Datangnya Sang Penyihir

Konfrontasi Pertama dengan Iblis



Konfrontasi Pertama dengan Iblis

0Link dan Eleanor tidak bergegas keluar dari ibukota setelah luka Eleanor dirawat. Sebaliknya, mereka tinggal di Penginapan Pertapa Biru dan beristirahat di sana selama satu hari lagi.     

Sementara itu, mereka berdua membahas masalah sihir satu sama lain. Wawasan mendalam Eleanor dalam mantra rahasia membantu Link mendapatkan pengetahuan dan perspektif baru, sementara keahlian dan kreativitas Link sendiri dalam penggunaan mantra elemennya juga mengejutkan Eleanor.     

Kemudian pada hari kedua dengan bantuan air suci, luka yang dibersihkan di leher Eleanor sudah pulih, sedangkan Mana milik Link telah pulih ke kondisi maksimal. Di saat yang bersamaan, dia juga telah membuat tiga pon Perak Suci. Kali ini ia menggunakan perak biasa dan bukannya dengan bahan Mithril. Jenis Perak Suci ini mungkin tidak sebagus dengan yang terbuat dari Mithril, tapi itu masih cukup efektif melawan efek kekuatan iblis.     

Setelah semuanya siap, Link menyewa kereta dan mereka pergi dari Kota Springs.     

Kemudian dalam perjalanan mereka di kereta, Eleanor tiba-tiba memikirkan sesuatu.     

"Mereka memanggil wanita muda di desa itu Lisa," katanya, "Tapi itu bukan nama asli wanita itu. Kurasa iblis bayangan itu memanggilnya Elena."     

"Apa katamu?!" tanya Link, dikejutkan oleh pemberitahuan itu.     

"Aku dengar seperti itu, meskipun suara iblis itu tidak jelas," kata Eleanor. "Bisa jadi itu Lena atau Aina. Lagipula aku terlalu jauh, jadi aku tidak bisa mendengar mereka dengan cukup baik."     

Link tenggelam dalam kesunyian untuk sementara waktu, merenung atas informasi yang baru diperoleh.     

"Apakah kau ingat tanggal di hari kau memperhatikan jiwa itu, Ellie?" tanya Link.     

"Tentu saja aku ingat! Ingatanku tidak seburuk itu!" jawab Eleanor. "Kira-kira sekitar... 28 hari yang lalu, jadi hari itu pasti Januari... tanggal 14." Tanpa sepengetahuannya, Eleanor baru saja menyebutkan hal yang membuat tulang punggung Link bergidik.     

14 Januari adalah hari ketika dia secara tidak sengaja membunuh Elena.     

"Apakah kau ingat waktu yang tepat kamu menyadarinya?" Link bertanya tak sabaran sekarang.     

"Apakah itu di pagi atau sore hari? Jam berapa kira-kira?"     

"Sekitar jam tiga sore," jawab Eleanor.     

Link mengambil napas dalam-dalam kemudian menghela napas panjang setelah mendengar jawaban Eleanor. Seperti yang dia duga. Dia telah menghancurkan tubuh Elena hari itu, tetapi jiwanya selamat dan melarikan diri, kemudian ia menemukan tubuh baru dan bangkit kembali. Dan sekarang setelah bangkit, dia bahkan berhasil berhubungan dengan iblis. Meskipun Link tidak yakin bagaimana Elena melakukannya, pemuda itu dapat merasakan bahwa Elena pasti telah menyusun cetak biru dari tata letak bagian dalam Menara Penyihir di Akademi Sihir Cove.     

Potongan-potongan puzzle telah terbentuk menjadi gambar yang lengkap sekarang. Kecurigaan yang mengganggu yang dirasakan Link selama ini juga telah dikonfirmasi.     

"Wanita yang licik dan jahat!" kutuk Link sebelum mengambil napas dalam-dalam lagi. Dia telah melalui pembantaian di Gladstone, membunuh perampok yang tak terhitung jumlahnya dan bahkan beberapa Peri Kegelapan dengan tangannya sendiri, namun dia masih bergidik memikirkan musuh yang licik seperti Elena.     

