Memanggil Pedang Suci

Tes



Tes

0

Saat ini, tempat latihan Asosiasi Prajurit Bayaran terlihat ramai. Ketika orang-orang mendengar kabar bahwa ada seseorang yang akan menantang Sereck, mereka pun berbondong-bondong menuju ke tempat ini. Walaupun begitu, ini momen yang langka, karena biasanya orang-orang tidak tertarik dengan tes prajurit bayaran biasa.

'Pendekar Pedang Cahaya' Sereck, adalah salah satu sosok legendaris di kota Deep Stone. Semua prajurit bayaran menghormatinya. Walaupun dia jarang mengadakan tes dengan terjun langsung ke dalamnya, saat ini dia harus melakukannya karena perintah sang presiden. Kejadian ini pun mengundang rasa ingin tahu dari para prajurit bayaran yang saat ini berkumpul di salah satu sudut lapangan.

Tentu saja, sebagai prajurit bayaran, mereka sudah lulus dari tes ini, yang sebenarnya melibatkan proses yang cukup sederhana. Asosiasi ini akan menugaskan salah satu prajurit bayaran veteran untuk menguji pemula itu, dan selama dia mendapat penilaian yang baik dari veteran itu, maka mereka dinyatakan lulus. Tapi dites sendiri oleh Sereck? Bahkan banyak veteran di sini yang tidak pernah melihat Sereck menguji seseorang secara pribadi. Karena itulah, para prajurit bayaran itu penasaran dengan 'pemula' yang mempunyai kualifikasi untuk menerima langsung penilaian dari Sereck.

Orang pertama yang memasuki tempat latihan tersebut adalah 'Pendekar Pedang Cahaya' itu sendiri, Sereck.

Menggunakan sepotong baju pelindung kulit berwarna putih, dengan pola singa emas pada pelindung dadanya, Sereck muncul dengan rambut emasnya yang khas, yang tersisir ke belakang dengan rapi. Ketika menunjukkan senyum yang lembut sekaligus percaya diri, sorakan bergema di antara kerumunan prajurit bayaran yang menonton. Tidak mengherankan, mengingat reputasi Sereck yang tinggi dalam kota Deep Stone.

"Kuserahkan padamu, kawan lama."

Moby berjalan ke sisi Sereck dan tersenyum sambil menepuk pundaknya.

"Tenang saja Moby." Sereck membalas senyum presiden tua itu dengan elegan. Tapi tetap saja, dia merasa penasaran dengan lawannya.

"Jarang-jarang aku melihatmu segelisah ini. Memang pemuda seperti apa yang bisa membuatmu gelisah?"

"Hanya seorang bocah yang tidak tahu berterima kasih."

Presiden tua itu menggerutu dingin.

"Begitu. Baiklah, kalau begitu aku akan memberinya pelajaran agar tidak macam-macam dengan asosiasi kita!"

Sementara itu, Rhode dan Lize akhirnya sampai di tempat latihan setelah dipandu oleh petugas. Ketika kerumunan penonton menyadari keberadaan mereka, tatapan mereka menjadi bingung. Dibandingkan dengan kedatangan Sereck, perbedaan perlakuan penonton sangat jelas di sini.

"Kakak, bukankah itu Lize?"

Saat itu, Barney yang berada dalam kerumunan penonton tiba-tiba berseru. Shauna, yang berdiri di sebelahnya, mengerutkan kening ketika dia melihat Lize dan Rhode dan memilih untuk tetap diam.

"Bukankah itu adalah pemuda yang tadi? Apakah dia yang akan diuji hari ini?"

Kerumunan prajurit bayaran yang sebelumnya melihat dua orang itu mulai bergosip.

"Dari mana asal pemuda itu? Dia yang bisa memaksa presiden untuk memanggil Sereck?"

"Dia bahkan dapat menjaga aura misterius di sekitarnya dengan memakai jubah seperti itu. Dari kesan pertama, sepertinya dia bukan orang baik."

"Siapa dia? Dengan penampilan begitu, apakah dia seorang Mage?"

