Datangnya Sang Penyihir

Pertempuran Dimulai (2)



Pertempuran Dimulai (2)

0Awooga!     

Suara tanduk dalam terdengar di sisi utara Benteng Orida.     

Bum, bum, bum. Ada ledakan berirama, dan tanah mulai bergetar. Dua puluh iblis besar setinggi lebih dari 90 kaki berjalan keluar dari Hutan Hitam.     

Mereka tidak hanya tinggi, tetapi mereka juga sangat berotot. Masing-masing tampak seperti gunung daging. Kekuatan mereka juga menakutkan. Asap merah kehitaman terus-menerus membubung tinggi dari tubuh mereka. Mereka hanya memiliki satu mata, dan terlihat sinar laser merah sepanjang sepuluh kaki melesat keluar darinya.     

"Itu Iblis Gunung Bermata Satu!" seseorang berteriak.     

Iblis Gunung Bermata Satu adalah sejenis iblis tingkat tinggi. Nama mereka berasal dari tubuh mereka yang seperti gunung. Perawakan besar mereka memberikan kekuatan yang mengerikan, dan otomatis merupakan mimpi buruk jika melihat mereka menyerang tembok kota!     

Link sudah ada di alun-alun antara tiga Menara Penyihir. Ia tidak bisa mengkhawatirkan hal lain. Satu-satu tugasnya adalah berwaspada terhadap penggunaan teknik dewa Ular Kegelapan Aymons.     

"Masuk ke posisi!" Link tidak menggunakan mantra pembesar suara. Ia menggunakan Kekuatan Naga-nya untuk berteriak.     

Suaranya merambat ke telinga masing-masing Penyihir Level 6. Mereka menghemat energi mereka di siang hari. Sekarang mereka terbang ke posisi mereka seperti saat pelatihan.     

Link berdiri di tengah segel sihir dan meraung, "Mulai konvergen Mana!"     

Ini adalah langkah pemanasan awal untuk segel sihir. Setelah itu, Slalom Jiwa dapat diaktifkan kapan saja.     

Jika Aymons ingin menggunakan teknik dewa, ia kemungkinan besar akan menggunakannya pada awal pertempuran. Dengan begitu, ia bisa merusak kekuatan lawan dan mengurangi jumlah korban.     

Itulah sebabnya mereka harus cepat!     

Buzz, buzz, buzz. Sekitar 70 Penyihir semuanya bersinar dari Mana di dalam mereka. Mana lalu mengalir ke tengah — tubuh Link.     

Tubuh Link segera terpancar dengan cahaya yang menyilaukan. Seluruh tubuhnya bersinar, dan api Mana sepanjang sembilan kaki muncul di sekitarnya. Sinar cahaya tiga kaki melesat dari matanya.     

Di udara sekitarnya, rune yang tak terhitung jumlahnya bangkit dan menghilang dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Cincin-cincin riak cahaya tampak seperti pusaran di lautan, berdesis keluar. Aura Mana yang menakutkan tersebar dari sini.     

Bum, bum, bum. Langkah kaki yang teratur datang dari luar Menara Penyihir sebelum berhenti di luar tembok.     

Itu Kanorse. Ia memimpin 3.000 Prajurit Perak Putih untuk mengelilingi Menara Penyihir dan berteriak, "Mulai sekarang, bunuh siapa pun yang mendekati Menara Penyihir!"     

Setelah beberapa lama, Kanorse secara pribadi mengantar Paus Innos ke sini. Ia membawa para Kardinal ke alun-alun, dan mereka berdiri di sekitar Menara Penyihir. Cawan Suci juga telah dibawa keluar. Itu adalah cangkir perak kecil seukuran telapak tangan. Kelihatannya tidak menarik, namun cawan itu memegang kekuatan suci yang luar biasa.     

