Dunia Online

Menghadapi Kematian dengan Gagah Berani



Menghadapi Kematian dengan Gagah Berani

0Walaupun dirinya telah cukup yakin, Bayan memutuskan untuk menunda masalah ini untuk satu hari lagi.     

Penyerbuan di hari kedua bahkan berjalan jauh lebih sengit, dengan kedua belah pihak mengerahkan seluruh kekuatan mereka. Bayan tidak memedulikan jumlah korban yang jatuh, dan terus mengerahkan semua prajurit taklukan untuk menggunakan para tumbal ini hingga semaksimal mungkin.     

Kubu Song Selatan juga memperlakukan pertempuran ini dengan sangat serius dan mengerahkan serangan balasan dengan gigih.     

Saat malam tiba, di dalam area sekeliling Kota Lin'an, darah mengalir seperti sungai dan mayat bertebaran di semua tempat, yang membuat orang-orang merasa ketakutan. Hari ini Kubu Song Selatan harus membayar dengan 30 ribu prajurit. Mereka bukan hanya berhasil menghancurkan semua benteng batu, tapi mereka juga telah menyapu habis para prajurit taklukan musuh.     

Seekor 'kucing sakit' yang bertarung habis-habisan benar-benar berbahaya.     

Walaupun tujuan Bayan adalah membersihkan para prajurit taklukan, melihat mereka semua tewas membuat Bayan sangat terkejut. Kekuatan dari pasukan pemain benar-benar membuat Bayan tercengang.     

Malam itu, Zhang Hongfan menerima surat kedua dari Zhang Shijie.     

Isinya sederhana, dan hanya ada satu kalimat, "Karena pasukanmu tidak menerima penyerahan diri kami, kami hanya bisa bertempur habis-habisan dan mati bersama Kota Lin'an. Sampai jumpa di medan tempur!"     

Sepertinya Zhang Shijie benar-benar telah membuang keinginannya untuk menyerah.     

Ketika Bayan melihat hal tersebut, dia mengambil keputusan. Sambil tersenyum dia berkata kepada Zhang Hongfan, "Sekarang kita bisa berdiskusi dengan mereka."     

Keesokan paginya, Kubilai Khan mengirim jawabannya kepada Bayan untuk memberinya kekuasaan dalam perundingan dengan pihak Song Selatan dan juga pengambilan keputusan. Sebagai hasilnya, Bayan tidak perlu lagi meminta petunjuk dari Kubilai Khan dan bisa langsung mengambil keputusan.     

Zhang Hongfan mengangguk.     

"Ingat, perintahkan Song Selatan mengirim seorang pejabat yang berkuasa untuk berdiskusi. Paling banyak, mereka hanya bisa mengirimkan 200 orang keluar," Bayan tetap sangat berhati-hati.     

"Mengerti!"     

...     

Hari ke-16 Battle Map.     

Api perang masih berkobar pada hari ini, dan pertempuran yang terjadi berjalan sangat sengit.     

Setelah menjawab surat Zhang Shijie, Bayan tidak berhenti bertempur untuk tetap menjaga kerahasiaan masalah itu. Dia hanya setuju untuk mendiskusikan masalah penyerahan Song Selatan di perbatasan selatan ketika malam tiba.     

Pagi, di sebuah wisma yang sunyi di sebelah barat kota.     

Mirip dengan Bayan, demi merahasiakan masalah tersebut, anggota Dewan Agung memilih tempat ini untuk mengadakan rapat.     

Sebelum rapat dimulai, suasana di dalam ruangan benar-benar sangat serius. Karena penyerahan diri mereka hanyalah pura-pura, berdasarkan permintaan Bayan, ketika seseorang dikirim untuk berdiskusi, maka orang tersebut akan berisiko kehilangan nyawa mereka.     

Pejabat penting yang ada di dalam pikiran Bayan pastilah hanya Lu Xiufu, Zhang Shijie, dan Wen Tianxiang. Melihat bahwa Wen Tianxiang sekarang telah dikesampingkan, maka hanya tersisa dua orang lagi.     

"Aku yang akan pergi!" Kata Zhang Shijie, "Aku yang menulis surat, jadi tentu saja aku yang harusnya pergi untuk bernegosiasi."     

Lu Xiufu menggeleng dengan tegas, "Kemiliteran bergantung pada dirimu, lebih baik jika aku yang pergi."     

