Datangnya Sang Penyihir

Pengepungan Kedua Benteng Orida (1)



Pengepungan Kedua Benteng Orida (1)

0Benteng Orida     

Di tembok kota tinggi, Jenderal Kanorse memegang teleskop. Ia menatap Hutan Hitam dengan cermat di depan. Di antara ribuan kaki hutan, ia melihat banyak tenda Peri Kegelapan. Tenda-tenda mereka membentang sejauh beberapa mil, dan ia juga dapat menghitung jumalh mereka yang banyak.     

Teleskop yang ia gunakan adalah ciptaan Yabba yang berkualitas tinggi. Bahkan dari jarak jauh, Kanorse masih dapat melihat ras-ras mereka yang berbeda dengan jelas. Ia melihat orang-orang dari bangsa Peri Kegelapan, Naga Agatha, iblis, Beastman yang telah diubah menjadi iblis, kurcaci kegelapan, dan banyak lagi. Menurut informasi para pengintai, jumlah Tentara Kehancuran kali ini mencapai sekitar 200.000 orang.     

Beberapa saat kemudian, Kanorse menyerahkan teleskopnya kepada lelaki kekar dan jangkung yang mengenakan baju besi perak gelap di sampingnya.     

"Mereka mengatakan bahwa Jenderal Tentara Kehancuran adalah putri Peri Kegelapan yang bernama Ellie Danas. Ia adalah Penyihir Kegelapan dengan kekuatan Level 14. Kita harus berhati-hati padanya."     

Pria kekar ini tak lain adalah Jacker Ferde. Ia adalah komandan Pasukan Sinar Surya. Ia bekerja keras setiap hari untuk membuat dirinya lebih kuat, dan usahanya pun membuahkan hasil. Ia sekarang mencapai Level 10 dan merupakan Prajurit Legendaris Ferde pertama.     

Dengan kekuatan Legendaris dan statusnya sebagai komandan Pasukan Sinar Surya Benteng Orida yang paling lengkap, ia memiliki otoritas besar di sini.     

Benteng Orida juga meliputi pasukan Beastman. Mereka merupakan sekutu, tetapi Kanorse lebih condong pada Jacker, sesama ras manusia. Ini membuat Jacker menjadi sosok terkuat kedua di benteng.     

Ia mempelajari Tentara Kehancuran di hutan. Alis tebal di wajahnya yang persegi tampak berkerut, membuatnya terlihat seperti gunung terjal. "Iblis kali ini benar-benar kuat. Mereka semua adalah iblis tingkat tinggi, dan mereka memiliki Naga Agatha. Aku sudah melihat delapan di antara mereka yang mencapai Level 10. Ada banyak jumlah mereka yang telah mencapai Level 7 dan Level 8. Kekuatan mereka terlalu hebat."     

"Benar. Syukurlah putri itu sudah putus hubungan dengan Peri Tinggi. Jika Peri Tinggi bersekutu dengan mereka, kita pasti akan kalah." Kanorse merasa beruntung.     

Jacker mencoba menyelidiki lebih jauh dan meletakkan teleskopnya. "Meski begitu, kita masih harus berhati-hati terhadap Peri Tinggi. Mereka mungkin sedang mengawasi kita dari jauh dan pada akhirnya mereka datang untuk membereskan semuanya."     

Perkataannya masuk akal. Kanorse pun mengangguk. "Aku yakin para pengintai MI3 tidak akan mengecewakan kita."     

Buk, Buk! Langkah kaki yang berat terdengar dari belakang mereka. Kedua jenderal itu berbalik dan melihat seorang Beastman dengan baju besi yang mengancam dan rantai taring serigala di lehernya.     

Kanorse dan Jacker lalu saling mengangguk sementara prajurit Beastman itu membawa kepalan tangannya ke dada.     

"Bagaimana kabarmu? Apakah para bajingan itu sudah siap mati?" Beastman itu berjalan ke tembok kota untuk melihat ke bawah. Ia tidak lain adalah Avatar, Panglima Perang Agung dan raja serta pemimpin para Beastman.     

