Datangnya Sang Penyihir

Penyatuan Alam (4)



Penyatuan Alam (4)

0Ibukota kerajaan Peri Tinggi, Andwar.     

Sehari kemudian, Link telah tiba di pinggiran kota. Dia sudah bisa melihat Pohon Dunia di kejauhan dari sana.     

Berdiri setinggi setidaknya 1.000 kaki di kejauhan, kanopi pohon yang tebal tampak memanjang di atas seluruh kota Andwar. Mana alam murni mengalir turun dari dedaunan dan rantingnya seperti air terjun, sebelum menguap di udara menjadi kabut Mana hijau. Pemandangan itu mengubah seluruh kota menjadi seperti kota dongeng.     

Orang-orang biasa akan langsung terkesan oleh keindahan belaka dari pohon yang luar biasa ini.     

Namun, Link dapat melihat lautan Mana yang dipancarkan oleh pohon itu.     

Akar pohon tertanam jauh di dalam inti alam Firuman. Jumlah kekuatan Level 19 yang saat ini mengalir melewatinya bahkan melampaui milikku dengan selisih sangat besar. Tidak mungkin aku bisa melawannya, pikir Link.     

Peri Tinggi benar-benar diberkati untuk dapat hidup damai di bawah naungannya selama lebih dari 3.000 tahun.     

Link mengesampingkan pikirannya dan menuju rumah bangsawan di pinggiran Andwar dengan cepat.     

Dia mulai menyusuri jalan kecil melalui hutan sampai dia tiba di aliran yang jernih di pegunungan. Sebuah lembah gunung yang dipenuhi aroma bunga-bunga liar bermekaran penuh berada di seberang sungai. Begitu dia melewati lembah, dia mulai mengikuti jejak lain ke kicauan burung yang riang di hutan. Akhirnya, perkebunan stroberi bulan mulai terlihat. Tujuannya terletak di daerah yang lebih dalam di perkebunan.     

Pagar berduri didirikan di sekitar perkebunan. Sebuah bangunan kecil berdiri di dekat pintu masuk perkebunan. Di sinilah penjaga rumah bangsawan tinggal.     

Seorang penjaga setengah baya sedang memotong kayu bakar di dekat pintu masuk ketika Link mendekat. Mendengar langkah kakinya, penjaga mengangkat pandangannya dan melihat Link dengan ekspresi kaget.     

Prajurit Peri Tinggi di depannya tampak agak akrab. Dia memiliki kemiripan yang mencolok dengan Tuan Theodore, dengan satu-satunya perbedaan adalah penampilannya yang lusuh dan fisiknya yang kuat. Dia juga memiliki pedang yang tergantung di pinggangnya. Sarungnya dipenuhi bintik-bintik coklat gelap. Penjaga itu segera mengenali noda bintik sebagai noda darah yang mengering, yang menunjukkan bahwa pedang Peri Tinggi itu bukan hanya aksesoris.     

"Paman Darsey, aku kembali," kata pemuda itu. Suaranya terdengar dalam dan serak seolah-olah dia baru saja pulih dari cedera di tenggorokannya. Tetap saja, ada sesuatu yang familier tentang suaranya.     

Seolah akhirnya ingat siapa pemuda ini, mata penjaga itu berbinar. "Tuan Theodore?" dia bertanya dengan ragu.     

"Ya, ini aku," jawab Link sambil tersenyum. Penjaga itu dengan mudah mengenalinya sebagai Theodore. Tampaknya Peri Tinggi muda ini memiliki posisi yang cukup terhormat di rumah tangga Morgenstern.     

Penjaga itu tampak sangat gembira. Dia dengan cepat membiarkan kapaknya jatuh ke tanah dan berteriak di belakangnya, "Aya, Aya, Tuan Theodore belum mati. Dia pulang!"     

Seorang wanita Peri Tinggi setengah baya keluar dari pondok kayu di belakang penjaga. Ketika dia melihat Link, rahangnya menganga lebar. Dia kemudian berteriak, "Terima kasih Dewa Cahaya, itu benar-benar Tuan Theodore! Aku akan memberitahu orang lain!"     

Dia kemudian menarik ujung gaunnya dan bergegas menuju rumah bangsawan di ujung perkebunan.     

Darsey si penjaga, buru-buru membuka gerbang perkebunan untuk Link. Dia menyapu pandangannya ke Link. Ekspresi sedih muncul di wajahnya ketika dia melihat bekas luka di pipi dan punggung tangan Link. "Tuan, kau sudah melalui banyak hal."     

Ketika berita tentang pembantaian utusan Peri Tinggi di pelabuhan dekat Hutan Hitam tersebar, ayahnya hanya menghela napas sedih dan memutuskan untuk menenggelamkan dirinya dalam minuman anggur yang memabukkan dan bersenang-senang dengan segala cara untuk meringankan rasa sakit akan kehilangan putranya. Peri Tinggi tua itu telah menua banyak hanya dalam beberapa waktu.     

