Dunia Online

Menjatuhkan Bukit Er’Shi Bagian 2



Menjatuhkan Bukit Er’Shi Bagian 2

0Bukit Er'Shi, Benteng Bandit Gunung, Aula Persaudaraan.     

"Bagaimana situasinya?" Tanya bos bandit itu. Aura murka yang menekan terpancar dari tubuhnya membuat semua orang disana merasa tercekik, "Siapa yang berani menyerang benteng gunung kita?"     

"Ini adalah pasukan yang terlatih, dengan jumlah prajurit lebih dari 1500 orang. Mereka menggunakan panah api untuk membakar penutup jalan pertama kita." Goutou telah menerima laporan dari tangan pertama.     

"Heh, berani sekali!" Bos bandit ini menjadi murka ketika mendengar musuh memiliki prajurit kurang dari 2000 orang, "Perintahkan para saudara kita untuk membunuh mereka semua pada penutup jalan kedua."     

"Baik!" Penasihat militer itu segera berlari ke bawah untuk menyampaikan perintah.     

Di kaki gunung, Zhao Sihu menatap penutup jalan pertama yang terbakar dan tidak bergerak.     

Di dalam penutup jalan itu, para bandit yang tidak bisa meloloskan diri terus menjerit kesakitan saat api membakar mereka hidup-hidup. Walaupun beberapa dari mereka berhasil lolos, punggung mereka juga terbakar oleh api, mereka kemudian berjatuhan ke tanah dan berguling serta meminta bantuan rekan mereka.     

Penutup jalan yang terbakar juga telah menghentikan laju Zhao Sihu dan pasukannya sementara waktu.     

Api terbakar selama sejam penuh sebelum akhirnya berhenti. Zhao Sihu telah memerintahkan pasukannya untuk mencari ranting agar dapat memadamkan api ini, yang akhirnya membuka jalan untuk mereka terus bergerak naik.     

20 menit kemudian, pasukan Shanhai terus bergerak maju.     

Sepanjang perjalanan, Zhao Sihu tidak melihat satupun bandit gunung, mereka semua telah mundur ke penutup jalan kedua.     

Zhao Sihu sadar bahwa ujian sebenarnya baru akan dimulai.     

Dia menatap penutup jalan berikutnya yang kini dibangun menggunakan batu, serangan api sekarang tidak akan seefektif sebelumnya. Penutup jalan ini lebih sulit untuk diserang tapi mudah dipertahankan. Dengan pasukannya saat ini, menerobos tempat ini jauh lebih sulit dari menaiki Surga.     

Kepala militer bandit gunung berdiri di tembok dan berteriak, "Siapa kalian? Beraninya kalian menghancurkan penutup jalanku dan menyerang bentengku!"     

"Aku adalah orang yang akan mencabut nyawamu. Kalian semua hanyalah bandit tidak tahu malu dan tidak memiliki nurani. Kalian merampok dari para Suku Barbar Gunung, kalian benar-benar tidak pantas untuk hidup."     

"Haha." Bandit gunung itu tertawa seakan dia telah mendengar sebuah lelucon, "Hanya dengan kalian, kalian ingin melakukan tugas dari Surga? Haha, lebih baik pulang dan beri makan anak kalian!"     

"Haha haha," Sekelompok bandit gunung ikut tertawa terbahak-bahak, menghina pasukan Shanhai.     

Zhao Sihu tidak bergerak, tapi dia balik berteriak, "Kura-kura pengecut, apa yang kalian banggakan? Apa kalian berani untuk keluar dan bertempur dengan kakekmu ini?"     

Para prajurit mendukung mayor mereka dan menghina para bandit, melemparkan ejekan ke arah mereka. Mereka meneriakkan hinaan apapun yang terpikir oleh mereka.     

"Kalian!" Kepala militer bandit gunung benar-benar murka, "Tembakkan panah, tembak mereka, bunuh!"     

Ketika pemanah menerima perintah ini,mereka mulai menembakkan hujan panah kepada pasukan musuh.     

Zhao Sihu telah menyiapkan pasukannya untuk menghadapi ini, Infanteri Pedang Perisai mengangkat perisai mereka untuk menahan hujan panah. Mereka perlahan mundur hingga keluar dari jarak tembak.     

"Haha," Kepala militer bandit itu merasa puas, "Sekarang, siapa yang pengecut?"     

Sebagai seorang jenderal yang dipercaya oleh Ouyang Shuo, Zhao Sihu bukanlah orang sembarangan. Ketika dia melihat para bandit gunung tidak jatuh ke dalam jebakannya, dia memeriksa arah angin dan memikirkan sebuah rencana. Dia memerintahkan pasukannya untuk memotong ranting yang basah dan merendamnya ke dalam minyak api alkimia. Infanteri Pedang Perisai bergerak menembus hujan panah untuk menumpuk ranting itu tepat di bawah penutup jalan.     

Para bandit gunung tidak mengenali minyak api alkimia. Ketika mereka melihat usaha musuh ini, mereka tidak tahu apa yang tengah direncanakan oleh pasukan musuh.     

