Datangnya Sang Penyihir

Dimensi Alam Jiwa



Dimensi Alam Jiwa

0Auselia bisa kembali ke Benteng Tengkorak kapan saja. Perangkat Tingkat Dewa yang ia gunakan memang memiliki kekuatan yang menakutkan. Link dan kelompoknya berlari dengan kecepatan penuh di dalam Dimensi Jiwa.     

Dua menit kemudian, mereka berhasil keluar dari jantung Kerajaan Pralync yang mengerikan dan brutal.     

Namun, ini masih kurang dari satu mil jauhnya dari Benteng Tengkorak. Jarak ini tidak cukup jauh karena mereka masih bisa dengan mudah ditemukan oleh Ular Kegelapan. Mereka harus terus bergerak maju.     

"Ayo,cepatlah! Jangan sampai ketinggalan!" Link mendesak.     

Namun, yang lain tampaknya berjuang. Mereka bahkan tidak berlari lebih cepat dari manusia biasa.     

"Link, Aura Tempur-ku sepertinya sudah habis," kata Annie dengan cemberut.     

"Kakiku terasa seperti timah. Bagaimana mungkin aku hanya memiliki kekuatan selemah ini?" Felina berkata sambil berjalan susah payah dengan Kanorse di punggungnya. Ini akan menjadi prestasi yang mudah di Dimensi Alam Fisik. Namun, di Alam Jiwa, ia merasa benar - benar kelelahan setelah membawanya hanya dalam jarak pendek.     

Link menjaga pandangannya ke arah Benteng Tengkorak saat ia menjelaskan, "Jika ada perubahan dimensi, maka prinsip dan hukum dimensi juga turut berubah. Di Alam Jiwa, kekuatan fisik dominan yang kita gunakan akan ditekan. Sebaliknya, kekuatan jiwa yang sering kita abaikan dalam Alam Fisik akan berlipat ganda kekuatannya. Dalam Alam Jiwa, selama seseorang berpegang pada harapan dan keyakinan, maka ia akan memiliki kekuatan yang tak terbayangkan."     

Semua orang bingung dengan ucapan Link. Mereka bertukar pandang dan melihat ekspresi bingung di wajah masing-masing.     

Mereka bisa mengerti setiap kata. Namun, ketika mereka menghubungkan kata-kata itu untuk membentuk kalimat, semuanya terdengar seperti kode yang tak terpecahkan. Ini memalukan.     

Ketika Link tidak mendapatkan jawaban, ia berbalik untuk melihat ekspresi bingung di wajah semua orang dan menepuk dahinya dengan meminta maaf. Ia kemudian memutuskan untuk menunjukkannya secara langsung, "Lihat baik-baik!"     

Setelah itu, mereka bisa melihat garis-garis cahaya putih membungkus Link bersama-sama dengan kubah api ringan yang mengelilingi tubuh eksteriornya. Cahayanya tidak menyilaukan, tetapi terdapat sorot sinar lembut yang meluas hingga satu kaki di sekitar Link.     

Sebelum ini, semua orang sibuk memikirkan tentang melarikan diri dan sepertinya tidak memperhatikan fenomena ini. Mereka sekarang menyadari bahwa Link bukan satu-satunya dengan kubah khusus di atasnya. Masing-masing dari mereka memilikinya kubah itu juga, meskipun tak satu pun dari mereka memiliki sorot cahaya seterang Link.     

Jika dibandingkan, di antara mereka berdelapan, Link memiliki cahaya terkuat, lalu diikuti oleh Felina, yang memiliki kubah hampir setengah seterang Link. Yang ketiga adalah Kanorse, meskipun situasi Kanorse sedikit aneh.     

Ia diselimuti oleh lapisan cahaya keabu-abuan. Jika dilihat lebih dekat, maka akan terlihat beberapa ular hitam merayap masuk-keluar dari tubuhnya. Sungguh terlihat sangat menyeramkan.     

Link menjelaskan ketika ia berlari ke depan, "Sorot cahaya ini biasanya disebut Cahaya Jiwa. Semakin kuat jiwanya, maka semakin cerah kecemerlangannya, dan juga semakin kuat kau berada di Alam Jiwa. Situasi Kanorse... tidak terlihat terlalu bagus."     

Felina mengangguk setuju karena dialah yang membawa Kanorse selama ini. Ia berkata, "Tubuhnya terasa sedingin es, dan samar-samar aku bisa mendengar suara mendesis menyeramkan yang berasal dari tubuhnya. Aku takut ia hampir menjadi benar-benar seperti iblis."     