Darsey tidak tahu bagaimana tuan-tuan dan nona-nona di rumah bangsawan Morgenstern lainnya bereaksi terhadap berita kematian saudara mereka, tetapi dia tahu bahwa para pelayan tidak menerimanya dengan baik. Tuan Theodore tidak hanya menjadi mercusuar harapan dalam rumah tangga, tetapi dia juga penguasa paling terhormat dari generasi Morgenstern saat ini.     

Dia adalah Peri Tinggi muda yang baik hati yang tidak akan pernah menggertak salah satu pelayan rumah tangga. Jika kematian tidak membawanya pergi, dia akan menjadi penguasa rumah tangga Morgenstern sekarang. Kehidupan para pelayan akan jauh lebih mudah jika dia mengambil alih pimpinan rumah tangga.     

Semua harapan dan impian mereka tiba-tiba berakhir dengan kematian Tuan Theodore.     

Kematian Theodore juga memengaruhi Darsey. Dia telah melihat Tuan Theodore tumbuh dewasa. Dia masih ingat ketika tuan muda itu masih anak-anak; dia telah menginjak-injak beberapa pohon muda bersama saudara-saudaranya saat mereka bermain di perkebunan. Ketika Darsey sampai di sana, tidak ada tuan muda dan nona muda yang tampak menyesal sedikit pun atas apa yang telah mereka lakukan. Tuan Theodore adalah satu-satunya yang datang untuk meminta maaf atas tindakannya. Dia adalah pria kecil yang menggemaskan saat itu.     

Setelah mengusir lamunannya, Darsey menarik Link ke pondok kayunya dan menuangkan segelas anggur yang dibuat dari stroberi bulan di perkebunan, dia tahu betapa Tuan Theodore suka sekali minum anggur stroberi bulan buatan Aya.     

"Tuan, kau pasti lelah dari perjalanan. Kau bisa beristirahat di sini sebentar. Aya pergi untuk memberi tahu orang lain tentang kembalinya dirimu. Sebuah kereta kuda akan segera tiba untuk menjemputmu," ujar Darsey.     

"Terima kasih, Paman," balas Link. Dia kemudian mengambil gelas anggur dari Peri Tinggi setengah baya itu dan mulai menyesap isinya.     

Anggur itu memiliki tekstur lembut dan kaya. Bahkan ada sedikit rasa manis di dalamnya. Itu mungkin salah satu anggur paling enak yang pernah dicicipi Link. Dia segera menegak semuanya dalam satu tegukan.     

Darsey menatap Link dengan lembut seolah Link adalah anaknya sendiri.     

Link merasakan tatapan Peri Tinggi setengah baya padanya. Aku telah memilih Peri Tinggi yang tepat untuk menyamar. Aku mungkin bisa melanjutkan misiku tanpa hambatan, pikir Link ketika dia juga ingat bagaimana reaksi Aya, si istri penjaga, ketika melihatnya.     

Tiba-tiba, ada keributan di luar pondok kayu. Beberapa detik kemudian, suara lembut terdengar di balik pintu.     

"Di mana saudaraku, Theodore? Jangan bilang dia lagi minum anggur di pondok penjaga?"     

Begitu mendengar suara itu, wajah Darsey muram. Dia bergumam, "Tuan Theodore, itu Tuan Lumien."     

Oh, jadi ini Lumien, pikir Link.     

Link dengan cepat mencari-cari informasi tentang Lumien di ingatannya. Peri Tinggi yang dimaksud adalah generasi baru Morgenstern yang tertua. Dia adalah Penyihir Level 4 berusia 45 tahun yang sia-sia yang selalu suka pergi ke pesta. Dia juga baru-baru ini kecanduan Milmilu, yang merupakan jenis minuman di Pulau Dawn yang terkenal karena efek afrodisiak dan halusinasi.     

Lumien awalnya adalah kandidat yang paling tidak menjanjikan untuk posisi Tuan rumah. Namun, dengan kepergian Theodore, sebagai anak tertua dari anak-anak Morgenstern dan beberapa tingkat lebih tinggi daripada saudara-saudaranya yang lain dalam hal kemampuan sihir, posisi itu secara alami diberikan kepadanya.     

Dia punya banyak alasan untuk merasa gugup tentang kembalinya Theodore yang ajaib.     

Link meletakkan gelasnya di atas meja dan berjalan keluar dari pondok. Di luar gedung itu berdiri kira-kira sepuluh orang. Sebagian besar dari mereka tampaknya adalah pelayan. Tiga orang mengenakan pakaian elegan. Peri Tinggi laki-laki yang berdiri paling dekat dengannya memiliki kulit yang begitu putih. Link menganggap dia pasti telah membedaki dirinya sendiri sebelumnya. Dia pasti Lumien. Mata kusam Peri Tinggi menyapu seluruh tubuh Link dari kepala hingga kaki. Dia mengerutkan kening seolah tidak terkesan dengan apa yang dilihatnya.     