Paus berlutut di tanah. Ia mengangkat cawan ke langit dengan kedua tangan dan berdoa dengan keras, "Oh, Dewa yang penuh belas kasih, tolong turunkan cahaya agungmu dan bantulah hamba rendahmu melawan kejahatan tanpa akhir!"     

12 Kardinal berlutut di lingkaran di sekitar paus dan mulai berdoa juga. Sambil berdoa, mereka menuangkan kekuatan suci ke dalam Cawan Suci yang mulai bersinar dan tumbuh transparan. Akhirnya, cawan itu berubah menjadi bayangan yang dibentuk oleh cahaya.     

Wus. Dengan suara lembut, badai kekuatan suci melayang cepat ke udara. Langit yang awalnya tertutup awan gelap, kini tampak penuh dengan semburan cahaya emas menembus kegelapan. Cahaya bersinar itu bercampur dengan kekuatan suci.     

Dari kejauhan, hal itu tampak seperti sinar emas yang menghubungkan langit dan bumi. Untuk sesaat, seluruh Benteng Orida diselimuti cahaya suci.     

Para Prajurit meraung. Cahaya suci memberi mereka keberanian tanpa akhir.     

Bum, bum, bum.     

Di tembok kota, meriam sihir mulai meledak, menyerang dengan berbagai cara. Ada bola-bola cahaya ungu, petir tebal, aliran pusaran es besar, dan banyak lagi. Berbagai serangan dilakukan dari jarak lebih dari satu mil, menyapu menuju Tentara Kegelapan untuk menghentikan mereka.     

Di padang rumput di luar benteng, Pasukan Kegelapan semakin bertambah. Mereka terus menerus keluar dari Hutan Hitam. Mereka sepertinya tak ada habisnya.     

Setelah Iblis Gunung Bermata Satu, ada Iblis Seram dan Iblis Api Fodor. Howler Bersayap terbang di udara. Ada lebih dari 500 iblis tingkat tinggi, dan masing-masing berada di atas Level 7. Iblis tingkat rendah yang tak terhitung banyaknya mengikuti mereka setelah itu. Setidaknya jumlah mereka ada 50.000.     

Peri Kegelapan juga mengalir keluar. Lebih dari 80.000 ghoul dan Pejuang elit bergegas keluar dari hutan.     

Kekuatan kegelapan dari Pasukan Kegelapan berkumpul, menciptakan miasma hitam tebal.     

Cahaya suci Benteng Orida dapat menghancurkan hampir semua kegelapan, tapi cahaya itu tidak berdaya melawan miasma ini. Sisi cahaya dan kegelapan berada di jalan buntu.     

Aymons dan Ular Kegelapan muncul dari antara para Peri Kegelapan. Ia merasakan gelombang Mana datang dari puncak Benteng Orida dan berbisik kepada Lawndale, "Aku akan mengaktifkan teknik dewa. Pergi dan suruh Romand untuk mempersiapkan Bulan Pemusnahan. Hancurkan kekuatan yang mencoba menghentikanku dari puncak gunung! "     

"Baik, Master!" Lawndale membungkuk dalam-dalam. Ketika ia berdiri tegak, air mata mengalir di wajahnya. Ia tahu bahwa itu akan menjadi momen Aymons yang paling hebat dan juga merupakan momen terakhirnya.     

Setelah teknik dewa dilakukan, Aymons tidak akan ada lagi di dunia ini.     

Aymons sudah bergerak maju. Ketika mencapai padang rumput, ia berusaha mati-matian untuk mengaktifkan teknik dewa Ular Kegelapan — Badai Menelan!     

Badai Menelan     

Teknik Dewa Kegelapan     

Efek: Ular Kegelapan akan membuka mulutnya dan menelan semua jiwa dalam radius 12 mil.     

(Catatan: Setelah diaktifkan, tolakan planar Ular Kegelapan akan berlipat ganda. Kekuatan Perangkat Dewa akan berkurang hingga 80 persen.)     

Dengan kemunculan teknik dewa, dunia akan berubah!     

