Datangnya Sang Penyihir

Sungguh Ramai Hari Ini



Sungguh Ramai Hari Ini

0Hutan Girvent     

"Master, mereka tersisa empat," bisik Ksatria Zombie.     

Seorang Penyihir berjubah hitam menatap diam-diam di sisinya. Perawakannya tampak biasa saja. Tidak ada selubung aura hitam yang mengelilinginya ataupun sepasang mata merah buas. Satu-satunya hal yang aneh tentang dirinya adalah warna kulitnya.     

Warnanya putih pucat, membuatnya terlihat seperti mayat.     

Ada area kosong beberapa ratus meter dari mereka. Di area terbuka itu terdapat Penyihir Peri Kegelapan dan tiga ghoul berkerumun bersama dalam lingkaran. Di tengah-tengah kedua kelompok itu terdapat target mereka, Alloa, darah campuran Peri Kegelapan.     

Wanita ini berukuran mungil dan tampak kumal. Ia basah oleh darah, dan rambutnya berantakan, menutupi wajahnya sepenuhnya, dan juga kain blus berkualitas rendah yang tadinya menutupi tubuhnya, kini benar-benar sudah tersobek-sobek. Dari jauh orang bisa tahu bahwa wanita ini memiliki sosok yang sangat elok, terutama pinggangnya. Pinggangnya sangat ramping, memberinya sosok bentuk tubuh jam pasir yang berlebihan.     

Sayangnya, di medan perang itu hanya terdapat zombie dan Penyihir Kegelapan. Terlebih lagi, mereka berada dalam tengah-tengah pertempuran sengit. Tidak ada yang peduli untuk berhenti dan mengamati sosoknya yang cantik.     

Dari kejauhan, Penyihir Kegelapan menggunakan mantra untuk meningkatkan volume suaranya. Ia berteriak, " Wavier, kau akan menyesali apa yang kau lakukan hari ini!"     

Wavier kemudian tersenyum hingga banyak kerutan muncul di wajahnya yang kering. Ia kemudian mengangkat tongkatnya dan secara instan, ujung tongkatnya diselimuti kabut hitam tebal. "Berhenti bicara omong kosong dan tinggalkan Alloa bersamaku, lalu aku akan membiarkanmu pergi."     

"Apakah kau pikir aku bodoh? Nasib Alloa hanya ada dua sekarang. Entah ia akan mati, atau ia akan dibawa kembali ke Hutan Kegelapan. Dan kau Wavier, Tangan Maut tidak akan melepaskanmu dengan mudah setelah apa yang kau telah dilakukan hari ini. Persiapkan dirimu dan tunggulah kematian di Delonga!"     

Penyihir Peri Kegelapan ini berbicara dengan nada menuduh. Namun, Wavier hanya cemberut dan mengabaikan agresinya. Ia kemudian berbalik ke Ksatria Zombie di sebelahnya dan berkata, "Bunuh mereka."     

Ia memiliki sembilan Ksatria Zombie bersamanya dan seharusnya tidak akan ada kesulitan berurusan dengan tiga ghoul. Terlebih lagi, Penyihir Peri Kegelapan itu hampir kehabisan Mana Poin. Ia tidak akan menjadi ancaman.     

Para Ksatria Zombie segera bergegas menuju Peri Kegelapan.     

Di sisi lain, ketika Alloa menatap para Ksatria Zombie yang mendekat, ia berbisik, "Rovia, kau tidak punya peluang menang. Bunuh aku."     

Rovia adalah nama Penyihir Peri Kegelapan. Ia adalah anggota dari Aliansi Bulan Perak dan memiliki kekuatan Level 6. Ia baru menginjak usia 35 tahun dan merupakan penyihir jenius yang langka dalam ras Peri Kegelapan.     

Setelah mendengarkan kata-kata Alloa, Rovia menyipitkan matanya. Ia tidak membalas pernyataannya dan hanya menahan amarahnya. Pendidikan Sihir-nya yang bagus memungkinkannya untuk mengendalikan emosinya dengan baik.     

