Raja Bucinnya Kanaya

Aira Ngambek Dengan Arkan



Aira Ngambek Dengan Arkan

0Saat ini Aira merasa moodnya tiba-tiba menjadi buruk. Aira terus terpikirkan oleh tingkat suaminya yang menyebalkan, mungkin saat ini karena pada saat Aira selelsai mandi Arkan tidak ada didalam kamar.     

Karena bosan Aira memilih untuk membaca beberapa berita terbaru yang di media sosialnya, Aira kemudian merasa tidak ada yang seru kali ini semua yang dilakukan oleh Aira malah membuat Aira semangkin bosan.     

Arkan yang ditunggu oleh Aira juga tidak kunjung datang. Aira memutuskan untuk melaksanakan sholat magrib sendiri di kamarnya mungkin Arkan sedang sholat magrib di masjid saat ini.     

Setelah selesai sholat magrib dan mengaji kemudian Aira juga belum melihat wajah suaminya nongol. Aira memutuskan untuk bertanya pada kakak iparnya karena saat ini Aira merasa sangat khawatir handphone milik Arkan juga tidak bisa dihubungi.     

"Kak Rabiah...., kakak tau tidak kemana suamiku saat ini?" tanya Aira sambil mengetuk kamar Kakak iparnya.     

"Hay Aira.... silahkan masuk. Sepertinya Mama meminta mereka untuk menjemput seorang yang sangat penting yang merupakan sahabat Mama." ucap Rabia saat Aira telah memasuki kamarnya.     

"Sahabat Mama?" tanya Aira yang bingun.     

"Iya tadi Mama datang ke sini dengan tiba-tiba dan meminta suami untuk menjemput teman lamanya bersama dengan putrinya." ucap Rabia.     

Sebenarnya Rabia juga sedikit kaget sebelumnya Mama mertuanya ingin mengajaknya untuk membantu menyiapkan makan malam tapi tiba-tiba Mama mertuanya lupa jika sahabanya datang malam ini.     

Tentu saja Ray terpaksa harus meninggalkan istrinya tercinta dan menjalankan tugas yang di perintahkan oleh Mamanya. Sepertinya keinginan Ray akan tertunda kali ini.     

Padahal Ray sebenarnya sangat ingin berdua dengan istrinya tercinta didalam kamar. Tapi keinginan Mama ye cinta tidak mungkin ditolak oleh Rayhan tentu Ray tidak ingin membuat Mamanya bersedih dengan menolak permintaan Mamanya.     

"Sahabat Mama yang mana Kak?" ucap Aira penasaran.     

"Entah aku kurang tahu, yang jelas seperti sahabat Mama itu membawa dua orang putrinya oleh karena itu Mama Meminta suami ku dan Suami menjemputnya mungkin untuk membawakan barang-barang mereka." ucap Rabiah.     

Aira menjadi sedikit bersalah telah berburuk sangka pada suaminya, tapi Arkan juga bersalah karena tidak memberi tahu jika akan pergi bersama dengan Abangnya.     

"Kakak aku tidur disini aja ya..., Ama Kakak aku lagi kesel ama Kak Arkan handphone miliknya tidak bisa dihubungi." ucap Aira yang saat ini memeluk kakak iparnya.     

"Iya dek biarkan saja mereka tidur dikamar lain. Salahnya mereka lama banget." ucap Rabia yang juga telah merasa nanti.     

"Tapi kita belum makan malam." ucap Aira yang juga merasa lapar.     

"Kamu tenang aja dek aku pun stok pop mie dan juga ada air hangat disaat tengah malam aku lapar bisanya aku tidak pernah ke dapur karena malas jalan kebawah." ucap Rabia sambil tersenyum manis.     

"Aku mau...., Aku pikir dokter akan selalu memiliki pola makan yang sehat ternyata Kakak juga memiliki hobi mengonsumsi mie instan. Apakah Bang Ray tidak marah?" tanya Aira penasaran.     

"Sebenarnya gak boleh sih kalau terlalu sering ini aja stok pop mie ku udah di bawah ke dapur ama Mas Ray. Tapi aku yang cerdik ini bisa nyembunyiin makanan diam-diam."ucap Rabia sambil tersenyum manis.     

Rabiah menyeduh dua buah mie instan untuk dirinya sendiri dan juga Aira. kemudian mereka berdua makan dengan lahap dan tenang, setelah merasa kenyang mereka duduk beberapa saat dan kemudian pergi tidur karena sudah merasa sangat mengantuk.     

