Datangnya Sang Penyihir

Kedatangan Penjagal Berdarah



Kedatangan Penjagal Berdarah

0"Arghhh!!!!"     

Segera setelah suara lonceng berhenti, terdengar suara raungan bergema di seluruh desa. Suara raungan tersebut terdengar penuh dengan kebencian, kesedihan, dan kegilaan. Semua orang yang mendengarnya gemetar ketakutan.     

Di pusat Desa Spring Leaf, di kafetaria, Balha duduk di atas lantai, menangis keras menghadap langit dengan istrinya dalam pelukan.     

"Ahhhhhh, ahhhhh!" Suaranya pecah, matanya merah dan terbuka lebar. Kedua matanya dibanjiri dengan air mata yang berubah menjadi cairan merah muda yang menetes di wajahnya.     

Wajah istrinya sendiri berwarna hijau dan bibirnya menghitam. Dia sudah tidak punya kekuatan lagi di dalam dirinya. Di sisi Balha berserakan mayat para peri. Tidak, itu tidak benar. Lebih tepat jika dikatakan bahwa terdapat potongan-potongan tubuh para peri di sekitar Balha karena tidak ada satu pun mayat peri yang masih utuh.     

Semua peri di aula itu telah tewas terbunuh. Tidak ada seorang pun yang dibiarkan hidup.     

Setelah memeluknya dalam waktu yang lama, Balha tiba-tiba berkata dengan lembut, "Anlis, sayangku! Tidurlah dalam damai! Kau tidak akan sendirian di dunia lain. Aku akan mengirimkan banyak budak Laguan untuk menemani dan melayanimu serta anak kita."     

Dengan hati-hati, ia meletakkan tubuh Anlis di lantai dan kemudian berdiri. Selangkah demi selangkah, ia berjalan menuju pintu utama. Setelah sampai di pintu, ia berteriak dengan keras, "Prajurit, dengarkan perintahku! Bunuh setiap budak Laguan di kota. Jangan biarkan satu pun budak hidup."     

Kapten Pengawal merasa ragu. "Tuan, itu..."     

Balha menatapnya dengan kebencian. Matanya dipenuhi oleh hasrat membunuh. "Anlis sudah mati! Jangan katakan padaku bahwa aku tidak seharusnya membalas dendam! Anakku yang belum lahir mati terbunuh. Apakah aku seharusnya tidak membalas dendam?! Semua itu dilakukan oleh orang Laguan yang menyedihkan. Mereka akan membayar harganya!"     

Kapten Pengawal memutuskan untuk menahan lidahnya. Dia samar-samar bisa merasakan bahwa jika ia mengatakan sesuatu lagi, ia akan menjadi orang berikutnya yang mati.     

"Aku mengerti, Tuan. Bunuh semua orang Laguan!"     

Perintah itu dengan cepat dikirim ke seluruh Desa Spring Leaf ke semua kamp tentara. Para prajurit di setiap kamp tentara bergegas keluar seperti serigala dan harimau ganas, menyebar ke segala arah dan membunuh setiap Laguan yang mereka lihat. Para kurcaci juga tidak terhindarkan.     

Sebagian besar orang Laguan di Desa Spring Leaf adalah budak dan mengenakan kalung budak. Mereka tidak punya kekuatan untuk melawan.     

Seluruh desa tiba-tiba diliputi oleh bau darah.     

Di sekolah sihir, Link masih tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Namun, ketika ia berdiri di balkon, ia melihat para tentara membunuhi peri-peri secara massal di jalanan.     

Mereka tidak berhenti dengan budak di jalanan saja, tetapi mereka juga bergerak cepat menuju pertokoan dan tempat tinggal. "Ini perintah Tuan Balha! Semua orang Laguan harus dibunuh!"     

Link melihat para prajurit menyeret peri-peri ke jalanan di mana mereka kemudian dipenggal dan dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil. Beberapa penduduk berusaha menghentikan apa yang sedang terjadi, tetapi mereka juga turut dibantai hingga mati oleh para prajurit.     

Tidak ada rasa iba, tidak ada belas kasihan, tidak ada keraguan, hanya pembantaian berhati dingin dan penuh darah.     

Para prajurit itu benar-benar gila darah!     

Link merasakan jantungnya berdebar kencang. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi ia tahu bahwa situasinya tidak baik. Ia mungkin saja aman, tetapi tidak untuk Putri Milda dan Riel. Mereka sudah pasti akan dibunuh.     

Sekolah sihir kini dalam kekacauan karena para budak peri yang ada di sana berusaha melarikan diri dalam berbagai cara apa pun yang mereka bisa temukan. Link melihat Fu berdiri berjaga di pintu gerbang, berusaha menjaga ketertiban. Namun, ia seolah tak peduli.     

