Memanggil Pedang Suci

Ahli Pemanggil



Ahli Pemanggil

0

Aturan pertama untuk bermain sebagai Spirit Swordsman adalah jangan menyerang sendirian setiap saat.

[Menggunakan 1 skill point untuk meningkatkan Moon Shadow Swordsmanship 1/5 Rank C – Moonbeams Terbuka]

[Menggunakan 1 skill point untuk mengambil bakat – Summoning Master]

[Summoning Master First Talent telah terbuka:

Soul Resonance (Setiap 10 level, menaikkan kapasitas roh yang bisa dipanggil)

Telepathy (Berbagi pikiran dengan makhluk yang dipanggil, meningkatkan durasi waktu berjalannya telepati)

Integration (Penggabungan dua roh)]

[Mendapatkan skill permanen: Soul Resonance Lv 1 (Setiap 10 level, kapasitas roh yang bisa dipanggil akan meningkat +1)]

[Kapasitas Roh yang Bisa Dipanggil +1]

Ketika pemberitahuan sistem terakhir menghilang, Rhode melihat bayangan besar. Namun, pemuda tersebut tidak mundur. Sebaliknya, dia mengangkat pedangnya dan menusuk ke depan.

Wuuushhh!

Sebuah bayangan hijau tiba-tiba melayang keluar dari pedang Rhode dan melesat ke arah salah satu Gargoyle.

Itu adalah Roh Burung.

Fakta bahwa dia tidak dapat memanggil dua makhluk bersamaan adalah kelemahannya saat ini. Sayang, Tanda Bintang juga dianggap sebagai salah satu 'makhluk' yang dia panggil.

Kelas Spirit Swordsman hampir mirip dengan Swordsman biasa. Mereka juga bisa memakai senjata 'normal', tapi Rhode tidak memilih pilihan itu. Walaupun dia sempat mempertimbangkan memakai senjata biasa, dia tidak rela kehilangan bonus atribut yang ditawarkan oleh Tanda Bintang. Dan berkat senjata tersebut, dia bisa menghabisi monster-monster dengan level yang lebih tinggi darinya yang memberi banyak keuntungan, seperti EXP tambahan. Di sisi lain, dia tidak bisa bertarung dengan 'makhluk panggilan' nya yang lain, membuatnya terlihat seperti Swordsman biasa.

Hal itu membuat Rhode merasa tidak nyaman, tapi apa boleh buat. Jika dia memanggil Roh Burung, dia harus melepaskan Tanda Bintang. Tapi dengan cara itu, pertarungannya di depan bakal lebih sulit. Walaupun dia bisa memanggil makhluk-makhluknya, kelasnya masih tergolong sebagai 'Swordsman' dan bukannya 'Mage'. Dia tidak bisa bertarung seperti para Mage yang berada di garis belakang.

Dan jika dia ingin menggunakan Tanda Bintang, dia harus merelakan Burung Roh dan bertarung seperti Swordsman biasa. Itu bukanlah pilihan yang tepat.

Kelas Spirit Swordsman memiliki kelemahan besar jika dibandingkan dengan kelas Swordsman murni. Itu adalah hukuman kelas --- Semua tingkat Swordsmanship -1.

Hal ini berarti bila Swordsman biasa mampu mencapai tingkat tertinggi SSS, tingkat maksimum yang bisa dicapai oleh Spirit Swordsman adalah tingkat SS, tidak peduli sekeras apapun mereka berusaha. Terlebih, di awal permainan, titik awal kedua kelas berbeda. Seorang Swordsman mulai dengan tingkat D, tapi Rhode, seorang Spirit Swordsman, mulai dari tingkat E. Itulah perbedaannya.

Bisa dibilang hingga saat ini, Rhode benar-benar bertarung dengan susah payah. Kalau bukan karena Tanda Bintang dan pengetahuannya yang mendalam tentang Dragon Soul Continent, nasibnya akan menyedihkan. Apalagi dia sudah paham dengan makhluk-makhluk miliknya dan gaya bertarungnya. Hal itu membuatnya sangat tertekan.

Dan sekarang, setelah memilih bakat 'Summoning Master', beban di pundaknya sedikit berkurang.

Walaupun Spirit Swordsman adalah kelas yang kekuatan serangannya tidak terlalu besar, mereka bukan tipe petarung yang maju begitu saja dan menyerang monster secara membabi buta.

Gargoyle tersebut tidak dapat bereaksi tepat waktu saat Roh Burung Rhode menyerang ke arahnya. Monster itu bisa merasakan kekuatan sihir dari burung tersebut, tapi AI miliknya tidak dapat mengetahui makhluk macam apa yang ada di hadapannya ini. Namun Gargoyle itu paham bahwa burung itu adalah musuhnya dan dia menyerang dengan cakarnya.

