka.      

Sonia mengepalkan tangannya ketika dia melihat beberapa prajurit berjubah mirip yang berdiri di sekitar mimbar kapal terbang. Faktanya, Sonia bersumpah bahwa dia tidak tahu darimana asal prajurit-prajurit aneh ini. Dia sudah hidup di Casabianca selama bertahun-tahun. Sebagai anggota parlemen Negara Cahaya, dia tahu setiap unit pasukan yang ditempatkan di kota ini. Meskipun demikian, dia tidak pernah bertemu dengan prajurit-prajurit ini. Dia mengira bahwa mereka adalah prajurit-prajurit pribadi Nakvard ketika dia pertama kali menemui mereka di makam. Tapi setelah melihat mereka memenuhi jalan, dia membuang pikiran ini jauh-jauh. Para prajurit mengontrol seluruh kota. Jumlah mereka cukup untuk menuntaskan misi ini. Hal ini membuat Sonia merasa curiga karena mendukung biaya prajurit sebanyak ini membutuhkan uang yang sangat banyak. Bahkan lima grup finansial terbesar pun tidak akan bisa menyebarkan prajurit pribadi untuk mengontrol seluruh kota Casabianca. Bagaimana parlemen Negara Cahaya bisa melakukannya tanpa ketahuan oleh kemiliteran, pasukan penjaga kota, lima grup finansial terbesar, dan kedua Archangel?     

Apapun itu, intinya, Sonia dan Lily harus segera meninggalkan Casabianca. Selama mereka bisa pergi dari sini, maka mereka bisa menjamin keamanan mereka untuk sementara waktu.     

Sonia sempat terpikir ingin meminta bantuan gereja dan Menara Sihir, tapi dia tidak yakin apakah mereka bersedia membantunya dan membantu Lily. Asosiasi-asosiasi sipil ini biasanya bersikap netral dan jarang terlibat konflik politik. Kalau demi Light Dragon…Tapi Sonia segera mengurungkan pikiran ini setelah melihat beberapa prajurit berbaju zirah putih yang sedang berjaga di jalanan utama. Parlemen Negara Cahaya jelas telah menyadari kemungkinan ini. Para prajurit tidak menghalangi jalan ataupun mencari para pejalan. Mereka hanya berdiri diam di sudut bagaikan prajurit penjaga biasa. Meskipun beberapa penduduk sipil menatap mereka dengan penasaran, namun tidak ada masalah yang timbul karena kehadiran mereka.      

"Mereka benar-benar telah merencanakannya dengan matang…" ucap Sonia pelan sambil menggertakkan giginya.      

Mereka tidak bisa meninggalkan kota ini melalui kapal terbang. Mereka juga tidak bisa meminta bantuan Menara Sihir dan gereja. Dilihat dari sini, mereka sepertinya juga akan menemui konsekuensi yang sama jika mereka meminta bantuan Asosiasi Prajurit Bayaran. Kalau begitu, jika mereka ingin meminta bantuan tanpa ketahuan parlemen Negara Cahaya, maka satu-satunya harapan mereka adalah mencari guild Thief yang sering muncul dalam rumor. Tapi masalahnya…     

Sonia hanya wanita muda yang menjadi politisi. Dia bukanlah seorang prajurit bayaran ataupun Thief, jadi bagaimana mungkin dia bisa berurusan dengan penjahat! Meskipun dia juga bisa meminta bantuan dari Thief acak di jalananan, entah apa yang akan mereka lakukan pada Sonia dan Lily. Meskipun para Thief mungkin tidak akan menyerahkan mereka pada parlemen Negara Cahaya, namun tidak ada jaminan bahwa Sonia dan Lily akan aman di tangan mereka. Dengan kekuatan Sonia dan Lily saat ini, mereka tidak bisa bertindak secara sembarangan….     

Hampir semua jalan kabur telah ditutup. Kalau begini, situasinya mungkin lebih sulit daripada bayangan Sonia. Tidak hanya itu, tapi dari fakta bahwa para prajurit bertindak dengan cepat, parlemen Negara Cahaya mungkin telah dikontrol sepenuhnya oleh Nakvard sekarang.      

