Datangnya Sang Penyihir

Kisah Macan yang Tulus Hati (3)



Kisah Macan yang Tulus Hati (3)

0Penyihir yang mengenakan jubah kulit beruang salju itu berjalan keluar dari hutan di bawah pengawasan ketat Macan Angin. Tudung jubah menutupi sebagian besar kepala Penyihir, menyembunyikan wajahnya. Saat ia berjalan, terlihat warna merah tua yang terlampir di sisi luar jubah si Penyihir, dan di tangannya, ia memegang tongkat sihir yang dibuat dengan sangat indah.     

Pada awalnya, Macan Angin melihat sosok itu tetapi masih tidak bisa mengenali identitas Penyihir misterius itu. Tapi, Prajurit yang terluka parah di sampingnya jauh lebih cepat dalam hal ini.     

"Itu tongkat Penangkap Bintang!" dia berteriak. "Dan kau mengenakan jubah Pengendali Api Penyihir! Kau Link!"     

Prajurit ini telah menjadi anggota inti dari Sindikat, jadi dia akrab dengan senjata dan perlengkapan dari tokoh terkuat di seluruh benua. Ditambah lagi, Link adalah orang yang sudah memusnahkan cabang Sindikat Hutan Girvent dan sendirian membunuh iblis Tarviss. Wajar saja, Sindikat lantas menaruh perhatian khusus segala berita dan informasi yang berhubungan dengannya.     

Tidak mengherankan di detik Link muncul, Prajurit itu dengan mudah mengenali identitas Link dengan hanya beberapa detail yang terlihat.     

Link padahal berencana untuk tetap menjadi sosok tak dikenal di depan orang-orang ini, tetapi begitu dia mendengar kata-kata Prajurit, dia terdiam beberapa saat dan memutuskan untuk menarik tudung jubahnya. Saat dia melakukannya, elemen api yang berputar di sekitar Jubah Pengendali Api tiba-tiba tersingkap, memancarkan keindahannya. Elemen tersebut lalu mengalir ke seluruh tubuh Link dan kemudian berkumpul di bagian atas kepalanya, membentuk mahkota nyala api yang nyata.     

Jubah kulit beruang salju, aura api merah menyala, mahkota api yang agung, dan fluktuasi kuat energi Mana di sekitar tubuh Link. Jika semuanya itu digabungkan akan membentuk sosok yang kekuatan dan bakatnya sangat mencolok, bahkan untuk pengamat yang tidak berpengalaman sekalipun.     

Sama seperti di bumi, penampilan luar yang mengintimidasi juga sangat berguna di dunia Firuman. Dengan kehadiran yang dipancarkan Link, sisa-sisa perlawanan Prajurit kini telah hilang dan digantikan dengan perasaan takut dan kagum.     

Di sana berdiri tepat di depan mata mereka sendiri, sosok orang yang telah menghancurkan iblis Tarviss Level 8 dengan tangan berapi magis. Meskipun Prajurit itu sendiri adalah anggota elit Sindikat yang dihormati dan ditakuti oleh ribuan orang, ia masih tidak bisa mengumpulkan keberanian untuk melemparkan kata-kata penghinaan pada sosok yang perkasa.     

"Kau tidak seharusnya di sini!" hanya itu saja yang ia sanggup katakan. "Kenapa kau di sini? Bukankah seharusnya kau berada di Gurun Ferde?"     

Jaringan intelijen Sindikat tampaknya telah melakukan pekerjaan yang sangat bagus, meskipun mereka masih belum cukup baik untuk mengalahkan orang seperti Link.     

Bahkan, Macan Angin tertegun! Ia kini menemui Penyihir yang telah mengalahkan iblis Tarvis malam itu, namun pria ini masih melebihi semua harapannya. Tidak pernah dalam mimpinya ia membayangkan ada orang yang bisa membuat Andrew terdesak dan memaksanya untuk melarikan diri hanya dalam beberapa serangan!     