"Tidak mungkin. Dia bahkan tidak memiliki tongkat sihir. Senjata apa itu yang dia bawa…eh!? EH?! Bukankah itu pedang latihan yang biasanya kita gunakan?"

Bahkan sang presiden dan Sereck merasa agak terkejut ketika melihat senjata pilihan Rhode. Pedang latihan adalah senjata biasa yang disediakan oleh Asosiasi untuk berlatih, dan tentunya bukan jenis senjata yang akan dibawa oleh seorang prajurit bayaran dalam tes setingkat ini. Kebanyakan dari mereka memilih untuk menggunakan senjata mereka sendiri karena mereka sudah terbiasa dengan senjata tersebut. Bahkan jika mereka menggunakan pedang biasa, mereka akan memilih pedang yang lebih nyaman digunakan, dan bukannya pedang latihan yang sama sekali tidak dimodifikasi ini.

Apakah dia berniat menggunakan pedang seperti itu untuk melawan Sereck?

Ketika semua orang membicarakan pilihan senjata Rhode, pemuda itu sudah berjalan ke arah Sereck dan Moby. Dia memberi hormat pada mereka berdua lalu mengangkat tudungnya.

"Saya sudah siap. Anda berdua bisa mulai kapan saja."

"Apakah kau ingin menggunakan pedang itu untuk menantangku?" Sereck mengerutkan kening dan bertanya padanya.

Karena Sereck sendiri jarang mengadakan tes secara pribadi, dia tidak merasa tersinggung dengan Rhode. Tapi jika musuhnya hanya menggunakan senjata biasa untuk bertarung, maka tidak akan ada artinya meskipun dia menang.

"Anak muda, jangan merasa tertekan, lakukan apa yang harus kau lakukan. Ini hanyalah pertandingan latihan dan kami berharap bisa mengukur kekuatan dan levelmu dengan tepat. Hasilnya tidak penting."

"Pemikiran kita sama, tuan Sereck."

Rhode memegang pedang di tangannya dengan santai.

"Jadi, tolong jangan pikirkan pilihan senjata saya…Karena saya juga ingin mencoba berhadapan dengan 'Pendekar Pedang Cahaya' sendiri."

"Baiklah kalau begitu."

Karena Rhode sudah memutuskan hal tersebut, muka Sereck berubah menjadi serius. Semula Sereck pikir akan tidak adil jika dirinya menggunakan pedang sihir melawan senjata biasa, tapi karena Rhode sudah terlebih dahulu meyakinkannya tentang pilihan senjatanya, maka dia tidak akan bertanya lagi.

Sereck mengangguk sedikit dan melirik sang presiden. Akhirnya dia paham mengapa Moby merasa jengkel dengan anak ini.

Tapi siapa dia sebenarnya?

Sereck menghentikan lamunannya, menggelengkan kepala dan mencabut pedangnya.

"Majulah!" Suaranya yang pelan bergema ke seluruh penjuru tempat itu.

Rhode terdiam dan perlahan menarik pedangnya sambil mengamati Pedang Cahaya di tangan Sereck dengan hati-hati. Dalam sekejap, Rhode mencondongkan tubuhnya ke depan dan menghilang saat dia mengaktifkan skill Shadow Flash.

Skill Swordsmanship?

Ketika Sereck mengamati skill milik Rhode, dia sedikit terkejut, tapi pria itu segera menenangkan diri dan mengaktifkan skillnya sendiri. Pedang di tangannya mendadak pecah menjadi serpihan-serpihan cahaya yang menyerbu ke arah Rhode. 

Karena ini hanyalah sebuah tes, Sereck tidak menggunakan kekuatan penuhnya. Tidak peduli seberapa terampil pemuda itu, dia berasumsi bahwa Rhode tidak akan bisa bertahan terhadap serangannya. Skill-skill dari Ilmu Pedang Cahaya sangatlah cepat, dan menghindar dari serpihan-serpihan cahaya tersebut bukanlah tugas yang mudah.

Namun, Rhode benar-benar melampaui dugaannya. Melompat dan berlari ke sana-sini, Rhode menghindari serpihan-serpihan itu dengan gesit sambil mendekat ke arah Sereck.