Karena Aira tidak terakhir dengan cerdiknya Aira mengunci kamar yang mereka tempati. Aira terlalu kesal pada Arkan saat ini dan ingin tidur dengan nyenyak dikamar Abangnya.     

Aira sengaja membiarkan Arkan tidur sendirian dan tentunya nasip yang sama lu. juga bakalan terjadi pada Abangnya. Tapi menurut Aira hak papa sekali-kali Abangnya tidur diluar atau mungkin tidur di kamarnya.     

Ditempat lain atau lebih tepatnya dibandara Arkan merasa kesal pada Abang iparnya yang mengajaknya pergi tanpa sempat meminta izin pada Aira. Dapat dipastikan Aira saat ini akan merah dan salah paham padanya, mana saat ini handphone Arakan lowbat.     

"Udah tenang aja Arkan Aira akan mengerti lagi pula nanti istri ku yang cantik akan menjelaskan pada adek ku yang bawel itu." ucap Ray yang sebenarnya juga merasa sedikit ngenes karena harus meninggalkan istrinya sebentar untuk menjemput sahabat Mamanya.     

"Abang kayak gak tau aja.... Aira itu tadi masih kesel Alama aku...., sekarang pasti dia ngambek aku gak mau tidur sendirian tapa memeluknya....., mana handphone milikku lowbat lagi." ucap Arkan dengan kesal.     

"Lebai banget lo...., tuh hubungan pakaian handphone ku." ucap Ray yang sontak langsung membuat Arkan langsung mencoba untuk menghubungi istrikanya.     

"Kak ini kata sandinya apa?" ucap Arkan dengan sedikit kesal karena handphone Kakak iparnya itu sandi.     

"Hari kelahiran istri ku tercinta." ucap Ray dengan tersenyum manis.     

"Emang kapan Kak Rabia lahirnya?" ucap Arkan yang tidak tahu pasti karena memang dalam keluarga mereka tidak mengadakan hari perayaan ulang tahun.     

Kakaknya memang tidak pernah mengadakan pesta karena mungkin dulu Ayah kandung Rabia meninggal pada hari yang sama. Rabia lebih memilih untuk bersedekah dan berbagai secara sembunyi-sembunyi.     

"Astagfirullah halazimmm.... ulang tahun kakak sendiri gak tau?" ucap Ray dengan bingung.     

"Iya Bang Ray tau sendiri aku dan kakak Rabia saudara tiri dan menirut ibu kakak Rabia tidak pernah merayakan hari ulang tahunnya karena bertepatan dengan meninggalnya ayah kandung Kakak Rabia pada hari itu." ucap Arakan menjelaskan.     

Ray baru mengetahui jika istri cantiknya yang Sholeh ternyata pernah di posisi sulit seperti ini bahkan lebih parah dari pada Ray yang telah bisa menerima jika Papanya telah meninggal dunia dan telah mengiklankan hal ini.     

"19920229." ucap Ray dengan enteng.     

"Waaw... ternyata aku dan kakak Rabia hanya berbeda 11 bulan saja." ucap Arkan.     

Tentu saja Arkan mudah mengingat hari ulang tahunnya, yang kebetulan hampir mirip dengan kakinya hanya berbeda 11 bulan saja. Arkan tidak pernah menyangka jika Aira menjadi dokter yang cukup handal diusia muda.     

"Gimana diangkat gak Ama Aira?" tanya Ray.     

"Gak, sepertinya dia benar-benar marah pada ku....," ucap Arakan yang ingin cepat pulang.     

"Jangan salah sangka dulu mungkin aja Aira ketiduran dan gak denger suara handphone mu." ucap Ray.     

"Iya sih, mana sih ni temen Mama kok gak keliatan dari tadi persaan kita udah nunggu gantian untuk aja udah sholat isya tadi dirumah." ucap Arkan dengan sedikit kesal.     

"Sabar Arkan, aku tahu kamu lelah dan kesal karena takut Aira marah pada mu...., kata Mama Tate Sely dan anak-anak memakai pakaian serba pink." ucap Ray.     

Saat ini sebenarnya Arakan sangat melas melakukan apapun selain pulang tapi tentunya Abang iparnya tidak akan mengizinkannya untuk pergi begitu saja.     

"Bang Arkan gimana kalau aku pulang dulu, Abang aja yang tungguin mereka." ucap Arkan dengan malas.     