Zhang Shijie ingin mengatakan sesuatu, tapi Lu Xiufu tidak memberinya kesempatan dan kembali mengatakan, "Negosiasi selalu dilakukan oleh pejabat sipil, sehingga ini merupakan tugasku."     

Tidak peduli bagaimanapun kemampuan mereka yang sebenarnya, cara mereka bertindak patut untuk dihormati.     

Lu Xiufu terlihat sangat tenang, dan dia tersenyum sambil mengatakan, "Untuk dapat melakukan sesuatu bagi Istana Kekaisaran di akhir hayatku, aku dapat mati tanpa penyesalan."     

Kerelaan Lu Xiufu untuk mengorbankan nyawanya membuat Ouyang Shuo sangat terharu. Dia dapat membayangkan apa yang sedang dipikirkan oleh Lu Xiufu ketika dia membawa sang Kaisar muda dan melompat ke laut di dalam sejarah.     

Xiong Ba melirik ke arah Ouyang Shuo, dan untuk pertama kalinya, dia mengakui tindakan orang ini.     

Melihat bahwa tekad Lu Xiufu telah bulat, semua orang menenangkan perasaan mereka dan mulai mengkonfirmasi detail-detail dari rencana operasi pembunuhan pemimpin.     

Ouyang Shuo awalnya berencana mengerahkan 200 Pasukan Pengawal Dewa Tempur untuk melindungi Lu Xiufu. Namun, setelah mempertimbangkannya lagi, mereka benar-benar terlalu menyolok, dan hal ini mungkin akan merusak rencana.     

Baik Lu Xiufu dapat lolos atau tidak akan bergantung kepada kehendak langit.     

…     

Malam tiba dengan cepat.     

Matahari yang berwarna jingga menggantung di cakrawala, dan warna yang segar perlahan menjadi semakin ringan. Sekawanan elang terus terbang berputar-putar di atas langit, sambil mengeluarkan pekikan yang menusuk telinga, yang membuat orang-orang merasa terganggu.     

Begitu perintah militer diberikan, pasukan Mongol mundur seperti banjir yang surut, menyisakan puluhan ribu mayat dan sebuah medan tempur yang hancur dan kotor.     

Tiba-tiba, gerbang samping di sebelah selatan kota terbuka dari dalam.     

Menteri Song Selatan, Lu Xiufu, keluar diam-diam dari dalam kota dengan ditemani 200 Pasukan Pengawal Song Selatan. Setelah menempuh perjalanan singkat, sekelompok kavaleri Mongol datang menghampiri mereka. Setelah memastikan identitas Lu Xiufu dan pasukannya, mereka membawa Lu Xiufu ke depan.     

Bayan dan pasukannya telah menunggu di sebuah lapangan di perbatasan selatan.      

Melihat pihak Song Selatan telah mengikuti kesepakatan mereka dan hanya mengirim 200 pengawal, Bayan tersenyum. Jika dia dapat membujuk Song Selatan untuk menyerah, maka dia akan mendapatkan jasa yang besar.     

Setelah kedua belah pihak saling menyapa, mereka secara resmi mulai membahas soal negosiasi.     

Semua terlihat berjalan dengan normal, tapi yang tidak diketahui oleh pihak Mongol adalah bahwa Kota Lin'an yang sekarang sangat jauh berbeda.     

Berdasarkan rencana Kubu Song Selatan, di sisi barat, Lianpo telah membawa 50 ribu kavaleri elit dan berkumpul di ketiga gerbang sisi barat Kota Lin'an. Di sisi timur, Zhao Zhuang membawa 50 ribu kavaleri elit dan melakukan hal yang sama.     

Berikutnya adalah sisi utara.     

Er'Lai telah membawa 30 ribu kavaleri elit Korps Pengawal, bersama dengan 30 ribu kavaleri elit milik Feng Qiuhuang dan diam-diam berkumpul di sisi selatan.     

Di sisi selatan, Zhang Shijie membawa satu-satunya kavaleri Song Selatan yang berjumlah 20 ribu prajurit dan sudah siap untuk bergerak.     

Demi operasi pembunuhan pemimpin ini, Kubu Song Selatan akan mengerahkan 180 ribu prajurit, yang kurang lebih merupakan jumlah total dari kavaleri yang ada di dalam Kota Lin'an. Mereka harus menang dan berhasil melaksanakan serangan diam-diam ini.     