Tapi serangannya meleset kali ini.

Ketika cakarnya mengenai musuhnya, Burung Roh itu tiba-tiba menghilang dalam kepulan asap. Udara yang menyebar di cakarnya tertiup angin, tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Tanpa memberi kesempatan bagi Gargoyle itu untuk bereaksi atas kejadian ini, Rhode berlari ke arahnya, memegang pedang di tangan kanannya dengan erat saat dia mengayunkannya.

Sebuah bulan berwarna perak muncul dari pedang Rhode saat senjata tersebut menuju ke targetnya.

Ini adalah skill ketiga dari Moon Shadow Swordsmanship – Moonbeams.

Bisa dibilang, skill ini tidak jauh berbeda dengan skill Blade of Destruction mengingat serangannya yang memusat dari aura pedang. Tapi efeknya jauh berbeda – skill Blade of Destruction memunculkan cahaya yang menusuk ke depan. Walaupun skill tersebut mematikan, area serangannya terlalu kecil sehingga membuatnya gampang dihindari. Berbeda dengan Moonbeams, serangannya yang berbentuk bulan sabit memiliki area serangan yang luas, dan susah dihindari.

Sesuai dugaan, menghadapi serangan tersebut, Gargoyle itu mengepakkan sayapnya panik, mencoba menghindar. Tapi dia terlambat, dan serangan itu menusuk sayap kanannya. Gargoyle itu gemetar dan mulai turun.

Tapi serangan Rhode tidak berhenti sampai di situ. Ketika monster tersebut berusaha menyeimbangkan tubuhnya, Rhode mengambil dua langkah ke depan dan melambaikan tangan kirinya, membuat gerakan tangan yang aneh.

Burung Roh Rhode yang sebelumnya berubah menjadi kepulan asap muncul dari belakang Gargoyle dan memadatkan tubuhnya. Diikuti dengan suara cicit, tekanan angin menghantam langsung punggung Gargoyle tersebut. Benturan tersebut sangat keras sehingga melemparkan tubuh Gargoyle itu. Hal itu semakin membuat Gargoyle marah dan menjerit. Tapi Rhode tidak memberikannya kesempatan untuk mengekspresikan kemarahannya saat dia melemparkan sebuah cahaya pada monster itu. 

Satu…dua…tiga!

Skill Blade of Destruction menusuk sayap kanan Gargoyle tersebut dengan tepat dan bertubi-tubi. Walaupun tubuhnya terbuat dari batu, dia tidak dapat menahan serangan bertubi-tubi ke titik yang sama. Retakan menyebar di sayapnya dan dengan suara gertakan, sayap tersebut pecah total. Gargoyle yang kehilangan sayap itu berteriak histeris saat terjatuh ke tanah. Ketika tubuhnya terbentur saat mendarat, kawah kecil terbentuk di aspal batu berwarna agak biru.

Mengandalkan jumlah roh dan mengkombinasikan kualitas serta kuantitas adalah gaya bertarung dari Spirit Swordsman.

Rhode akhirnya bisa menggunakan gaya lamanya untuk bertarung. Bahkan, jika dia sedang memakai senjata normal sekarang, ketika dia mengaktifkan bakat 'Summoning Master' dia bisa memanggil dua makhluk untuk menyerang. Pada saat itu, jangankan monster tipe Rare Elite, kalaupun musuhnya adalah tipe bos, dia bisa membunuhnya.

Sayangnya, di dunia ini tidak ada kata-kata 'kalau saja'. Kenyataan memang kejam. Dia tidak punya roh kedua untuk dipanggil.

Karena itulah dia mengurungkan ide ini dan mundur secepatnya.

Penyebabnya adalah saat itu, Gargoyle kedua telah melesat ke arahnya.

Mungkin ketika melihat kawannya diserang, Gargoyle kedua itu bergegas secepatnya ke tempat Rhode. Sedangkan Rhode sendiri, karena dia sekarang bisa memanggil Burung Roh, dia tidak berniat bertarung langsung dengan monster itu. Sebagai gantinya, dia menatap monster yang telah merepotkannya itu dan bersiul. Tekanan angin yang keras segera menghadang bayangan hitam yang berniat menyerang Rhode, melempar Gargoyle itu dari lintasan terbangnya dan membuatnya terjatuh di tanah hingga berguling beberapa kali, berhenti saat menabrak dinding gereja.

Tentu saja, Rhode tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menyerang balik.

Di bawah perintahnya, angin puyuh kehijauan berkumpul di bawah. Burung Roh milik Rhode merentangkan sayapnya dan menyerang Gargoyle itu sekali lagi.

Dalam sekejap mata, Rhode berubah dari status bertahan menjadi menyerang.

