AKU BERBEDA

#Sekolah (Jack)



#Sekolah (Jack)

0--     

Ibuku?     

Tidak mungkin, mengapa wanita itu mirip sekali dengan ibuku. Dia menjerit meminta tolong kepadaku agar aku membebaskannya dari seutas tali yang melilit pergelangan kedua tanganya, yang terikat di sebuah tiang besar yang berdiri tegak tepat di belakangnya.     

Tetapi tiada nama Jack Marshon keluar dari bibirnya.     

Dia tidak mengenalku dan dia bukan ibuku.     

Aku hanya berdiri terdiam melihat wanita yang mirip dengan ibuku itu meronta-ronta hingga tali yang melilitnya berhasil melukai tangan halusnya. Kemudian aku melihat gadis pirang datang mendekatinya, membisikkan sebuah kalimat kepadanya dan tak senggang lama setelah membisikan kalimat, gadis itu meninggalkannya.     

"Tidak jangan pergi, lepaskan aku. Aku ingin menemui anakku, tolong aku rindu dengannya"     

Entah mengapa aku merasa kasihan kepadanya, aku melangkah mundur membuat diriku tertutupi oleh semak lebat yang menyembunyikanku.     

Aku akan menolongnya.     

Tak lama setelah aku bersembunyi, datanglah seseorang laki-laki berpakaian hitam dengan kalung, baju, cincin dan aksesoris serba duri tajam melekat pada bajunya, datang mendekati Wanita itu.     

"Hi Jeane Marshon. Tidak ada gunanya lagi kamu berada di sini, sekarang yang aku butuhkan adalah anakmu seorang Jack Marshon, ha ha ha yang lebih kuat di bandingkan denganmu. Aku akan membuatmu lebih tenang"     

Laki-laki itu kemudian mengarahkan tanganya menuju wanita yang sekarang aku ketahui identitasnya. Iya dia Ibuku. Tak lama kemudian Keluar asap hitam tebal dari telapak tangannya dan menyelimuti sekujur tubuh ibuku. Ibuku menjerit kesakitan hingga akhirnya asap itu menghilang dan hanya Tulang belulang saja yang tersisa.     

"TIDAKKKKKK!!!!"     

Aku keluar dari tempat persembunyianku dan menyerang laki-laki itu. Tetapi anak panah berhasil menghujami ku dan mengenai dadaku, membuat ku terjatuh di tanah dengan sangat keras     

---     

"Awwwwww"     

Kumenyipitkan mata karena silauan cahaya mencoba masuk kemataku dengan paksa. Kumelihat keliling. Aneh. Semua tempat menjadi berbeda, sekarang aku tengkurap di lantai dinggin berwarna putih, yang dimana sebelumnya aku terjatuh di tanah yang sangat gersang.     

"Ayolah Jack, cepat bangun dari situ kamu tidak butuh sekolahmu?"     

"QL" o Syukurlah aku hanya bermimpi.     

"Ada apa?" QL bertanya padaku dan mendekat ke arahku.     

Aku bangkit dan menggaruk-garuk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal. Agar terlihat nyaman saja.     

"Aku baru saja bermimpi buruk!, tentang ..I .. emm bukan apa-apa aku hanya mimpi buruk saja"     

Aku berjalan menuju kamar mandi meninggalkannya sendiri di kamar. Maaf QL aku belum siap untuk memberi tahu tentang Ibuku. Aku belum siap.     

---     

Setelah berkemas aku berangkat ke sekolah bersama ayah dan juga QL. Aku duduk di depan dengan ayah dan QL duduk di belakang sendirian sambil bermain I-Pad punyaku.     

Perjalanan dari rumah menuju sekolahku tidak memakan waktu lama hanya sepuluh menit saja. Aku melihat ayah sedang menyetir dengan serius.     

Apakah aku harus bertanya?, agar suasana hening ini bisa hilang.     

"Ayah, mengapa ayah tidak menggunakan kekuatan ayah di saat mereka menyerang ayah?"     

Ayah melihatku, kemudian mengalihkan perhatian ke jalan kembali. Ayah hanya diam, tanpa kata.     

Hingga akhirnya ayah pun menjawab setelah tiga menit berlalu.     

"Ayah kehilangan kekuatan ayah, ketika ayah disekap dimarkas mereka atau bangunan tua itu."     

"Hilang!, siapa yang mengambilnya? Dan apakah kekuatan itu bisa kembali lagi?"     

Aku bertanya dengan panik, karena aku takut hal yang sama terjadi denganku jikalau aku tidak berhati-hati.     

"Disaat ayah dibawa ke sana, ayah di tinggalkan di sebuah ruangan yang terkunci dari luar. Ruangan itu mirip seperti ruang tahanan. Di saat ayah mencoba untuk melarikan diri dengan kekuatan ayah, tiba-tiba ada gadis berambut pirang menghampiri ayah dan melarang ayah untuk keluar dari sini. Gadis itu seumuran denganmu, ayah rasa."     

---     

"Tolong anda jangan melarikan diri anda dari sini, karena itu sangat tidak berguna dan bahkan nyawa anda akan terancam. Sebelumnya saya minta maaf karena saya telah lancang melakukan ini"     

---     

"Dia memegang telapak tangan ayah dan kemudian setelah dia melepaskannya ayah sudah tidak memiliki kekuatan itu lagi. Tapi sebelum dia pergi dia berpesan kepada ayah."     