Dia merasa simpati untuk temannya, Eliard. Dia telah dimanfaatkan dan dimanipulasi oleh wanita itu. Bukan saja hati dan jiwanya hancur, Eliard bahkan berpikir untuk melepaskan sihir karena Elena!     

Pada saat itu, kereta sudah mencapai gerbang ibukota dan segera menghadapi bahaya di luar sana. Link dan Eleanor kemudian turun dari kereta, membayar ongkosnya dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.     

Masih ada banyak orang yang lewat di Jalur Raja karena mereka masih sangat dekat dengan gerbang ibukota, sehingga iblis itu belum juga menampakkan ujung hidungnya walaupun Eleanor merasakan kehadirannya sekarang.     

"Aku sudah menghadapinya secara langsung sebelumnya, jadi aku tahu aura jiwanya," kata Eleanor. "Dia bersembunyi di balik pohon-pohon hutan dekat kita. Menatap, menunggu waktu yang tepat untuk menerkamku." Eleanor lalu melihat hutan di samping jalan dan jelas bisa merasakan bahaya yang tajam. Ingatan akan konfrontasi tiga hari sebelumnya masih segar di benaknya dan memenuhi hatinya dengan rasa takut.     

Link mengangguk pada kata-kata Eleanor, tetapi dia sama sekali tidak merasakan ancaman nyata dari iblis ini. Alasannya sederhana — jika Eleanor bisa melukainya bahkan dengan menggunakan versi lemah dari Ledakan Api gelang Phoenix, maka artinya iblis ini sama sekali bukan lawan yang sebanding.     

Mereka berdua berjalan beberapa mil lagi di Jalur Raja. Saat itu jam sepuluh pagi. Sangat disayangkan hari itu matahari terhalang langit awan tebal, sehingga tidak mungkin bagi Link untuk menggunakan sinar matahari untuk melemahkan kekuatan iblis.     

Pada saat itu, bahkan Link dapat merasakan aura aneh di sekitarnya. Rasanya berbeda, seolah sepasang mata dalam kegelapan mengikutinya lekat-lekat.     

"Dia bahkan tidak repot-repot menyembunyikan auranya sendiri!" seru Eleanor. "Aku ingin tahu apakah itu karena ia sombong atau tidak tahu?" Eleanor menoleh ke Link untuk meminta pendapatnya. Jika Link tahu cara menggunakan Perak Suci untuk menyembuhkan lukanya, maka semestinya ia tahu lebih banyak tentang iblis daripada Eleanor.     

Eleanor tidak kecewa saat itu, ketika Link menjawabnya dengan percaya diri.     

"Itu bukan karena ia sombong atau tidak tahu," katanya. "Makhluk itu hanya berpikir bahwa tidak perlu untuk melakukan hal itu."     

"Apa maksudnya?" tanya Eleanor, sedikit bingung.     

"Neraka dimana roh-roh jahat itu berasal adalah dunia rimba tempat kau membunuh atau terbunuh. Untuk bertahan hidup di sana, kau harus memamerkan taringmu dan menunjukkan kekuatanmu sebanyak mungkin untuk mengintimidasi orang lain dan mencegah mereka menyerangmu. Iblis ini pasti berpikir bahwa semua orang di sini lebih lemah darinya, jadi dia merasa tidak perlu menyembunyikan kehadirannya. Dugaanku adalah dia mengira dirinya raja di hutan ini."     

"Oh, jadi mereka seperti binatang buas!" Eleanor akhirnya menemukan metafora yang cocok untuk menggambarkan iblis.     

Link mengangguk setuju. Ada lebih banyak tentang iblis yang tidak dia sampaikan kepada Eleanor tentu saja. Sebagai contoh, ia tahu bahwa iblis dibagi menjadi dua kategori — iblis tingkat tinggi dan iblis tingkat rendah.     