Itu benar-benar mengesankan!     

Link mendekati Prajurit sampai jaraknya sekitar 20 kaki darinya. Ia kemudian menundukkan kepalanya dan menatap ke bawah ke Prajurit.     

Baju besi di tubuhnya sebagian besar telah hangus oleh Tangan Api. Ada luka bakar di sekujur tubuhnya, meskipun beberapa jejak Aura Tempur masih tersisa. Meskipun demikian, ia sekarang terlalu lemah untuk melakukan serangan terhadap Link.     

Ia kemudian memeriksa zirah itu dengan cermat dan melihat warnanya hitam murni dengan lambang terukir di dada. Ukiran itu adalah tulisan belati dengan enam tetes darah — lambang Sindikat. Enam tetes darah menandakan level dan posisi Prajurit ini dalam organisasi.     

"Kau anggota Sindikat, ya?" Link berkomentar.     

Prajurit itu tidak menjawab.     

"Perisai Bayangan?" tambah Link.     

Sebelumnya dalam game, Morpheus pada titik ini telah menyalakan Api Suci. Tetapi karena kekuatan MI3 yang kuat, Kerajaan Norton di Utara sebagian besar masih tidak terpengaruh oleh munculnya Sindikat. Tetapi di sini di Selatan, seluruh wilayah sepenuhnya jatuh ke dalam genggaman organisasi jahat ini.     

Hal itu disebabkan karena tekanan ekonomi dan perdagangan oleh enam kerajaan selatan, yang berarti bahwa kekuatan militer mereka lemah. Selain itu, mereka hanyalah enam kerajaan kecil yang tidak sanggup mengumpulkan cukup kekuatan dan sumber daya independen untuk melawan organisasi besar seperti Sindikat. Dengan demikian, kerajaan selatan menjadi lahan subur untuk Sindikat bertumbuh dalam kekuasaan dan pengaruh lebih besar — sedemikian besarnya sehingga mereka dikatakan ada di mana-mana di sini.     

Sementara itu, Perisai Bayangan adalah cabang elit Sindikat yang terdiri dari Prajurit yang menggunakan perisai.     

"Bagaimana kau tahu tentang Perisai Bayangan?" tanya Prajurit dengan ketakutan. Itu bukan sesuatu yang dapat diketahui oleh Penyihir dari Utara!     

"Oh, aku tidak yakin sebelumnya," kata Link sambil tersenyum, "tapi kau sendiri yang memberi tahuku."     

Prajurit itu terdiam. Teknik interogasi semacam ini adalah salah satu hal pertama yang ia pelajari sebagai anggota inti Sindikat. Betapa memalukannya jika secara tidak sengaja membocorkan rahasia organisasi karena terjatuh ke dalam perangkap yang halus!     

Sekarang setelah segalanya jelas, Link melihat notifikasi yang menyala di antarmuka. Dia memandanginya dan menyadari bahwa itu adalah pemberitahuan akan misi yang sudah diselesaikan. Dia sekarang mendapatkan 100 Omni Poin dan Stempel Jiwa. Link berusaha tidak menunjukkan reaksi apapun terhadap berita ini dan kembali ke Prajurit.     

"Aku tidak ingin bertarung lagi hari ini," katanya kepada Prajurit. "Tapi aku juga tidak akan membiarkanmu pergi. Kau tahu apa yang harus dilakukan, bukan?"     

Prajurit menghela napas lega panjang mendengar perkataan Link. Ia tahu bahwa tidak akan ada kesempatan baginya untuk mengalahkan Penyihir ini dan tidak ada peluang untuk melarikan diri hidup-hidup. Jika ia terus melawannya, itu hanya akan membawa lebih banyak penderitaan dan rasa sakit pada dirinya sendiri. Satu-satunya pilihan yang tersisa baginya adalah bunuh diri.     

