Dunia Online

Taktik Istana Kosong



Taktik Istana Kosong

2Pada pukul 5 sore, pasukan yang dipimpin oleh Zhan Lang bergegas mendatangi Markas Timur Shanhai.     

Melihatnya kedatangannya, Di Chen juga memimpin pasukannya keluar dari kota dan kedua pasukan itu akhirnya berhasil mengepung Markas Timur sesuai rencana.     

Karena hari sudah larut, kedua belah kubu sepakat untuk bertempur keesokan harinya.     

Keputusan ini menyediakan banyak waktu bagi Divisi 3 untuk meloloskan diri.     

Siang itu, burung Xuan yang dilepaskan oleh Divisi Intelijen Militer dari Markas Timur terbang menuju Kota Shanhai dengan informasi baru.     

Dilihat dari kondisinya saat ini, Divisi 3 berada dalam kondisi baik-baik saja. Dengan bantuan dari Provinsi Gushan, mereka setidaknya dapat bertahan selama 4-5 hari.     

Dalam beberapa hari ini, mereka dapat mengatur siasat dan bersiap-siap.     

Baiqi juga tengah mempersiapkan hadiah besar bagi pasukan musuh.     

Setelah mendirikan kemah, Zhan Lang membawa Zhao Zhuang, mendaki ke panggung tinggi dan menatap Markas Timur Shanhai yang ada di depan mereka.     

"Kenapa tempat itu begitu sunyi?" Zhao Zhuang memiliki sedikit keraguan.     

Zhan Lang memperhatikan hal yang sama dan mengerutkan keningnya. "Ini benar-benar terlalu sunyi!"     

"Apa kita perlu mengirim mata-mata untuk menyelidikinya?"     

Zhan Lang menggeleng. "Tidak perlu, lagipula, besok pagi kita akan melancarkan serangan."     

"Siap, hamba akan memeriksa kondisi pasukan." Zhao Zhuang berbalik dan pergi.     

Zhan Lang mengangguk saat dirinya menatap punggung Zhao Zhuang yang semakin menghilang. Terhadap Zhao Zhuang, Zhan Lang merasa sangat senang, walau Zhao Zhuang tidak seberbakat Zhao Kuo, kepribadiannya juga tidak terlalu bagus, serta sikapnya yang jarang mengungkapkan pendapatnya.     

Akan tetapi, Zhao Zhuang memiliki kualitas yang Zhan Lang kagumi. Dia melakukan semua sesuai dengan yang diperintahkannya.     

Mulai dari memimpin pasukan, mencari titik yang tepat untuk berkemah, membangun kemah, mencari makanan, mengatur keamanan kemah dan seterusnya. Terlebih lagi, Zhao Zhuang melakukannya itu dengan tanpa bertanya dan patuh.      

Di bawah pengawasan Zhao Zhuang, semuanya berjalan dengan baik dan Zhan Lang tidak perlu cemas.     

Ini merupakan jenderal yang membuat orang dapat merasa santai.     

Keesokan harinya, pasukan aliansi melancarkan serbuan mereka ke Markas Timur.     

Yang aneh adalah meski menghadapi musuh yang menyerbu, Markas Timur masih sangat sunyi.     

Melihat hal ini, perasaan cemas muncul di hati Zhan Lang.     

Serangan ini benar-benar diluar dugaan karena semua berjalan dengan mulus dan tanpa perlawanan, dalam sekejap pasukan aliansi berhasil memasuki markas musuh.     

Saat ini, orang tolol juga akan menyadari bahwa ada yang tidak beres.     

Kedua pasukan Zhan Lang dan Di Chen berkumpul di Markas Timur.     

Melihat markas yang kosong, muka Zhan Lang dan Di Chen benar-benar terlihat buruk.     

Di dalam markas itu, hanya terdapat orang-orangan sawah yang memakai baju zirah dan menatap ke arah pasukan aliansi, seperti badut kecil yang sedang mengejek mereka….     