Kedua Gargoyle yang tadinya mendapatkan keuntungan di udara, sekarang telah terjatuh ke tanah. Rhode yang tadinya terdesak dapat membalik keadaan. Dia sengaja membuat Burung Roh memisahkan kedua Gargoyle sehingga mereka tetap dapat bertarung dalam keadaan '2 melawan 1' dan memastikan bahwa Gargoyle satunya tidak dapat menyelamatkan nyawa kawan mereka.

Walaupun situasinya membaik, Rhode tidak dapat melanjutkan pertarungan berikutnya. Pertempuran barusan mengonsumsi lebih dari setengah Kekuatan Jiwanya. Dalam game, ketika seseorang naik level, avatarnya akan memulihkan Kekuatan Jiwanya hingga batas maksimum. Tapi tentu saja kenyataannya tidak akan semudah itu. Ketika dia naik level menjadi level 10 dan membuka pohon bakat, Kekuatan Jiwanya tidak berubah sama sekali.

Jika dia hanya bergantung pada Kekuatan Jiwanya yang tersisa, dia jelas tidak akan bisa menghabisi kedua Gargoyle tersebut. Karena dia telah banyak menghabiskan tenaganya, dia lebih berhati-hati agar tidak kehabisan tenaga sepenuhnya. Bagaimanapun juga, perbedaan level mereka terlalu jauh. Pertahanan kedua Gargoyle sangat kuat. Bahkan dengan skill Blade of Destruction, dia hanya dapat menghancurkan salah satu sayapnya dan itu tidak terlalu melukai mereka hingga sekarat. Tapi karena dia hampir menghabiskan seluruh energinya dan masih ada satu Gargoyle yang harus dihadapi – tidak perlu pintar untuk menebak hasilnya.

Saat ini dia hanya bisa mengulur waktu hingga Matt dan Lize menemukan alat pengontrolnya.

Kalau tidak, dia bisa terdesak kembali.

"---!"

Walaupun salah satu Gargoyle telah kehilangan sayapnya, pandangannya masih terlihat mengancam. Makhluk itu merangkak di tanah layaknya anjing hitam besar dan menyerang seperti hantu. Hal inilah yang mengerikan dari makhluk hasil alkemi. Jika seseorang berpikir bahwa mereka hanya bisa terbang dan menyerang, maka mereka salah besar.

Untungnya, Rhode memahami karakteristik mereka dengan sangat baik. Dia bukanlah pemula yang percaya bahwa saat monster-monster ini kehilangan kemampuan terbangnya, mereka sama saja dengan mati. Tapi beban di pundaknya lebih ringan karena sekarang dia tidak perlu mengkhawatirkan serangan udara mereka lagi.

Sebuah bayangan hitam tiba-tiba muncul di belakangnya, saat monster itu mencoba menyerangnya diam-diam dari belakang. Tapi dia sudah bersiap untuk serangan ini. Rhode melangkah ke samping dan menangkis serangan Gargoyle dengan pedangnya. Pada saat bersamaan, dia merentangkan tangan kanannya dan membuat isyarat. Mengenali isyarat tersebut, Burung Rohnya melayang ke arah Rhode dan menghalau Gargoyle lain yang mencoba menyerang pemuda itu dari atas.

Level Burung Roh tersebut masih rendah dan tidak dapat melukai monster tipe Rare Elite itu. Tapi karena wujudnya yang merupakan makhluk elemental, tidak sulit baginya untuk menangkis serangan.

Seiring waktu berlalu, jantung Rhode berdetak semakin kencang saat kekhawatirannya bertambah. Tubuhnya berat, tidak dapat mengikuti tekniknya. Stamina dan Kekuatan Jiwanya mulai menipis. Hingga saat ini, belum ada gerakan dari dalam gereja.

Mungkinkah mereka masih belum menemukan alat pengontrolnya?

Wuuushhhh!!!

Dia mendengar suara angin yang mengiris udara di sampingnya. Rhode sedikit terkejut dan tidak dapat bertahan secara tepat waktu. Dia segera melempar tubuhnya ke samping dan mengaktifkan skill Shadow Flash, tapi karena keteledorannya, dia kehilangan keseimbangan dan skill tersebut lepas.

Kekuatan Jiwanya hampir habis!

Hatinya bergejolak. Saat ini dia tidak dapat berpikir apa-apa lagi. Dia berbalik dengan cepat dan mengayunkan pedangnya ke depan. Pedang putih murni berbenturan dengan cakar Gargoyle, menimbulkan suara melengking keras seperti besi yang yang saling beradu. Gargoyle tersebut segera mundur setelah serangannya gagal tapi Rhode terlalu lelah untuk mengejarnya.

Pada saat itulah, suara muncul di belakangnya.

"Tuan Rhode! Kami menemukannya!"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.