Raja Bucinnya Kanaya

Hukum Manis Untuk Kanaya (21+)



Hukum Manis Untuk Kanaya (21+)

0Karena Al merasa kesal dengan istri tercintanya yang begitu tertarik pada laki-laki lain selain dirinya, menyebabkan Al mengendong Kanaya layaknya kuli panggul beras. Dan tidak hanya itu setelah sampai kamar mereka Al juga beberapa kali menepuk pantat motok Kanya dengan lumayan keras beberapa kali karena gemas.     

"Mas Al....., Sakit tau...," ucap Kanaya dengan kesal.     

Al hanya terlalu gemas dengan istrinya tercinta tersebut yang dengan gampangnya mengabaikan dirinya hanya karena sebuah drama Korea yang dibintangi oleh aktor favoritnya.     

Al tentu saja merasa sangat cemburu, walaupun dalam hati Al juga sebenarnya mengakui jika aktor atau artis idola dari istrinya tersebut memang lumayan tampan dan pandai akting.     

Dengan lebih Al menurunkan Kanaya diatas ranjang tempat tidur mereka. Saat ini Al dan Kanaya telah berada di kamar Kanaya atau saat ini menjadi kamar Al dan juga Kanaya Karena mereka berdua telah menikah.     

"Maaf sayang, tingkah laku tadi membuat ku hampir lepas kontrol. Apakah sakit?" tanya Al pada Kanaya yang terlihat memegangi bokongnya dengan wajah sedih.     

"Iya sakit.....," ucap Kanaya dengan ketus, padahal sebelumnya tidak terlalu sakit hanya saja Kanaya ingin membuat Al kasih padanya lalu melepaskannya sebenarnya, karena tentu saja Kanaya Ingin melanjutkan menonton Drakor dengan Mamanya.     

"Kalau begitu aku akan mengobatinya....," ucap Al dengan serius dan juga saat ini telah menaiki ranjang dan mendekat kearah Kanaya.     

"Tidak perlu khawatir aku baik-baik saja jika mas Al mengizinkan ku kembali ke kamar Mama." ucap Kanaya sambil tersenyum manis sambil tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang putih.     

"Tidak boleh kamu harus tetap disini....," ucap Al yang saat ini telah memeluk erat tubuh mungil istrinya karena takut Kanaya kabur.     

Saat ini sebenarnya Kanaya merasa sedikit sulit bernapas Karena Al memeluk tubuhnya terlalu erat. Bahkan tubuh mungilnya saat ini menempel sempurna dengan tubuh Al tentunya saat ini membuat Kanaya merasa akan sangat bahaya jika terus dalam posisi ini.     

"Mas Al...., aku kesulitan bernapas Karena kamu memelukku terlalu erat." ucap Kanaya dengan pelan.     

Al dengan perlahan mengendur karena pelukannya dan menatap wajahnya dan meta istri tersebut dengan kerinduan dan yang paling Al rinduku adalah bibir manis istrikanya yang terlihat sangat menggoda.     

"Huuf..., huuf..., huuf....!" suara nafas Al yang saat ini memberikan napas buatan untuk istrikanya. tentu saja Al mengingat jika tadi sebelumnya Kanaya mengatakan kesulitan bernapas dan saat ini Al sedang berusaha memberikan pertolongan pertama sambil sesekali mencium dan melumut bibir istrikanya yang manis.     

"Huuf... Mas Al...., apa yang sedang mas lakukan?" ucap Kanaya dengan kesal.     

"Tentu saja Mas baru saja memberikan adek napas buatan, tadi katanya adek kesulitan bernapas." ucap Al dengan polos atau tepatnya berpura-pura polos.     

"Mas cukup melepaskan pelukan Mas dan Tidak perlu Sampai memberikan napas buatan," ucap Kanaya dengan malu.     

Kanaya mempunyai kebiasaan selelu menyembunyikan wajahnya saat malu dan bukan hanya itu Kanya juga kadang mengigit jari atau bibirnya tapi kali ini karena Al memeluknya Kanaya berfikir akan sedikit menjahili suaminya.     

Melihat leher mulus suaminya tersebut yang dekat dengannya membuat Kanaya menyalurkan kekesalan dengan sedikit menggigit kecil disanak dan tentu saja mampu membuat Al menjerit.     

"Aaaw..... dek, apakah kamu sengaja ingin semua orang tau jika aku adalah milik mu..." ucap Al dengan jahil.     

Walaupun gigi kecil Kanaya cukup membuat Al berteriak karena merasa sedikit sakit akibat Gigitan dari Kanaya yang diyakini pasti akan meninggalkan bekas. Tapi hal itu tidak membuat Al berhenti untuk menjahili pujaan hatinya itu.     