Mendengar apa yang dikatakan orang - orang di sekitarnya, Kanorse tiba-tiba berbicara. Ia bergumam dengan suara yang sangat lemah, "Tidak, aku masih bisa bertahan... ia tidak akan menelan kesadaranku... ah..."     

Jika ia masih setengah sadar, itu berarti masih ada harapan.     

Link mengulurkan tangannya dan mengambil Kanorse yang berat dan kekar dari pundak Felina. Tindakan yang ia lakukan terlihat seolah-olah Kanorse seringan balon.     

Semua orang tercengang dengan hal itu. Sungguh kekuatan yang menakutkan! Lagipula, Link adalah Penyihir. Setelah bersamanya dalam seluruh misi ini, para pengintai memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan fisiknya. Ia jelas tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mengangkat Kanorse dengan mudah.     

"Sekarang kau tahu. Ini adalah kekuatan jiwa. Aku tidak menggunakan banyak kekuatan. Aku hanya berpikir bahwa aku ingin membawanya, dan aku mengilhami tindakan itu dengan keyakinan dan kemauan yang cukup. Setelah itu, aku dapat membawa dia dengan mudah."     

Para pengintai tampaknya masih bingung dengan fenomena aneh ini, sementara Annie dan Felina tampaknya memikirkan sesuatu.     

Setelah beberapa detik, Felina dengan cara yang sama mengulurkan tangannya dan mengambil alih Kanorse dari bahu Link. Ia juga melakukannya dengan mudah. Ia lalu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Aku mengerti maksudmu sekarang. Penyihir, kau memang sangat berpengetahuan."     

Link mengangguk, "Itu benar. Baiklah, kita perlu mempercepat langkah kita. Percayalah, kalian semua bisa melakukannya!"     

Para pengintai ini adalah pengintai elit dari Kerajaan Norton. Setelah dua demonstrasi yang sukses, mereka dapat menangkap maksud Link dan mempraktekkannya dengan mudah di Dimensi Alam Jiwa. Ini terutama terjadi pada Annie. Kecepatannya di Alam Jiwa bahkan lebih cepat daripada di Alam Fisik, yang memungkinkannya untuk berjalan di belakang Link dan Felina dengan mudah.     

"Ini luar biasa."     

"Sangat menarik."     

" Hei Penyihir, jika aku yakin aku bisa terbang, apakah aku benar-benar bisa terbang di Alam Jiwa?" Felina bertanya.     

Link menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Itu akan sulit. Hukum fisika yang mengikat Alam Fisik juga berlaku pada Alam Jiwa. Kau akan bisa terbang jika keyakinanmu cukup kuat, tetapi itu akan membutuhkan harga yang tinggi. Ada batasan dalam kekuatan jiwa. Baiklah, kita harus mempercepaat langkah kita. Penguasa Benteng Tengkorak akan segera menyusul."     

Mereka kemudian mulai melarikan diri dengan ekspresi serius di wajah mereka.     

Setelah setengah menit, semua orang tiba-tiba merasa bahwa hati mereka terasa berat seolah-olah ada sebuah batu besar menimpa di atasnya. Mereka kemudian melihat ke atas dan melihat bahwa langit kelabu telah berubah menjadi lebih gelap. Yang lebih menakutkan adalah kecepatan mereka tampaknya menurun. Kaki mereka terasa seperti berjalan melalui lumpur.     

"Apa yang terjadi?"     

"Bagaimana ini mungkin?"     

"Apakah mereka di sini?" Felina menoleh untuk melihat Link.     

Link memiliki ekspresi serius di wajahnya ketika ia menoleh untuk melihat langit di atas Benteng Tengkorak. Sisanya mengikuti pandangannya dan merasa ngeri pada apa yang mereka lihat.     

Ular anakonda bersisik hitam dengan lebar setidaknya 15 kaki dan lebih dari 600 kaki telah muncul di langit. Ular itu tampak melayang di udah seolah tidak berbobot sama sekali.     

Kecemerlangan tubuhnya bahkan lebih mengerikan. Dari jauh, tubuhnya tampak seolah-olah dikelilingi api hitam pekat dari neraka. Di bawah pengaruh nyala api tersebut, langit berubah menjadi lebih gelap dalam radius sepuluh mil.     

Seolah-olah akhir dunia akan segera datang!     

Kini mereka berada lebih dari satu mil jauhnya dari Benteng Tengkorak. Mereka masih bisa dengan jelas melihat aksi anaconda raksasa. Alih-alih mengejar mereka, anaconda raksasa itu terlihat menghisap udara kosong saat ia membuka mulutnya.     

