Datangnya Sang Penyihir

Penyihir Pengelana Misterius



Penyihir Pengelana Misterius

1Di simpul jaring sihir      

Link dapat melihat bahwa sosok di depannya sebenarnya bukan Yabba tetapi hanya menggunakan tubuh Yabba.      

Dalam game, kemampuan mengubah tubuh semacam ini sering muncul pada Penyihir Pengelana Misterius di awal game. Sementara itu, di bagian selanjutnya, biasanya muncul dengan wujud yang kuat dari Hampa.      

Orang di depannya kemungkinan besar bukan Penyihir Pengelana Misterius. Kemungkinan besar, dia berasal dari Lautan Hampa, seseorang yang dapat melakukan perjalanan lintas dimensi. Ngomong-ngomong, tidak diragukan lagi dia kuat, setidaknya level Legendaris.      

Ada banyak sebutan untuk wujud seperti itu, seperti Penyihir Pengelana, Penjelajah Dimensi, Penyihir Astral, dll.      

Mereka selalu sangat kuat dan sangat misterius, memilih untuk tidak berpartisipasi dalam urusan duniawi dan muncul sesuka hati.      

Ketika orang di depannya dengan rambut merah menyala dan mata transparan mengatakan bahwa dia tidak bermaksud jahat dan "hanya ingin tahu," Link teringat akan NPC tertentu dari game.      

Dalam game, NPC tersebut bernama Aisenis, dan ia menyebut dirinya "Penyihir Pengelana." Namun, pada saat itu, dia menggunakan tubuh peri. Dia akan muncul di tempat-tempat secara acak di sekitar Firuman sesukanya.      

Tidak ada yang tahu seberapa kuat dia sebenarnya. Satu-satunya hal yang dapat dipastikan adalah bahwa tidak ada seorang pun di Firuman yang benar-benar dapat melukainya.      

Di bagian akhir game, ketika Penguasa Kegelapan Nozama secara pribadi turun, dan sekelompok pemain menyerang benteng iblis, Aisenis pergi ke benteng setelah itu. Apa yang terjadi adalah Nozama benar-benar mengabaikan orang itu. Berdasarkan karakter Nozama, pilihannya untuk mengabaikan Aisenis menunjukkan bahwa Nozama tidak punya cara untuk menghadapinya.      

Bagi orang asing, Aisenis mungkin tampak mengancam. Namun, begitu kau mengenalnya, dia akan tampak semakin seperti anak kecil. Kesenangan terbesarnya adalah berpura-pura menyaksikan hal-hal menarik terjadi, menurut pengakuannya. Namun, apakah ini benar atau hanya alasan, tidak ada yang tahu.      

Dia terkenal akan ucapannya, "Jangan pedulikan aku; aku tak bermaksud buruk. Aku hanya ingin tahu."      

Link menyelidiki, "Permisi, apakah kau seorang Penyihir Pengelana?"      

Segera, ekspresi Yabba melunak dan dia tersenyum. "Aha, mengingat betapa muda penampilanmu, aku tidak pernah terpikir bahwa kau cukup berpengetahuan. Karena kau tahu bahwa aku seorang Penyihir Pengelana, itu membuat segalanya jauh lebih mudah."      

Sosok kecil itu mondar-mandir di sekitar ruangan dan memperkenalkan, "Namaku Aisenis Gray. Seperti yang kau lihat, aku seorang Penyihir Pengelana. Aku datang ke Firuman untuk... yah, bisa dibilang aku di sini untuk menyaksikan pertunjukan."      

"Menyaksikan pertunjukan?" Link bertanya. Meskipun itu Aisenis, Link masih merasa jawabannya aneh.      

Ini karena, dalam game, Aisenis hanya muncul di bagian selanjutnya ketika Nozama secara pribadi datang. Namun, saat ini, Nozama belum datang. Pertunjukan menarik apa yang ditonton Aisenis?      

Aisenis sangat bersemangat sekarang karena dia telah menemukan seseorang untuk diajak bicara. Dia melompat-lompat sambil berkata, "Tentu saja, tentu saja! Kau pasti tahu bahwa ada retakan di Firuman, bukan?"      

Link mengangguk.      

Aisenis berseri-seri sambil melanjutkan, "Di Lautan Hampa, setiap dimensi seperti sebuah perahu. Perahu ini sekarang memiliki lubang, dan binatang buas besar di laut sedang mengamati kapal ini... sederhananya, binatang ini disebut Fegnoni Rosenp Del Romans Dallasville, juga dikenal sebagai Pemburu Pucat. Tentu saja, ia memiliki nama lain, Dewa Kehancuran."      

Link merasakan jantungnya berdebar. Dia memaksa dirinya untuk tenang dan terus bertanya. "Apakah dia sudah berada di sini?"      