"Brengsek!" Teriak Sha Pojun. Dia mengayunkan pedangnya dan menghancur leburkan sebuah orang-orangan sawah untuk melampiaskan kekesalannya.     

Di Chen jauh lebih tenang, dia pergi ke samping Zhan Lang dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu?"     

"Ini jelas sekali, pasukan kita telah diawasi sehingga mereka mendapat berita tentang kedatangan kita lebih awal. Menurutku mereka telah mundur dari kemarin siang." Kata Zhan Lang yang sedikit cemas.     

Perasaan seakan semua tidak berjalan sesuai keinginan kita memang sangat tidak nyaman.     

Di Chen mengangguk setuju dengan analisa Zhan Lang. "Sisi utara dan timur dari markas ini telah diblokir oleh kita, jadi ke arah mana mereka kabur?" Saat dia berkata seperti itu, dia lalu memanggil Ba Dao yang wajahnya juga menghitam, Di Chen lalu bertanya, "Apa masih ada teritori bawahan Shanhai di region ini?"     

"Ya, di sebelah barat ada Provinsi Persahabatan, di timur di dekat Seratus Ribu Gunung terdapat Provinsi Gushan. Kedua teritori ini berada di bawah kekuasaan Shanhai."     

Di Chen mengangguk dan melanjutkan, "Ke arah mana kau pikir mereka melarikan diri?"     

"Ini…" Ba Dao terkejut, dia tidak terlalu yakin.     

Tepat di saat ini, Zhao Zhuang dan Lianpo berjalan mendekat.     

Di Chen bertanya dengan penuh hormat, "Jenderal, apa Anda menemukan sesuatu?"     

Lianpo mengelus kumisnya sebelum mengatakan, "Berdasarkan pengamatanku, mereka melarikan diri kemarin siang, dan mereka harusnya pergi ke arah timur." Sesuai dengan yang diharapkan dari seorang jenderal tua, dia benar-benar memiliki pengalaman yang luas.     

"Apa ada kemungkinan bahwa mereka berencana untuk mengecoh kita?" Zhan Lang masih merasa khawatir.     

"Tetap ada kemungkinan seperti itu." Walaupun Lianpo berkata seperti itu, dia masih sangat yakin akan analisa pertamanya. Tapi dalam situasi ini, dia hanya tidak ingin bersikap terlalu terang-terangan.     

Dijawab dengan sikap seperti ini oleh Lianpo, wajah Zhan Lang segera berubah.     

Zhao Zhuang yang berada di samping, memiliki ekspresi yang canggung. Dia terlalu memahami perangai Lianpo.     

"Uhuk!" Di Chen membantu Zhan Lang keluar dari kondisi canggung ini dan menatap Ba Dao, "Apa ada sesuatu yang khusus tentang Provinsi Gushan?"     

Peran Ba Dao saat ini hanyalah untuk menjawab dengan baik. "Provinsi Gushan merupakan provinsi yang dipimpin oleh Suku Barbar Gunung, ras mereka berdiam di sana." Nampaknya, Ba Dao telah melakukan banyak penelitian mengenai Shanhai.     

"Oh ya!" Ba Dao tiba-tiba menampar kepalanya dan berseru, "Selain dari Unit Pertahanan Kota, mereka juga memiliki resimen tempur, mungkin untuk bertahan dari serangan para hewan buas yang berasal dari Seratus Ribu Gunung!"     

Di Chen dan Zhan Lang saling bertukar pandang, mereka telah mengambil keputusan.     

Nampaknya, Divisi 3 kemungkinan besar pergi menuju Provinsi Gushan.     

Di Chen, menatap ke sekitar dan berusaha menaikkan moral pasukannya, dia lalu mengatakan dengan lantang, "Musuh baru saja mundur dan mungkin ada di dekat kita. Bahkan jika mereka tiba di Provinsi Gushan, mereka tidak akan mampu mempersiapkan diri untuk bertempur. Sebuah provinsi kecil seperti itu tidak akan mampu bertahan dari serangan pasukan besar milik kita ini."     

