Datangnya Sang Penyihir

Apakah Aku Telah Memanggil Dewa?



Apakah Aku Telah Memanggil Dewa?

1Link hanya menatap Romeon si Pelindung, tidak terburu-buru untuk mengambil langkah pertama.     

Tenggorokan Romeon terasa kering. Ia juga hanya berdiri di sana menghadapi Link.     

Penyihir Franklan dan para Pemanggil lainnya telah kembali ke markas mereka, dengan Glyn dan dua iblis lainnya yang mengikutinya dari belakang. Begitu mereka kembali di kemah mereka, Franklan cepat-cepat mencari Jenderal pasukan.     

"Jenderal, kita perlu melakukan sesuatu!" kata Franklan segera setelah ia menemukannya.     

Jenderal itu adalah Prajurit setengah baya Puncak Level 6. Ia terkejut melihat Franklan dalam keadaan saat itu. Ia kemudian melihat iblis-iblis di belakang Franklan dan gemetar melihat mereka.     

Ia tidak mengenali satu pun dari mereka, tetapi ketiga Iblis ini mengeluarkan aura yang sangat gelap bercampur dengan hasrat haus darah yang kuat. Sebagai seseorang yang telah melihat pertumpahan darah yang tak terhitung jumlahnya selama masa jabatannya sebagai Jenderal, ia sangat sensitif terhadap aura seperti mereka. Ia punya firasat buruk tentang ini.     

Setelah ragu-ragu selama beberapa detik, ia bertanya pada Franklan, "Tuan, apakah ketiga orang ini yang kau panggil dari Lautan Hampa?"     

Sedikit terkejut oleh pertanyaan itu, Franklan pun mengangguk. "Benar. Mereka ada di bawah kendaliku. Pelindung Romeon tahu kehadiran mereka di sini. Ia juga membutuhkan kekuatan mereka."     

Ini terdengar meyakinkan. Jenderal merenungkan ini selama beberapa detik. Akhirnya, ia mengangguk dan kemudian berbalik pada salah satu prajuritnya dan berkata, "Pakai semua ballista dan ketapel di perkemahan untuk melakukan serangan terhadap Naga Hitam."     

"Baik, Jenderal!" kata prajurit itu, yang kemudian berbalik dan pergi.     

"Franklan, aku akan membutuhkan bantuan sihirmu!"     

"Aku mengerti, Jenderal. Kami akan menuju ke Menara Penyihir sekarang," kata Franklan. Memang benar ada Menara Penyihir di dunia ini. Arsitektur bangunannya pun mirip dengan menara yang ada di Firuman.     

Ia kemudian berkata kepada Glyn, "Tuan, ikuti aku."     

Glynn merasa tidak keberatan dengan ini. Tiba-tiba, seolah-olah sebuah ide terlintas di benaknya, ia lalu menoleh pada Jenderal dan berkata, "Mereka berdua adalah bawahanku. Aku rasa kau akan membutuhkan mereka dalam pertempuran mendatang."     

Jenderal itu pun lalu memandang ke arah Iblis Pedang dan Succubus. Ia mengangguk. "Kalian berdua seharusnya ada di garis depan!"     

Kedua Iblis itu tampaknya tidak yakin tentang itu. Berada di garis depan itu berarti merekalah yang akan menjadi lawan pertama menghadapi Link.     

Suara Glyn lalu terdengar di benak mereka. "Pergilah! Buat dirimu berguna. Kita membutuhkan semua dukungan yang bisa kita dapatkan dari orang-orang ini!"     

Tak punya pilihan lain, kedua iblis itu pergi untuk mengambil posisi mereka di garis depan pertempuran yang akan datang.     

Setelah semuanya beres, semua yang tersisa untuk dilakukan semua orang sekarang adalah bertempur sampai akhir melawan Naga Hitam.     

Detik itu Romeon Sang Pelindung masih menatap Link dengan waspada. Ia kemudian berkata dengan suara rendah, "Naga, kau memiliki kekuatan yang luar biasa. Orang-orang ini tidak lebih dari semut di hadapanmu. Apa yang kau harapkan dari kematian mereka "     

Jelas, ia sedang berusaha mengulur waktu.     