Iblis tingkat rendah memiliki kecerdasan yang lebih rendah, sifat mereka lebih dekat dengan binatang buas — taktik tempur mereka lebih naluriah daripada rasional, dan kekuatan mereka secara keseluruhan tidak terlalu menakutkan. Adapun iblis tingkat tinggi, baiklah—secara sederhana, 99% dari iblis mengerikan dalam legenda yang diceritakan dari generasi ke generasi di Firuman adalah iblis tingkat tinggi!     

Menilai dari situasi saat ini, iblis di Hutan Girvent tampaknya adalah iblis tingkat rendah. Meskipun demikian, sungguh bodoh jika ia meremehkan kekuatannya. Tetap saja Link merasa bahwa dia tidak perlu takut pada binatang buas ini. Seorang prajurit profesional biasa mungkin tidak bisa mengalahkannya, tetapi jika dilawan dengan serangan gabungan oleh tiga prajurit atau lebih, maka iblis itu pasti tidak akan mampu bertahan.     

Namun untuk satu hal, iblis itu terlihat menahan diri karena tidak menyerang mereka di siang hari bolong dan di tengah kerumunan pada Jalur Raja sebelumnya. Ini berarti bahwa makhluk itu takut ditemukan,sehingga yang bisa ia lakukan adalah menguntit mereka berdua dalam kegelapan tanpa membuat gerakan apapun untuk menyerang mereka.     

Akhirnya, Link dan Eleanor mencapai tempat yang cukup terpencil tanpa ada orang di sekitarnya.     

"Ayo, pergi ke hutan," kata Link. Tidak ada gunanya berputar-putar menghindari iblis selamanya. Kesempatan terbaik mereka adalah berhadapan langsung dengan sang iblis.     

"Aku mengerti," jawab Eleanor, mengangguk. Dia bergerak secara naluriah mendekati Link ketika mereka memasuki hutan karena entah bagaimana itu membuatnya merasa lebih aman.     

Mereka berdua berjalan kaki melewati Hutan Girvent sejauh seperempat mil sebelum mereka mendengar suara langkah kaki dan dahan-dahan yang patah. Kemudian seekor binatang buas muncul ke arah mereka dengan tiba-tiba dengan kecepatan tinggi yang tak terbayangkan.     

Mereka menghadapi iblis, jadi Link tidak berani menganggap serangannya ringan. Dia bergegas maju ke tempat di lahan yang jarang terlihat tanaman dan berteriak kepada Eleanor, "Aktifkan Benteng Pertahanan!"     

Segera setelah dia menyelesaikan kalimat, tubuh Link diselimuti Edelweiss Merah, sementara Eleanor juga mengaktifkan gelang naganya. Mereka berdua kini diselimuti gelembung tembus cahaya samar berwarna merah.     

Lalu, sosok hitam tinggi terlihat berlari ke arah mereka dari hutan gelap. Sosok ini memiliki tubuh seperti manusia, meskipun tingginya sekitar tujuh kaki dan berkulit hitam seperti tinta.     

Permukaan tubuhnya gelap tanpa pori-pori. Terlihat rune hijau gelap yang tak terhitung jumlahnya di kulitnya, sementara di luar lengannya ada tonjolan seperti pisau yang tampaknya diselimuti aura dingin.     

Begitu ia berlari ke arah mereka, mata merahnya bergerak ke kiri dan kanan mengarah pada Link dan Eleanor. Tampaknya ia mengenali Eleanor dan mengidentifikasi dirinya sebagai target. Eleanor segera merentangkan pergelangan tangannya dan mengarahkannya ke iblis.     

"Ledakan Api!" dia berteriak.     

Ini adalah satu-satunya mantra yang dia tahu memiliki efek pada iblis. Dengan ledakan keras, api suhu tinggi berbentuk kipas kemudian melonjak ke depan menuju iblis.     