Peri Kegelapan menganggap pengkhianatan sebagai salah satu kejahatan yang paling tinggi. Tindakan Alloa sudah melewati batasnya. Di matanya, Alloa sudah mati. Jika bukan karena nilainya bagi rasnya, Rovia secara pribadi akan menyiksanya berulang-ulang.     

Namun, ghoul di sampingnya tidak berhasil menahan amarahnya. Wajahnya segera berkerut dan mengayunkan tangannya dengan kekuatan penuh di wajah Alloa. Alloa kemudian jatuh ke tanah setelah dampak besar itu.     

"Kau pengkhianat! Beraninya kau berbicara!" Raksasa ini berbicara dengan dingin ketika ia berjalan maju, menekan salah satu kakinya ke paha Alloa. Ia kemudian mulai menginjak kaki Alloa dengan kuat.     

Ia memiliki kekuatan Level 6, dan Alloa memiliki kaki yang ramping. Ia tidak akan pernah bisa menahan tekanan itu. Seketika, suara tulang retak bergema di atmosfer. Kakinya juga mulai menunjukkan tanda-tanda kelainan bentuk.     

"Bukankah kau sudah menemukan esensi hukum Perangkat Dewa? Bukankah kau sudah menjadi makhluk abadi? Kalau begitu, aku akan membuatmu merasakan seperti apa neraka itu!" Raksasa itu mencibir saat ia menekan kakinya dengan kekuatan yang lebih besar.     

Tubuh Alloa bergetar hebat di bawah rasa sakit luar biasa. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah berteriak tanpa sadar. Tubuhnya akan sering berkedut karena rasa sakit yang hebat.     

Rovia menatap pemandangan itu tanpa belas kasihan. Lima detik kemudian, ia kemudian berbicara, "Baiklah, berhenti. Kita harus fokus pada musuh. Jangan kehilangan harapan! Kita masih memiliki bala bantuan datang. Pangeran dan Tuan Aymons akan datang membantu kita. Kita hanya perlu bertahan sebentar lagi."     

Tiga ghoul merasa semangatnya kembali setelah mendengar kata-kata itu. Mereka segera memasang postur pertahanan dan mempersiapkan diri untuk musuh.     

"Setelah pertempuran dimulai, berhati-hatilah dengan kumbang di tanah. Jangan biarkan Wavier memiliki kesempatan untuk menyelinap ke arahmu," bisik Rovia.     

Tiga ghoul mengangguk.     

Pada saat itu, seorang Ksatria Zombie telah mencapai jarak 90 kaki dari mereka. Ia berteriak dan langsung menuju Penyihir Rovia.     

Seorang ghoul berdiri di jalannya tanpa ragu-ragu. Ia tidak membawa senjata. Satu-satunya senjata yang dimilikinya adalah tubuh yang diberikan kepadanya oleh Perangkat Dewa.     

Bum! Tabrakan besar terjadi di lapangan terbuka. Keduanya tampak memiliki kekuatan yang sama!     

Ksatria Zombie mengayunkan pedangnya ke arah ghoul. Namun, bahan material pedang itu terlalu biasa. Ghoul itu bisa meraih pedang dengan tangan kosong. Meskipun cakarnya menderita luka dalam dari tabrakan, luka seperti itu tidak ada artinya karena akan sembuh dalam hitungan detik. Tangannya yang lain kemudian terbungkus dalam aura hitam saat mengayun dengan kecepatan penuh menuju perut Ksatria Zombie.     

Aura hitam ini sangat menakutkan. Dalam pertempuran sebelumnya, selama Ksatria Zombie melakukan kontak dengannya, mereka akan meledak seperti balon air secara instan. Tidak ada cara untuk bertahan dari serangan itu.     