Link bisa melihat senjata-senjata artileri yang dibariskan satu per satu di perkemahan di belakang Romeon. Jika mempertimbangkan posisiku saat ini dan fakta bahwa ketebalan sisikku telah ditingkatkan untuk menahan serangan sihir, senjata-senjata itu mungkin tidak akan dapat menyakitiku, pikir Link.     

Karena itulah Link mungkin juga akan mengambil keuntungan darinya dan menggunakan waktu tersebut untuk memahami dunia baru ini dan membangun dominasi pada saat yang bersamaan.     

Link tetap tidak bergerak untuk sementara waktu. Ia kemudian tertawa mengerikan dan menatap Romeon dengan dingin. "Penyihir, aku tidak memedulikan pendapat para semut."     

Romeon terdiam. Ia melirik panik beberapa kali ke belakang. Ia kemudian melanjutkan, "Naga, kau pastilah memiliki kecerdasan luar biasa yang sebanding dengan kekuatan luar biasa milikmu. Tidak bisakah kau melihat bahwa aku hanyalah orang pertama yang dikirim oleh alam ini untuk menghentikanmu? Jika kau terus melakukan hal ini, kau akan segera menghadapi musuh yang lebih kuat dariku. Orang-orang fana dari dunia ini juga akan menggunakan taktik licik seperti racun dan pembunuhan untuk menyingkirkan makhluk sepertimu dari alam mereka. Bahkan jika mereka tidak bisa menghancurkanmu sepenuhnya, kau akan kehilangan semua orang yang kau sayangi. Kau akan kalah."     

"Kurasa kau benar," kata Link sambil mengangguk.     

Romeon merasa puas dengan jawabannya. Binatang buas itu sepertinya bukan jenis makhluk yang tidak mempunyai akal budi. Mungkin ada cara damai untuk menyelesaikan pertempuran tanpa menumpahkan darah.     

Di salah satu gunung di belakangnya, Raja Kerajaan Blacklan mulai panik ketika ia mendengarkan percakapan mereka. "Ada apa dengan Pelindung? Apakah ia sedang berpikir untuk mundur sekarang? Dadara, mengapa ia tidak melakukan apa-apa? Pasukan Troym akan menyerang kapan saja!"     

Dadara juga tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ia hanya mengangkat bahu dan menggelengkan kepalanya. "Yang Mulia, kebijaksanaan Pelindung sangat melampaui pemahamanku. Bahkan aku tidak tahu apa yang ia pikirkan."     

Orang-orang Kerajaan Blacklan hanya bisa menatap tanpa berdaya pada apa yang terjadi pada saat ini.     

Romeon pun merasakan suatu peluang. "Naga, kami mohon agar kau mundur..." katanya.     

"Tidak," potong Link seraya menggelengkan kepala Naganya. "Aku tidak bisa melanggar kontrak pemanggilanku. Jika aku memenuhi persyaratan kontrakku, aku akan mendapatkan kekuatan yang sangat besar. Sebagai imbalannya, aku hanya perlu melakukan tugas untuk Kerajaan Blacklan. Bagaimanapun, aku harus menepati kata-kataku."     

Romeon kehilangan kata-kata lagi. Ia sepertinya tidak bisa membujuk Naga keluar dari pertempuran.     

Namun, ia tidak perlu bertukar kata dengan Link lagi. Pasukan Troym sekarang siap untuk melakukan serangan terhadapnya.     

Sebelum mereka menembakinya, Romeon berkata, "Naga, jika itu yang kau inginkan. Jangan harapkan kami mengasihanimu!"     

Link yang awalnya masih duduk di atas pahanya, kemudian bangkit dan membentangkan sayapnya dengan anggun. "Manusia, apakah kau siap untuk menghadapi aku?"     

Ada sedikit nada gembira dalam suara Link. Darah Romeon membeku. Naga Hitam sudah dapat melihat semuanya. Ia bahkan tidak dapat bergerak sama sekali. Apakah Naga Hitam benar-benar sesombong itu untuk berpikir bahwa ia bisa menghadapi kami sendirian?     

Romeon punya firasat buruk tentang ini. Namun, semua senjata artileri telah dipersiapkan dan siap untuk melakukan serangan. Tidak mungkin untuk bergerak mundur sekarang.     

"Tembak!" teriak Jenderal Pasukan Troym.     

'Whoo!' Terdengar suara tanduk pertempuran.     