Di belakang Lumien berdiri seorang pria dan seorang wanita. Si pria menampilkan tatapan menghina di wajahnya. Jelas, dia bukan teman Theodore.     

Ini pasti penguasa ketiga dari rumah tangga Morgenstern, Dylin, pikir Link. Menurut informasi yang Link miliki tentang dia, Dylin bertanggung jawab untuk mengurus kekacauan yang dibuat Lumien.     

Wanita Peri Tinggi di belakang Lumien tampak setua Theodore. Ada kehangatan lembut di matanya saat dia menatap Link.     

Oh, ini pasti Lamiel, kakak perempuan Theodore. Tampaknya mereka berdua lahir dari ibu yang sama, pikir Link. Ayah mereka tidak mungkin menghasilkan begitu banyak anak dari satu wanita saja. Pada kenyataannya, dia telah menikahi lebih dari 20 wanita selama masa hidupnya.     

"Itu benar-benar kau, Saudaraku, meskipun harus kukatakan, bekas luka panjang di wajahmu itu tidak cocok untukmu," kata Lumien sambil tersenyum. Kemudian, dia mengeluarkan sapu tangan putih dan melambaikannya di depan hidungnya. "Oh, Theodore, sudah berapa lama kau tidak mandi dengan benar? Kau mulai berbau seperti pelayan."     

Link berkerut. Dia tidak mudah kesal oleh kata-kata orang lemah seperti Lumien. Namun, dia tetap merasa sedikit kesal terhadap sikap pria yang menjengkelkan itu. Jari-jarinya bergerak-gerak ketika dia mencoba menekan keinginan untuk mengeluarkan pedangnya dan menusukkannya ke dada Lumien berulang kali.     

Melihat bahwa Lumien akan mendekat, Link segera berbicara, "Tutup mulutmu, Lumien. Aku tidak punya waktu untuk orang-orang sepertimu, jadi sebaiknya kau tidak memprovokasiku."     

"Saudaraku, kau harus benar-benar menjaga emosimu..."     

Sebelum Lumien selesai, dia terbang ke arah yang berlawanan, seolah-olah kekuatan yang tak terlihat telah menghantamnya. Tubuhnya berguling beberapa kali di udara sebelum berhenti di tanah. Luka berdarah panjang terlihat di pipinya akibat dari hantaman itu.     

Link menyarungkan kembali pedang Syair Bulan Purnama miliknya, yang dia ubah menjadi pedang Peri biasa. Tidak ada yang tahu kapan dia mengeluarkannya.     

"Lumien, satu-satunya hal yang tidak aku rindukan dari tempat ini adalah ocehanmu. Demi dirimu, aku harap kau tutup mulut di hadapanku. Mengerti?" ucap Link dengan dingin. Dia kemudian mengalihkan pandangannya dari Lumien yang gemetaran di tanah ke Dylin.     

Dylin secara naluriah mengambil sikap defensif. Dia kemudian melihat ekspresi jijik di wajah Link. Link tidak mau membuang waktu untuknya.     

Link kemudian menoleh ke saudara perempuan Theodore, Lamiel dan bertanya, "Kakak, apakah kau tahu di mana Ayah? Aku ingin menemuinya."     

"Ah... Oh. Ikuti aku. Aku akan mengantarmu ke dia." Lamiel dengan cepat menarik Link dari tempat kejadian. Dia berjalan melewati Lumien tanpa memandangnya sedikit pun.     

Ketika keduanya pergi, seorang pelayan bergegas untuk membantu Lumien dari tanah.     

"Enyahlah!" raung Lumien. "Bantu aku, cepat, aku perlu melihat Ayah juga. Dia perlu melihat apa yang Theodore lakukan padaku. Ow, wow, wajahku!"     

Dylin dengan cepat membantu Lumien berdiri, dan mereka berdua mulai berjalan kembali ke rumah, penuh marah. Para pelayan saling memandang dengan gembira ketika kedua Peri Tinggi itu tidak lagi bisa mendengar.     

Seseorang berkata dengan cemas, "Apakah menurutmu Tuan Besar akan menghukum Tuan Theodore karena perbuatannya?"     

"Tidak mungkin. Dia mungkin akan terlalu senang akan kepulangan Tuan Theodore untuk peduli tentang semua itu."     

"Tuan Theodore sepertinya lebih kuat dari sebelumnya. Apakah kau melihat seberapa cepat dia mengeluarkan pedangnya?"     

"Aku rasa masih ada harapan untuk rumah tangga Morgenstern."     

Para pelayan sangat terkesan dengan pertunjukan keterampilan Link pada saat itu. Tidak jauh dari sana, Ratu Peri Tinggi telah menerima tamu.     

Tamu ratu bukan dari alam ini. Dia mengenakan jubah pertempuran hitam. Kulitnya putih seperti salju, dan ada ekspresi tenang dan jauh di wajahnya. Itu adalah Saroviny. "Yang Mulia, sesuatu telah terjadi di alam Aragu," katanya, beberapa saat setelah bertemu dengan ratu Peri Tinggi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.