Segera, mereka melihat banyak jiwa terbang menuju mulut yang menakutkan itu. Meskipun jiwa-jiwa ini tampak mati rasa secara emosional, mereka masih menjerit putus asa ketika mereka tahu apa yang akan terjadi pada mereka.     

Ini adalah tangisan jiwa dan terutama sangat traumatik bagi manusia biasa. Para pengintai benar-benar merasa hancur oleh adegan itu, dan bahkan Prajurit Naga Felina menjadi pucat akibat pemandangan yang menyayat hati itu.     

Annie bertanya kepada Link dengan suara bergetar, "Mengapa ular itu memakan jiwa?"     

Link memberi isyarat agar semua orang tetap berlari ketika ia menjelaskan, "Aku tadi telah melukai pengguna Perangkat Tingkat Dewa, Auselia. Untuk menyelamatkan Auselia, ular itu telah menghabiskan sebagian dari kekuatan internalnya. Agar Perangkat Tingkat Dewa dapat mempertahankan kestabilannya dalam di Dunia Firuman, maka diperlukan pasokan energi yang konstan. Sayangnya, jiwa adalah sumber energi terbesar dan paling efisien yang pernah ditemukan di dunia ini."     

Link memutuskan untuk berhenti menyembunyikan fakta dan berterus terang dengan apa yang ia ketahui.     

Saat semua orang mendengar ucapan Link, mereka semua terhuyung dan tersandung langkah mereka.     

Apa yang baru saja mereka dengar? Perangkat Tingkat Dewa? Bukankah itu hanya ular raksasa saja? Sejak kapan ular menjadi Perangkat Tingkat Dewa? Apa hubungannya?     

Felina sama terkejutnya dengan para pengintai. Ia tiba-tiba teringat sesuatu dan berbicara dengan suara yang bergetar keras, "Ular Kegelapan... Senjata Ratu Laba-laba, Lolth? Oh, Dewa Naga, terberkatilah aku! Tak heran keseimbangan dunia menjadi hancur! Itu adalah Perangkat Tingkat Dewa Kegelapan. Tidak kusangka aku bertarung melawan Perangkat Tingkat Dewa — aku pasti gila!"     

Para pengintai malah merasa lebih terpukul lagi. Mereka selalu mengira orang di Benteng Tengkorak hanyalah Penyihir yang sangat kuat. Mereka tidak pernah membayangkan ada Perangkat Tingkat Dewa.     

Memikirkan kembali tindakan mereka menyelinap ke dalam Benteng Tengkorak, semua orang merasakan hawa dingin di sekujur bulu kuduk mereka.     

"Apa yang kita lakukan sekarang? Kita tidak akan bisa mengalahkan Perangkat Tingkat Dewa. Kita tidak akan bisa melarikan diri," teriak seorang pengintai putus asa dengan sedikit rengekan dalam suaranya.     

Semua orang melihat Link. Penyihir yang berhasil menyelamatkan mereka dari banyak kesulitan dan sangat berpengetahuan luas itu adalah sumber harapan terakhir mereka.     

Link masih memiliki ekspresi tenang dan tidak sedikit pun keraguan bisa terlihat di wajahnya. Ia terlihat sangat meyakinkan.     

Ia berbicara dengan tenang dan berkata, "Jangan panik. Tidak ada yang perlu ditakuti. Meskipun itu adalah Perangkat Tingkat Dewa, alat itu hanyalah senjata semata dan memiliki keterbatasan. Lihatlah sekarang! Alat itu hidup di Alam Jiwa, memangsa jiwa-jiwa seperti tidak ada hari esok. Faktanya, itu hanyalah proyeksi dari Perangkat Tingkat Dewa di Dunia Fisik. Kemungkinan besar, Auselia saat ini menggunakan senjata untuk menjerat jiwa. Yang paling penting, ia sepertinya belum memperhatikan kita."     

Perangkat Tingkat Dewa memang kuat. Namun, Auselia tidak. Perangkat Tingkat Dewa bisa memberkahi Auselia banyak keahlian yang kuat, tetapi alat itu tidak bisa meningkatkan kecerdasannya. Ini adalah kesempatan Link.     

Setelah mendengar kata-kata Link dan memastikan bahwa Perangkat Tingkat Dewa hanya menhisap jiwa sambil tetap diam, mereka entah bagaimana berhasil menekan perasaan takut mereka.     

Link kemudian bertepuk tangan dan menyemangati, "Baiklah, kita hanya harus terus berlari sampai kita keluar dari bahaya."     