Prajurit itu lalu melepaskan baju besinya dan segera menikam belati langsung ke dalam jantungnya sendiri. Dengan satu gerakan tegas, belati menembus kulit dan dagingnya dan menghantam jantungnya. Sang Prajurit kemudian merosot ke tanah, mati oleh tangannya sendiri.     

Si Macan Angin menyaksikan pemandangan itu dengan mata berseri, hatinya dipenuhi dengan kekaguman dan rasa hormat pada si Penyihir.     

Dia mengucapkan beberapa patah kata dan Prajurit itu dengan patuh bunuh diri tanpa protes, pikir si Macan itu. Pria yang menakutkan!     

Setelah ia memastikan bahwa Prajurit itu sudah mati, Link kemudian mengalihkan perhatiannya ke Macan Angin.     

"Apakah kau punya nama?" tanya Link.     

"Ya," jawab si Macan dengan bangga. "Namaku Dorias."     

"Oh," jawab Link dengan singkat. Dia mengelilingi Dorias yang lemah dan terluka dan mendapati bahwa ia tidak dalam bahaya besar.     

"Aku benar-benar ingin tahu," kata Link lagi, "apa yang kau pikirkan berkeliaran di hutan yang begitu dekat dengan kota besar? Apakah kau tidak tahu betapa besarnya keserakahan manusia dan bahaya apa yang akan terjadi padamu?"     

"Oh, tapi Tuan," ratap si Macan itu setelah desahan panjang, "kau tidak mengerti perasaan sakit hati yang mendalam!"     

Saat berbicara, Macan itu menyeret dirinya ke tepi sungai dan merosot dengan sedih. Tak ada jejak kebuasan yang bisa ditemukan di matanya, hanya tersisa perasaan sedih.     

"Terangkan padaku," kata Link, minatnya sekarang menggelitik.     

Mata Dorias terfokus ketika dia mencoba mengingat kembali peristiwa yang terjadi bertahun-tahun yang lalu. Dia berbaring diam beberapa saat sebelum akhirnya menceritakan kisahnya.     

"Apakah kau tahu bahwa seluruh wilayah ini adalah hutan yang rimbun 200 tahun yang lalu?" mulai si Macan itu. "Dulu aku adalah raja hutan ini. Jumlah kami, ras Macan Angin hanya sedikit dan tersebar jauh. Setiap malam bulan purnama di musim semi, kami semua berkumpul bersama dan menikmati hidangan makhluk-makhluk kecil, lalu kami akan berbicara panjang lebar dan bermain bersama, membentuk ikatan yang erat di antara kami dan akhirnya kami memilih pasangan."     

Ketika si Macan mencapai titik ini dalam ceritanya, kepalanya merosot sedih dan menggantung lemas di atas bahunya.     

"Pada saat itu, aku memiliki pasangan yang sudah bersamaku lebih dari satu dekade," kata Dorias. "Namanya Ora, dan dia adalah ratuku. Dia memiliki bulu tebal dan lembut yang berwarna hijau murni dan sosok yang ramping. Aku selalu mabuk oleh matanya yang lembut, dan bahkan setelah bertahun-tahun, aku masih bisa dengan jelas mengingat gelombang kenikmatan yang kurasakan ketika aku bersama dengannya. Aku yang terkuat dari jenisku sendiri, dan aku selalu bisa bertahan selama satu menit penuh. Satu menit penuh! Bisakah kau percaya itu? Aku tahu semua saudara-saudaraku hanya bisa bertahan selama setengah detik! Namun, sekarang semuanya hilang... ratuku, anak-anakku, rumahku — semuanya telah terkubur oleh waktu dan menjadi milik masa lalu yang tidak terjangkau sekarang."     

Kemudian, Macan Angin berbalik menghadapi Link dengan wajah yang hancur oleh kesedihan dan rasa sakit.     