Namun, iblis ini sepertinya ingat trik Eleanor. Ketika Eleanor mengangkat tangannya, iblis itu segera menghindar ke samping dengan kecepatan yang fenomenal dan melarikan diri dari serangan.     

"Apakah kau pikir aku akan terjerat trik itu untuk kedua kalinya?" kata iblis dengan suara aneh dan tidak jelas. Bahkan ketika ia berbicara, kecepatannya tidak melambat sedikit pun. Lalu, ia menyentakkan kakinya dan menembak ke arah Eleanor. Pada saat yang bersamaan, ia meregangkan tonjolan di lengannya hingga berbentuk seperti pisau ke arah wanita itu.     

Iblis itu ternyata tidak bodoh. Dengan satu gerakan, iblis itu akan memotong kepala wanita Penyihir!     

Eleanor terlambat memicu Ledakan Api kedua, tapi dia tidak bersembunyi atau menghindar dari iblis. Pertama, karena ia masih memiliki perisai pertahanan di sekelilingnya, dan kedua karena ia tahu bahwa Link ada di sampingnya.     

Iblis itu sama sekali tidak memperhatikan pemuda di samping Eleanor. Lagipula, apa yang bisa dilakukan makhluk kecil itu padanya? Dengan cepat iblis mendekati Eleanor dan sekarang jaraknya sekitar tiga puluh kaki darinya. Di detik itu, ia mengeluarkan raungan dan melompat ke udara.     

Ia mengira serangannya akan menghancurkan perisai sihir wanita itu, yang kemudian akan membuatnya benar-benar rentan terhadap serangan pisau lengannya. Kepala wanita itu akan segera terpenggal dari bahunya, sehingga tidak akan ada yang tahu rahasia antara dia dan sang gadis suci.     

Dan untuk Penyihir muda yang bersamanya, iblis itu merasa ia hanya harus menerima pukulan satu atau dua mantra bocah itu. Tapi itu tidak menjadi masalah sama sekali, karena kulitnya sangat tahan terhadap sihir, jadi paling-paling mantra itu hanya akan memberinya beberapa goresan.     

Oh, betapa salahnya iblis itu!     

Tepat pada saat ia melompat, sebuah tangan raksasa dengan cincin api merah panas mencengkeramnya dan menahannya di udara, membuatnya benar-benar tidak bisa bergerak.     

Itu adalah mantra yang dirapal Link dengan Glyph Jiwa-nya — Tangan Vulcan.     

"Ahhhhh!!!" Iblis itu benar-benar tertangkap. Ia kemudian melepaskan sejumlah besar energi untuk melepaskan dirinya dari cengkeraman tangan yang berapi-api. Energi yang keluar muncul dalam bentuk ledakan kuat aura hitam yang sangat kuat sehingga berhasil meruntuhkan elemen api dari Tangan Vulcan!     

Iblis memiliki kekuatan pertempuran yang sangat kuat dan reaksi mereka sangat cepat. Itulah sebabnya Link tidak menggunakan Tangan Vulcan versi tingkat tinggi.     

Tidak buruk, pikir Link. Iblis ini bisa menahan kekuatan mantra Level 5, dan energi gelap di dalamnya juga cukup kuat! Energi gelap iblis hampir tak berdasar dan tidak pernah bisa habis seperti Penyihir Mana. Ini adalah alasan mengapa iblis adalah musuh paling tangguh yang pernah dihadapi Penyihir!     

Meskipun Tangan Vulcan sekarang telah hancur, iblis itu tidak bergegas maju menyerang setelah ia melepaskan diri dari genggaman tangan raksasa. Begitu kakinya mencapai tanah, iblis itu dengan cepat mengelak untuk menghindari Ledakan Api kedua milik Eleanor.     

Nyala api yang panas menjilat kulit iblis itu, tetapi tampaknya sama sekali tidak membahayakannya. Ini berkat naluri iblis yang luar biasa, ia dengan cepat melepaskan ledakan energi gelap tepat sebelum Ledakan Api menghantamnya. Kalau tidak, kulitnya pasti akan gosong sekarang.     

