Raja Bucinnya Kanaya

Kekasih Halal Ray



Kekasih Halal Ray

0Saat ini Ray masih tidur karena memang masih demam, Walaupun saat ini kondisi Ray lebih baik dari sebelumnya tapi Ray tetap saja masih merasakan kedinginan.     

Lebih tepatnya Ray sangat merasa kedinginan atau saat ini karena Rabia ketika Ray terbangun tidak ada lagi diperlukan Ray. Saat ini Ray terbangun dengan memeluk guling nya, tentu saja Ray merasa sedikit kesal.     

"Mas udah bangun?" ucap Rabia yang baru saja keluar dari kamar mandi.     

Ray berfikir Rabia pergi meninggalkannya tapi ternyata istri cantiknya itu hanya pergi mandi. Ray memang kadang terlalu egois dan mudah sekali terpancing emosi saat sesuatu miliknya yang berharga hilang.     

"Iya....," ucap Ray sedikit serak karena memang baru saja bangun tidur. Ray merasa jika tenggorokannya agak kering saat ini, sehingga membuat Ray berusaha untuk menjangkau gelas yang ada di sampingnya.     

"Mengapa Mas Ray tidak minta ku mengambilkan minum?" tanya Rabia dengan lebut, saat melihat suaminya yang berusaha untuk mengambil segelas air yang ada tidak jauh dari jangkauan suaminya.     

"Aku bisa sendiri," ucapan Ray yang tidak mau terlihat lemah. Lagi pula bagi Ray mengambil segelas air disamping bukan merupakan hal yang sulit meskipun saat ini kepalanya terasa pusing dan badannya lemas.     

"Ting..tuaaar...". Suara gelas jatuh dan pecah.     

"Mas Ray.....," ucap Rabia panik dan mendekat kearah suaminya.     

"Sebaiknya mas kembali istirahat, aku akan segera membereskan ini. Dan aku akan keluar sebentar untuk mengambilkan mas makan malam." ucap Rabia setelah membantu Ray tiduran kembali di ranjang.     

"Tidak nanti tangan mu bisa terluka..., minta pelayan saja yang memberikan kekacauan ini, kamu harus tetap disini dek Rubi." ucap Ray sambil memeluk erat tubuh mungil istrinya tersebut.     

"Baiklah mas...., tapi tolong lepaskan aku dulu, aku mau ganti baju." ucap Rabia dengan malu karena saat ini hanya memakai jubah mandi milik suaminya dengan handuk di kepalanya.     

Sebenarnya Ray tidak rela melepaskan Rabia tetapi karena istrinya tersebut terlihat tidak nyaman dan sangat malu bahkan wajahmu terlihat sangat memerah karena malu, sehingga terpaksa membuat Ray melepaskan lebih sementara.     

Sertinya Rabia lupa membawa baju ganti sehingga menggunakan jubah mandi miliknya yang kebesaran ditubuh dengan cepat setelah Ray melepaskannya Rabia langsung mengambil baju ganti, Rabia kembali lagi masuk kedalam kamar mandi.     

Sebenarnya tingkat Rabia sangat mengemaskan dan sedikit menghibur Ray, sebelum Rabia selesai ganti baju Ray telah meminta pelayan untuk membereskan kekacauan yang dibuat olehnya. Tidak hanya itu Ray juga meminta pelayan untuk membawakan makanan malam untuk mereka berdua.     

Tanpa Ray sadari ternyata dirinya telah berganti pakaian saat ini, lebih tepatnya Ray saat ini mengunakan piama panjang mikymous yang sangatlah lucu, seingat Ray sebelumnya Ray tidak pernah memiliki piama yang terlalu imut ini.     

"Maaf saya hanya ingin mengantarkan makan malam untuk tuhan muda dan Nona muda." ucap salah satu pelayan perempuan tersebut, memang yang mengantarkan makanan ada dua orang pelayan perempuan yang membawa dua kereta dorong untuk mengantarkan makan Rabia.     

"Iya silahkan masuk dan tolong bereskan sedikit kekacauan itu secepatnya." ucap Ray dengan dingin.     

Semua pelayan yang berada dirumah ini memang sangat segan pada Ray, Karena Ray lebih sering bersikap tegas pada mereka. Walaupun pada saat bersamaan dengan keluarganya Ray akan sedikit menunjukan sifat aslinya yang hangat dan jail.     

"Baik tuan." ucap kedua pelan perempuan tersebut.     