"Ini tidak akan berhasil padaku!" Ksatria Zombie memegang perisai di tangan kirinya dan memblokir serangan ghoul tepat pada waktunya. Ia kemudian mendorong perisainya ke depan dengan sekuat tenaga, lalu berteriak, "Pergilah ke neraka!"     

Bum! Setelah suara tabrakan yang teredam, ghoul itu bisa terlihat terbentur. Ia terhuyung-huyung ketika ia mencoba mempertahankan keseimbangannya.     

"Hati-hati!" Tiba-tiba Rovia berteriak ketika ia mengarahkan tongkatnya ke tanah, "Mantra Bilah Angin!"     

Bilah angin bening berbentuk bulan sabit kemudian terbang menuju arah tertentu. Setengah detik kemudian, bilah angin bertabrakan dengan kumbang yang merangkak dengan kecepatan tinggi di tanah.     

Mantra ini benar-benar menghancurkan struktur sihir kumbang dan menyebabkannya hancur hampir seketika. Energi unsur di dalam kumbang itu kemudian meledak, dan area di sekitar radius 15 kaki darinya tertutupi oleh gelombang api pijar yang berapi-api.     

Itu adalah mantra Level 4. Jika meledak di dalam tubuh ghoul, hal itu bisa mematikan. Namun, sekarang setelah dilepaskan di luar tubuh ghoul, ditambah dengan fakta bahwa mantra elemen api ini tidak murni karena korupsi kekuatan kegelapan, ledakan itu hampir tidak berpengaruh pada ghoul itu.     

Raksasa itu hanya menutupi wajah untuk melindungi dirinya dari gelombang panas.     

"Wavier, kau sudah mendapatkan Cairan Dewa dan menciptakan para Ksatria Zombie. Beraninya kau melawan ras-ku. Apakah kau tidak takut kami akan menarik pasukan kami?" Rovia mencibir.     

Wavier kemudian berkata dengan senyum di wajahnya, " Cairan Dewa? Aku pikir itu lebih seperti ramuan beracun. Namun, ada satu hal yang kau salah. Aku tidak memberikan para Ksatria versi sempurna cairan itu. Oleh karena itu, mereka bisa mendapatkan vitalitas yang kuat tanpa dikendalikan oleh Perangkat Dewa. Jika kau tidak percaya padaku, kau dapat membawanya kembali dan mengujinya... Tentu saja, jika kau selamat dari pertempuran ini."     

Pada saat itu, suara ledakan besar bisa terdengar. Suara ini sangat dalam, seperti suara gemuruh ketika bola api meledak di dalam ruang bawah tanah.     

Setelah itu, terlihat serpihan tubuh hancur ghoul oleh ledakan.     

"Ia menghina Alloa dan bahkan mematahkan kakinya. Ini berarti ia perlu menerima hukuman. Rovia, kau akan mendukung keputusanku, bukan?"     

Wavier lalu tersenyum. Kumbang yang dirilis sebelumnya hanya untuk menarik perhatian Rovia. Ketika ia sibuk berurusan dengan kumbang itu, yang lain sudah merangkak ke sasaran yang dituju.     

Raksasa itu begitu fokus pada serangan dari para Ksatria Zombie sehingga ia tidak menyadari keanehan apa pun. Dari sudut pandangnya sendiri, hidupnya mungkin berakhir dengan cara yang paling tidak terduga.     

Rovia kemudian menggertakkan giginya. Ia membenci orang yang berpikir bahwa dunia berputar di sekitar mereka hanya karena mereka lebih istimewa atau dilahirkan dengan bakat yang lebih kuat. Mereka bahkan akan memamerkan keterampilan mereka di tengah pertempuran. Ia ingin menghancurkan kepala Wavier ke tanah sebelum menginjak-injaknya jika ia bisa.     

Namun, semua ini hanyalah pikiran yang tidak bisa ia penuhi. Rovia mencibir dan berkata, "Melakukan hal-hal seperti itu hanya akan membuatmu menjadi pengkhianat Sindikat. Jangan berpikir bahwa kau dapat melarikan diri dari cengkeraman mereka!"     

