Dunia Online

Pura-Pura Menyerah dan Membunuh Pemimpin Musuh



Pura-Pura Menyerah dan Membunuh Pemimpin Musuh

0Ouyang Shuo paham bahwa jika mereka tidak membuat perubahan, air, makanan, tembok kota, dan para prajurit, salah satu dari keempat hal tersebut akan dapat menyebabkan keruntuhan pertahanan mereka mencapai level yang tidak bisa diperbaiki lagi.     

"Kita harus mengambil inisiatif untuk menyerang."     

Guo Ziyi dengan tegas berdiri, "Separuh dari pasukan pemain adalah kavaleri, sehingga menggunakan mereka dalam pertahanan saja sudah menyia-nyiakan bakat mereka dan ini bukanlah keputusan yang cerdas."     

Lianpo merupakan jenderal yang lebih suka bertahan. Ketika dia mendengar kata-kata Guo Ziyi, dia mengerutkan dahinya, "Pasukan musuh berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan pasukan kita. Jika kita menyerang, apa gunanya tindakan itu? Kita hanya akan mempercepat kematian kita. Kenapa kita tidak bertahan saja?"     

"Jika kita menyerang sembarangan, tentu saja itu akan menjadi hal yang tidak berguna. Tapi bagaimana jika kita mengincar pemimpin mereka?"     

"Mengincar pemimpin mereka?" Lianpo nyaris mengulang kalimat ini dengan nada sarkastis.     

Niat membunuh muncul di mata Guo Ziyi sehingga matanya terlihat sangat tajam, "Dengan keadaan kota saat ini, kita tidak memiliki jalan keluar dan hanya akan dikurung oleh musuh. Ketika kota ini berhasil diterobos, kita akan berada di bawah belas kasihan mereka. Sebaliknya, jika kita menggunakan pasukan elit yang kita miliki untuk membunuh jenderal-jenderal seperti Bayan, ini akan membuat pasukan mereka menjadi gelisah dan membuat kita dapat memenangkan pertempuran."     

"Lebih mudah bicara dibanding melaksanakannya."     

Lianpo jelas tidak setuju, "Pasukan musuh melindungi jenderal utama mereka dengan ketat. Jangankan membunuh pemimpin mereka, tapi bahkan untuk mendekatinya saja sudah sangat sulit. Bukan saja kita mungkin akan gagal mencapai tujuan tersebut, tapi jika musuh menggunakan kesempatan itu untuk menerobos ke dalam kota, maka hal tersebut akan menjadi bencana besar. Bertahan merupakan pilihan yang lebih cerdas."     

Sedangkan bagaimana untuk bertahan, Lianpo memiliki beberapa pendapat. Dalam Pertempuran Changping, ketika melawan para prajurit Qin, dirinya yang berhasil bertahan begitu lama telah menjadi sebuah kejayaan dalam sejarah hidup Lianpo.     

Ini juga menunjukkan bahwa dia benar-benar ahli dalam bertahan. Dengan Pertempuran Lin'an sebagai contoh, gerbang barat yang dilindunginya merupakan bagian yang paling kokoh selain tembok kota sebelah utara.      

Di matanya, kekalahan mereka dibandingkan dengan gerbang utara adalah karena perbedaan kekuatan para prajurit dan bukan karena keahliannya berada di bawah Guo Ziyi.     

Kedua jenderal itu terus berdebat. Mereka berdua memiliki teori mereka masing-masing.     

Ketika Ouyang Shuo melihat perdebatan itu, dia tiba-tiba menatap Zhang Shijie, "Kalau aku tidak salah ingat, Jenderal Zhang memiliki hubungan dengan ayah dari Zhang Hongfan, Zhang Rou, benar bukan?"     

Ketika Zhang Shijie mendengar pertanyaan itu, dia mengira bahwa Ouyang Shuo menduganya bekerja sama dengan musuh, dan wajahnya langsung memburuk, "Apa maksud pertanyaan dari Raja Xia? Aku memang pernah bekerja sebagai bawahan Zhang Rou ketika aku masih muda tapi hal itu sudah lama sekali berlalu."     

Ouyang Shuo tersenyum, "Jenderal salah paham. Aku tidak meragukan Anda, aku hanya ingin meminta sesuatu."     

