Memanggil Pedang Suci

Setelah Kapal Jatuh



Setelah Kapal Jatuh

0

Matt duduk dengan ekspresi canggung di sebelah api unggun. Wajahnya menampakkan ekspresi tak berdaya dan murung. Dia ingin marah, tapi tidak bisa.

Sementara itu, Rhode bersandar tenang pada sebuah pohon dengan mata tertutup. Lize menyiapkan makanan tanpa berbicara sepatah kata pun; walaupun ekspresinya terlihat tenang, namun matanya yang sembab mengungkapkan bagaimana perasaannya.

Sang pedagang gemuk beruntung karena dia satu-satunya orang yang selamat selain Rhode dan Lize. Sebagai pedagang, dia sering bepergian, jadi dia punya beberapa alat sihir sebagai penyelamat hidup. Sebelum kapal tersebut terjatuh, dia mengeluarkan liontin pelindungnya, yang mengeluarkan kemampuan ajaib; inilah alasan mengapa luka-lukanya lebih ringan daripada Rhode maupun Lize.

Luka Rhode sebelumnya masih belum sembuh total. Luka tersebut justru memburuk akibat pertempuran sebelumnya dan kecelakaan kapal yang menimpanya. Sama halnya dengan Lize. Setelah sebelumnya merasa sangat sedih atas kematian rekan-rekannya, dia tidak menyadari bahwa lengan kanannya terkilir, dan kaki kirinya juga terluka. Gadis tersebut baru menyadarinya saat semuanya sudah berakhir. Di sisi lain, pedagang gemuk tersebut hanya mengalami beberapa luka lecet ringan dan sakit kepala. Selain itu , tidak ada masalah.

Jika Rhode hanyalah orang biasa, luka seperti ini akan membuatnya harus berbaring di kasur selama beberapa bulan. Untungnya Lize seorang Cleric yang bertugas menyembuhkan orang. Dengan mantra penyembuhannya, luka-luka Rhode mulai menutup, tapi dia masih membutuhkan waktu untuk benar-benar pulih. Keberadaan seorang Cleric benar-benar menenangkan, karena pertempuran sebelumnya bisa saja membuatnya mati atau membuatnya cacat. Entah bagaimana caranya Rhode bisa menjaga tubuhnya tetap utuh saat kapal tersebut terjatuh. Intinya, dia baik-baik saja, selain beberapa bagian tubuh yang tidak bisa digerakkan. Lize terkejut karena dia tidak mengira bahwa tubuh Rhode bisa sekuat itu.

Bukan hanya Lize yang terkejut akan hal itu, tapi Rhode sendiri juga terkejut. Walaupun dia tahu bahwa dia adalah blasteran, dia tidak menyangka bahwa darah campurannya ternyata bakal seaneh ini. Dia mengalami luka parah sebelumnya, lalu terjun ke dalam pertempuran sengit dengan monster-monster, dan kemudian terlempar ke luar kapal dari ketinggian. Dan dia masih bisa bergerak…?

Mana mungkin rasku yang tersembunyi adalah Barbarian…iya kan?

Tapi ada satu hal yang mengganggu pikirannya. Alasan dia bisa memahami kondisi tubuhnya adalah karena dia juga paham dengan statusnya. Walaupun dia masih belum tahu setengah darah lainnya berjenis apa, tapi dia yakin bahwa dirinya adalah setengah manusia.

Selain itu, kondisi Lize juga sangat aneh; dia hanyalah seorang gadis lemah lembut sekaligus seorang Cleric yang tidak memiliki kemampuan bertarung. Dia seharusnya sudah tewas mengingat kecelakaan kapal sebelumnya. Tidak mengherankan bagi Rhode jika dia bisa selamat karena tubuh fisiknya bukanlah manusia biasa. Tapi bagaimana caranya Lize bisa selamat? Tidak mungkin penyebabnya adalah faktor keberuntungan.

Pertanyaan itu terngiang dalam pikiran Rhode selama beberapa saat, sampai suatu ketika pemuda itu menemukan jejak-jejak emas yang tersembunyi dalam mata biru Lize yang indah, yang membuat Rhode menyimpulkan bahwa Lize selamat bukan karena faktor keberuntungan.

"Umm…tuan Rhode?

Matt mengusap-usap tangannya, mukanya yang tambun menunjukkan senyum yang lebar.

"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"

Setelah menyelamatkan Matt, tiga orang tersebut berpencar dan memeriksa puing-puing kapal secara terpisah, tapi mereka tidak menemukan satu pun orang lain yang selamat. Supaya mayat rekan-rekannya tidak dimakan oleh hewan-hewan buas di hutan tersebut, Lize ingin mereka dikremasi. Walaupun Matt merasa tidak rela barang-barang berharganya terbuang begitu saja, melihat ekspresi Lize yang murung dan sikap keras kepala Rhode, dia berubah pikiran, dan dengan wajah tersiksa, dia membakar puing-puing kapal tersebut hingga menjadi debu. Ekspresi yang tergambar di wajahnya memberi kesan seakan-akan keluarganya yang tewas.