"Benar sekali. Mundurnya musuh berarti mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk menghadapi kita, mereka hanyalah pengecut." Zhan Lang lalu maju dan melanjutkan dengan suaranya yang lantang, "Sekarang kita akan bergerak menuju Provinsi Gushan!!"     

"Maju menuju Provinsi Gushan dan hancurkan Divisi 3!" Teriak Wandering Magic.     

"Maju menuju Provinsi Gushan dan hancurkan Divisi 3!"     

Raungan yang memekakkan telinga ini bergema ke seluruh rimba belantara.     

Dalam sesaat, moral dari pasukan aliansi meningkat pesat, mereka lalu mengatur ulang formasi pasukan mereka dan bergerak menuju Provinsi Gushan.     

Divisi 3 bergerak selama sehari semalam dan akhirnya berhasil mencapai Provinsi Gushan pagi-pagi sekali. Saat mereka sampai, bertepatan juga dengan saat Markas Timur tengah diserang pasukan aliansi.     

Hakim Daerah Provinsi Gushan Lei Fan telah menerima berita ini dan secara langsung menyambut mereka.     

Anggota inti dari Divisi 3 dan Provinsi Gushan berkumpul di Aula Pertemuan Puri Provinsi.     

Selain dari para Jenderal, Kolonel Resimen Independen, Mayor Unit Pertahanan Kota, dan juga Lei Fan bergabung dalam rapat ini.     

Ini merupakan situasi darurat, jadi setelah Er'Lai menjelaskan garis besar situasi mereka, kondisi siaga 1 diumumkan kepada seluruh Provinsi Gushan.     

"Berdasarkan aturan masa perang, sebagai Jenderal Utama dari Markas Timur, maka komando tertinggi di region timur berada di tanganku, sekarang dengarkanlah perintahku. Independen Resimen dan Unit Pertahanan Kota dari Provinsi Gushan sekarang berada di bawah kendali Divisi 3."     

"Siap Mayor Jenderal!" Kedua jenderal pasukan itu maju untuk menerima perintah.     

"Er'Lai menganggukkan kepalanya, lalu dia melihat ke arah Lei Fan dan mengatakan, "Hakim Daerah Lei, saat ini merupakan kondisi siaga 1 sehingga seluruh penduduk sipil harus mengikuti aturan militer tidak peduli umur ataupun jenis kelamin mereka."     

"Tidak masalah!"     

Di awal Pertempuran Lianzhou ini, berbagai Provinsi telah menerima peringatan tingkat 1 dari Puri Marquis Lianzhou. Lei Fan cukup cerdas dan telah mulai mempersiapkan logistik perang.     

"Yang terpenting adalah kita juga harus mengumumkan bahwa kita akan membuka perekrutan, kita akan merekrut semua pemuda ke dalam pasukan cadangan agar mereka dapat membantu kita untuk mempertahankan provinsi ini."     

"Jenderal tidak perlu khawatir. Semua orang di provinsi ini memiliki tujuan yang sama!" Lei Fan sangat percaya diri.     

"Bagus, waktu merupakan yang terpenting dalam hal ini, ayo kita segera bersiap!"     

"Baik!"     

Setelah rapat ini selesai, pemerintah provinsi mulai menjadi sibuk.     

Dengan semakin banyak persiapan yang sudah diselesaikan sekarang, mereka akan mampu kehilangan lebih sedikit darah nantinya.     

Para Suku Barbar Gunung pada dasarnya memang haus darah, dan begitu pengumuman perekrutan diumumkan, ratusan bahkan ribuan pemuda Suku Barbar Gunung mendaftar untuk bergabung.     

Divisi 3 merupakan divisi yang sepenuhnya terbentuk dari pejuang Suku Barbar Gunung. Perlengkapan elit mereka, upah yang besar, serta status yang tinggi membuat mereka dikagumi oleh para pemuda Suku Barbar Gunung.     

Mendapatkan kesempatan bergabung dalam pasukan, tentu saja, para pemuda ini bersemangat untuk bergabung.     