"Penyihir Manusia," dia berbicara kepada Link, "kau tidak akan pernah memahami kedalaman keputusasaanku. Aku tidak punya tempat untuk pergi sekarang. Mengapa kau tidak membawa aku kembali ke Menara Azura? Meskipun sangat membosankan di sana, setidaknya tidak ada yang akan menggangguku."     

Setelah si Macan menumpahkan kisahnya, Link mulai memahami motif di balik perilakunya yang tampak aneh sebelumnya. Ia menatap kabut hitam tebal yang mengelilingi si Macan, lalu meraih tongkatnya dan mengarahkannya ke arah Dorias.     

"Pengusiran!" seru Link.     

Pengusiran     

Mantra Level 5     

Efek: Mantra pengusiran tingkat tinggi yang dapat mengeluarkan sihir yang sangat kuat dari target.     

Ini adalah mantra yang baru-baru ini dikuasai Link di waktu luangnya. Ia mempelajarinya dari sebuah buku catatan yang ditulis oleh Master Penyihir Grenci dimana ia mencatat pelajaran berharga yang telah ia pelajari bersama dengan Keterampilan Sihir Tingginya. Tentu saja, Link berpikir mantra itu menarik, jadi ia meluangkan waktu untuk menguasainya.     

Setelah mantra diucapkan, bola cahaya berukuran kepalan tangan muncul, memancarkan warna pelangi yang terbentuk di ujung tongkat Link dan terbang langsung menuju Macan Angin Dorias. Cahaya itu menari-nari di sekitar si Macan untuk sementara waktu, menghujaninya dengan cahayanya yang indah. Cahaya itu menghantam tubuh si Macan yang terluka akibat sisa-sisa energi gelap dan elemen-elemen gelap yang tersisa di dalamnya didorong keluar dan kemudian menghilang di udara.     

Setelah mantra selesai, tubuh Dorias benar-benar dibersihkan dan dimurnikan, dan tidak ada sedikitpun elemen gelap yang tersisa. Ia menggerakkan tubuhnya dengan ragu-ragu dan mulai berdiri. Kemudian ia mulai berjalan berputar-putar. Pada awalnya, langkahnya goyah dan tidak stabil, tetapi segera ia mendapatkan kembali kekuatannya dan ia mampu berlari cepat kembali. Bahkan luka di tubuhnya hampir sembuh sekarang, dan pendarahannya kini sepenuhnya berhenti. Ia pulih dengan kecepatan yang menakjubkan!     

Harus diakui bahwa salah satu alasan pemulihannya yang cepat adalah kemauan keras si Macan Angin untuk hidup. Ia lalu berhenti di jalurnya dan berbalik ke arah Link.     

"Tuan," katanya, "apakah kau berada di selatan untuk menangkap para buronan?"     

"Tidak," jawab Link sambil menggelengkan kepalanya. "Aku punya rencana lain." Meski begitu, pertanyaan Dorias telah mengingatkannya bahwa masih ada beberapa tahanan yang kuat dan, kemungkinan besar para buronan itu melakukan kejahatan di luar sana. Ia harus melakukan sesuatu.     

Adapun mengenai Makhluk Sihir ini, Link awalnya berniat untuk merekrutnya sebagai senjata dan menggunakan Segel Jiwa untuk mengendalikannya. Tapi sekarang, setelah ia mendengar cerita makhluk itu, Link merasa simpati dengan Dorias. Sedemikian rupa sehingga ia merasa tidak nyaman menggunakan Segel Jiwa padanya.     

Alasannya sederhana. Ia bukannya merasakan simpati yang berlebihan, tapi ia juga tidak rela untuk membiarkan makhluk buas ini pergi. Ia hanya merasa bahwa makhluk buas ini memiliki kecerdasan tinggi, sehingga ia tidak perlu menggunakan Segel Jiwa atau mantra lain untuk mendapatkan kesetiaannya. Sebaliknya, beberapa trik psikologis sederhana saja sudah cukup.     