Kedua pelayan tersebut kemudian pergi setelah membereskan pecahan gelas dan juga memastikan jika tidak ada beling yang tertinggal, karena jika hal ini terjadi mereka pasti akan segera keluar dari rumah ini dengan yang uang pesangon.     

"Maaf mas Ray jika aku terlalu lama," ucap Rabia yang baru saja keluar kamar mandi mengunakan pakaian berwarna pink bergambar mini mouse.     

Saat ini Ray dapat menebak dari mana baju yang sangat ini dia kenakan datang, tentunya siapa lagi juga bukan istrinya tercinta yang telah menganti bajunya dengan baju imut ini.     

"Tidak apa-apa, sepertinya dek Rubi sangat menyukai mikymous....," ucap Ray pada istrinya.     

Pakaian mereka couple sangat ini hanya saja piama mikymous yang berwarna merah milik Ray adalah serba panjang sedangkan piama milik mini mouse Rabia yang sangat imut itu berwarna pink dengan setelah pendek.     

"Iya aku sengaja membeli baju couple ini karena sangat lucu, walaupun sebelumnya aku tidak tau akan berpasangan dengan siapa, awalnya aku ingin memberikan baju mikymous pada Arakan, tapi karena mas Ray dan aku saat ini telah menikah jadi aku baju piyama mikymous ini untuk mas Ray saja. Mas terlihat sangat tampan saat memakai baju ini." ucap Rabia yang tampak bahagia.     

"Jadi dek Rubi yang telah Menganti pakai ku?" tanya Ray.     

"Iya....," ucap Rabia malu-malu.     

Bukan hanya menganti pakaian Ray tapi sebelumnya Rabia juga membersihkan tubuh suaminya itu dengan air hangat, Rabia tentu sebelanya Rabia sangat malu tapi ini adalah kewajibannya sebagai istri yaitu merawat suaminya yang sedang sakit.     

"Baju ini sangat imut?" ucap Ray.     

"Apakah Mas Ray tidak menyukai piama Couple dari ku?" tanya Rabia dengan wajah sedih.     

"Suka aku suka kok...," ucap Ray sambil tersenyum manis membawa Rabia kedalam pelukannya.     

"Raut wajah mas sepertianya terlihat seperti tidak menyukainya." ucap Rabia.     

"Mas hanya sedikit kaget tadi, sebelumnya Mas tidak pernah memiliki pakaian seimut ini... emuaach." ucap Ray sambil tersenyum manis dan beberapa kali menciumi pipi istri yang sedikit chubby itu karena gemas.     

Rabia hanya bisa tersenyum malu-malu, tingkah Ray sangat mengemaskan. Tapi ternyata tanpa diduga suara perutnya berbunyi menandakan jika saat ini Rabia benar-benar lapar.     

"Kekasih Halal Ray ini..... kelaparan...nampaknya, ayo kita makan malam." ucap Ray.     

"Tapi mas aku belum...," ucap Rabia terputus.     

"Pelayan telah mengantarkan kita makan, dan aku telah meminta mereka membereskan kekacauan yang tadi ku buat. Sekarang ayo kita makan dek Rubi..." ucap Ray.     

Rabia hanya bisa tersenyum manis pada suaminya. Dan mulai menyiapkan makanan untuk mereka berdua, atau lebih tepatnya saat ini Rabia mengambilkan makanan untuk suaminya dengan berbagai macam lauk yang bersedia.     

"Ini Mas," ucap Rabia pada suaminya.     

"Suapin....," ucap Ray yang berubah menjadi manja.     

Tentunya walaupun saat ini sebenarnya Rabia merasa sangat lapar tetapi lebih mendahulukan untuk menyuapi suaminya, kesehatan suaminya tersebut adalah hal yang terpenting sedangkan rasa lapar yang dirasakan lebih saat ini masih bisa ditahannya.     

"Aa...," ucap Rabia yang saat ini sedang menyiapkan Ray.     

"Aaam....enak." ucap Ray.     

"Dek juga makan dong," ucap Ray yang baru selesai mengunyah dan menelan makanannya.     

"Tapi mas belum selesai makan...," ucap Rabia.     

"Apakah dek Rubi gak mau makan dari sendok yang sama dengan mas?" tanya Ray.     

"Tidak Mas bukan begitu....," ucap Rabia. Saat Rabia hanya tidak ingin Ray makan sedikit karena terbagi dengannya.     

"Aa..." ucap Ray yang telah mengambil nasi dan lauk dengan sendok dan menyuapi istrinya tercinta.     