Pada Pertempuran Yashan yang terjadi di dalam sejarah, Zhang Hongfan berusaha menggunakan Wen Tianxiang untuk membujuk Zhang Shijie agar menyerah namun gagal. Karena itu, untuk apa Ouyang Shuo mencurigai kesetiaan Zhang Shijie terhadap Song Selatan?     

Ekspresi Zhang Shijie melunak. Dia menyadari bahwa reaksinya terlalu berlebihan, sehingga dia mengatakan, "Apa pun perintah yang Raja Xia miliki, katakan saja. Jika aku bisa melakukannya, maka aku akan melakukannya!"     

Semenjak Ouyang Shuo dianugerahi gelar Raja Xia, dia memiliki pengaruh yang besar di dalam Dewan Agung.     

Ouyang Shuo mengangguk dan mengatakan, "Walaupun operasi yang disarankan Jenderal Guo memang sulit, hanya itulah satu-satunya jalan bagi kita. Yang kita perlu lakukan sekarang adalah dengan membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin."     

Semua orang mengangguk dan menyetujui analisa ini.     

"Seperti kata Jenderal Lianpo, jenderal utama musuh, baik itu Bayan maupun Zhang Hongfan, berada di tengah formasi musuh dan sulit untuk didekati. Jika kita memiliki jalan untuk menarik mereka keluar, hal tersebut akan membuat rencana ini menjadi dua kali lebih efektif."     

Menggunakan kesempatan ini, Ouyang Shuo menenangkan suasana di antara Lianpo dan Guo Ziyi. Dia tidak ingin mereka berdua menjadi bermusuhan bahkan sebelum pertempuran dimulai.     

Dan dalam hal ini, Ouyang Shuo berhasil menangani masalah tersebut dengan sangat baik.     

Ketika Lianpo mendengar hal tersebut, wajahnya menjadi sedikit santai. Walaupun dia merupakan jenderal bawahan Di Chen, setelah begitu lama bertempur melawan Xia Raya dan tidak pernah satu kali pun menang melawan mereka telah membuatnya merasa sangat takut akan sosok Raja Shenwu.     

Mungkin di dalam hati Lianpo, dia memiliki rasa hormat terhadap Ouyang Shuo.     

Zhang Shijie juga merasa terkejut. Dia kurang lebih telah memahami pemikiran Ouyang Shuo, tapi dia masih kurang yakin, "Maksud Raja Xia?"     

Ouyang Shuo tersenyum, "Sederhana saja, mohon jenderal menulis surat kepada Zhang Hongfan dan mengatakan bahwa jenderal bersedia membawa Pasukan Song untuk menyerah dan mintalah mereka agar datang menemui Anda untuk berdiskusi."     

Ouyang Shuo ternyata berencana berpura-pura menyerah.     

"Apa mereka akan mempercayai kita?" Tanya Zhang Shijie.     

"Itu tergantung pada isi surat yang ditulis oleh jenderal."     

Cara yang berbeda tentu akan memiliki pengaruh yang berbeda. Karena itulah, menulis surat yang akan dipercaya oleh Zhang Hongfan tentu akan menjadi hal yang sulit bagi Zhang Shijie.     

Untungnya, pada saat itu, Lu Xiufu mengambil inisiatif untuk berbicara kepada Zhang Shijie, "Jika Shijie tidak keberatan, setelah surat itu selesai, bisakah aku membantumu untuk menambahkan beberapa hal."     

Jelas terlihat bahwa Lu Xiufu menyetujui rencana ini.     

"Itu bagus sekali!" Zhang Shijie mengangguk setuju. Tentu saja, dia akan merasa gembira jika rencana ini berhasil.     

Pura-pura menyerah kepada Zhang Hongfan hanyalah bagian pertama dari rencana ini. Untuk membuat keseluruhan rencana ini berjalan dengan sempurna, mereka perlu melakukan pertimbangan mendalam dan perencanaan yang matang.     

Detail strategi ini akan menentukan keberhasilan atau kegagalan.     

Begitu tujuan telah ditentukan, maka akan mudah untuk mengurus semua detailnya. Dengan diskusi yang dilakukan oleh mereka semua ditambah dengan ide-ide yang diberikan oleh Jia Xu, mereka akhirnya berhasil membuat sebuah rencana yang pasti.     

"Sekarang, waktunya melihat bagaimana Zhang Hongfan akan bereaksi."     