"Enak aja kamu....., kamu pikir aku juga gak mau pulang terus meluk istri ku apa, Kita harus nunggu bareng-bareng disini pokoknya titik." ucap Rayhan yang tidak ingin menunggu sendiri.     

Rayhan harus pasrah dengan malam ini uang akan berlalu tanpa bisa menyentuh istrinya yang mungkin saat ini sudah tertidur karena Rabia sangat mudah tertidur saat sendirian dan jika merasa benar-benar lelah.     

Rayhan juga sebenarnya merasa lelah seharian bekerja tapi jika berkaitan dengan persolan bermesraan dan bermanja-manja dengan istrikanya tercinta Rayhan tidak akan merasa lelah.     

Saat bersama Rabia, Rayhan seperti mendapatkan suntikan energi yang tidak akan membuat Rayhan tidak pernah merasa lelah sama sekali. Tapi kali ini Rayhan sedikit merasa lemas karena orang yang mereka tunggu tidak kunjung datang.     

"Sepertinya penerbangan mereka sempat tertunda. kata Mama yang baru memberi tahukan pada ku via WhatsApp." ucap Arkan sambil menunjukkan handphone milik Abang iparnya.     

"Kalau gitu kita bisakah pulang sebentar Bang?" tanya Arakan dengan wajah memelas.     

"Ini dengan teliti...., Mama biasanya tidak mungkin hanya mengirimkan satu pesan pemerintah." ucap Ray yang telah mengetahui watak mamanya.     

"Bener bang Mama nyuruh kita nunggu disini sampai mereka datang." ucap Arkan dengan lemas.     

"Sepertinya kita harus menunggu." ucap Rayhan.     

Sebenarnya Rayhan sangat malas sekali menunggu jika ini bukan permintaan Mamanya tercinta pasti Rayhan tidak akan ragu untuk menolongnya.     

"Anak Tante Seli itukan perempuan, kita harus berhati-hati karena mereka mungkin terlihat sangat baik tapi bisa menjadi musuh dalam selimut. Aku masih ingat saat masih Kaya dulu Tante Seli selalu menghina Mama dan Mama dengan mudah masakannya." ucap Rayhan yang sebenarnya tidak setuju dengan Mamanya yang terlalu baik dan bersedia untuk menampung perempuan yang pernah berlaku jahat pada mereka.     

Tentu Tahan tidak mudah mempercayai seseorang yang telah pernah menghina Mamanya. Apa lagi kedua Putri dari waniata tersebuat bersifat tidak jauh berbeda dengan Mamanya.     

"Makdud Abang, Tante Sely Seli dan anak-anak itu hanya memanfaatkan Mama?" tanya Arkan penasaran.     

"Semoga saja mereka telah berubah dan pemikiran ku salah. Tapi kita harus berhati-hati." ucap Rayhan dengan yakin.     

"Iya Bang, bener banget..., semoga saja." ucap Arkan yang tidak ingin keluarga kecil mereka berantakan hanya karena datangnya pengacau yang bermuka dua.     

Tentu saja Arkan hanya mengkhawatirkan keadaan dari istri tercintanya saat ini. Mungkin Aira tidak bisa tidur nyenyak karena Arkan tidak ada memeluknya saat ini.     

"Semoga saja kamu mengerti Sayang. Aku mohon jangan marah pada ku." batin Arkan yang saat ini mengkhawatirkan kondisi dari istri cantiknya.     

Tidak jauh berbeda dengan Rayhan juga sangat ini berharap istrikanya tercinta masih menunggunya dan walaupun Rabia sudah tertidur nanti Ray tidak masalah asalkan bisa tidur sambil memeluk istrinya tercinta.     

Saat Arkan dan Ray sedang menunggu dituang tunggu. Tiba-tiba ada tiga orang wanita cantik yang berjalan kearah mereka dengan pakaian yang sedikit terbuka dan salah satu wanita tersebut adalah wanita paruh baya sedangkan dua yang lainnya sepertinya adalah anaknya.     

"Maaf apakah kamu Rayhan nak?" tanya wanita paruh baya yang masih cantik tersebut.     

Tentu Rayan yang sebelumnya menunduk dan melamun sedikit terkejut dengan penampilan tiga perempuan cantik yang mengunakan pakaian berwarna pink yang sedikit terbuka dan agak ketat. Dengan cepat Rayhan dan Arkan kembali menundukkan pandangan mereka dan lebih menatap kearah lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.