---     

"Maafkan saya. Saya pasti akan kembali bertemu dengan anda dan mengembalikan kekuatan anda, saya hanya tidak mau jikalau anda terluka."     

---     

"Kemudian dia pergi meninggalkan ayah."     

---     

"Dasar gadis tidak tahu diri!, tenang saja ayah aku akan mengambilnya kembali. Pegang kata-kataku!"     

Ayah hanya terdiam tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Hingga akhirnya kami telah sampai di depan gerbang sekolah.     

Aku dan QL turun dari mobil dan melambaikan tangan sebelum ayah pergi meninggalkan aku dan QL. Kami berdua memakai seragam sekolah saat ini, aku melihat dari raut wajah QL dia terlihat begitu antusias untuk menyambut hari pertamanya masuk sekolah.     

Aku dan QL masuk, berjalan melalui lorong setiap kelas dari sekolah ini. Aku mengantarkanya menuju kelasku, ya dia sekarang masuk bersama denganku satu kelas denganku dan berpura-pura menyamakan umur sama layaknya seumuranku.     

Ya itu semua ayah yang mengaturnya agar dia bisa masuk sekolah ini. Seharusnya kalau melihat kebenaran, dia bahkan melompati dua kenaikan kelas sekaligus karena dia sekarang seharusnya berada di kelas dua di Junior High School.     

Di setiap perjalanan aku bersamanya, banyak anak yang memandang dan melihat dengan penasaran ke arah kami berdua. Dari pertama masuk gerbang hingga di depan kelasku sekarang.     

Mungkin mereka kagum!.     

Aku duduk di bangku belakang dan QL, berdiri di sebelah guru paling cerewet yang pernah ku temui, Mom Ramphus.     

Hufft kenapa tidak sekalian Rakus.     

Stop Jack don't Bullying.     

"Oke, murid-murid Mom, yang sangaaaat Mom sayangi. Di pagi hari yang sangattttt indah ini, kita mempunyai dua teman baru!"     

Seisi ruangan penuh seketika dengan sorakkan dan teriakkan histeris.     

Tunggu, "dua teman baru!". Hari ini ada anak lain selain QL yang bersekolah disini.     

Udahlah Jack biasa saja.     

"Ayo sayang masuklah, jangan malu-malu!".     

Mom Ramphus mempersilahkan dia masuk. Dia yang belum diketahui seorang laki-laki atau perempuan.     

Dari kejauhan kumelihat pintu terbuka, dan masukklah dia. Dia perempuan, perempuan berambut pirang, menggunakan tas pink di bahunya.     

Rambut pirang, aku rasa pernah bertemu denganya, tapi dimana. Dimana?.     

Ahh mungkin hanya imajinasiku saja. Lupakan.     

"Oke, silahkan perkenalkan dirimu terlebih dahulu. Ya kamu boys first."     

QL memajukan langkah kedepan menjauhi papan tulis yang berada di belakangnya.     

"Hi semua!, perkenalkan namaku QL!"     

Ruangan yang tadinya ramai menjadi tenang seketika setelah QL menyebutkan namanya. Dan kemendengar dari belakang ada yang menyahut.     

"QL?, hanya itu saja, nama lengkapmu? Kamu bercanda"     

"Ya. Hanya QL. Thank you."     

QL menjawab dengan senyuman.     

Ingin rasanya aku menghantam mulut anak yang barusan menyela QL. Ya anak yang populer dengan kenakalannya.     

"Oke QL, silahkan cari tempat dudukmu."     

QL berjalan menghampiriku, dan duduk di sebelah kananku. Setelah QL duduk, Mom Ramphus melanjutkan untuk memperkenalkan anak perempuan itu.     

"Oke, next Girl"     

"Hi semua!!!, perkenalkan namaku Cloe Turnus, kalian semua bisa memanggilku Cloe. Terimakasih"     

Semua anak bersorak setelah dia memperkenalkan dirinya. Banyak anak yang suka dengannya aku rasa, terlebih para laki-laki banyak yang menyukainya. Ya memang dia sangat cantik.     

Ralat,     

hanya cantik. Hanya cantik garis bawahi.     

Dia berjalan menuju kebelakang dan duduk di kursi sebelah kiriku. Bukan bersama, ada jarak antara kita. Hanya QL yang duduk bersama denganku.     

"Hi, aku Cloe"     

Dengan siapa dia berbicara?     

Aku menoleh, ke kanan dan kiriku. Tidak ada. Matanya tertuju kepadaku, aku menunjuk diriku sendiri dan membalasnya.     

"Emm aku,"     

aku menjawab gugup dan dia menganggukkan kepalanya, tanda bahwa dia bertanya kepadaku tadi.     

"E. Em Aku Jack. Jack Marshon!".     

Duh mengapa jantungku balapan kayak gini. Jack kendalikan dirimu. Deg deg an.     

***     

"Jangan pernah menunda untuk apapun yang akan kamu kerjakan hari ini, karena hari ini tidak akan terulang besok lagi"     

-Ejh-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.