Datangnya Sang Penyihir

Seseorang Ingin menjadi Dewa



Seseorang Ingin menjadi Dewa

0Hutan di sekitar gunung     

Dengan menggunakan pikiran Link, kemudian muncul suara 'ding'. Pedang pendek Bandit Mata Darah itu terpental 1.000 kaki oleh medan gaya. Akhirnya, pedang itu pun terkubur di dalam batang pohon. Pada saat yang sama, Link melepas bandit. Dengan suara 'buk', bandit itu lalu jatuh ke tanah.     

Link mundur sepuluh kaki dan meletakkan pedangnya. Tindakannya memiliki efek isyarat yang kuat. Bandit itu melihat hal tersebut dan kemudian menghela napas. Ia bangkit berdiri perlahan dan bertanya, "Apa yang ingin kau ketahui?"     

Link tidak segera bertanya tentang kalung budak. Sebagai gantinya, ia menjelaskan situasinya, "Aku punya dua teman, satu ras Laguan dan satu ras Kurcaci. Akibat satu insiden, mereka memakai kalung budak. Aku ingin melepaskannya dari mereka."     

Ekspresi Manusia Setengah Peri itu sedikit rileks dan perasaan bencinya berkurang sedikit. Sambil mencibir, ia lalu berkata, "Sejak kapan orang Aragu bersikap baik dan melihat orang Laguan dan kurcaci sebagai teman?"     

Link tersenyum tipis. "Tidak semua orang seperti Si Penjagal Berdarah Balha. Sebenarnya, aku tidak mendukung perbudakan."     

Manusia Setengah Peri itu terdiam. Jika orang lain mengatakan ini, ia tidak akan mempercayainya. Namun, saat ia dalam misi untuk membunuh Link, ia telah memperhatikan pria itu selama berhari-hari. Ia benar-benar memperlakukan budaknya dengan baik. Dapat dimengerti jika ia ingin menyingkirkan kalung budak itu.     

Terlebih lagi jika ia tidak menjawab, ia akan mati.     

Ia memikirkan hal itu dan berkata, "Orang yang membantu kami menyingkirkan kalung budak adalah Nabi Laguan Greer Seymor... ah... ah... ah!"     

Di tengah pembicaraan, sesuatu terjadi! Link melihat asap tiba-tiba keluar dari tenggorokan Manusia Setengah Peri. Beberapa detik kemudian, lehernya berubah hitam dari dalam ke luar. Asap yang keluar darinya berubah menjadi percikan api yang membakar.     

Link mencium aroma pekat sesuatu yang terbakar. Kemudian, tepat di depan matanya, orang Manusia Setengah Peri itu terbakar. Ia terbakar selama lebih dari sepuluh menit. Ketika api padam, yang tersisa hanyalah tumpukan abu berbentuk manusia.     

Terkejut, Link lalu berjongkok. Ia menyelidiki abu dan mengendusnya. Aroma pedas berbau bawang putih mengalir ke hidungnya.     

Ia menutup matanya dan merasakan aura. Ada kekuatan yang sangat halus dan misterius di dalam abu.     

Itu adalah kutukan penutup mulut untuk target yang telah ditentukan. Jenis kutukan ini sangat sulit dan setidaknya berada pada Level 17. Mungkin dilakukan oleh Nabi Greer Seymor yang ia sebutkan tadi. Ini adalah pengalaman yang telah dilalui Link dalam game. Game ini telah mereplikasi tanda-tanda mantra dengan sangat baik.     

Ini aneh.     

Menurut Manusia Setengah Peri tadi, Nabi ini adalah bangsa Laguan. Jika ia tidak ingin terungkap, ia bisa saja mengatakannya. Kenapa ia menggunakan kutukan yang begitu kuat?     

Dari reaksi Manusia Setengah Peri, ia sama sekali tidak tahu mengenai kutukan. Ini berarti bahwa Nabi itu bukan rahasia di antara bangsa Manusia Setengah Peri. Mereka juga tidak tahu apa-apa mengenai hal tabu ini. Kutukan hanya akan diaktifkan jika informasi itu diungkapkan kepada orang Aragu.     

Prosesnya juga sangat menarik.     

Pria itu tidak sepenuhnya membuat rahasia itu terlarang. Kutukan baru dimulai setelah mengucapkan namanya. Itu artinya nama tersebut memiliki kekuatan khusus.     

Dengan pemikiran itu, Link mengeluarkan tongkat Gejolak Murka Surga untuk menuliskan namanya. Ia ingin melihat apakah nama itu mengandung sihir atau kontrak khusus. Tetapi tepat ketika ia akan memulainya, ia berhenti.     

Jika namanya mengandung suatu kekuatan, si pemilik nama pastilah orang yang sangat kuat. Aku harus siap.     

Sambil memikirkan itu, Link lalu kembali pada Nana. Ia dan Nana memiliki ikatan sihir khusus, dan karena itu ia segera menemukan kelompoknya.     

