Datangnya Sang Penyihir

Malam Pertempuran Terakhir (1/3)



Malam Pertempuran Terakhir (1/3)

0Di luar garis pertahanan benteng Orida     

Skinorse menyeret dirinya kembali dengan tubuh yang dipenuhi oleh luka-luka.     

Pada saat Link merapalkan mantra sihir Legendaris, Anugrah Dewa Guntur. Ia sedang menghadapi ahli Level 9 dan juga pengguna Ular Kegelapan. Link benar-benar tidak mampu untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya.     

Ketika gelombang kejut pertarungan mereka menghantamnya, Skinorse melakukan apa saja yang ia bisa untuk mencari perlindungan. Meskipun demikian, sebuah batu seukuran kepala kecil tetap menabrak punggungnya.     

Ia tidak memiliki kekuatan tubuh iblis, sehingga setelah terkena batu itu, ia terpaksa menggunakan Aura Tempurnya hanya untuk membuat dirinya bergerak.     

Ia menempuh jarak 200 mil dalam setengah jam!     

Biasanya, bahkan dalam kondisi tidak terluka sekalipun, ia tidak akan bisa melakukan hal itu. Namun, kali ini Skinorse benar-benar memberikan segalanya.     

Link mempertaruhkan hidupnya untuk mencegah iblis mengejar Skinorse. Jika ia tidak menyelesaikan misi, Skinorse merasa bahwa ia akan mengecewakan dirinya sendiri.     

Ia tidak ingin sejarawan masa depan menulis bagian sejarah ini dengan sedih, yang akan menulisnya sebagai berikut, "Link mempertaruhkan nyawanya untuk menghentikan iblis, tetapi orang yang tak dikenal malah menyia-nyiakan pengorbanannya."     

Ia ingin sejarawan menulis, "Skinorse berhasil menyelesaikan misi Link dan mengirimkan catatan sihir ke Benteng Orida yang akan mengubah hasil perang!"     

Itu akan menjadi kehormatan baginya!     

Oleh karena itu, ketika Benteng Orida setinggi 150 kaki muncul dalam penglihatannya, Skinorse merasakan semua organnya memanas. Setiap napas yang diambilnya terasa seperti siksaan akibat tenggorokannya yang tercekat oleh darah. Bahkan, dahak yang ia keluarkan dari mulutnya pun berwarna merah. Kakinya juga terasa seperti terbuat dari timah, dan Aura Tempurnya habis. Ia sebenarnya berada pada ujung kekuatan terakhirnya.     

Penglihatannya menjadi kabur, dan objek-objek yang terlihat oleh matanya tampak lebih gelap daripada yang sebenarnya.     

Seorang Pengintai di luar barikade benteng memperhatikannya dan berteriak, "Siapa kau? Laporkan pangkatmu!"     

Mendengar ini, Skinorse tahu bahwa ia telah menyelesaikan misinya. Ia menarik napas dalam-dalam dan meludahkan gumpalan darah yang telah ia tekan di dalam tenggorokannya. Kemudian, kakinya menyerah, dan ia jatuh ke tanah.     

"Mayor! Itu Mayor Skinorse!" Seseorang mengenalinya.     

"Huff huff, bawa aku ke benteng... untuk bertemu Duke Abel. Aku membawa catatan sihir yang penting!" kata Skinorse. Ia berbaring di tanah dan bernapas dalam-dalam. Setiap napasnya berbau darah.     

Setelah mengatakan itu, Skinorse pingsan dan nyaris kehilangan kesadaran.     

Saat itu ia merasakan seseorang menggendongnya dan memberinya sesuatu yang terasa seperti obat. Setelah minum beberapa suap, ia merasakan perasaan dingin di dadanya. Ia juga bisa mendengar orang berbicara di sampingnya. Ia lalu ditempatkan ke atas kuda perang yang perlahan berlari ke depan.     

Sebelum catatan sihir itu disampaikan, Skinorse tidak berani membiarkan dirinya kehilangan kesadaran. Sepanjang jalan ia menggigit bibir untuk membuat dirinya tetap terjaga. Untungnya, ia adalah seorang Prajurit Level 7, sehingga setelah beristirahat sebentar di atas kuda, keadaannya pun membaik, dan pikirannya telah pulih secara signifikan.     

Ia lalu mendapati dirinya melalui lorong gelap seperti terowongan yang panjangnya sekitar 120 kaki. Ini adalah bagian dari pertahanan sihir Benteng Orida.     

Setelah melewati terowongan, Skinorse dibawa pergi dari kuda dan diangkut dengan memakai tandu.     

Permukaan tanah telah meningkat, dan 300 kaki kemudian terdapat tembok kedua. Karena tanah yang tinggi, maka dinding tembok pun juga naik lebih tinggi. Hal itu juga memberi para penjaga pemandangan yang lebih luas akan lingkungan sekitar benteng.     