'Bum! Bum! Bum!' begitu suara ketapel-ketapel tersebut.     

Anak-anak panah pun melesat keluar dari barisan bom meriam di belakang Romeon.     

Semua jenis mantra yang menjulang keluar dari Menara Penyihir, termasuk mantra Level 9 yang terkuat dari semuanya. Dari bola-bola listrik hingga sinar kegelapan, semuanya meluncur tanpa henti menuju Link.     

Romeon juga bergabung dalam serangan itu. Cahaya yang memancar dari tubuhnya sekarang tampak menyilaukan. Ia kemudian mengarahkan tongkatnya ke langit. "Pedang Surgawi!"     

Awan emas selebar 100 kaki mulai terbentuk dan berputar dengan cepat di langit. Retakan selebar 30 kaki kemudian terbuka di tengahnya, melepaskan bilah cahaya yang tak terhitung jumlahnya pada Link.     

Itu adalah mantra Level 10 yang elegan dan kuat yang membuat Romeon bangga.     

Semua serangan ini sekarang datang menuju ke arah Link seperti longsoran salju, mengancam untuk menelannya.     

"Matilah kita! Mati, kataku!" seru Raja Kerajaan Blacklan, Morahan. Bahkan Naga seperti Link akan berubah menjadi tumpukan abu dengan kombinasi serangan yang begitu ganas.     

Glyn memusatkan perhatian pada Link dari Menara Penyihir. Ia mengabaikan mantra orang lain dan hanya fokus pada Romeon karena ia yakin ia akan memberikan pukulan terakhir pada Link.     

Link hanya membentangkan sayapnya menghadapi serangan seperti itu, dan mengeluarkan hembusan angin.     

Batuan ketapel, panah meriam, dan mantra apa pun di bawah Level 7 tertiup angin kencang. Semua yang tersisa dalam rentetan mantra hanyalah mantra Level 7 ke atas, terutama mantra bilah emas yang masih melesat turun dari langit ke arahnya, tidak terhalang oleh angin sama sekali.     

Anehnya, Link tetap berdiri tegak. Ia bahkan tidak repot-repot menyiapkan langkah-langkah defensif terhadap sisa mantra yang menyerangnya.     

"Apa yang terjadi?" Romeon, Glyn dan yang lainnya merasa bingung dengan ini.     

"Apakah ia mencoba bunuh diri?"     

"Apakah ia sudah gila?"     

Semua jenis pikiran pun mengalir dalam pikiran semua orang. Akhirnya, pedang emas pun mencapai tubuh Link dan hal yang tidak dapat dijelaskan terjadi kemudian.     

Karena terbuat dari energi sihir yang sangat terkonsentrasi, bilah-bilah emas ini tampak seperti bilah pedang biasa yang ditempa oleh tangan manusia dan bahkan mungkin lebih kuat darinya. Namun, begitu mereka mencapai sisik Naga Hitam, bilah-bilah tersebut menjadi hancur.     

Rangkaian bilah-bilah sepanjang 500 kaki itu seolah menjadi lunak seperti jeli sebelum mencair menjadi genangan cairan emas.     

Cairan emas itu pun kemudian meluncur dari sisik Link dan menguap menjadi kabut emas.     

Tidak ada satu bilah pun yang mampu menembus sisik Naga Hitam.     

Mantra Romeon benar-benar tidak berguna sama sekali. Begitu juga mantra lain yang menyertainya.     

Seraya memandang kabut emas melayang darinya, Naga Hitam itu pun menggelengkan kepalanya. "Itu saja yang kau punya?"     

Hanya kesunyian yang bisa menjawabnya.     

"Arghhh!!!" Seseorang berteriak. Kemudian, seluruh Pasukan Troym menjadi kacau balau. Mereka sepenuhnya kalah oleh Naga Hitam.     

Mata Glyn membelalak pada apa yang dilihatnya. Penguasa Ferde mampu menangkis mantra Legendaris Level- 0 seolah itu bukan apa-apa. Tidak ada yang bisa ia lakukan melawan musuh seperti itu.     

Semua Penyihir di sekitarnya berlari untuk menyelamatkan hidup mereka. Glyn pun mengambil keuntungan dari kekacauan yang terjadi dan kemudian membuat Franklan pingsan. Sambil membopongnya di bahu, ia kemudian berbalik dan pergi.     