Seluruh Provinsi Gushan mendadak menjadi sangat hidup.     

Kota Shanhai.     

Setelah Chun Shenjun dan Xiongba memimpin 20 ribu prajurit mereka dan bergerak menuju Kota Shanhai, mereka mendirikan kemah di barat.     

Ketika bala bantuan tiba, Daiqin telah sempat berdiskusi dengan Chun Shenjun.     

Hasilnya adalah kedua belah pihak berpisah dengan kondisi yang tidak senang.     

Hal yang membuat keduanya terpecah adalah mengenai kota mana yang harus dijatuhkan terlebih dahulu.     

Daiqin ingin menyerang Kota Persahabatan, alasannya adalah karena tempat ini hanya membutuhkan sedikit dorongan lagi sebelum akhirnya dapat direbut oleh serangan hebat dari pasukan aliansi Suku Nomaden.     

Chun Shenjun tidak setuju, karena dia hanya memiliki satu tujuan – Region Kota Shanhai.     

Sedangkan untuk Kota Qiushui, keduanya telah membiarkannya begitu saja.     

Walau mereka tahu bahwa di tembok Kota Qiushui tergantung bendera pasukan Divisi 2, mereka juga tahu bahwa Divisi 2 merupakan divisi yang murni terdiri dari kavaleri dan mereka tidak ahli dalam mempertahankan kota.     

Pertama, mereka sama sekali belum menyerang Kota Qiushui, dan kedua, nilai tempat ini tidak terlalu tinggi.     

Berbeda dari Daiqin, ambisi Aliansi Yanhuang adalah untuk mengambil alih Kota Shanhai. Untuk memenuhi ambisi ini, mereka harus menghancurkan batu prasasti yang ada di Puri Marquis Lianzhou.     

Karena itu, Chun Shenjun tidak ingin membuang pasukannya untuk menyerang Kota Persahabatan. Dia ingin membujuk Daiqin untuk menyerang Kota Shanhai bersamanya.     

Walaupun dalam operasi ini dapat dibilang bahwa semua anggota Aliansi Yanhuang ikut andil di dalamnya dan ini merupakan operasi hasil kerja sama mereka semua, ini tetap tidak menghentikan Chun Shenjun dari bertindak egois.     

Berdasarkan pemikiran Chun Shenjun, jika dia bisa merebut Kota Shanhai bersama dengan aliansi Suku Nomaden sebelum Di Chen dan Zhan Lang tiba, maka ini akan sangat hebat.     

Jika seperti ini, baik dalam Aliansi Yanhuang ataupun dalam Region Cina secara keseluruhan, dia akan menjadi bintang yang paling terang.     

Dengan pemikiran egois ini, Chun Shenjun terus berusaha membujuk Daiqin. Untuk membujuknya, Chun Shenjun bahkan membuat banyak janji yang perlahan mulai menggoda Daiqin.     

Keduanya masing-masing membuat perhitungan yang berbeda, tapi mereka tidak tahu bahwa Kota Qiushui saat ini merupakan kota kosong.     

End Notes:     

Taktik istana kosong adalah salah satu taktik dari buku teori kemiliteran Tiga Puluh Enam Taktik. Bagi pihak yang bertahan, apabila kota yang dipertahankannya berada dalam kondisi kosong, maka pertahankan kekosongan itu agar pihak lawan menjadi lebih bingung. Dalam keadaan tidak mampu mempertahankan kota, maka pihak yang bertahan akan dengan sengaja menunjukan kekosongan kotanya yang akan akan membuat musuh menjadi lebih ragu-ragu lagi, sehingga musuh tidak akan berani melangkah maju dengan gegabah. Kota yang kosong ini seakan-akan memperlihatkan perangkap telah terpasang dimana-mana dan musuh akan mundur tanpa berani menyerbu.     

Dalam sejarah penerapannya, Zhuge Liang berhasil memukul mundur 150.000 tentara Sima Yi dengan menerapkan taktik istana kosong     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.