Saat ia berbicara, ia melihat Beastman kegelapan berjalan di hutan. Parmese telah membawa orang-orang sebangsanya ke Hutan Hitam. Dan sekarang setelah Parmese tiada, Beastman tidak lagi memiliki status tinggi dalam pasukan.Terkadang Avatar melihat Naga Agatha atau iblis berteriak atau memukul salah satu Beastman mereka.     

Saat Avatar melihat itu semua, matanya lalu menyipit, mengeluarkan kilatan dengan cahaya darah. Ia sangat marah. Itu semua karena Parmese idiot itu!     

Setelah beberapa saat, amarahnya mereda. Ia melirik pada Kanorse dan Jacker. Matanya terlihat khawatir. Ia tidak bisa melakukan apa-apa dan meratapinya, "Sungguh sangat disayangkan Penguasa Ferde tidak ada di sini!"     

Dua Jenderal Prajurit manusia itu berbakat, tetapi kemampuan tempur mereka tidaklah cukup tinggi. Sedangkan, Jenderal musuh adalah Penyihir Level 14, dan juga banyak Naga Agatha Legendaris lainnya yang memiliki kemampuan yang kuat. Mereka tidak berada pada level yang sama.     

Syukurlah, mereka memiliki benteng ini sebagai pendukung mereka. Kalau tidak, mereka tidak akan bisa bertarung sama sekali.     

Ketika mereka membicarakan Link, Jacker pun berkata, "Tuanku pergi ke Lautan Hampa, tetapi Menara Penyihir telah mengirimkan pesan padanya. Aku yakin ia akan segera kembali... Ditambah lagi, situasinya kini cukup baik. Kekuatan kita hampir setara dengan Tentara Kehancuran. Ini jauh lebih baik daripada pertempuran terakhir."     

Kanorse juga mengangguk. "Jacker benar. Sejujurnya kemungkinan kita menang cukup besar. Kita mungkin lebih lemah dibanding dengan mereka, tetapi dukungan kita adalah keuntungan yang tidak bisa mereka miliki. Jika kita bisa memblokir gelombang serangan pertama mereka, kita akan menang!"     

Jika mereka bisa menangkis gelombang pertama, maka mereka bisa menangkis gelombang kedua dan ketiga. Semakin lama, semakin menguntungkan bagi mereka.     

Mereka bisa melakukannya. Avatar mengangguk.     

Seraya melirik musuh untuk terakhir kalinya, ia berkata, "Melihat mereka sekarang, sepertinya mereka akan menyerang kapan saja. Aku akan memeriksa prajuritku lagi."     

"Aku juga akan pergi," kata Jacker.     

Keduanya pun pergi sementara Kanorse berpatroli di dinding benteng. Ia menghibur para prajurit sambil memeriksa senjata. Dalam pertempuran dua pasukan besar, tidak ada satu detail pun yang bisa diabaikan. Setiap kecelakaan akan membantu musuh dan membawa masalah yang mengerikan atau bahkan kekalahan total.     

Sementara Benteng Orida sedang bersiap-siap, Tentara Kehancuran juga tidak diam-diam saja. Pendeta mereka berjalan berkeliling, memberkati para Prajurit. Iblis-iblis berteriak dalam bahasa mereka, merencanakan cara-cara khusus untuk menyerang benteng. Para Penyihir dan pemanah Peri Kegelapan menghemat energi mereka dalam persiapan untuk pertempuran.     

Ada tenda besar di bawah pohon raksasa yang merupakan milik Putri Ellie Danas.     

Saat ini orang-orang keluar-masuk tenda. Ada model Benteng Orida di tengah. Iblis, Peri Kegelapan, dan Naga Agatha mengelilingi model itu seraya mendiskusikan taktik tertentu.     

Diskusi mereka dipenuhi dengan semangat. Mereka terdengar seperti sedang bertengkar. Eugene, yang telah menjadi Putri Ellie, duduk di samping. Ia menunggu dengan sabar bagi mereka untuk membuat rencana khusus.     