Sonia berbalik badan dan menatap Lily di belakangnya yang telah melepaskan roknya yang mengganggunya dan mengenakan jubah yang jauh lebih nyaman. Sama seperti Sonia. Dengan identitas mereka, akan terlalu mencolok jika mereka mengenakan gaun mewah. Selain itu, Sonia tidak berani menjual atau membuang gaun-gaun itu. Sebelum bergabung dengan parlemen Negara Cahaya, Sonia adalah petugas eksekutif ketiga dari grup finansial Lockos. Dia tahu betapa mudahnya bagi sebuah organisasi besar untuk mencari seseorang. Walaupun Sonia bisa saja memberikan gaunnya dan gaun Lily pada orang lain atau menjual mereka untuk mendapatkan uang, namun hal itu akan meninggalkan jejak pada lokasi mereka. Tapi untungnya, gelang spasial Sonia masih bisa diisi dengan sepasang gaun.      

Sepertinya hanya inilah satu-satunya pilihan yang tersisa.      

"Lily."     

Sonia menatap Lily dan memanggilnya dengan pelan. Dalam pikirannya, ada jalan yang bisa membawa mereka keluar dari Casabianca dengan aman. Tapi…Kalau bukan karena situasi yang genting ini, Sonia tidak akan menggunakan jalan itu.      

"Ya? Ada apa, Sonia?"     

Lily berbalik badan dan menatap Sonia dengan penasaran. Sonia merasa ragu sebelum melanjutkan ucapannya.      

"Apakah anda merasa takut dengan…bau busuk?"     

Sebagai kota terbesar di Daratan Cahaya, Casabianca memiliki sistem perairan bawah tanah yang canggih. Sistem perairan kota ini sudah ada bahkan sebelum parlemen Negara Cahaya berdiri. Sistem perairan ini dibangun oleh para kurcaci dan saat ini berada di bawah tanah kota Casabianca dalam keadaan yang sempurna. Dalam terowongan air yang tinggi dan gelap, seseorang bisa melihat dinding batu alami di bagian atap. Tapi di dalam terowongan air itu, limbah kotor yang keruh sedang mengalir.      

Dua keberadaan yang saling berlawanan ini terbentang di hadapan Sonia dan Lily.      

Lily menatap limbah kotor yang mengalir di dekat kakinya dengan ekspresi jijik. Kalau saja dia tidak menutupi hidung dan mulutnya dengan sapu tangan, dia mungkin sudah jatuh pingsan. Wajar saja, karena fasilitas bawah air ini bukanlah atraksi. Di sisi lain, kotoran-kotoran di limbah itu tidak hanya terlihat menjijikkan, namun airnya juga terlihat keruh. Ada juga beberapa tungkai mayat manusia dan binatang. Beberapa kerangka unggas yang berantakan juga terlihat menjijikkannya.      

Sonia merasa mual saat melihat jalan yang menjijikkan di depannya. Sebenarnya, kalau bukan karena 'keperluan kerja' yang menuntutnya untuk menyelidiki tempat ini, dia tidak akan memasuki tempat ini seumur hidupnya, apalagi datang ke sini untuk kedua kalinya. Sebelumnya, meskipun dia tidak ingin datang ke tempat bawah tanah yang menjijikkan ini, namun dia tetap sabar untuk menunjukkan kesetiaannya. Tapi kesetiaan Sonia pada saat itu sepertinya adalah pilihan yang tepat.      

"S-Sonia? Apakah kita benar-benar akan melewati tempat ini?"     

Lily menatap jalan yang menjijikkan di depannya dan bergumam dengan mulut dan hidung yang tersumpal. Sonia mengangguk.      

"Benar, Yang Mulia. Hanya ini satu-satunya jalan yang aman. Grup Finansial Lockos kami yang bertanggung jawab untuk memperbaiki dan mengelola sistem perairan Casabianca. Saya pernah datang ke sini untuk urusan kerja. Saya juga masih ingat dengan distribusi terowongan air dari sistem perairan ini. Kita bisa meninggalkan Casabianca melalui terowongan air ini. Meskipun saya tahu bahwa perjalanan ini tidak akan terasa nyaman, namun tolong bersabarlah untuk saat ini."     