Tentu saja lebih dengan senang hati menerima dari suaminya tersebut sambil tersenyum manis semuanya makanan tersebut dengan perlahan. Ray saat ini sangat lembut sangat berbeda dengan Ray yang kemarin marah-marah pada Rabia hanya karena salah paham.     

Mereka mulai saling makan dan saling bergantian menyuapi sampai makanan di piring itu habis dan Rabia tentu saja menambah kembali makanan mereka tersebut sampai merasa cukup untuk makan begitu juga dengan dirinya yang sudah merasa kenyang.     

Seluruh orang lagi ada di rumah ini telah mengetahui jika saat ini Ray sedang sakit karena pada saat siang hari lebih ke dapur dan bertemu dengan mertuanya yang menanyakan tentang keadaannya, Rahma berpikir jika yang sakit adalah Rabia tetapi ternyata yang sakit adalah Ray.     

Rahma juga memaklumi jika anaknya tersebut memang sedikit keras kepala dan susah sekali jika disuruh untuk minum obat. Untung saja saat ini telah menikah dengan Rabia untuk saja lebih merawatnya dengan benar.     

Bahkan di saat Rama melihat kondisi keadaan anaknya tersebut tampak sangat imut menggunakan setelan piyama Mickey mouse berwarna merah yang tentu Rahma sangat tahu jika piyama tersebut pasti diberikan seseorang karena tidak mungkin membeli piyama seimut itu.     

Flash back On     

"Setelah Mama ini memang benar-benar sangat keras kepala Mama pikir tidak keluar kamar karena kau yang sedang sakit ternyata mau masalah saya Ray yang sedang sakit." ucap Rahma yang memegang kening putranya tersebut yang terasa agak hangat.     

"Tidak Mama aku baik-baik saja hanya hanya tadi Mas Ray demam dan saat ini telah membaik setelah tadi siang makan dan minum obat dengan benar." ucap Rabia.     

"Kamu sangat hebat membuat Putra Mama yang keras kepala ini bisa minum obat dengan begitu mudah biasanya Mama akan mati-matian untuk memaksanya minum obat dia baru akan meminum obat." ucap Rahma yang bercerita pada menantunya.     

"Tidak juga Ma mungkin kebetulan Mas Ray benar-benar merasa pusing dan lemas sehingga Mas raya terpaksa meminum obat yang aku berikan." ucap Rabia sambil tersenyum manis.     

Rabiah memang selalu merendah kepada orang tua dan saat ini Mama dari Ray adalah orang tuanya juga, Rabia tidak pernah membangga-banggakan dirinya di hadapan orang tuanya sikap rabiah selalu rendah hati, tidak pernah sombong dan penuh dengan kelembutan.     

"Mama sangat bersyukur memiliki dirimu sebagai mantu Mama kamu bisa menjaga Putra Mama yang keras kepala ini dengan sangat baik. Tolong selalu tetaplah selalu berada di sisi Ray nak, di balik sikapnya yang kadang memang emang suka sedikit egis dan dingin-dingin aja sebenarnya Ray yang memiliki sisi rapuh." ucap Rahma pada menantunya.     

Sebenarnya tanpa diminta oleh Mama mertuanya Rabia akan selalu tetap berada di sisi Ray, hanya saja saat ini Rabia menjadi bertambah penasaran mengapa Mama mertuanya itu mengatakan jika memiliki sisi rapuh sementara setahu Rabia selama ini Ray terlihat sangat kuat.     

"Tapi mah menurut Rabia Mas Ray adalah laki-laki yang kuat Ma." ucap dari Rabia.     

"Kadang apa yang kita lihat saat ini ini terlihat kuat itu hanyalah sebuah topeng untuk menutupi sisi rapuh seseorang, maka kamu akan mengerti nanti selalu tetap berada di samping Ray jangan tinggalkan dia meskipun sikapnya membuatmu kesal." ucap Rahma.     

"Rabiah tidak mengerti apa yang Mama katakan?" batin Rabia.     

"Mama akan pergi ke kamar mama sepertinya Aira dan Kanaya telah menunggu Mama karena Mama tadi hanya pamit untuk mengambil kue kering di kulkas."ucap Rahma yang kemudian pergi.     

Sebelumnya memang Rahma berniat untuk mengambil kue kering dan air di kulkas tetapi saat bertemu dengan rabiah tentu saja Rahma menjadi penasaran karena seharian ini Ray tidak keluar kamar dan langsung bertanya kepada Rabia tentang keadaan Ray yang ternyata sedang demam.     

Flash back off     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.