Setelah pasukannya kembali, Zhao Sihu memerintahkan para pemanah untuk menembak dan menyalakan ranting tersebut.     

Dalam sekejap, asap muncul dari tumpukan ranting. Angin juga bertiup dengan baik dan bergerak ke arah penutup jalan, yang mengakibatkan asap memasuki tempat itu dan membuat area itu dipenuhi asap.     

Kepala bandit tersebut akhirnya menyadari bahwa musuh telah menipu mereka, "Dasar hina, kalian memakai cara ini lagi!"     

Asap yang tebal menyelimuti seluruh penutup jalan, para bandit gunung merasa tidak bisa bertahan dan bahkan bernapas juga sangat sulit bagi mereka. Mereka tidak memiliki pilihan selain meninggalkan tembok dan mundur.     

Zhao Sihu mengambil kesempatan ini untuk memerintahkan prajuritnya agar menyerang penutup jalan itu.     

Sebelum mereka menyerang, Zhao Sihu memerintahkan pasukannya untuk membasahi kain dan menggunakannya untuk menutup hidung dan mulut.     

Para bandit gunung tengah sibuk mengurusi diri mereka sendiri. Tanpa gangguan para pemanah, Pasukan Shanhai dengan cepat menjatuhkan gerbang itu. Zhao Sihu lalu memerintahkan para pemanah untuk menyingkirkan ranting, dan kemudian Infanteri Pedang Perisai segera menyerbu masuk.     

Para bandit gunung bagaikan lalat tanpa kepala di dalam asap. Ketika mereka melihat musuh mengejar mereka, mereka menjadi seperti burung yang bertebangan karena suara peluru, saat para Infanteri Pedang Perisai mengejar mereka ketika mereka tengah melarikan diri.     

Asap yang tebal perlahan memudar, Zhao Sihu berhasil menjatuhkan penutup jalan yang kedua.     

Benteng Gunung, Aula Persaudaraan.     

"Lapor!" Pembawa pesan berlari masuk, "Bos, musuh telah menjatuhkan penutup jalan kedua, mereka tengah bergerak menuju yang ketiga."     

"Apa?" Bos bandit itu segera bangkit, yang langsung membuat seluruh lantai bergetar, "Heipi si sampah itu. Bagaimana bisa dia kehilangan penutup jalan dengan semudah itu!"     

"Bos, sepertinya jenderal musuh ini bukanlah orang sembarangan," Goutou sang penasihat militer mulai berpendapat.     

"En," Bos bandit ini akhirnya mulai memperhatikan. "Goutou, ikutlah aku menuju penutup jalan terakhir. Aku ingin melihat siapa yang menyerang kita."     

"Baik!"     

Bos bandit ini secara langsung memimpin 4000 pasukan elit dan bergegas menuju penutup jalan ketiga dan terkuat. Tempat ini bagaikan benteng besi yang dibangun di tengah jalan, sebuah kastil yang tidak bisa dihancurkan.     

Zhao Sihu menatap penutup jalan ketiga. Dia tahu bahwa mustahil baginya untuk menjatuhkan tempat ini walaupun menggunakan berbagai cara.     

Bos bandit akhirnya muncul di atas kastil dan berteriak ke bawah, "Siapa kalian? Katakan nama kalian dan aku tidak akan membantai kalian semua."     

Zhao Sihu tertawa. Hanya seorang pemimpin bandit gunung kecil, tapi dia masih berani untuk berbicara soal aturan Jianghu, benar-benar menarik. Zhao Sihu sama sekali tidak goyah, "Dengar, kami adalah Pasukan Provinsi Shanhai, sudah waktunya kalian untuk menyerah."     

"Ha? Provinsi Shanhai? Apa itu, berani sekali kalian." Bos bandit ini tidak pernah mendengar Provinsi Shanhai.     

"Heh, dasar idiot." Ketika Zhao Sihu melihat bahwa bos dari para bandit ini telah muncul di hadapannya, dia menyadari bahwa dia telah menyelesaikan misinya. Karena itu, dia langsung menembakkan peluru sinyal.     

Ketika peluru itu mencapai angkasa, ia langsung meledak.     

"Apa yang mereka lakukan, apa mereka memanggil bala bantuan?" Para bandit gunung tidak memahami tindakan musuh mereka.     

Bukit Er'Shi, di bagian belakang bukit.     

Pasukan utama telah menunggu di sini selama dua jam. Akhirnya, mereka melihat sinyal dan berdiri, "SERANG!"     

"BUNUH!" Para pasukan keluar dari tempat persembunyian mereka dan menerobos ke dalam benteng gunung.     

Sebelum mereka pergi, Ouyang Shuo memerintahkan para Pengawal untuk membangunkan dan membuka ikatan pasangan malang sebelumnya itu.     

Setelah si pria bangun, dia menatap ke arah Ouyang Shuo, merasa sangat terkejut. Kemudian dia berkata dengan terbata-bata. "Si… si… siapa kalian? Ba… Bagaimana kalian tiba di sini?"     