Gerakan dan penglihatan Rhode terhadap serangannya membuat ekspresi wajah Sereck berubah total. Dia benar-benar kaget bukan main.

Tapi apa yang tidak diketahui oleh Sereck adalah Rhode sangat mengenal skill-skillnya. Walaupun ada perbedaan level yang besar di antara mereka berdua, Rhode mengetahui jangkauan serangan Sereck. Walaupun serangan ini mungkin akan berhasil pada pemula, tapi bagi Rhode, serangan itu masih terasa kurang mengancam.

Ketika Sereck masih tertegun dengan gerakannya, Rhode telah mendekat, dan dia menyerang dengan Ilmu Pedang Bayangan Bulannya. Ilmu Pedang Cahaya dan Ilmu Pedang Bayangan Bulannya sangat berkebalikan. Kalau Ilmu Pedang Cahaya mirip dengan cahaya matahari, bersinar dengan terang dan memaksa orang-orang di sekitarnya untuk menyerah, Ilmu Pedang Bayangan Bulan mirip seperti bayangan, yang menyelinap dalam kegelapan, menunggu kesempatan yang tepat untuk menyerang.

Cepatnya!

Menyadari keberadaan bayangan yang tiba-tiba muncul di sampingnya, mata Sereck terbelalak dan dia buru-buru mengubah arah serangannya. Pedang sihirnya mengeluarkan cahaya terang, membungkus bayangan yang menyerangnya.

Rhode gagal menembus pertahanan Sereck. Tidak heran, mengingat perbedaan levelnya yang besar dengan Sereck sebanyak 30 level, rasanya seperti seekor semut yang berusaha mengalahkan seekor gajah. Jika Sereck menggunakan kekuatan penuh, Rhode sudah terlempar jauh dari tempat latihan. Karena itulah, ketika menghadapi serangan balasan Sereck, Rhode segera mundur dan menyeimbangkan dirinya dengan pedangnya.

Dia beruntung jika bisa menghindar sekali, tapi dua kali…? Sereck mulai merasa ragu dengan pemuda yang menggunakan jubah itu. Apa dia mengenal Sereck? Jika tidak, bagaimana bisa dia mengenali ilmu pedangnya?

Namun, sebagai veteran yang berpengalaman, tidak butuh waktu lama bagi Sereck menyadari bahwa Rhode memilih untuk menghindari serangan langsung. Berpikir demikian, Sereck menarik kembali serpihan-serpihan cahaya kembali ke arah pedangnya dan mulai menyerang Rhode secara langsung.

Sekali lagi, perhitungan Sereck meleset. Walaupun dia cukup percaya diri dengan kecepatannya, Rhode masih dapat menghindari serangannya berkali-kali sebelum mundur saat mereka beradu pedang.

Setelah beradu pedang sebanyak tiga hingga empat kali, para prajurit bayaran yang sedang menonton dengan penuh kekaguman, mulai saling bergumam.

"Kakak, serangan tuan Sereck sangat cepat, tapi kenapa terus meleset dari pemuda itu?" Barney bertanya dengan ekspresi kaget.

Dia membayangkan jika dia berada di posisi Rhode, dia tidak akan bisa menghindar dari serangan pertama dan sudah menyerah dari tadi. Tapi pemuda misterius itu mampu menghindari serangan tuan Sereck sebanyak tiga kali dan dia tidak terluka sama sekali! Apakah artinya pemuda itu juga ahli pedang?

Bukan hanya Barney yang berpikiran begitu, prajurit bayaran lain juga sama bingungnya. Mereka benar-benar tidak paham bagaimana caranya pemuda itu menghindari serangan Sereck yang begitu cepat.

Ekspresi Moby berubah muram karena dia tahu penyebabnya.

Walaupun ilmu pedang Sereck memang sangat cepat sesuai dengan namanya, tapi sumber masalahnya adalah hanya skill-skill pedangnya saja yang cepat, bukan orangnya. Di mata orang biasa, saat mereka menyaksikan ilmu pedang yang sangat cepat, maka mereka berasumsi bahwa orang yang menggunakannya juga pasti cepat. Namun faktanya, kedua hal itu sangat berbeda.