Mereka beristirahat di hutan itu selama sehari penuh untuk memulihkan tenaga mereka. Walaupun mereka tidak menghadapi bahaya lain setelah serangan para Wind Serpent, sang pedagang gemuk itu masih merasa ketakutan. Sebelumnya, dia manganggap para Wind Serpent bukanlah sesuatu yang harus dia khawatirkan, namun sekarang pikirannya berubah…rumor-rumor itu benar-benar terbukti!

Orang-orang berkata bahwa kita mungkin akan menemui para Wind Serpent di rute tersebut…dan hal itu benar-benar terjadi! Aku juga mendengar bahwa di hutan Silver Moon, ada beberapa serigala pemakan manusia dan burung-burung seram yang berkeliaran! Kita tidak akan bertemu dengan mereka kan?!

Dahi sang pedagang gemuk penuh dengan keringat. Dia sudah cukup lama menjadi pedagang, tetapi dia sama sekali tidak punya pengalaman berpetualang. Melihat hutan yang dipenuhi oleh pohon-pohon dan semak-semak, kakinya bergetar ketakutan. Beberapa waktu lalu, dia mendengar penjaga yang berbicara tentang ular beracun, serigala dan hal-hal menakutkan lainnya. Semua hal itu tiba-tiba terbersit di dalam benaknya, dan membuatnya semakin takut.

Apalagi, satu-satunya jimat pelindungnya sudah tidak bisa lagi digunakan. Dia tidak punya pilihan selain bergantung kepada Lize dan Rhode.

Dia tidak mungkin bergantung pada Lize. Dia mengenali gadis tersebut ketika mempekerjakannya. Menurut Matt, Lize merupakan gadis penurut yang tidak bisa memutuskan apa-apa sendiri. Terlebih, dia tidak bisa bertarung. Jika sesuatu terjadi, Lize akan terlambat untuk menyelamatkannya. Jadi Matt memutuskan untuk bergantung pada Rhode. Meskipun dia tidak memiliki pengalaman bertarung, tapi kemampuan bertarung Rhode sebelumnya terlihat hebat di matanya.

Di sisi lain, Lize masih tenggelam dalam kesedihan atas kematian rekan-rekannya.

"Jangan khawatir, tuan Matt."

Melihat ekspresi gelisah sang pedagang gemuk, Rhode menganggukkan kepalanya. Meskipun orang itu terlihat kurang sopan, Rhode tidak begitu membencinya karena kalau bukan karena Matt yang memerintahkan kapal untuk berhenti, dia tidak akan selamat. Jadi pedagang tersebut masih memberi kesan baik pada Rhode.

"Aku sangat mengenal hutan Silver Moon ini. Di tempat ini, kecil kemungkinan bagi kita untuk menemui makhluk berbahaya lainnya. Anda bisa tenang."

Apa yang dikatakan Rhode barusan bukannya tanpa dasar. Dalam game, bagian utara dari Paphield Plains merupakan tempat para pemula berkumpul, jadi dia mengenali monster-monster yang menghuni daerah ini. Di daerah ini, makhluk paling berbahaya hanyalah Wind Serpent. Jumlah mereka yang banyak sering merepotkan pemain non-solo dan petarung-petarung jarak dekat. 

Di hutan Silver Moon, monster paling berbahaya adalah Silver Wolf, tapi lain halnya dengan Wind Serpent yang suka bergerombol, para Silver Wolf biasanya berkeliaran sendiri-sendiri sehingga mereka lebih mudah dihadapi. Selain itu, level Rhode naik menjadi 8 setelah membunuh Wind Serpent Lord dan mendapatkan 3000 EXP. Monster dengan level tertinggi di area itu mempunyai level 10, jadi selama mereka tidak bertemu dengan monster langka dengan kelas Lord, mereka bakal baik-baik saja.

"Bagus, bagus…"

Mendengar itu, secara tidak sadar Matt mengeluarkan napas lega. Dia mengeluarkan sapu tangannya dan menyeka dahinya yang berkeringat. Setelah itu, dia menguap lebar-lebar. Karena gugup, dia tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa hari terakhir; bahkan suara angin terdengar seperti lolongan serigala di telinganya. Bisa dilihat betapa gelisahnya dia. Tapi sekarang setelah dia memutuskan untuk mempercayai ucapan Rhode, perasaannya menjadi tenang dan tidak ada lagi kekhawatiran dalam hatinya. Dia meringkuk di sebelah api unggun dan menutup matanya kemudian tertidur pulas.

Setelah memastikan sang pedagang sudah tertidur, Rhode, yang duduk dengan tenang di sebelah api unggun, berdiri dan melangkah ke dalam hutan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.