Ouyang Shuo menggeleng kecewa. Di sisi lain, si wanita bersikap begitu tenang dan bertanya, "Apa kalian ada di sini untuk menghancurkan benteng bandit ini?"     

"Benar. Aku adalah Penguasa dari Provinsi Shanhai dan para Suku Barbar Gunung memintaku untuk membantu mereka menghancurkan benteng bandit gunung ini. Bisakah kau menunjukkan jalan bagi kami?" Ouyang Shuo menjelaskan alasan mereka berada di sini.     

Ketika gadis itu melihat bahwa orang ini merupakan penyelamat mereka, dia menjadi sangat senang hingga dipenuhi air mata, "Aku tahu jalur tempat ini, ikuti aku."     

Di bawah arahan dari sang gadis, semua berjalan dengan lancar, dan mereka langsung memasuki area inti dari benteng gunung.     

Di saat itu, bos musuh telah mengerahkan lebih dari separuh pasukan tempur bandit gunung menuju penutup jalan ketiga. Ketika bandit gunung yang tersisa melihat pasukan yang menyerang,mereka benar-benar terkejut.     

Selain dari para penjaga, sebagian besar dari mereka bahkan tidak membawa senjata. Mereka baru mendapatkan senjata mereka dari gudang senjata saat akan mulai beroperasi.     

Karena itu, Pasukan Elit Provinsi Shanhai hanya menghadapi sekelompok bandit gunung bertangan kosong.     

Pembantaian, ini merupakan satu-satunya penggambaran paling tepat terhadap pertempuran yang terjadi.     

Dari seluruh prajurit yang terlibat, ada 2000 Suku Barbar Gunung. Para bandit selama ini telah menindas sebagian besar dari mereka. Sesuai kata pepatah, ketika orang bertemu musuh, mata mereka akan menjadi merah.     

Saat itu, seluruh prajurit Shanhai yang berasal dari Suku Barbar Gunung langsung mengamuk, mereka membantai siapapun yang memasuki jarak pandang mereka, baik itu bandit gunung yang siap bertempur ataupun yang tidak bisa bertempur. Mereka dengan kejam membantai siapapun yang mencoba kabur.     

Ketika Ouyang Shuo mendengar hal itu, dia segera memerintahkan pasukannya untuk mencegah pembantaian.     

Waktu sangatlah berharga, dan mereka harus menyapu bersih semua prajurit bandit gunung sebelum prajurit yang ada di penutup jalan kembali ke benteng. Bagaimana mungkin mereka memiliki waktu untuk mengurusi mereka yang tidak bisa bertempur?     

Terlebih prajurit militer bukanlah pembunuh. Kecuali terpaksa, Ouyang Shuo tidak ingin mereka membunuh orang tidak berdosa.     

Setelah mereka memasuki benteng gunung, Ouyang Shuo langsung memerintahkan Unit Pasukan Pengawal untuk mengambil alih gerbang utama. Para pemanah mengambil alih menara pemanah untuk mencegah bala bantuan.     

Darah menghujani benteng gunung ini, beberapa bandit gunung berhasil lolos menuju penutup jalan ketiga, "Bos, bos. Buruk, buruk sekali."     

Bos bandit itu merasa Zhao Sihu yang tidak bergerak sangatlah aneh. Setelah dia mendengar laporan ini, mendadak dia mendapatkan firasat buruk. Dia segera berlari dan menarik kerah dari salah satu bandit gunung dan bertanya dengan marah, "Bicara! Apa yang sedang terjadi di benteng?" Dia nyaris mencekik bandit gunung ini.     

"Uhuk, uhuk." Bandit gunung itu benar-benar takut setengah mati, "Bos, sebuah pasukan besar mendadak muncul di benteng."     

"Bagaimana? Darimana mereka muncul? Berapa banyak?"     

"Banyak. Kami tidak sempat menghitungnya, mereka muncul dari belakang bukit." Bandit gunung itu kabur sekuat tenaganya, jadi bagaimana mereka sempat menghitung jumlah musuh?     

"Belakang bukit?" Bos bandit ini telah mengalami lebih banyak kejutan hari ini dibandingkan yang pernah dia dapat seumur hidupnya. Dia bergumam, "Belakang bukit itu adalah tebing. Bagaimana mereka bisa mendakinya?"     

Penasihat militer tetap bersikap tenang dan mengingatkan bos bandit ini, "Bos, yang kita harus lakukan sekarang adalah membuat pilihan. Kita harus memilih apakah membantu benteng gunung atau menyerbu menuruni gunung."     

"Tepat." Bos bandit itu segera menenangkan dirinya, "Turun gunung bukanlah pilihan. Jalan terlalu sempit, sehingga musuh hanya cukup menutup jalan dan kita akan mati." Bos bandit ini benar-benar tertekan, keuntungan dari bukit ini telah menjadi hal yang membuat mereka tidak bisa memiliki jalan mundur di saat-saat kritis.     

"Ayo kita kembali ke benteng dan bertempur dengan mereka!" Bos bandit itu memilih untuk memberikan perlawanan terakhirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.