Presiden tua itu juga menyadari bahwa pemuda tersebut mengandalkan kecepatannya sendiri saat menghindar dari serangan-serangan Sereck. Selain itu, kelihatannya dia juga menyadari karakteristik Ilmu Pedang Cahaya. Melihatnya membuat alis Moby mengerut saat dia mencoba menebak asal-usul Rhode. Sereck tidak pernah meninggalkan kota Deep Stone selama 30 tahun, jadi hanya beberapa orang saja yang pernah bertarung dengannya. Jadi dari mana sebenarnya pemuda itu berasal?

Sementara itu, Sereck dan Rhode telah beradu pedang beberapa kali. Rhode masih menggunakan strategi untuk menghindar dari serangan langsung dan ekspresi Sereck akhirnya berubah menjadi sedikit tenang, meskipun secara keseluruhan dia masih terlihat cukup serius.

"Kau sangat gesit. Kau akan menjadi seorang Thief yang menjanjikan di masa depan." Sereck tersenyum dan berkata dengan nada muram ketika Rhode menghindari serangannya sekali lagi.

"Terima kasih atas pujian anda, tapi saya adalah seorang Swordsman."

Suara Rhode terdengar datar seperti biasanya; mukanya tersembunyi di balik tudung sehingga tidak ada orang yang bisa melihat ekspresinya.

"Kalau begitu tunjukkan ilmu pedangmu, Nak."

Sereck mengangkat pedangnya dan menunjuk ke arah Rhode. Dia memutuskan untuk sedikit serius. Bukan karena Rhode dapat menghindari serangannya berkali-kali, namun karena dia penasaran. Dia ingin melihat apakah pemuda di hadapannya ini masih memiliki trik tersembunyi.

"Sesuai keinginan anda."

Seketika, Rhode akhirnya bergerak.

Cahaya samar mulai terkumpul di ujung pedangnya. Dalam sekejap, diikuti oleh ledakan cahaya, sebuah sinar cahaya berbentuk bulan sabit keluar dari pedang tersebut.

Kondensasi energi pedang?

Melihat serangan itu, muka Sereck berubah menjadi tegang. Kemudian dia berseru, "Bagus sekali!" dan melangkah maju sambil memegang pedangnya.

Sebuah perisai cahaya muncul untuk menahan serangan berbentuk bulan sabit itu. Pada saat ini, sebagai seorang ahli pedang, Sereck menunjukkan kekuatan penuhnya. Gelombang energi luar biasa meledak dari pedangnya. Bahkan para prajurit bayaran yang menonton terpaksa melangkah mundur. Dan ketika serangan bulan sabit perak dari Rhode akhirnya beradu dengan cahaya pedang Sereck, serangan itu memudar tanpa jejak.

Lumayan.

Walaupun serangan Rhode berhasil dihalau dengan mudah, Sereck merasa terkejut sekaligus senang sambil menganggukkan kepalanya dengan puas. Laki-laki di hadapannya masih muda, tapi dia sudah bisa mengkondensasi energi pedang. Selain itu, dari bentrokan-bentrokan sebelumnya, Sereck menilai bahwa Rhode bisa bertarung dengan bijaksana. Sereck bahkan merasa sayang karena pria muda dengan bakat yang menjanjikan itu ingin menjadi seorang prajurit bayaran. Dia melirik ke arah Moby yang berdiri di sisi lapangan, mempertimbangkan ide untuk menjadikan pemuda itu sebagai muridnya. Bagaimanapun juga, pemuda berbakat seperti ini jarang ditemukan.

"---!!!"

Tiba-tiba terdengar sebuah kicauan burung, dan dia melihat ekspresi para prajurit bayaran yang menontonnya menjadi terkejut.

Apa yang terjadi?!

Dia segera memfokuskan perhatiannya kembali pada Rhode. Tapi pada saat ini, Sereck terkejut saat mendapati sosok berwarna hijau yang menembus perisai cahayanya dan melayang ke arah pria itu!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.