"Mas.... Al, menyebalkan. Kenapa tidak menginginkan aku?" ucap Kanaya yang merasa menyesal karena telah membuat tanda di tempat yang tidak tepat, leher Al yang putih mulus terlihat sangat merah karena ulahnya.     

Sebenarnya Al kadang bingung dengan sikap ajaib istrinya, bagaimana mungkin Kanaya menyebut hanya menyebalkan sedangkan yang dari tadi diuji adalah Al.     

"Bagaimana aku bisa mengingatnya mu sayang jika kamu uang tiba-tiba langsung nyosor." ucap Al dengan tampa dosa.     

Walaupun memang sebenarnya Kanaya juga salah karena terlalu kekanak-kanakan dan tidak berfikir jernih sebelum, Kanaya berfikir hanya ingin sedikit memberikan pelajaran pada suaminya tapi jadinya nanti pasti Kanya yang akan merasa Melu jika ada orang yang mengatakan tanda yang baru saja dibuat olehnya.     

Muka polos suaminya yang tampan ini sangat ingin Kanaya tipuk sendal jika saja Kanaya tidak ingat jika menjadi istri yang durhaka akan menyebabkannya mendekam lama di neraka jahanam.     

"Mas Al sangat menyebalkan lepaskan aku...." ucap Kanaya memberontak ingin dilepaskan.     

"Jangan terlalu banyak gerak sayang atau kamu akan membangunkannya. Kamu takkan kamu harus menidurkannya kembali jika dia terbangun." ucap Al dengan lembut sambil tersenyum manis pada Kanaya.     

Sontak saja ucap Al membuat Kanaya terdiam beberapa saat, kali ini Kanaya bahkan ragu bahkan mengerjakan tubuhnya. Al malah semangkin mengeratkan pelukannya pada tubuh Kanaya.     

Walaupun kali ini pelukan Al pada Kanaya sangat erat tapi tentunya Al hal itu tidak sampai membuat Kanaya terluka karena pelukannya.     

Al lebih memilih jika lebih baik dirinya saja yang terluka dibandingkan dengan istrinya, Kanaya sangat berharga bagi Al dan tentunya tidak Al biarkan untuk tergores sedikitpun apalagi sampai terluka.     

Karena melihat sikap istrinya yang tampak anteng dan mengemaskan Al beberapa kali mengecupi bibir istri yang terlihat memerah alami itu, untung saja sebelunya Al telah mengunci kamar mereka sehingga tidak perlu khawatir jika ada yang akan menganggu mereka.     

"cukup mas kamu telah menciumi bibir ku terus dari tadi....," ucap Kanaya dengan kesal karena sikap Al yang menyebalkan.     

"Sekali lagi ya....," ucap Al ingin mencium bibir Kanaya lagi dengan lebih lama tapi Kanaya selelu menghindar dan mempersingkat ciuman mereka.     

"Sekali lagi janji aku mau tidur....," ucap Kanaya yang merasa mengantuk.     

Al hanya mengangguk dan mulai mencium bibir Kanaya lagi tapi bukan cuman sekali melainkan berkali-kali sehingga hampir membuat Kanaya kesal karena ulah Al.     

"Emuaach." Al yang mengecup bibir Kanaya     

"Satu." ucap Kanya mulai menghitung ciuman Al padanya.     

"Emuaach." Al yang kembali mengecup bibir Kanaya dengan penuh penghayatan.     

"Dua." ucap Kanaya.     

"Emuaach.... emuach... emuuuuuuaach..." Al yang mencium Kanya dengan cepat dan penuh penghayatan.     

"Sedang cukup mas, ini sudah lebih dari satu ciuman." ucap Kanaya kesal dan matanya mulai berat karena mengantuk.     

"Emmmmmuach, emuaach, emuach, emuach, emuach." Al yang terus menciumi Kanaya tanpa henti.     

Karena merasa terlalu bisa kali ini Al mencium Kanaya dengan lebut disertai dengan lumutan yang menuntut, saat ini Al mencium Kanaya dengan ciuman panasnya. Bibir Kanaya semangkin seksinya dan manis bagi Al sehingga mampu membuat Al kecanduan dan tidak bisa menghentikan ciuman panas mereka.     

Walaupun Kanaya hanya diam saja, kali ini karena lelah dengan sikap Al yang sulit dikendalikan olehnya atau lebih tepatnya Kanaya juga ikut hanyut dalam ciuman panas Al yang menuntut itu.     

"Mas tidak jijik, bagaimana jika tadi aku lupa sikat Gigi?" tanya Kanaya dengan pertanyaan ajaibnya.     

Disaat momen yang hot dan romantis ini Kanaya malah menanyakan hal yang tentunya hal ini mampu membuat Al menahan senyumnya.     