"Bagaimana?" tanya Milda. Ia kembali bersikap normal tanpa mengingat masa lalu. Warna merah di wajahnya telah memudar dan kini kembali ke warna pualam. Ia juga menatap Link dengan normal. Tak ada perbedaan — setidaknya demikian dalam sepanjang penglihatan Link.     

Ia menghela napas lega. Sambil menenangkan diri, pikirannya beralih dari hal konyol itu. "Aku mungkin telah menemukan cara untuk melepaskan kalung budak, tetapi itu sangat berbahaya."     

"Oh, katakan padaku." Riel juga merasa tertarik. Kekuatannya telah meningkat dengan cepat. Ia akan masuk pada Level 9.     

Link mulai menceritakan apa yang terjadi pada kedua ras Manusia Setengah Peri. Dalam ceritanya, ia mengganti nama Greer Seymor dengan "Nabi Peri." Ia lalu berkata, "Aku tidak tahu kekuatan apa yang dimiliki Nabi ini. Milda, apa kau punya saran?"     

Lingkup sihir bangsa Peri sangat luas. Link percaya Milda dapat membantunya.     

Tapi tanpa diduga, Milda malah melamun. Ketika mendengar suara Link, ia tersentak dan bertanya dengan malu, "Maaf, apa yang kau katakan?"     

Di sampingnya, Riel langsung kehilangan kesabaran. "Yang Mulia," Ia mendengus, "Bagaimana bisa kau seperti itu ketika kita sedang membicarakan hal yang penting? Apa yang kau pikirkan?!"     

Milda tampak malu, dan wajahnya memerah lagi. "Maaf," gumamnya.     

"Oke, aku akan mengatakannya lagi." Link tahu alasannya. Tampaknya kejadian tadi malam sangat mempengaruhi Milda. Ia benar-benar menyesal tidur berdekatan dengan Milda sekarang dan mengakibatkan hal bodoh itu terjadi. Sekarang hubungan pertemanan mereka... terasa sangat canggung.     

Sambil menenangkan diri, Link mengulangi perkataannya pada Milda.     

Kali ini Milda kembali normal. Setelah mendengarkan dengan penuh perhatian, ia merenung dan berkata, "Menurut catatan rahasia kami, sebuah nama memiliki kekuatan. Ini biasanya muncul setelah mencapai Legendaris Level 15. Kekuatan yang terkandung dalam nama berbeda dan terbagi menjadi tiga kategori — Mana, jiwa, dan hukum. Pada Legendaris Level 15, sebuah nama hanya akan berisi kekuatan Mana. Di atas Level 17, nama ini akan melibatkan jiwa. Pada Level 19, nama tersebut akan melibatkan hukum. Tingkat selanjutnya adalah makhluk setengah dewa."     

Ini adalah warisan bangsa Peri. Saat mendengar rincian tersebut, tiba-tiba Link memikirkan seseorang — Morpheus, Pencuri Bayangan Firuman. Dalam game, pria ini benar-benar mencapai Level 19 sebagai Pembunuh manusia. Ia bahkan memahami sebagian dari lingkup kekuatan dewa dan mulai mencari berbagai cara untuk menjadi dewa.     

Meskipun ia selalu hidup dalam ketidakjelasan dan tidak pernah melakukan sesuatu yang besar, begitu ia mencapai Level 19 dalam game, ia akan dapat merasakan setiap kali seseorang di Firuman menyebut namanya. Jika ia disebutkan beberapa kali dalam satu periode, ia bahkan bisa mengutuk sial untuk orang yang menyebutkan namanya. Namanya mungkin membawa kekuatan hukum.     

Memikirkan hal ini, Link lalu berkata, "Kalau begitu kita akan menguji kekuatan apa yang dimiliki nama itu. Nana, bersiap-siaplah."     

Nana mengangguk. Ia mengeluarkan Belati Kehancuran.     

Milda tidak mengerti. "Bagaimana kau akan mengujinya? Ia pasti akan langsung tahu dan bahkan mungkin menemukan kita dengan cara itu."     

Link mengarahkan tongkatnya ke udara dan merapalkan Bola Spasial. Kemudian, bola tersebut mulai muncul. Bola itu membentuk struktur khusus yang sepenuhnya melengkung ke dalam dengan benang tipis yang menghubungkan ke dunia luar.     

"Putuskan benang ini jika terjadi sesuatu," kata Link pada Nana. Ia lalu berkata kepada Milda, "Belati Nana agak istimewa. Ia bisa menghancurkan banyak ilusi. Aku tidak bisa menjelaskannya, tapi kita aman."     

Belati Kehancuran bahkan dapat menghancurkan jiwa dewa. Tidak peduli seberapa kuat Nabi itu, ia tidak bisa lebih kuat dari dewa. Link tidak khawatir.     

Setelah ruang terdistorsi muncul, Link menulis nama Greer Seymor di udara dengan Mana.     