Dalam game, Dewa Kehancuran muncul untuk sesaat. Namun, pada saat itu, seluruh Firuman sibuk berurusan dengan Nozama dan tidak terlalu memperhatikannya. Terlebih lagi, dia telah muncul di sudut dunia yang tenang dan tidak membuat banyak keributan.      

Beberapa orang berspekulasi bahwa Dewa Kehancuran adalah musuh terakhir setelah Dewa Nozama. Namun, karena Aisenis sudah ada di sini, apakah itu berarti bahwa Dewa Kehancuran akan berada di sini lebih awal juga?      

Itu bukan kabar baik.      

Aisenis menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak, tidak, tidak secepat itu. Dia binatang buas raksasa dan bergerak sangat lambat. Selain itu, dia sangat licik dan penuh rasa curiga. Dia pasti akan mengirim pengintai untuk memverifikasi situasi sebelum bertindak. Ini adalah perburuan yang sangat menarik yang aku rasa layak untuk disaksikan."      

Saat dia mengatakan ini, Aisenis menatap Link dengan rasa ingin tahu. "Aku tidak mengerti satu hal. Kau sudah mendapatkan kemampuan untuk melakukan perjalanan antar dimensi. Jika Firuman hancur, yang perlu kau lakukan hanyalah lari ke dimensi lain. Apa yang harus ditakuti?"      

Link berpikir sejenak sebelum bertanya, "Aku pernah mendengar bahwa Penyihir Pengelana sangat bijaksana dan berpengetahuan. Apakah kau punya cara untuk memperbaiki retakan?"      

Aisenis memandang Link dan tertawa. "Perbaiki? Tentu saja! Aku mengerti sekarang. Kau baru saja memperoleh kemampuan ini, dan meskipun kau memiliki kekuatan, kau belum melepaskan keterikatanmu pada manusia di dunia ini. Baiklah, aku memang punya cara untuk memperbaikinya, tetapi mengapa aku ingin melakukannya? kau harus tahu, saat aku melakukannya, hal itu akan menyinggung Fegnonini. Nanti dia akan mengejar aku."      

Pada titik ini, kebanyakan orang akan menyerah dan mundur. Namun, Link tahu dari pengalamannya dalam game bagaimana menghadapi orang ini. Aisenis memiliki kata-kata favoritnya yaitu, "Tidak ada di dunia ini yang tidak dapat ditukar."      

Link menjawab, "Tentu saja, aku tidak akan memintamu untuk melakukan ini secara gratis. Aku mendengar bahwa di antara para Penyihir Pengelana, kau menggunakan mata uang yang disebut Jogu. Berapa banyak Jogu yang kau perlukan untuk membantu kami?"      

Aisenis memandang Link, menilainya. Dia bahkan berjalan mengitari Link. Link berdiri diam, membiarkan Aisenis melakukan apa yang dia mau.      

Aisenis menghela napas. "Baiklah, sepertinya kau benar-benar mengerti aku. Di Hampa, orang-orang seperti kau tidak lazim. Ya, selama ada cukup Jogu, tidak ada yang tidak bisa dibeli. Apa yang kau ingin aku lakukan akan dikenakan biaya 300 Jogu."      

Link berkata tanpa daya, "Tiga ratus Jogus agak mahal. Aku tidak bisa memberikannya sekarang."      

Aisenis melompat dan menjawab, "Tentu saja kau tidak bisa! Bagaimana kau bisa melakukannya? Setelah bertahun-tahun, aku hanya berhasil mengumpulkan 500 Jogu. Jika kau bisa memberikannya, itu pasti dengan bantuan iblis. Karena itu, kesepakatan ini tidak akan pernah berhasil."      

Link tidak ingin menyerah. Dia menawar, "Aku pernah mendengar bahwa para Penyihir Pengelana menerima Surat Perjanjian. Aku jamin jika kau membantuku memperbaiki retakan, aku akan membayar jogu kepadamu dalam lima tahun Firuman."      

Jogus adalah jenis bijih yang tidak diketahui gunanya. Namun, Aisenis sangat menyukainya. Ada banyak area di Firuman di mana Jogus bisa didapatkan. Dalam game, banyak pemain fokus mengumpulkan Jogu dengan harapan mereka bisa menukarnya dengan barang-barang dari Aisenis.      

Aisenis, tentu saja, memiliki beragam produk. Dengan sedikit keberuntungan, seseorang bahkan bisa mendapatkan perlengkapan Legendaris. Tidak mengherankan kalau para pemain dengan senang hati akan menukarnya dengan peralatan itu.      

Setelah mendengar apa yang dikatakan Link, Aisenis menggelengkan kepalanya. "Kau bisa saja berkata seperti itu, tapi kita baru bertemu. Bagaimana aku bisa memercayai kata-katamu?" Aisenis bahkan mengibaskan jari telunjuknya seolah-olah untuk menekankan poinnya.      

"Aku bersumpah atas nama Dewa Cahaya," kata Link.      