Fakta bahwa ia dapat melarikan diri tanpa cedera dari serangan kedua Master Penyihir seperti Link dan Eleanor, ini menandakan bahwa iblis ini akan menjadi salah satu pejuang paling kuat dan tangguh di Firuman.     

"Ha! Trik ini lagi? Menyedihkan!" Kemudian, iblis sekali lagi menerjang ke arah Eleanor.     

Lalu seperti pemutaran ulang dari adegan sebelumnya, saat ia bergerak maju, tangan raksasa lain yang berapi-api menangkapnya dan menahannya di udara seperti sebelumnya. Tungkai iblis itu bergulat di udara saat berusaha keluar, membuatnya terlihat seperti anak kucing yang terangkat di udara.     

"Aku akan membuatmu hancur lagi, tangan bodoh!" Setelah diserang dua kali dengan metode yang sama, iblis itu meledak dengan marah. Ia berteriak saat melepaskan ledakan energi, tapi kali ini teriakannya menggelegar ke seluruh hutan. Sekali lagi si iblis berhasil menghancurkan Tangan Vulcan, tetapi kali ini dia bisa merasakan begitu kakinya mencapai tanah bahwa ada sesuatu yang melesat ke arahnya dari belakang. Itu adalah mantra Peluru Siul. Namun bukan mantra Peluru Siul normal, melainkan mantra Peluru Siul Perak Suci!     

"Jadi, kau akhirnya mencoba trik baru, ya?" ejek iblis itu.     

Iblis itu segera merasakan ancaman dari belakang dan memblokir mantra Peluru Siul tepat pada waktunya dengan bilah lengannya.     

Kling! Kling! Kling!     

Karena insting tempurnya yang kuat, iblis itu memblokir semua Peluru Siul Link dengan ketepatan dan kecepatan yang menakutkan. Tapi, bukan itu saja yang bisa dilakukan Peluru Siul.     

Dor! Dor! Dor!     

Peluru Siul meledak dan memecah serpihan Perak ke segala arah. Api dari ledakan itu tampaknya telah menelan seluruh tubuh iblis itu bulat-bulat.     

Tapi, mantra tersebut hanya mantra Level 1. Jadi meskipun fragmen logam itu cukup mematikan bagi manusia dan Peri Kegelapan yang memiliki pertahanan sangat rendah, mantra itu benar-benar bukan ancaman bagi iblis yang memiliki kulit yang sangat tebal dan kuat.     

Semua yang iblis itu rasakan hanyalah rasa sakit yang menusuk-nusuk seluruh tubuhnya begitu pecahan logam menabraknya. Iamenundukkan kepalanya untuk memeriksa kulitnya dan memperhatikan beberapa luka dangkal yang tidak perlu dikhawatirkan. Apa yang menakutkan adalah bagaimana luka-luka ini tampaknya tak dapat pulih dan bagaimana energi gelap di sekitar tubuhnya menjadi berkurang dan semakin berkurang sekarang.     

Itu adalah efek dari Perak Suci.     

Iblis itu tertegun sejenak. Ia belum pernah diserang oleh hal seperti ini sebelumnya.     

Tepat pada saat itu, Link memicu Glyph Jiwa dan Tangan Vulcan dan sekali lagi mencengkeram tubuh iblis di telapak tangannya.     

"Ellie," teriak Link, "Peluru Siul Perak Suci!"     

Eleanor telah menguasai mantra Peluru Siul sejak Link memberinya gulungan yang berisi struktur mantranya di Pekan Penyihir beberapa waktu lalu.     

Eleanor tidak lagi takut pada iblis ketika ia melihat iblis itu tak berdaya di tangan berapi raksasa milik Link. Sikapnya kali ini menunjukkan statusnya sebagai Master Penyihir Level 6.     

Wush, wush, wush!     