Operasi militer sebesar ini tentu membuat para mata-mata Mongol yang bersembunyi di dalam kota menjadi bersiaga. Tapi apa daya, seluruh kota berada dalam kondisi siaga penuh, sehingga mereka tidak bisa mengirimkan informasi tersebut keluar dari kota.     

Pukul 5.30 senja hari.     

Begitu waktu ini tiba, bagai sebuah tembakan senapan, ketiga gerbang kota di sisi timur, barat dan selatan terbuka di waktu yang bersamaan. Ke-180 ribu kavaleri elit menerjang keluar dari tiga arah yang berbeda.     

Derap kaki kuda menimbulkan suara gemuruh dan debu pun mulai berterbangan di udara.     

Sang langit juga ada di pihak mereka karena sinar mentari senja sedang memancarkan cahaya berwarna merah yang menyilaukan.     

Di sebelah selatan, Er'Lai yang mengendarai hewan roh miliknya, Luosha, memimpin kavaleri Korps Pengawal, dia bergerak di bagian depan pasukan tersebut. Setelah keluar dari gerbang kota, dia bergerak tanpa ragu dan langsung bergerak ke arah lokasi negosiasi.     

Zhang Shijie mengikuti di belakang pasukan Er'Lai, dan membentuk sebuah formasi kipas sambil terus membuntuti pasukan perintis.     

Pasukan kavaleri di sisi timur dan barat membentuk lengkungan besar dan bergerak menuju sisi selatan setelah mereka menyerbu keluar dari dalam kota. Seperti dua lengkungan raksasa, mereka membentuk garis setengah lingkaran dan menebarkan jaring raksasa.     

Di gerbang selatan, Wuqi mendapat perintah untuk mengambil alih komando atas ketiga pasukan ini demi menyempurnakan pengepungan tersebut.     

Begitu pengepungan berhasil dibentuk, akan mustahil bagi Bayan untuk meloloskan diri. Strategi serangan cepat jarak jauh dan pengepungan merupakan keahlian pasukan Mongol, tapi sekarang, hal ini malah digunakan untuk melawan mereka.     

…     

Ketika Kavaleri Song Selatan menyerbu keluar, pasukan Mongol yang baru saja mundur dari garis depan tengah beristirahat di dalam tenda mereka dan tengah bersiap untuk makan.     

Melihat kemunculan mendadak dari kavaleri musuh, para prajurit yang sedang mendapat tugas jaga benar-benar merasa terkejut. Dalam pikiran mereka, pasukan Mongol-lah yang selalu menyerang musuh, dan tidak ada kota yang akan berani menyerbu keluar dan balik menyerang ketika pasukan Mongol tengah mengepung mereka.     

Walaupun mereka terkejut, kecepatan reaksi mereka sama sekali tidak melambat.     

Mereka segera mengirim orang untuk mengabari kemah sambil menggerakkan prajurit untuk menyambut kavaleri Song Selatan.     

Namun, hal itu juga tidak ada gunanya.     

Walaupun kavaleri Mongol memang tangguh, hal itu baru nampak setelah mereka berkumpul.     

Karena mereka hanyalah pasukan patroli, di hadapan pasukan kavaleri berjumlah 50 ribu orang, mereka sama sekali tidak bisa membuat masalah. Sebelum kedua pasukan saling mendekat, pasukan patroli telah hancur sepenuhnya, mereka ditembak jatuh dari atas kuda mereka.     

Kedua pasukan kavaleri sama sekali tidak berhenti dan terus bergerak ke selatan. Mereka harus segera menyelesaikan formasi pengepungan.     

Ketika kavaleri Song Selatan sudah bergerak, pasukan Mongol baru saja mengirim pasukan perintis mereka. Melihat gemuruh derap kuda serta kepulan asap debu, mereka sama sekali tidak bisa mengejar musuh.     

Seluruh Kubu Pasukan Mongol berada dalam kondisi panik. Yang paling panik adalah pasukan yang berada di sisi selatan.     

Bayan merupakan orang yang sangat berhati-hati, dan meskipun Lu Xiufu telah bergerak sesuai dengan perjanjian mereka, dia tetap tidak menurunkan kewaspadaannya dan menyiapkan tiga lapis pasukan penjaga di sepanjang perjalanan.     