Begitu ia selesai, jantungnya mulai berdebar. Rasanya seperti seseorang sedang menatapnya. Pada saat yang bersamaan, ruang yang dibangun terganggu oleh kekuatan aneh. Bola itu pun mulai menghancurkan dirinya sendiri secara tak terkendali.     

"Nana!" Link berseru.     

Nana menurunkan belatinya. Benang yang terlihat telah terputus dengan satu gerakan kecil. Debaran jantung Link lalu langsung menghilang. Ia melihat Milda dan Riel, dan mereka pun juga tampak merasa lega.     

"Rasanya seperti aku berada pada tepi jurang dan bisa jatuh kapan saja. Mengerikan!" Riel menepuk pelan dadanya, merasa belum pulih.     

Milda mencengkeram dahinya. "Kekuatannya sangat luar biasa. Tidak hanya membuat rasa takut, tapi ia juga bahkan menghancurkan struktur ruang spasial..."     

Jawabannya hampir terungkap.     

Link adalah pembuat Bola Spasial dan ia merasakannya secara mendalam. Ia mengucapkan apa yang tidak dikatakan Milda, "Itu adalah kekuatan hukum. Menilai dari ini, Nabi itu pasti dalam puncak kekuatan Level 19. Ia... mungkin ingin menjadi dewa!"     

"Apakah itu mungkin?" Riel mulai menarik jenggotnya lagi. Dunia ini terasa semakin berbahaya. Sudah merupakan masalah besar mereka menemukan orang-orang berkekuatan Legendaris di mana-mana. Sekarang mereka malah menemukan orang terkuat di Dunia ini. Apa yang bisa dilakukan Kurcaci seperti dirinya?     

Milda setuju dengan Link. "Pemikiranmu benar. Di Aragu, kebencian antara Laguan, Kurcaci, dan Aragu telah menumpuk selama berabad-abad. Sekarang keadaannya seperti gunung berapi aktif. Setelah kekuatan dilepaskan, hal itu cukup untuk mengubah dunia dan mendorong kekuatan Level 19 ke tingkat dewa."     

Ia mengatakan apa yang dipikirkan Link. Ia lalu melanjutkan, "Bandit Mata Darah hanyalah sebuah permulaan. Mereka adalah senjata pertama pria Legendaris ini!"     

"Siapakah dia?" Riel bertanya. "Aragu? Peri? Kurcaci?"     

"Ia pasti bangsa Aragu," kata Link dan Milda pada saat bersamaan. Kemudian mata mereka saling bertemu dan tersenyum satu sama lain dengan sengaja.     

Di dunia ini, orang Aragu memiliki pengetahuan dan kekuatan mutlak. Hanya merekalah yang bisa mencapai puncak Level 19.     

Riel merasa terkejut. "Apakah kau yakin? Seorang Aragu sengaja membuat Peri dan Manusia Setengah Peri untuk melawan rasnya sendiri? Tidakkah ia tahu ini akan menghancurkan rasnya? Oh, Dewa!"     

Milda menggelengkan kepalanya. "Sebelum mencapai kekekalan, ras hanyalah belenggu yang bisa ditinggalkan."     

"Ras adalah anak tangga semata. Kau tidak bisa bertahan pada anak tangga selamanya," jelas Link.     

Aragu berada pada ambang revolusi. Mereka benar ketika percikan api akan dinyalakan.     

Riel tampak sedih. "Jadi, tidak ada harapan untuk menyingkirkan kalung sialan ini?"     

Orang yang bisa melepasnya berada di Level 19 dan mereka akan menjadi lawan bagi Bandit Mata Darah. Mereka benar-benar mencari mati jika mereka mencoba meminta Sang Nabi untuk melepas kalung budak.     

Link tersenyum. "Sebenarnya, ada banyak harapan."     

"Bagaimana bisa? Ia bukanlah orang baik." Riel menggelengkan kepalanya dengan marah, tidak percaya pada Link sama sekali.     

Link meletakkan tongkatnya dan menjelaskan, "Gereja akan segera muncul. Nanti akan ada altar dan kumpulan pendeta pertama. Para pendeta ini mungkin tidak tahu mantra penyembuh, tetapi mereka pasti tahu cara melepaskan kalung dan membebaskan budak."     

Setiap budak yang dibebaskan akan menjadi orang yang sangat yakin terhadap gereja. Mereka akan menjadi Prajurit gereja dan mulai membantai orang Aragu di bawah motivasi kebencian selama berabad-abad.     

Gereja tidak hanya akan memberi mereka kebebasan, tetapi juga memberi mereka kekuatan dan pengetahuan. Seiring waktu, para budak akan menjadi kekuatan yang tidak bisa diabaikan.     

Pada saat itu, Aragu akan menjadi kacau. Mereka bisa memanfaatkannya dan menemukan pendeta untuk melepaskan kalung budak.     

"Apa yang harus kita lakukan?"     

"Bersembunyilah di suatu tempat dan fokus untuk menjadi lebih kuat. Antara setengah tahun dan satu tahun, kita akan bisa meninggalkan dunia ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.