Link bergerak seolah-olah dia akan pergi, tapi kemudian menoleh pada saat terakhir.     

"Dunia manusia penuh dengan kekejaman dan keserakahan," katanya kepada si Macan itu. "Tempat ini terlalu berbahaya untuk makhluk sihir sepertimu. Kau harus melarikan diri dan pergi sejauh mungkin dari sini dan jangan pernah kembali. Juga, jangan melakukan kejahatan lagi."     

Setelah itu, Link menarik tudungnya dan berbalik pergi.     

Dorias terkejut dengan tindakan Link. Ini sama sekali bukan apa yang ia harapkan terjadi. Penyihir ini telah menyelamatkan hidupnya dan membersihkan elemen-elemen gelap dari tubuhnya. Namun, Link meninggalkannya di sini, bahkan sebelum ia mengucapkan terima kasih?     

"Hei, tunggu!" teriak Dorias. "Apakah kau mengejekku?" Lagipula, Dorias adalah Macan Angin yang perkasa! Dia tidak akan pernah lari dari kewajibannya untuk membayar hutang budi!     

Link mengabaikannya dan terus berjalan. Dia segera memasuki hutan dan terus menuju ke arah Selatan. Setelah sekitar setengah mil, dia mendengar suara gemerisik rerumputan dan langkah cepat yang mengikutinya. Segera suara keras si Macan memecah keheningan hutan.     

"Hei! Penyihir Manusia!" teriak Macan Angin. "Ke mana kau akan pergi?"     

"Memang apa pedulimu?" tanya Link, menyembunyikan senyum.     

"Tentu saja aku peduli!" jawab si Macan. "Kau menyelamatkan hidupku! Aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja! Itu bukan yang seharusnya aku, Macan Angin Dorias yang terhormat lakukan!"     

Link tersenyum diam-diam tetapi tetap tidak tergerak akan ucapan Macan.     

"Jangan khawatir tentang itu," katanya. "Itu bukan masalah besar."     

"Bukan masalah besar bagimu, tapi itu masalah hidup dan mati bagiku!" jawab si Macan. "Selain itu... aku tidak punya tempat lain untuk pergi. Dan sekarang Sindikat telah menetapkan harga untuk kepalaku, tidak akan aman bagiku untuk bergerak sendirian. Mengapa kau tidak membiarkan aku pergi ke Hutan Girvent dan bersembunyi di sana? Aku tidak akan membahayakan siapa pun, aku janji!"     

Meskipun Dorias kadang-kadang agak terlalu tulus dan naif, ia menyadari hal-hal yang sudah jelas di dunia ini. Ia tahu bahwa dunia adalah tempat berbahaya bagi makhluk sihir sepertinya. Saat ini pasti ada banyak pemburu lain yang tak terhitung jumlahnya untuk menangkapnya. Jika si Macan hidup sendirian, maka tidak akan ada harapan baginya untuk bertahan hidup!     

Jika ingin hidup, dia harus menemukan sekutu yang kuat. Jelas, Penyihir di depannya adalah seorang pria yang cukup kuat untuk menyelamatkannya. Selain itu, Link telah menyelamatkan hidupnya. Namun, ia tidak menuntutnya untuk melakukan apa pun sebagai balasannya. Dorias yakin bahwa manusia ini adalah tipe pria yang bisa dia percayai!     

Link tahu Dorias ada dalam genggamannya sekarang.     

"Bagaimana kalau kita bekerja sebagai tim?" saran Link. "Aku akan melindungimu dan memberimu tempat berlindung, dan kau akan menjadi Prajuritku. Begitu kita kembali ke Utara, aku akan membiarkanmu tinggal di wilayah milikku. Aku akan memerintahkan orang-orangku untuk menyiapkan makanan untukmu yang sesuai dengan seleramu, pelayan untuk merawat bulumu, lalu merapihkan kukumu, membersihkan gigimu, dan sebagainya. Jika kau mau, aku bahkan bisa mengirim orang-orangku untuk mencari beberapa Macan betina sebagai pasanganmu. Kau mau itu?"     