Tidak lama setelah pasukan Er'Lai keluar dari dalam kota, mereka segera terlihat oleh pasukan penjaga di lapisan pertama, dan sebuah tanda bahaya langsung dibunyikan.     

Ketika Bayan menerima laporan tersebut, dengan wajah yang memburuk, dia berkata kepada Lu Xiufu, "Bagus sekali, karena kalian semua hanya pura-pura menyerah, aku akan mencabut nyawa anjing sepertimu!"     

Sambil berkata begitu, dia menghunus golok lengkung yang ada pinggangnya.     

Lu Xiufu bertingkah seakan dia juga terkejut, "Apa yang terjadi?"     

"Sandiwara, terus saja bersandiwara!"     

Bayan menggertakkan giginya, "Apa kalian benar-benar mengira bahwa kalian bisa menang melawan kami hanya dengan satu serangan diam-diam?"     

Melihat Lu Xiufu benar-benar tidak mengetahui apa yang sedang terjadi, Zhang Hongfan mengatakan, "Tuan Lu, Anda masih bernegosiasi dengan kami, dan mereka malah mengirim pasukan kavaleri. Mereka jelas-jelas tidak memedulikan nyawa Anda."     

Pada saat ini, baik Bayan maupun Zhang Hongfan, sama sekali tidak tahu bahwa Kubu Song Selatan telah mengerahkan seluruh kekuatan yang mereka miliki. Mereka mengira bahwa hanya pasukan perintis Er'Lai yang telah tiba dan tidak menilai mereka terlalu serius.     

Ekspresi Lu Xiufu langsung berubah, "Jenderal, ini semua adalah kesalahpahaman. Mungkin berita penyerahan diri kami telah ketahuan oleh para pemain, dan mereka ingin membalas dendam."     

Bayan dan Zhang Hongfan saling bertukar pandang, karena tidak tahu apakah Xiufu berkata jujur atau tidak. Itu karena prajurit penjaga memang melaporkan bahwa yang menyerbu hanyalah pasukan pemain.     

"Kurung mereka, bersiap untuk bertempur!"     

Bayan benar-benar tegas dalam bertindak dan dia benar-benar cepat dalam mengambil keputusan.     

Perintah telah diberikan, dan Lu Xiufu bersama dengan 200 Pasukan Pengawal-nya, dilumpuhkan oleh Pasukan Pengawal Pribadi milik Bayan. Ketika mereka tengah berbicara, pasukan Er'Lai telah berhasil menerobos dua lapis pasukan penjaga dan tengah bergerak menuju lokasi negosiasi.     

"Bagaimana mereka bisa bergerak begitu cepat?"     

Bayan benar-benar tercengang, dan untuk pertama kalinya, dia merasa gelisah.     

Sejak hari pertama, kedua belah pihak hanya saling bertempur di atas tembok kota. Pasukan pemain sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menunjukkan kekuatan dari kavaleri mereka. Kali ini, mereka benar-benar mengalahkan kavaleri Mongol.     

Sebagai seorang jenderal yang berpengalaman, dari kecepatan serangan sembunyi-sembunyi yang dilakukan oleh musuh, Bayan dapat menerka bahwa kekuatan tempur mereka melebihi kekuatan tempur kavaleri Mongol.     

Kesimpulan ini cukup untuk membuat Bayan terkejut.     

Sejak Genghis Khan berhasil menyatukan seluruh Mongol, kavaleri Mongol telah menyapu wilayah Asia dan Eropa, mereka tidak pernah menemukan lawan yang sebanding. Di dalam hati mereka, kavaleri Mongol merupakan pasukan yang tidak terkalahkan.     

Kemunculan mendadak dari kavaleri sekuat ini jelas membuat Bayan terkejut.     

Zhang Hongfan, yang berdiri di sampingnya, menghampiri Bayan ketika dia melihat sang jenderal utama merasa gelisah. Dengan perlahan dia mengatakan, "Panglima, jumlah pasukan musuh tidak bisa dipastikan. Mereka datang terlalu tiba-tiba, jadi siapa yang tahu apakah ini sebuah siasat atau bukan. Kenapa tidak lebih baik kita mundur dulu dan baru membuat rencana lagi ketika kita mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi sekarang?"     

Zhang Hongfan ingin mengambil pendekatan yang stabil dan aman.     

Ketika Bayan melihat hal tersebut, matanya terguncang. Dia tidak mampu mengambil keputusan dengan cepat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.