Cahaya suci yang telah bertarung melawan kekuatan kegelapan dengan sinar emas yang menghubungkan langit dan bumi itu tiba-tiba hancur oleh kekuatan misterius!     

Awan hitam menutupi medan perang lagi. Petir bersorak di balik awan sementara awan tersebut mulai berputar, menciptakan pusaran air besar. Kekuatan menelan jiwa yang mengerikan muncul.     

Di bawah kendali Aymons, Pasukan Kegelapan aman. Namun, muncul bayangan di atas masing-masing Para Prajurit Benteng Orida. Satu adalah tubuh mereka yang sebenarnya, yang lainnya adalah jiwa mereka yang ditarik keluar.     

Semua Prajurit menggenggam kepala mereka. Yang lemah berguling-guling di tanah, menangis kesakitan. Yang kuat mengertakkan gigi melawan rasa sakit yang mengerikan.     

Di atas Benteng Orida, Link segera berteriak, "Slalom Jiwa, lepaskan!"     

Semua Penyihir mulai mengalirkan Mana mereka ke dalam tubuh Link. Tubuhnya serasa akan meledak. Ia mungkin tidak bisa bertahan sebelumnya, tetapi sekarang ia memiliki tubuh yang kuat.     

"Ah!" Sambil meraung, Link menggunakan kemarahan seorang raja naga dan mengalirkan kekuatan mengerikan masuk ke dalam tubuhnya. Setelah kekuatan tersebut melewati pedang sihir, kekuatannya bergegas kembali ke langit.     

Buzz, buzz! Sinar cahaya biru tua keluar dari pedang. Awalnya, itu adalah sinar. Setelah terbang 100 kaki, cahaya itu semakin luas dan berputar.     

Di bawah bimbingan Link, pusaran air berwarna biru tua berputar berlawanan arah dengan pusaran kegelapan.     

Dua kekuatan — satu dari Penyihir manusia, satu dari Perangkat Dewa — mulai bertarung di udara.     

Krak, krak! Petir muncul dengan keras di antara keduanya. Ada ledakan dan kilat guntur besar. Sungguh menakutkan.     

Namun, pertempuran di langit telah meningkat secara maksimal. Lalu, kekuatan menelan jiwa Ular Kegelapan benar-benar menghilang.     

"Ah, suatu keajaiban!"     

"Kita selamat!"     

"Para Penyihir menyelamatkan kita!"     

Para Prajurit bersorak gembira setelah lolos dari kematian.     

Ada benteng lain di dinding kedua Benteng Orida. Duke Abel berdiri di sana, melihat pusaran air berwarna biru tua yang membentang dari Menara Penyihir. Ia mengepalkan tangan dan melambaikannya dengan penuh semangat.     

Seorang prajurit di sampingnya mengangkat bendera singa emas. Abel menghunus pedangnya. Melihat para petugas di sampingnya, ia berkata, "Tuan-tuan, masa depan kerajaan dan kelangsungan hidup umat manusia akan diputuskan dengan pertempuran ini!"     

"Berjuang! Berjuang! Berjuang!"     

Para jenderal meraung, dan demikian juga dengan para prajurit. Para kurcaci dan Yabba juga meraung marah. Teknik dewa telah ditekan, dan kekuatan Pasukan Cahaya berada pada puncaknya!     

Lalu, memang kenapa jika itu adalah Ular Kegelapan? Memang kenapa jika itu teknik dewa? Mereka memiliki Penyihir yang bijaksana dan kuat!     

Pasukan Kegelapan juga mulai menyerbu padang rumput.     

Aymons ketakutan. Semakin lama Badai Menelan berlangsung, semakin kuat ia akan ditolak oleh hukum alam. Setelah satu menit, Perangkat Dewa akan dipaksa keluar dari Firuman.     

Sekarang sudah berlangsung 15 detik. Ia tidak punya banyak waktu.     