"Emmmuuuaach." Bagaimana apakah kamu merasa jijik dek saat suami mu mencium mu?" tanya Al balik.     

"Tidak, meskipun agak terasa sedikit aneh tapi aku menyukainya." ucap Kanaya dengan polos.     

"Begitu juga dengan mas, Karena mas sangat mencintai mu dek mas menyukainya dan tidak jijik. Mas juga tidak peduli kamu udah sikat gigi atau belum, yang terpenting mas sangat mencintai dan menyanyi mu istri tercinta." ucap Al dengan tegas namun penuh kelembutan.     

"Mas ini...., tentu saja Kanaya sikat gigi tadi habis makan...." ucap Kanaya terputus karena Al menciumnya kembali dan kali ini ciumannya lebih menuntut dari sebelumnya.     

Kanaya bahkan cukup kewalahan dalam menghadapi ciuman dari suaminya yang semangkin menuntut dan tidak hanya itu saja ini bahkan posisi mereka telah berubah.     

Saat ini Kanaya telah berada di pangkuan Al dan Al terus menciumi Kanaya dengan ciuman panas yang menuntut dan ada sesuatu benda yang bangkit saat Kanaya dan Al berciuman panas.     

"Mas.... itu apaan sih ?" ucap Kanya yang merasa tidak nyaman karena seperti ada benda keras yang seakan berdenyut dekat pantatnya.     

"Itu adalah benda pusaka mas yang telah bangun." ucap Al dengan suara yang agak berat dan serak.     

"Senjata Mas untuk proses membuat pembuatan baby?" ucap Kanya dengan polosnya.     

"Iya sayang kamu sangat pintar, mari kita lanjutkan proses pembuatan baby yang tertunda." ucap Al yang a sudah tidak sanggup lagi menahan diri lebih lama.     

Al telah membaca doa untuk melakukan hubungan suami istri tentunya, karena tidak sabaran lagi menahan gejolak dalam dirinya yang sulit untuk ditangan.     

Tentu Al juga telah memastikan terlebih dahulu jika ternyata istri tersebut telah basah dan Karnaya tidak akan terlalu jika saat ini Al langsung memasukkan benda pusaka nya pada tepat yang benar.     

"Ah....Mas kok buka celana aku sih...?" ucap Kanaya yang merasa heran.     

"Iya kita akan mulai sarang," ucap Al yang saat ini entah sejak kapan telah polos berbada dengan Kanaya yang masih mengunakan baju meskipun tidak mengunakan bawahan.     

"Aakh..... Mas senjata mas Al terlalu besar," ucap Kanaya.     

"Ukurannya masih sama seperti sebelumnya dek, punya adek aja yang terlalu sempit.... aah." ucap Al yang kemudian telah berhasil memasukkan senjatanya pada lubang kenikmatan milik istrinya.     

Al hanya memasukkan senjatanya hanya dengan dua kali hentakan, tentunya karena tidak ingin istri tercintanya terlalu kaget karena senjatanya yang baru kembali memasuki lubang kenikmatan Kanaya lagi dari beberapa hari yang lalu mereka melakukannya.     

Tubuhnya Kanaya yang sangat mungil dan sedikit berisi dan semok membuat Al semangkin bergairah, Lubang kenikmatan milik Kanaya pun masih sama sempitnya seperti pertama kali Al membobolnya.     

"Aakh.... Mas Al.... terlalu dalam." ucap Kanaya, saat suaminya memompa senjatanya terlalu dalam dan mampu membuat Kanaya diambang antara rasa nikmat dan sakit bersama, Tentu saja rasa nikmat lebih dominan dan mampu membuat Kanaya seperti mabuk akan dorongan yang nikmat dari suaminya.     

"Aakh....ah... aku sangat mencintaimu Kanaya.... istri ku....." ucap Al yang kemudian pelepasan bersamaan dengan Kanaya.     

"Mas.... Al... aku juga mencintaimu. Rasanya mungkin rahimku penuh." ucap Kanya dengan polos.     

"Itu bagus bukan kamu ingin kita segera mendapatkan Baby yang lucu Sayang?" tanya Al pada Kanya.     

Kanaya hanya bisa mengangguk, sambil mengatur napas karena Karena merasa sedikit lelah akibat pertempuran panas Mereka. Saat ini Kanaya seakan baru menyadari jika tubuh mereka berduaan telah polos tanpa sehelai benang pun dan saling menyatu.     

"Kalau begitu kita harus berkerja keras agar Baby babi segera jadi dan kemudian kita berdoa pada Allah." ucap Al sambil tersenyum manis karena melihat ekspresi wajah istri yang terlihat memerah karena lalu akibat ucapnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.