Romeon juga merasa panik sekarang. Ia berbalik untuk melihat pasukan Troym, yang tersebar seperti semut di bawahnya. Ia kemudian menarik tali kendali unicorn-nya dan melesat seperti panah dari medan perang.     

Lawannya terlalu kuat. Jika ia tinggal lebih lama lagi di sana, ia hanya akan menghadapi kematiannya. Ia perlu menjadi lebih kuat untuk menghadapi ancaman seperti Link. Ya, itu benar. Ia tidak melarikan diri karena takut. Ia hanya membuat gerakan strategis. Ia tidak boleh mati di sini sekarang!     

"Aku harus lari! Aku tidak bisa mati di sini!" Romeon mulai menambah kecepatan ketika ia melarikan diri untuk menyelamatkan hidupnya.     

Kembali di perkemahan, kedua Iblis saling bertatapan sejenak. Kemudian, mereka juga berbalik dan meninggalkan tempat itu bersama yang lain.     

Namun, ketika mereka hendak pergi, udara mulai berubah dan tampak mengental di sekitar mereka. Kaki mereka semua lalu terperangkap di udara yang tebal dan lekat itu.     

Kedua iblis itu saling memandang, kemudian berbalik dan melihat bahwa Naga Hitam itu menatap tajam ke arah mereka.     

Iblis Pedang pun segera jatuh berlutut. "Tuan, kau adalah tuanku satu-satunya. Keinginanmu adalah perintahku!"     

Succubus Gamiwa menatapnya, matanya selebar piring. "Apakah kau sudah kehilangan akal? Tuan akan membunuh kita!"     

"Jika kita tidak menyerah sekarang, kita juga akan mati! Aku masih punya banyak hal yang harus kulakukan, kau tahu," kata Gaulle dari sudut mulutnya. Ia sekarang berbaring sujud di tanah di hadapan Link.     

Lutut Succubus pun turut menyerah, dan ia juga berlutut. "Naga Agung, biarkan aku menjadi pelayanmu yang rendah!"     

Gaulle benar. Tetap hidup adalah satu-satunya hal yang penting sekarang.     

Glyn sudah membuat jarak yang cukup antara dirinya dan medan perang. Dari jauh ia bisa melihat dua bawahannya telah menyerahkan diri kepada musuh mereka. Ia merasa mual hanya menyaksikan mereka berdua merendahkan diri di depan Naga. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia masih bisa merasakan mata Naga itu mencarinya. Jika ia memperlihatkan dirinya sekarang, ia sama saja sudah mati!     

Link sekarang melihat keadaan pasukan Troym dengan sikap puas. Ia mulai berjalan cepat menuju Para Prajurit Troym, yang sekarang menangis dan mengutuk orang tua mereka karena membawa mereka ke dunia ini hanya dengan sepasang kaki.     

Seluruh pasukan Troym telah runtuh seluruhnya. Setelah menekan beberapa Prajurit di bawah kakinya, Link kemudian berbalik dan kembali ke pegunungan.     

Orang-orang dari Kerajaan Blacklan bersujud di hadapan Link ketika mereka melihatnya berjalan kembali ke arah mereka. Raja Morahan pun berteriak, "Pelindung Perkasa, kau benar-benar seorang dewa!"     

Penyihir Dadara terdiam. Pada saat itu ia juga berpikir bahwa ia telah benar-benar memanggil dewa ke dunia mereka. Bagaimana lagi orang bisa menjelaskan apa yang baru saja terjadi?     

Link terus berjalan ke daerah yang lebih dalam di pegunungan. Kemudian ia bergemuruh, "Hanya pelayanku saja yang boleh tinggal di sini. Kalian semua bisa pergi sekarang. Mulai sekarang pegunungan ini akan menjadi tempat tinggalku. Siapa pun yang melewati tempat ini akan dibunuh!"     

Suara keheningan kembali menyelimuti gunung ketika ia mengucapkan kata-kata itu.     

Link kemudian kembali ke lembah di pegunungan. Setelah beberapa saat, dua iblis yang telah yang telah menyerahkan diri lalu ikut menyusulnya. Link pun bertanya pada dua sosok yang gemetaran itu, "Aku ingin tahu segalanya tentang Nozama. Aku akan mengajukan pertanyaan pada kalian berdua. Satu demi satu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.