Wavier kemudian tertawa dan berkata, "Tidak, tidak. Itu tidak benar. Sindikat ingin ini terjadi. Kau benar-benar berpikir bahwa Morpheus ingin bekerja dengan orang gila macam kau? Kalian ingin menghancurkan seluruh umat manusia! Morpheus, bagaimanapun juga adalah seorang manusia, meskipun penghancuran rasnya mungkin tidak berarti apa-apa baginya. Ia akan memilih untuk mengabaikan kejadian hari ini selama tidak melanggar kepentingan fundamentalnya. Jika aku memberi Sindikat lebih banyak keuntungan, mereka tidak akan punya alasan untuk campur tangan!"     

Morpheus hanya ingin menjadi dewa. Dalam aspek ini, para Peri Kegelapan mungkin bisa membantunya melakukannya. Namun, Master Wavier, yaitu Dewa Iblis Tabinos bisa membantu juga.     

Dalam hal ini, bertindak bodoh dan tetap pasif akan menjadi strategi terbaik untuk Morpheus.     

Rovia langsung terdiam. Ia memiliki akses ke dokumen rahasia di Hutan Hitam dan memiliki pemahaman yang baik tentang situasinya. Ia tahu bahwa Wavier mengatakan yang sebenarnya.     

Wavier tampak mabuk dengan kemenangan yang luar biasa, dan ia tertawa kecil, "Alloa seperti harta yang tak ternilai. Setelah aku mendapatkannya, aku akan memperlakukannya dengan baik dan memanfaatkan kebijaksanaannya. Aku tidak akan menyiksanya seperti kalian semua lakukan!"     

Rovia kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kau terlalu optimis! Ia sangat berbahaya!"     

Pada saat itu, jeritan di dalam hutan teredam. Para Ksatria Zombie telah meraih kemenangan, walau kehilangan lima anggota mereka karena ketiga ghoul.     

Wavier kemudian tersenyum dan berkata, "Baiklah, ini sudah berakhir, Rovia."     

Namun, sebelum ia bisa berbicara, sebuah suara muncul dari langit, "Tidak, ini baru saja dimulai!"     

Wavier terkejut dan segera mengangkat kepalanya. Ia kemudian melihat burung ghoul raksasa dengan Peri Kegelapan berambut putih tua di punggungnya.     

Ia adalah salah satu pilar Peri Kegelapan — Master Penyihir Aymons Level-7.     

Ia memandang Wavier dari ketinggian dan mencibir, "Anak muda, izinkan aku memberimu beberapa kata peringatan. Kekuatan dewa iblis tidak terbatas. Akhir hidupmu sudah di depan mata. Kau ditakdirkan untuk menjadi alat permainan dewa iblis!"     

"Aymons... kau telah tiba," gumam Wavier ketika tongkatnya mulai bersinar dengan cahaya yang menyilaukan. "Aku selalu menghormatimu. Sekarang, biarkan aku melihat apakah kau benar-benar sekuat yang dikatakan rumor!"     

Namun, Aymons menggelengkan kepalanya, membuat semua orang terkejut. Ia kemudian berkata, "Tidak, aku tidak datang untuk bertempur. Aku di sini untuk menyelesaikan perselisihan!"     

Ketika ia mengucapkan kata-kata itu, ia mengangkat tongkatnya dan menunjuk ke arah Alloa dan berkata dengan menyesal, "Ia adalah sumber dari konflik ini. Setelah ia mati, semua akan berakhir."     

Sinar cahaya ungu muncul dari tongkatnya dan langsung menuju Alloa. Pada saat yang sama, beberapa riak spasial muncul di sekitar Alloa, membuatnya tampak seperti ditutupi oleh pusaran lensa.     

Sinar itu kemudian meleset dari sasarannya. Alloa masih hidup!     

Aymons kemudian mengerutkan kening ketika ia menyipitkan matanya. Ia kemudian menghela napas, "Sungguh ramai hari ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.