Para prajurit pun lalu mulai bergerak mendekati sekolah. Fu berjalan ke arah mereka dan mengangkat tangannya untuk menghalangi mereka sambil berteriak, "Tempat ini adalah bangunan milik Penyihir Rockham. Kalian tidak bisa—"     

Para prajurit yang gila darah tersebut jelas tidak mengindahkannya. Mereka mengangkat senjata mereka dan memenggal kepalanya. Link tertegun.     

Dia tahu bahwa ia tidak boleh merasa bimbang lagi. Peristiwa ini merusak rencananya untuk perlahan-lahan meningkatkan kekuatannya di lingkungan yang aman.     

Dia berbalik masuk ke rumah dan melihat Putri Milda serta Riel yang ketakutan. "Kita tidak bisa tinggal di sini lagi. Kita harus pergi. Milda, gerai rambutmu! Coba gunakan rambutmu untuk menutupi telingamu! Dan juga, kenakan topi!"     

Milda selalu tinggal di dalam gedung tanpa pernah keluar. Dia berpikir bahwa ia akan aman, dan karena itulah ia memutuskan untuk mengenakan baju terusan sederhana.     

Pakaiannya sederhana dan polos, dan itu akan terlihat normal pada orang biasa. Namun pada dirinya, baju terusan polos itu membuatnya tampak seindah malaikat dari bulan. Itu saja sudah cukup untuk membuat orang menjadi gila dengan nafsu.     

Dia harus mengganti pakaiannya.     

Putri Milda berlari ke kamar dan buru-buru mengganti pakaiannya. Saat ia melepas gaunnya, pintu batu ditendang ke samping dan seorang prajurit berlumuran darah masuk. "Serahkan semua budak Laguan kalian atau mati!"     

Prajurit ini ahli, dan kecepatannya tentu saja tinggi. Dia tidak akan memberi orang waktu untuk bereaksi. Ketika ia melihat Riel, ia segera bergegas menyerang dengan pedang.     

Klang! Nana mencegat seragan pedangnya dengan belati.     

"Apa? Kau berani mencari mati?!" Ia adalah Prajurit Level 8. Pedang pendeknya berkelip dan berubah arah menuju leher Nana. Nana segera mundur, dan Link bergegas maju menggantikannya.     

Link mengeluarkan Murka Raja Naga di tangan kanannya dan tongkat Gejolak Murka Surga di tangan kirinya. Ia mengarahkan tongkatnya ke depan, merapalkan mantra Belenggu Spasial.     

Whuuush! Belenggu Spasial muncul, dan gerakan prajurit itu segera terhenti. Link mengambil kesempatan itu untuk menyerangnya, menampar lehernya dengan keras.     

Plak! Pukulan itu membuat tentara itu roboh. Matanya memutih, dan ia jatuh ke tanah.     

Melihat seorang prajurit lain bergegas menuju rumah, Link berteriak, "Ikuti aku!"     

Dia berbalik dan bergegas menuju ruang ganti Milda. "Milda, kita tidak punya waktu. Kita pergi sekarang!"     

Saat ia mengatakan itu, ia mendorong pintu kamar.     

"Ahh!" Milda tengah mengganti pakaiannya, dan bagian tubuh atasnya masih terbuka. Saat Link masuk, Milda berteriak dan berbalik. Link melihat tubuhnya yang seputih salju dan kulitnya yang sehalus batu giok. Ada dua gundukan bundar di bagian dadanya, dengan pucuk merah ceri di setiap ujungnya. Link tertegun sejenak.     

Riel berada di belakang Link dan tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi. Dia pun segera bertanya, "Apa! Apa yang terjadi? Apakah mereka masuk ke ruangan ini juga?"     

Link tidak punya waktu untuk menjelaskan. Dia mengeluarkan mantel dan menyampirkannya menutupi Putri Milda yang kini wajahnya memerah.     

Saat itu juga terdengar teriakan kemarahan datang dari pintu ketika seorang tentara menyerbu masuk. "Siapa?! Siapakah yang berani menentang perintah Tuan Balha?!"     

Whuush! Link merapal mantra lompatan dimensi tanpa ragu sedikit pun, dan mereka pun lenyap, lalu muncul kembali di jalan kecil setengah mil jauhnya.     

Begitu ia pergi, Rockham muncul dari pagoda. Dia terlihat marah. "Siapakah yang membuat keributan di halamanku! "     

Dia melihat seorang tentara bergegas mendekati budak-budak perempuan dan hendak membunuh mereka. Amarahnya pun semakin melonjak dan tanpa peduli dengan luka-lukanya sendiri, ia meraih prajurit itu dari jarak 30 meter. Sebuah kekuatan tak terlihat muncul dan menarik pakaian prajurit itu, melemparnya keluar.     

Braak! Tentara itu terlempar ke dinding batu dan lalu jatuh ke tanah, pingsan.     