"Kedengarannya tidak terlalu buruk sama sekali!" jawab Dorias, matanya bersinar cemerlang. Dia bahkan tidak pernah memimpikan perawatan mewah seperti itu! Tsk. Dia bahkan mungkin mendapatkan beberapa istri dan orang-orang akan melayaninya sepanjang waktu. Hanya memikirkan hal itu saja sudah membuat mulutnya berair!     

"Baiklah, kalau begitu," kata Link. "Jika begitu, maka berlututlah sekarang dan biarkan aku menunggangimu ke Kota Opal di Selatan."     

"Baiklah, lagipula kau tidak seberat itu." Dorias kemudian dengan agak enggan membiarkan Link menginjak punggungnya. Dia hanya akan mengizinkan ini untuk orang seperti Link. Jika ada orang lain yang membuat permintaan semacam ini kepadanya, ia akan memakannya dalam satu gigitan.     

Kecepatan Macan Angin memang secepat yang dikabarkan. Pada awalnya, Dorias berlari perlahan karena tubuhnya masih lemah dari serangan elemen hitam. Tapi kemudian, Link merapal Penyembuh Elemen pada Dorias dan membuat kecepatan larinya berkali lipat saat tubuhnya pulih. Mereka membutuhkan waktu kurang dari dua jam untuk menempuh jarak sekitar seratus mil, dan mereka sekarang berada di gerbang Kota Opal.     

"Ada markas Aliansi Penyihir Selatan di kota," kata Dorias. "Di sana penuh dengan Penyihir; aku tidak bisa mendekatinya."     

"Baik, tunggu aku di sini," kata Link. "Aku akan berada di kota sebentar."     

Link lalu melompat turun ke belakang si Macan dan memasuki gerbang kota. Jiwa perseptifnya kini telah mendeteksi kekacauan energi gelap di dalam kota, bahkan dari sini.     

Pasti ada iblis neraka di kota ini! pikir Link. Bagus. Itu berarti Celine berada tidak jauh dari sini kalau begitu.     

...     

Dalam Pertemuan Aliansi Penyihir Selatan.     

Tepat pada saat Link memasuki kota, sebuah tim investigasi baru saja meninggalkan Kastil Penyihir dan memasuki Kota Opal juga. Tim ini terdiri dari 30 orang dan dipimpin oleh Master Penyihir Hanlott. Di antara anggota tim adalah salah satu murid Hanlott, Wavier.     

"Iblis-iblis itu adalah entitas jahat yang harus dimusnahkan," kata Hanlott sebelum keberangkatan mereka. "Siapa pun yang menghalangi jalan kita dalam misi ini akan dianggap sebagai musuh kita, tak peduli apakah itu Sindikat atau siapa pun!"     

"Basmi iblis-iblis itu!" gema anggota tim.     

Wavier telah bergabung dengan rekan-rekannya dalam meneriakkan kata-kata yang sama, meskipun dia tanpa sadar mencengkeram Tongkat Merlinnya erat-erat di tangannya. Gambaran sosok wanita yang mencuri hatinya muncul di benaknya.     

Maafkan aku, pikir Wavier sambil menggertakkan giginya. Ini adalah tugasku. Ini yang harus aku lakukan.     

Hanlott tidak memperhatikan perilaku aneh muridnya. Dia hanya bisa merasakan semangat tinggi dan antusiasme penuh yang ditunjukkan oleh Penyihir di timnya dan ia merasa sangat puas akannya.     

"Ayo, pergi!!" teriak Hanlott. Itu adalah perintah terakhirnya sebelum mereka meninggalkan Kastil Penyihir dan menuju Kota Opal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.