Lily mengangguk dengan ragu. Bagaimanapun juga, dia tahu bahwa situasinya sangat genting dan mereka tidak bisa membuang-buang waktu. Dia menggertakkan gigi dan mengikuti Sonia.      

"Tapi…Yang Mulia, tolong berhati-hatilah. Tempat ini tidak seaman kelihatannya."     

"Hah?"     

Lily bisa mendengar kegugupan dalam suara Sonia dan menatapnya dengan bengong. Kemudian, dia mengerti maksud Sonia.      

Suara geraman monster yang nyaring bergema dalam terowongan itu. Air limbah yang kotor mengalir melawan arus saat sebuah mayat busuk yang berwarna hitam muncul dari dalam dan mengangkat kepalanya sambil menatap Sonia dan Lily dengan matanya yang membusuk. Dia melebarkan mulutnya dan meraung.     

Sebuah cahaya merah berkilat.     

Sonia menghunus pedangnya dan melaju ke depan langsung menyabet zombie itu. Sesaat kemudian, sebuah kobaran api membara muncul dan membakar zombie itu hingga menjadi bola api sepenuhnya. Di saat yang bersamaan, mereka mendengar serangkaian suara geraman yang mirip bergema di terowongan itu, seakan-akan bereaksi atas kedatangan mereka.      

Kemudian, satu per satu sosok-sosok hitam muncul.     

"Mereka berhasil kabur?"     

Nakvard mendongak. Matanya terlihat bagaikan api membara yang memberikan sensasi menekan. Tapi meskipun demikian, prajurit yang berdiri di depannya sepertinya tidak menyadari keberadaannya yang mengintimidasi sama sekali. Dia mengangguk dan menunggu perintah Nakvard yang selanjutnya.      

"Ya, Tuan. Kami telah menyegel seluruh Casabianca. Seharusnya tidak sulit menemukan mereka."     

"Aku tidak menyangka bahwa bocah itu berani. Sepertinya aku telah meremehkannya. Dia masih muda, tapi dia mampu memprediksi gerakanku…Tangkap mereka hidup-hidup. Yang paling aku butuhkan adalah orang berbakat sepertinya. Jangan bunuh dia, mengerti?"     

"Baik, Tuan. Saya akan segera mencari mereka sekarang."     

Prajurit berbaju zirah putih itu mengangguk, berbalik badan dan segera meninggalkan ruangan. Pada saat ini, seorang pria tua yang sedang berdiri di belakang Nakvard bertanya dengan ragu.     

"Apakah semuanya akan baik-baik saja? Kedua Archangel…"     

"Tidak masalah. Kita sengaja menunjukkan beberapa lokasi untuk menuntun mereka menjauh. Mungkin mereka sekarang sedang bertarung dengan beberapa pelayan majikanku dan tidak akan kembali dalam waktu dekat. Selain itu, mereka tidak akan bisa melakukan apa-apa meskipun mereka kembali. Begitu kita mampu mengontrol kota ini dan mengaktifkan medan sihir kita, mereka tidak akan bisa berbuat seenaknya lagi."     

"Tapi… Darimana bocah itu mendapatkan informasinya? Kita tidak…"     

"Kita akan tahu setelah kita menangkap mereka."     

Nakvard mendengus dan berbalik.      

"Baiklah kalau begitu. Aku akan memeriksa pengaturan medan sihir. Ku serahkan sisanya padamu."     

Nakvard melirik aula rapat itu sekali lagi, dimana ada mayat-mayat penuh darah yang menduduki kursi mereka. Beberapa saat lalu, mereka masih bertingkah sombong. Tapi sekarang, anggota-anggota parlemen bangsawan ini hanyalah seonggok daging busuk.      

"Karena kalian berusaha keras untuk membuat kita menyerah, maka aku akan menunjukkan kehormatan dan ambisi kita pada kalian, wahai manusia. Meskipun kita harus menghancurkan dunia ini, kami tidak akan pernah menunduk kepada siapapun. Hanya manusia yang mampu memutuskan takdir mereka, meskipun dia harus menanggung kehancuran dan kematian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.