Di terowongan kedua, terdengar seorang pendeta muncul merapalkan mantra. Cahaya Dewa bersinar ke tubuh Skinorse.     

Skinorse merasakan gelombang kehangatan memasuki tubuhnya dan rasa sakit yang ia rasakan secara bertahap berkurang. Setelah itu, ia merasakan gatal di tenggorokan dan dadanya. Perasaan yang sangat akrab itu muncul setiap kali lukanya sembuh.     

Anehnya, kali ini organ vitalnya yang rusak. Organ-organ ini biasanya tidak sensitif, dan rasanya sangat aneh jika terasa gatal bagi Skinorse. Tapi, hal itu menunjukkan proses pemulihannya berlangsung cepat.     

Cedera Skinorse tidak dianggap terlalu berat, dan tubuhnya memang sudah kuat sedari semula. Dengan kesembuhan agung dari pendeta, ia merasa seolah-olah ia dihidupkan kembali. Dan meskipun ia masih merasa lemah, ia pada dasarnya baik-baik saja.     

Ketika ia duduk tegak di pelana, ia menyatakan kembali misinya. "Aku perlu bertemu Duke Abel sekarang."     

Pendeta itu menjawab dengan lembut. "Prajurit, kita akan bertemu Duke sekarang."     

"Aku baik-baik saja. Aku bisa berjalan sendiri."     

Setelah keluar dari tandu, Skinorse memeriksa catatan sihir di gelangnya. Meskipun ia tahu hal itu tidak akan berarti apa-apa, ia tidak bisa menahan diri tetapi memeriksa untuk memastikan catatan itu ada di sana. Ia mengambilnya dan menyimpannya dengan aman di sakunya.     

Benteng itu berada di lereng. Setelah tembok kedua, terlihat sebuah jalan batu. Jalan batu ini dikelilingi oleh tembok tinggi di kedua sisi yang dilindungi oleh penghalang sihir. Tembok tersebut juga memiliki tentara penjaga di atasnya.     

Bahkan, jika musuh bisa melewati dua dinding di depan sekalipun, mereka masih harus berjuang di jalan yang dijaga ketat ini.     

Ketika mereka melakukannya, mereka akan terjepit di antara dua dinding penjaga di zona serangan.     

Jalannya sangat panjang dan mengarah ke benteng kota kecil. Kota itu dibuat dari beberapa tingkatan. Di tingkat keempat kota adalah pusat Benteng Orida.     

Benteng ini hampir sepenuhnya terbuat dari logam anti-sihir.     

Bahkan jika musuh berhasil sampai di sini, mereka masih harus melewati gerbang benteng setinggi tiga kaki yang benar-benar dipertahankan. Menembus gerbang itu tidak akan mudah.     

Pada titik ini, aula di benteng adalah pusat komando. Di sana berkumpul Duke Abel, Putri Peri Milda, Raja Kurcaci Gunung, serta komandan formasi kontingen kapal Yabba ketiga.     

Mereka semua tahu bahwa Skinorse telah pergi untuk mengirimkan surat kepada Link. Melihat ia kembali tanpa Link membuat mereka mendapatkan firasat buruk.     

"Mayor, lapor," perintah Duke Abel.     

Skinorse memberi hormat kepada semua orang di ruangan itu. Meskipun itu tidak terlalu tepat, tidak ada yang terlalu peduli. Kemudian, ia mulai menceritakan pengalamannya dari ketika ia bertemu Link di Dataran Emas hingga Pegunungan Hengduan. Ia berbicara tentang bagaimana mereka menemukan pesawat Yabba, serta konfrontasi terakhir di Kabin Penjaga dan Catatan Sihir milik Link yang dibawa kembali ke benteng.     

Ia berbicara dengan sederhana dan menyelesaikan ceritanya dalam waktu kurang dari sepuluh kalimat. Setelah itu, ia mengambil catatan sihir Link dari sakunya.     

Ruangan itu sunyi karena setiap orang menahan diri untuk tidak bersuara. Catatan sihir tersebut diterima oleh seorang perwira dan diserahkan kepada Putri Peri Milda yang paling mahir dalam penggunaan sihir.     

Srek. Aula begitu sunyi sehingga satu-satunya hal yang bisa didengar adalah suara halaman yang berdesir.     

Tulisan tangan pada catatan dengan kunci sandi sihir itu sangat akrab bagi semua orang — itu adalah milik Link. Mana yang keluar dari catatan memancarkan aura ketenangan. Melihat tulisan tangan tersebut, Peri Putri Milda mengingat seorang pria muda berambut hitam itu.     

Catatan sihir menunjukkan bahwa ia tetap tinggal untuk menghadapi penyergapan 50 iblis dan Aymons yang memiliki Perangkat Dewa. Menghadapi kekuatan seperti ini, bahkan ibunya, Ratu Peri Tinggi, hanya bisa melarikan diri demi menyelamatkan nyawanya.     