Ouyang Shuo menatap ke arah barak. Matanya menyipit saat dia tersenyum, yang memerlihatkan sedikit hawa dingin.     

…     

Malam itu, Zhang Hongfan menerima surat penyerahan diri dari Zhang Shijie.     

Di dalam surat itu, Zhang Shijie menulis, "Sejak pasukan pemain memasuki kota, mereka telah mengambil alih serta menekan sang Kaisar yang masih mudan dan tidak berdaya, mereka juga membuat keputusan seenaknya di dalam kota. Jika hal ini terus berlanjut, kekaisaran ini tidak akan lagi menjadi kekaisaran kami. Pasukanmu sedang menyerang dan akan segera berhasil menerobos. Akhir-akhir ini, tanpa daya kami bertekad untuk mempertaruhkan semuanya."     

"Jika kau berjanji untuk menyisakan garis darah keturunan Kaisar dan memastikan bahwa kami semua dapat meloloskan diri, kami akan bersedia untuk keluar dari kota dan menyerah. Sedangkan untuk penjelasan yang lebih mendetail, jenderal, mohon Anda maju ke depan formasi pasukan untuk berdiskusi lebih jauh."     

Ketika Zhang Hongfan membaca surat ini, dia merasa terkejut dan gembira.     

Dia tidak berani mengambil keputusan seorang diri, sehingga dia membawa surat itu untuk menemui Bayan.     

Di dalam tenda tengah.      

Ketika Bayan membaca surat tersebut, ekspresinya tidak berubah ketika dia mengangkat kepalanya dan menatap Zhang Hongfan, "Apa pendapatmu? Apa ada siasat di sini?" Bayan tidak mempercayai Suku Han Cina.      

Di mata Suku Han Cina, Bangsa Mongol adalah orang-orang barbar dan kasar, tapi di mata mereka, Suku Han Cina adalah orang-orang yang licik. Kedua belah pihak memiliki perbedaan kebudayaan.     

Zhang Hongfan bukanlah bocah berumur tiga tahun, jadi dia tentu tidak akan terjebak. Sebagai hasilnya, dengan hati-hati dia mengatakan, "Surat ini sebenarnya mencurigakan. Kita perlu memeriksa dengan lebih mendetail sebelum kita mengambil kesimpulan."     

"Itu benar." Bayan juga berpikir seperti itu.     

"Kalau begitu bagaimana dengan penyerbuan besok?" Tanya Zhang Hongfan dengan hati-hati.     

"Kita lanjutkan seperti biasa."     

Bayan tidak berniat memberi ampun, "Karena mereka ingin menyerah, kita harus menghajar mereka dengan keras agar mereka sadar bahwa satu-satunya jalan bagi mereka adalah menyerah."     

"Aku mengerti!"     

Jawab Zhang Hongfan sambil mengangguk. Karena ini sudah larut malam, dia segera pamit mundur.     

Bayan tidak langsung pergi tidur.     

Setelah berpikir lebih dalam, Bayan memutuskan untuk mencatat semua kejadian hari ini secara mendetail dalam sebuah surat. Bersama surat tersebut, dia memerintahkan seseorang untuk mengirimkan surat ini kepada sang Kaisar agar dibaca olehnya. Dia akan menunggu perintah lebih jauh.     

Bahkan jika Song Selatan ingin menyerah, pembantaian kota ini bukan berada di tangan Bayan.     

…     

Keesokan harinya, pasukan pertahanan belum mendapat jawaban dari Zhang Hongfan. Namun, serangan pasukan Mongol menjadi lebih intens, dan mereka bahkan mengirim infanteri untuk pertama kalinya.     

Perang ini menjadi semakin sengit dengan jumlah korban yang sangat banyak.     

Dalam sehari, di pihak Lin'an ada 20 ribu orang yang telah tewas. Jika hal ini terus berlanjut, semangat mereka mungkin sudah hancur bahkan sebelum mereka kehabisan makanan.     

Sebaliknya, pasukan Mongol tidak mengirimkan banyak pasukan utama mereka. Mereka kebanyakan menggunakan para prajurit taklukan.     

Pasukan yang disebut-sebut berjumlah satu juta orang ini mengacu pada Pasukan Utama Mongol dan tidak termasuk para prajurit taklukan dan pasukan pendukung. Jika tidak, Bayan tidak akan merasa begitu percaya diri.     