"Tidak, tidak, tidak, Dewa Cahaya adalah bajingan. Menggunakan namanya untuk bersumpah rasanya seperti mengambil segenggam udara dan mengatakan padaku itu bernilai seratus emas. Tidak bisa," Aisenis menolak, menggelengkan kepalanya.      

Jawaban ini sesuai yang diduga Link karena dalam game, Aisenis telah menjawab dengan cara yang sama.      

Link melanjutkan, "Aku…"      

Namun, tanpa menunggu Link melanjutkan, Aisenis memotongnya. "Baiklah, baiklah, anak muda, aku mengerti perasaanmu. Namun, bisnis tetaplah bisnis. Tidak mungkin bagiku untuk memercayaimu dengan hutang pada pertemuan pertama kita. Meskipun begitu, mengingat bahwa kita telah bertemu dan aku menikmati percakapan kecil kita, aku akan memberimu hadiah."      

Aisenis mengeluarkan sepotong batu seukuran ibu jari. Batu itu tidak terlihat istimewa. Batu itu lebih terlihat seperti batu umum yang diambil dari tanah. Namun, Link tahu bahwa ini adalah kartu nama Penyihir Pengelana Aisenis.      

"Meskipun kita tidak berhasil melakukan bisnis, aku akan mengingat pertemuan ini. Jika di masa depan kau menemukan Jogu, kau dapat menggunakan ini untuk memanggilku. Sebut saja namaku. Jika tidak ada hal tak terduga terjadi, aku akan berada di Firuman selama 20 tahun ke depan. Oh... kekuatanku pulih sepenuhnya. Aku akan pergi. Selamat tinggal, anak muda."      

Orang Yabba itu melambaikan tangan kepada Link, dan segera setelah itu, tubuhnya menghilang, menghilang seperti kabut. Seiring dengan kepergiannya, Aura Hampa di simpul jaring sihir menghilang bersamanya.      

Bagaimana dia pergi? Keterampilan jenis apa itu? Link memiliki banyak pertanyaan yang belum terselesaikan.      

Dalam game, Link tidak terlalu memikirkannya. Bagaimana pun, Aisenis adalah individu yang misterius. Namun, setelah dia mempelajari sihir, dia sangat bingung.      

Ini adalah pertama kalinya dia menemukan sesuatu yang sama sekali tidak masuk akal baginya. Bahkan ketika berhadapan dengan Perangkat Dewa, Ular Kegelapan, dan ketika Gadis Kebenaran menyerahkan formula itu padanya, dia masih bisa memahaminya.      

Menatap kosong di tempat Aisenis menghilang, Link menghela napas. Dia berpikir, dunia ini luas, dan Lautan Hampa tak terbatas. Ada banyak misteri lainnya untuk diungkap.      

Aura Hampa telah menghilang, dan kolam Mana di simpul telah kembali tenang. Link kembali ke tempat dia meninggalkan Green dan Lannie. Di sana, dia melihat ada beberapa iblis tingkat rendah yang juga bingung. Mereka belum menemukan platform di mana Green dan Lannie berada.      

Link berjalan menghampiri mereka, dengan santai membunuh mereka dengan pedangnya sebelum melompat ke platform. Di sana, dia menemukan bahwa Green sedang mengutak-atik batu rune. Saat dia mengutak-atiknya, dia mengukir beberapa tulisan. Melihat Link telah datang, Green bertanya tanpa melihat ke atas, "Bagaimana keadaannya?"      

"Keadaannya kembali normal. Ada Penyihir Pengelana yang muncul. kami berbicara sebentar, tapi sekarang dia sudah pergi."      

Green tertegun. Tangannya gemetaran. Sebagai Penyihir tingkat tinggi, dia pasti tahu tentang keberadaan Penyihir Pengelana. Melihat bahwa Link telah kembali dengan selamat, dia menghela napas lega. "Terima kasih Dewa, kau tidak bertemu dengan orang yang aneh dan kejam. Terima kasih Dewa."      

Green tidak peduli tentang Penyihir Pengelana. Bagaimana pun, Penyihir Pengelana berada pada level yang sama sekali berbeda dengan dirinya. Penyihir Pengelana bisa berbicaran dengan Link yang berada di Level Legendaris. Sementara itu, Green bahkan tidak memenuhi syarat untuk berdiri di samping Penyihir Pengelana.      

Lannie bertanya dengan rasa ingin tahu, "Apa itu Penyihir Pengelana?"      

Green menghela napas. "Dia berasal dari Lautan Hampa. Ada banyak sebutan untuk mereka, dan Penyihir Pengelana hanyalah salah satu sebutan. Bisa dibilang, bahkan Dewa Cahaya adalah Penyihir Pengelana."      

Lannie terdiam.      

Setelah setengah jam, Green menyelesaikan batu rune. Dia berdiri.      

"Sudah selesai. Dengan ini, kita bisa menggunakan jaring sihir untuk mengirimkan pesan ke kota. Ayo, Master Link."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.