Status Penyihir Rockham tinggi, dan ia juga sangat kuat. Tidak ada yang bisa membunuhnya dengan mudah. Seorang pemimpin pasukan tentara berlari ke arahnya dan menjelaskan padanya dengan wajah serius. "Master, Lady Anlis telah tewas keracunan oleh Laguan. Tuan Balha telah memerintahkan agar semua Laguan dibunuh. Kami hanya melaksanakan perintahnya."     

"Apa! Anlis terbunuh? Brengsek, ini benar-benar bencana!"     

Rockham tahu benar tentang implikasi dari peristiwa ini. Balha adalah anjing gila. Anlis adalah satu-satunya yang bisa mengendalikannya. Sekarang Anlis sudah mati dengan turut membawa kehidupan lain di dalam dirinya. Itu artinya dua orang sudah terbunuh! Siapa pun akan marah terhadap hal seperti itu. Siapa yang dapat membayangkan bagaimana Balha akan bereaksi?     

Pada saat ini, Balha pasti sudah kehilangan akal sehat. Bahkan, Rockham tidak berani menghentikannya.     

Rockham menghela napas. "Kau bisa membunuh semua Laguan yang kau lihat. Tetapi, ada seorang gadis berambut hitam yang bukan bangsa Laguan. Dia adalah hadiah untuk Tuan Besar Bal. Biarkan ia hidup."     

Rockham sudah berkompromi. Pemimpin pasukan itu tidak berani meminta lebih dari itu. Ia melambai pada sisa prajurit di hadapannya. "Lakukan seperti yang diperintahkan Master Rockham!" perintahnya.     

...     

Di bagian luar kota     

Link dan yang lainnya muncul kembali di sebuah jalan bagian luar kota. Sebelum mereka memiliki kesempatan untuk mendapatkan kembali pijakan mereka, mereka mendengar suara kuda datang dari belakang. Tidak jauh dari sana, pasukan tentara sedang menelusuri jalan besar dari gerbang kota. Jika dilihat dari arah mereka, mereka sepertinya akan menyerang Desa Laguan.     

Mereka terdiri dari 30 tentara dan semuanya adalah Prajurit Level 8. Satu orang yang berada paling depan kemungkinan besar adalah kapten pasukan tersebut dengan keahlian Prajurit Level 10. Saat itu juga mereka mengarahkan pandangan pada kelompok Link, khususnya pada Putri Milda.     

Ada banyak perbedaan kecil antara manusia dan bangsa peri. Ini tidak terbatas pada telinga mereka, tetapi juga pada perawakan mereka seperti warna kulit dan rambut. Bagi bangsa Aragu, perbedaan ini sangatlah jelas.     

Dua detik setelah menatap mereka, kapten pasukan pun berteriak. "Berhenti di sana! Serahkan budak Laguan itu!"     

Hanya seorang idiot yang akan berdiri diam pada momen seperti itu.     

Link segera merapalkan lompatan dimensional.     

"Kalian berani pergi?" teriak kapten. Ia segera mengeluarkan busur dan menembakkan panah ke arah Link.     

Kapten itu adalah seorang Prajurit Level 10. Meski ia menembakkan panah dengan asal-asalan sekalipun, kekuatan panah masih akan sangat besar. Anak panah menerjang ke depan, meninggalkan seberkas cahaya di belakangnya. Di sekitar tubuh panah terlihat riak udara dan bahkan terdapat getaran suara seperti guntur.     

Bukan hanya dia, tetapi 30 prajurit lainnya juga melepaskan panah mereka, menutupi langit dengan hujan panah. Anak-anak panah itu bergerak cepat dalam jumlah yang banyak. Terhadap serangan seperti ini, Link tidak berani melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan. Itu terlalu berbahaya.     

Dia segera membatalkan mantra lompatan dimensional dan memberi perintah pada Nana. "Bawa mereka pergi! Aku akan menghentikan musuh!"     

Sementara ia mengatakan itu, Link memfokuskan kekuatannya dan menghabiskan 1.000 Poin Kekuatan Naga untuk merapalkan mantra Distorsi Spasial. Angkasa pun terdistorsi dan menjatuhkan hujan panah ke samping. Di tengah medan distorsi, semua panah mengalami gaya tarik yang kuat. Setelah meninggalkan tempat itu, panah-panah itu lalu berubah arah, mendarat di sekitar Link tetapi tidak pernah mencapai jarak tiga meter darinya.     

"Hmph! Kau masih berani menentang kami? Bunuh dia!"     

Kapten melepaskan Aura Tempurnya. Ia melompat dari punggung kuda, melepaskan Aura Tempur yang lebih banyak saat ia melesat di udara. Ia mengambil tiga langkah di udara, dan secara instan melintasi jarak 150 kaki, lalu kemudian muncul 30 kaki di depan Link. Dari jarak itu, ia mulai menyerang dengan pedangnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.