Satu per satu, Peluru Siul meluncur keluar dari tongkat Eleanor dengan kecepatan yang setara dengan mantra Link. Dia merapal tiga Peluru dalam satu detik, dan di bawah kendalinya mereka semua menuju ke kepala iblis.     

Dor, dor, dor!     

Peluru itu meledak, membawa lebih banyak fragmen Perak Suci di sekitar iblis.     

Serangan aneh baru saja melukai iblis itu barusan, jadi ketika dipukul dengan serangan yang sama iblis itu menjadi semakin bingung. Ia belum pernah menghadapi mantra semacam ini sebelumnya dan tidak tahu bagaimana mempertahankan diri darinya. Selama ini instingnya telah membantunya memenangkan setiap pertempuran, tetapi begitu ia dipaksa menghadapi serangan seperti itu, iblis itu membatu. Karena respon yang demikian, iblis itu tak mampu lagi menghancurkan Tangan Vulcan.     

Yang berarti itu adalah waktu yang tepat bagi Link untuk membunuh si iblis!     

Peluru Siul terdengar dari Tangan Vulcan. Tangan itu mempererat genggamannya pada iblis dengan tiba-tiba, dan kemudian meledak dalam cahaya putih kebiruan yang intens —elemen api dari Tangan Vulcan yang akhirnya muncul!     

"Aaaaahhhhh!!!" iblis itu melolong kesakitan. Ada ledakan energi iblis gelap di sekitarnya lagi, berusaha melindunginya dari jilatan api panas tangan yang berapi-api. Tetapi pada saat itu, Tangan Vulcan sudah sepenuhnya meledak dan melepaskan kekuatan besar pada iblis, melawan kekuatan energi gelap si iblis.     

Kali ini si iblis tidak dapat menghancurkan Tangan Vulcan. Ia hanya bisa menahan kekuatannya.     

Namun meskipun energi gelap dalam tubuhnya sangat besar, ia masih memiliki batasan. Iblis telah menggunakan sejumlah besar energi ketika menghancurkan Tangan Vulcan dua kali dan sekarang terus-menerus mengerahkan energi untuk melindungi dirinya dari kekuatan Tangan Vulcan. Hal tersebut sudah menghabiskan sebagian besar cadangan energinya.     

Akhirnya, setelah sepuluh detik dalam genggaman Tangan Vulcan, iblis itu kehabisan energi. Nyala api kemudian mulai membakar tubuhnya secara langsung, dan awan asap biru mengepul keluar. Jeritan suaranya kemudian mulai terdengar memilukan, membuat orang-orang yang mendengarnya merasa hancur.     

Pembakaran berlanjut selama tiga detik sementara iblis terus berteriak. Seketika Link menghentikan mantra Tangan Vulcan.     

Duk!     

Tubuh hangus penuh asap biru itu merosot ke tanah. Kulit iblis itu benar-benar terbakar, dan daging serta darahnya yang kasar terpapar. Anehnya, iblis itu masih bisa bergerak. Ia menggeliat di atas tanah, masih berusaha untuk melarikan diri, dan kecepatannya meningkat secara bertahap.     

Bahkan luka-lukanya pulih di depan mata Link dan Eleanor! Sungguh suatu tekad kuat untuk hidup!     

Sayangnya, sudah tiba saatnya.     

Swish swish swish swish.     

Link merapal empat Peluru Siul Perak Suci ke arah iblis dan mereka dengan cepat menembus tangan dan kedua kakinya. Kemudian Peluru meledak secara bersamaan, meratakan iblis itu ke tanah.     

Perak Suci dalam keempat Peluit ini dibuat dari Mithril, jadi efeknya pada iblis jauh lebih kuat dari yang sebelumnya. Cukup untuk mengalahkan pertahanan iblis dan menembus jauh ke dalam tubuh iblis itu. Setelah Perak Suci bersentuhan dengan darah iblis, ia kemudian akan menekan energi gelap di dalam tubuhnya.     

Kali ini iblis tidak punya pilihan lain selain mencurahkan semua yang dia tahu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.