Pada pukul 7 malam, Dewan Agung mengadakan rapat.     

Zhang Shijie merasa kurang percaya diri, "Apa Pasukan Mongol telah membaca tipuan kita?"     

"Pasukan Mongol bergerak sesuai dengan perkiraan kita, Mereka tidak mungkin akan langsung memercayainya."     

Demi membuat penyerahan diri mereka menjadi lebih meyakinkan, Ouyang Shuo telah membuat rencana lain.      

Pertama, Ouyang Shuo memerintahkan Pasukan Pengawal Dewa Tempur untuk mengambil alih posisi pengawal istana.     

Ouyang Shuo bahkan membawa Pasukan Pengawal Raja dan dengan berani menerobos ke dalam istana.     

Kedua, Wen Tianxiang akan dicabut dari jabatannya sekarang dan diangkat sebagai asisten menteri kemiliteran, yang merupakan sebuah jabatan tidak berguna. Wen Tianxiang terkenal sebagai orang yang keras kepala. Mencabut dirinya sama saja dengan menyerah kepada Bangsa Mongol.     

Ketiga, mengurangi serangan balasan di gerbang selatan.     

Zhang Shijie menyebutkan di dalam suratnya bahwa mereka tidak bisa mengendalikan para pemain, yang menjadi alasan kenapa mereka hanya bisa memastikan bahwa mereka akan membuka gerbang selatan untuk membiarkan pasukan Mongol masuk.      

Setelah mencabut Wen Tianxiang dari posisinya sebagai wakil jenderal gerbang selatan, Zhang Shijie menggunakan ke-100 ribu prajuritnya untuk melakukan sebuah 'pembersihan internal'. Banyak jenderal yang dekat dengan Wen Tianxiang mulai diinvestigasi.     

Semua ini dilakukan secara terbuka agar pasukan Mongol dapat melihatnya.     

Ouyang Shuo berkata dengan penuh percaya diri, "Semua akan berubah menjadi lebih baik paling lambat besok lusa."     

Lin'an bukanlah kota yang lemah. Karena itu, bahkan jika pasukan Mongol ingin merebut Lin'an secara paksa, harga yang harus mereka bayar bukanlah hal yang bisa mereka terima.     

Jika ada jalan pintas, Bayan mungkin akan mengambilnya.      

"Bertahan saja untuk dua hari lagi." Lu Xiufu akhirnya berhasil mencapai kesimpulan ini. Karena rapat tersebut merupakan rapat terjadwal, setelah rapat selesai, semua orang kemudian berpisah.     

…     

Barak, tenda tengah.     

Ketika malam tiba, seluruh barak menjadi gelap gulita. Hanya obor-obor yang tersebar yang memberikan sedikit sinar. Beberapa bintang di angkasa juga membantu menerangi saat mereka berkerlap kerlip di atas angkasa.     

Saat angin malam bertiup, api mulai berkerlip-kerlip seakan mereka bisa padam kapan saja. Ini seakan kegelapan tanpa akhir akan segera menelan mereka semua.     

Pasukan Mongol sangat disiplin, dan memasuki malam hari, seluruh barak benar-benar menjadi sunyi senyap.     

Tenda tengah menyala dengan terang, dan para prajurit Mongol bersenjata lengkap berjaga di luarnya. Mereka adalah Pasukan Pengawal Pribadi milik Bayan yang terdiri dari prajurit elit dan memiliki kemampuan yang luar biasa.     

Bangsa Mongol tidak memiliki keahlian dalam bidang metalurgi, dan zirah mereka kebanyakan merupakan zirah kulit. Hanya para jenderal yang mengenakan zirah besi. Para Pasukan Pengawal Pribadi ini mampu mengenakan zirah besi karena posisi Bayan yang luar biasa serta besarnya kekayaan yang mereka dapat ketika pasukan Mongol bergerak ke selatan.     

Di tengah tenda terdapat sepiring arang yang terbakar. Percikan api berhamburan ke segala arah. Bayan tengah mengenakan pakaian santai, sambil duduk di belakang meja dan membaca laporan para mata-mata.     

Semua yang terjadi di Lin'an tidak akan luput dari mata Bayan.     

"Bisakah kita memercayai mereka?"     

Bayan untuk pertama kalinya menghadapi sebuah masalah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.