Tidak ada lagi yang bisa dikatakan, dan mereka berlari untuk hidup dengan kecepatan tinggi.     

Link mengikuti di belakang kelompok dan melihat ke belakangnya dari waktu ke waktu untuk mengawasi gerakan Ular Kegelapan. Saat ia mengawasinya, pesan dalam game muncul dalam penglihatannya.     

Misi Pemicu Seri Epik: Benteng Tengkorak Langkah ke-4     

Mission: Melarikan Diri     

Isi: Melarikan diri dari pengejaran Auselia. Kanorse harus tetap hidup dan tetap sadar.     

Hadiah 1: 200 Poin Omni     

Hadiah 2: Glyph Jiwa Level 7     

Dua ratus Omni Poin tidak banyak. Namun, Glyph Jiwa Level 7 sangat memikat. Link pernah menikmati kenyamanan karena Glyph Jiwa dan tidak bisa menyerah begitu saja. Ia menerima misi tanpa ragu-ragu dan terus berlari.     

Setelah dua menit, ia menyadari bahwa Ular Kegelapan di langit telah berhenti melahap jiwa-jiwa. Ular itu mulai melihat ke sekeliling dan mengunci pandangannya ke arah Link.     

Link ngeri. Bisakah ia terlihat? Namun, tidak butuh waktu lama baginya untuk menyadari apa yang terjadi. Ular Kegelapan tidak mencarinya, tetapi Kanorse. Kanorse diselimuti kekuatan Perangkat Tingkat Dewa, memungkinkan lawan untuk menemukannya dengan mudah.     

Dengan kata lain, jika mereka tidak menghilangkan racun ular di tubuh Kanorse, kelompok itu seperti memegang obor dalam kegelapan. Mereka tidak akan pernah luput dari pengejaran Auselia.     

Ini mengerikan!     

Namun, hal-hal yang lebih mengerikan mulai terjadi — Ular Kegelapan di langit mulai bergerak ke arah mereka!     

Felina juga menyadari tindakan aneh dari Ular Kegelapan dan berteriak, "Ia datang ke arah kita — dengan kecepatan gila seperti itu! Apa yang harus kita lakukan?"     

Ini adalah Perangkat Tingkat Dewa. Mereka tidak punya niat untuk melawannya dalam pertempuran langsung.     

Link tentu saja menyadari hal itu. Bahkan, ia telah menemukan lebih banyak detail, dan berkata, "Jangan panik, ini belum berakhir. Kita berada di Alam Jiwa, dan lawan kita tidak mungkin tahu di mana kita berada. Lihat itu! Ular itu masih mencari-cari keberadaan kita!"     

Semua orang segera melihat ke atas, dan tentu saja, Ular Kegelapan merayap di udara tanpa arah. Meskipun ia bergerak ke arah yang benar, ia kadang-kadang berbelok ke arah yang salah dan tidak benar-benar maju menghadap arah mereka.     

"Baiklah, kita menuju utara sekarang. Kita harus berlari dengan kecepatan penuh. Saat kita melewati Hutan Hitam dan mencapai Benteng Puncak Es, kita akan memenangkan pertempuran!"     

Semua orang senang dengan pemikiran itu dan mengikuti jejak Link. Mereka membuat jalan memutar sebelum menuju ke utara.     

Di Alam Jiwa, kecepatan mereka meningkat berkali lipat. Mereka bisa menempuh 150 kaki per detik. Saat jarak antara Ular Kegelapan dan kelompok melebar, mereka mendapatkan kembali kepercayaan diri dan kemampuan mereka untuk berlari dengan kecepatan yang bahkan lebih cepat. Setelah berlari selama lebih dari setengah jam, Ular Kegelapan sudah sepenuhnya tidak terlihat.     

Link memberi semangat, "Lihat, Perangkat Tingkat Dewa tidak menakutkan seperti yang kita duga."     

Setelah melihat hal ini, semua orang menghela napas lega dan bergerak lebih cepat ke depan.     

Setelah satu jam berikutnya, mereka sudah menempuh jarak lebih dari 100 mil dan berada di dalam Hutan Hitam. Banyak pohon muncul di Alam Jiwa, walau tidak terlihat salju di tanah. Permukaan pohon juga memancarkan cahaya samar. Hampir persis sama dengan Alam Fisik, hanya sedikit lebih samar lagi.     

Tiba-tiba, Felina berhenti dengan terengah-engah, "Aneh, apakah kalian melihat bayangan lewat?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.