Sekitar setengah jam kemudian, Pendeta Molina berjalan. "Yang Mulia, hari ini adalah hari terdingin dalam satu bulan ini, sedangkan tengah malam akan menjadi waktu paling gelap dan terdingin dalam satu hari. Kita akan menyerang pada tengah malam. Kekuatan tentara akan digunakan secara maksimal sementara kekuatan lawan akan sangat ditekan. Kita memiliki peluang terbesar."     

Eugene mengangguk. "Kalau begitu mari kita lakukan itu. Bagaimana dengan strategi spesifiknya? Tunjukkan kepadaku."     

Molina pun buru-buru membawa gulungan. Eugene memeriksa berbagai formasi skala kecil, perintah serangan, rencana kecelakaan, dan banyak lagi. Ia mempertimbangkan semuanya dengan hati-hati. Sekitar sepuluh menit kemudian, ia lalu berkata, "Kemunculan Pasukan Penyihir terlalu cepat. Mereka dapat menarik perhatian musuh, dan itu terlalu berisiko. Kemunculan mereka harus ditunda. "     

"Tapi Yang Mulia, korban kita akan meningkat pesat jika mereka menundanya. Setidaknya 10.000 orang akan mati..." Molina tidak bisa menerima perkataan itu.     

"Aku tahu, karena itu katakan pada Beastman untuk menyerang terlebih dahulu. Apakah kau keberatan?"     

Beastman memang bangsa pemberani, tetapi setelah Parmese meninggal, mereka tidak lagi memiliki pemimpin. Banyak dari mereka yang ingin kembali ke Dataran Emas dan mengikuti Raja Beastman. Begitulah yang dipikirkan oleh anggota pasukan yang bisa mengkhianati ras mereka sendiri kapan pun mereka mau. Orang-orang Beastman itu sungguh tidak stabil.     

Mereka tidak bisa mengandalkan Beastman untuk menang, jadi mereka lebih baik digunakan sebagai umpan meriam. Mendengar hal itu, para Peri Kegelapan, Naga Agatha, dan iblis tutup mulut. Mereka semua menyetujui pendapat itu secara diam-diam.     

Kemudian Eugene pun melanjutkan, "Apakah orang-orang yang dikirim ke Pulau Dawn sudah kembali?"     

Molina menggelengkan kepalanya. "Tidak ada berita tentang mereka."     

Eugene mengulurkan tangannya ke kepala. Ia marah, tetapi segalanya berbeda sekarang. Setelah menjadi seorang pemimpin dalam waktu yang cukup lama, ia belajar untuk tetap tenang. "Mereka seharusnya membawa berita itu dari awal lama dan seharusnya ia sudah kembali sekarang. Apakah Peri Tinggi tidak menerima kompensasi kita dan bahkan tidak ingin menjawabnya?"     

Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu. Putri Ellie adalah orang yang mengakhiri aliansi dengan Peri Tinggi. Sekarang ia merasa kekuatan berkurang dan ia segera mengirimkan seseorang untuk meminta aliansi. Terakhir kalinya, ia hampir membunuh pangeran. Merupakan hal normal jika Peri Tinggi mengabaikan mereka.     

Eugene semakin marah. Ia melemparkan gulungan itu dan berkata, "Ayo, ikuti saja rencana ini. Serang mereka pada tengah malam!"     

"Ya, Yang Mulia!" kata semua orang di sana.     

Eugene pun tidak ingin mengatakan apa pun dan ia kembali ke tendanya.     

Sementara manusia dan Tentara Kehancuran sedang bersiap-siap, Link masih bergegas di Lautan Hampa. Di Pegunungan Hengduan di sebelah barat Hutan Hitam, ada sebuah lembah. Kabut putih tebal lalu tiba-tiba muncul di dalamnya.     

Kabut itu terlihat begitu tebal hingga orang-orang pun tidak bisa memahami apa yang telah terjadi di dalam lembah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.