"Romand! Bulan Pemusnahan!" teriak Aymons.     

Setelah ia berteriak, cahaya perak naik dari Hutan Hitam, menenangkan seluruh hutan. Cahaya itu panjangnya 30 kaki seperti bulan perak. Gerakannya nampak lambat, tetapi sebenarnya cahaya itu bergerak sangat cepat. Cahaya tersebut terbang dan menabrak Menara Penyihir di puncak gunung.     

Itu adalah mantra Legendaris, Bulan Pemusnahan!     

Semua Penyihir dari Dewan Penyihir Bulan Perak telah berkumpul dan menggabungkan kekuatan mereka untuk membuat serangan mengerikan ini.     

Di puncak gunung, paus menarik napas dalam-dalam. "Ya, Dewa," katanya lembut, "Semoga kemuliaanmu tetap abadi!"     

Ia lalu memasukkan semua kekuatan suci yang dimilikinya ke dalam Cawan Suci.     

Tubuhnya yang sedikit gemuk segera hancur, berubah menjadi sekantong tulang. Napasnya juga menghilang dalam sekejap. Jika bukan karena 12 kardinal yang menopang tubuhnya, ia sudah berada di tanah.     

Menerima ledakan kekuatan suci ini, Cawan Suci bersinar lagi.     

Cahaya bulan perak pun muncul, tetapi dalam perjalanannya, dinding setengah lingkaran cahaya suci tiba-tiba muncul, menghalangi bulan perak.     

Keduanya bertabrakan dan terjalin hingga terbentuklah ledakan guntur. Setelah lima detik, mantra yang dibuat atas ganti nyawa paus tersebut menghilang. Bulan perak juga tidak berhasil walau cahayanya bergerak maju 30 kaki lebih dan kemudian meledak dan berubah menjadi kembang api.     

Di Hutan Hitam, Romand runtuh ke tanah. Wajahnya pucat, dan darah muncul di sekitar bibirnya. Di belakangnya, Para Penyihir dari Dewan Penyihir Bulan Perak juga tampak kelelahan. Mereka semua telah kehilangan kemampuan merapal mantra untuk sementara.     

"Sialan!" Aymons melihat pusaran air biru tua yang menetap di langit. Jantungnya bergetar, kehilangan gairah. Ia hanya bisa terus bergerak maju.     

Sekarang ia hanya bisa berharap bahwa Penyihir manusia akan hancur terlebih dahulu sebelum dirinya. Dengan begitu, teknik dewanya masih bisa merusak Pasukan Cahaya. Bahkan, jika ia tidak bisa membunuh mereka semua sekalipun, ia setidaknya bisa membagi kekuatan tempur mereka.     

Iblis Gunung Bermata Satu telah mencapai tembok kota. Mereka mulai mendobrak dinding Orida dengan tangan kosong.     

Bum! Bum! Bum! Prajurit-prajurit manusia yang berada di sekitar tembok terguncang sampai mati.     

Iblis-iblis itu juga tidak terlalu berhasil dengan usaha mereka. Para ksatria Yabba dan pemanah naga semuanya membidik mereka. Bola kegelapan ditembakkan ke arah Iblis Gunung Bermata Satu ini. Satu iblis sudah terbunuh.     

Tembok kota menjadi sangat kacau.     

Di Hutan Hitam, seorang gadis berambut hitam menyaksikan semuanya. Ia menghela napas dan menggelengkan kepalanya. "Peri Kegelapan tidak bisa diandalkan. Noya, ini sudah cukup kacau. Menyelinaplah ke dalam dan bunuh Penyihir itu."     

"Baik, Yang Mulia!" Noya tiba-tiba menghilang dan langsung muncul hampir 1.000 kaki jauhnya. Itu nampak seperti teleportasi.     

"Noya, kau hanya punya waktu 30 detik," suara indah itu berlanjut di telinga Noya seperti gumaman rendah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.