Karena itulah, kemungkinan besar Link sudah mati.     

Meskipun catatan itu tidak menyatakan kesimpulan akhir dari pertempuran, Putri Peri Milda, serta semua orang di aula dapat menebak apa yang telah terjadi.     

Tes. Pada titik tertentu, sebuah air mata jatuh ke buku di depannya, menodai sederet kata. Putri Peri Milda buru-buru mengeringkan halaman kertas sebelum melanjutkan untuk melihatnya.     

Tidak ada yang memecah kesunyian di aula. Mereka terlalu takut untuk merusak konsentrasi Putri Peri Milda. Semua orang tahu pentingnya catatan sihir di tangannya. Itu tidak hanya berupa pesan, tetapi juga berisi catatan tentang formasi sihir tertentu. Hal tersebut menyangkut kehidupan ratusan ribu tentara. Pada dasarnya, Putri Peri Milda memegang nasib seluruh dunia di tangannya.     

Setengah jam kemudian, Putri Peri Milda menutup buku catatan. Ia mengangguk dan berkata, "Penyihir Link telah menulis dengan sangat jelas. Aku percaya bahwa selama kita memiliki cukup banyak Penyihir, kita dapat mengaktifkan formasi mantra yang terkandung dalam catatan ini. Dengan menggunakannya, kita dapat bertarung melawan Mantra Dewa dari Ular Kegelapan. Namun..."     

"Namun, apa?" Duke Abel segera bertanya.     

"Untuk mengaktifkan formasi sihir ini, kita memerlukan seorang Master Penyihir. Tentu saja, Link adalah orang terbaik untuk pekerjaan ini, tapi ia.... Yah, aku akan melakukan perjalanan kembali ke Pulau Dawn untuk merekrut setidaknya seratus Penyihir Level 6. Selain itu, kita juga perlu mulai melatih mereka untuk menggunakan formasi. Aku tidak tahu apakah kita punya cukup waktu."     

Terlepas dari apakah ada cukup waktu atau tidak, itu adalah sesuatu yang perlu dilakukan.     

"Terkutuk!" Duke Abel menampar meja, merasa sedih di dalam hatinya. Sekarang setelah hal ini terjadi, ia tidak tahu bagaimana yang harus dia lakukan.     

Link telah melakukan semua yang ia bisa, dan ia bahkan telah menyerahkan hidupnya untuk tujuan itu. Pada akhirnya, ia menemukan cara untuk bertarung melawan Perangkat Dewa. Namun, dibandingkan dengan formasi sihir ini, Duke Abel lebih suka memiliki Link kembali.     

Formasi sihir sudah mati; Penyihir adalah harta yang sesungguhnya.     

Untuk seorang Penyihir seperti Link yang memiliki potensi untuk menjadi Penyihir Legendaris, Duke Abel sebenarnya mungkin menganggapnya lebih berharga daripada lebih dari seratus ribu tentara.     

"Baiklah. Master Link telah menyelesaikan misinya. Sekarang semua terserah kita yang masih hidup," ucap komandan formasi pesawat Yabba sambil berdiri dari kursinya. Ia memandang Putri Peri Milda dan berkata, "Putri, kapal udara kita dapat dengan cepat menerbangkan kita ke Pulau Dawn. Aku ingin bertanya, apakah Ratu Peri Tinggi akan memimpin formasi sihir?"     

Putri Peri Milda menggelengkan kepalanya. "Tidak, ibuku tidak bisa ikut pertempuran. Ia perlu melindungi Pohon Dunia."     

"Baiklah. Ayo, pergi!" Komandan Yabba berkata dengan cemas. Ia jelas gelisah. Ibu kota Yabba, Lariel, saat ini dikepung oleh iblis. Hanya pasukan manusia dari aliansi mereka yang dapat membantu mereka menembus pengepungan. Namun, mereka membutuhkan cara untuk bertahan melawan Perangkat Dewa sebelum mereka bisa pindah.     

Oleh karena itu, formasi sihir ini masih memegang nasib para Yabba.     

"Ya, kita akan berangkat sekarang," kata Putri Peri Milda.     

Namun, pada titik inilah prajurit lain bergegas masuk. Ketika ia masuk, ia bahkan tidak peduli dengan formalitas dan berteriak, "Pemusnah Iblis telah kembali!"     

Pemusnah Iblis adalah gelar Link di antara para prajurit.     

Semua orang di aula tertegun. Mereka saling memandang dalam diam. Kemudian, Duke Abel berdiri. Tindakannya tajam dan cepat, dan ia bahkan menjatuhkan kursi yang ia duduki.     

"Bagaimana dia? Apakah dia terluka?"     

"Ia tampak baik-baik saja," lapor prajurit itu, berseri-seri.     

"Wah…" Semua orang di aula menghela napas lega. Suasana berat dari sebelumnya sekarang benar-benar memudar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.