Raja Bucinnya Kanaya

Pergulatan Panas Arkan dan Aira Di Kantor (21+)



Pergulatan Panas Arkan dan Aira Di Kantor (21+)

0Saat ini Arkan tidak peduli istrinya Tetang tempat, Aira membuatnya sedikit kesal dan harus mendapatkan hukuman kecil karena kejahilan yang telah dikukan Aira yaitu Ngeprank Arkan dan sempat membuat Arkan bingung karena tingkah Istrinya tersebut.     

Saat ini Arkan sibuk mengecupi dada istrinya, tentu saja Arakan tidak bodoh dengan membiarkan orang lain mengganggu aktivitas mereka. Arkan telah mastikan pintu terkunci dengan mengunakan remote khusus. Arkan juga saat ini telah membawa Aira kedalam kamar khusus yang digunakannya untuk beristirahat ketika dulu lembur dan tentunya sebelum Arkan menikah.     

Setelah Arakan menikah, tentu saja Arkan lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya di rumah. Arkan tidak ingin berpisah terlalu lama dengan istrinya tercinta yang sering membuat Arkan kangen walaupun hanya meninggalkan Aira beberapa jam saja.     

"Selamat menikmati hukum manis dari ku, istri ku yang nakal." ucap Arakan berbisik pada telinga Aira yang saat ini berada digendongnya didepan tentu saja Arkan meletakan Aira dengan lembut diatas tempat tidur berukuran sedang itu.     

Arkan memang sebelunya tidak membiarkan Aira banyak bicara dengan mengecupi bibir seksi istrinya dan menciumnya dengan ciuman panas yang lembut tapi sangat menuntut.     

"Ah....., Kak... Arkan mengapa sangat suka menghisap dengan kuat?" ucap Aira yang merasakan bagian dadanya dihisap kuat oleh Arkan.     

"Tubuh mu yang indah ini membuat ku gemes, kamu sangat cantik dan memabukkan sayang." ucap Arkan.     

"Aku tidak mabuk, Kakak saja yang mabuk dan tiba-tiba menyerang ku." ucap Aira dengan sedikit kesal.     

"Kamu sengaja cemberut untuk menggodaku Sayang?" ucap Arkan sambil tersenyum manis menatap wajahnya istri yang terlihat sangat mengemaskan.     

"Tidak.... bukan begitu....," ucap Aira yang terputus karena Arkan yang membungkam bibi Aira dengan bibirnya.     

Arkan melakukan ciuman panas dengan Aira saat ini bahkan bagian tubuh atasan Aira sudah polos Karena ulah Arakan. Tangan Arkan tidak diam terus mengenyam dan memijat lembut dua gunung kembar milik istrinya yang berukuran lumayan besar.     

Arkan memutar dan kadang menarik lembut gunung kembar istrinya itu dengan gemas. karena terasa sanagat mengasikan seperti bermain squsi. Tentu Arakan melakukan dengan lembut lalu karena tidak ingin melukai Istrinya.     

Arkan mengecupi istri tubuh mungil istrinya dari wajah turun ke leher, turun lagi ke bagian gunung kembar Aira yang terlihat mengesankan. Bahkan terlihat beberapa tanda-tanda cinta yang sebelumnya di buat oleh Arkan di sekitar dada istrinya.     

Tentu Arakan sedikit kagum dengan karyanya pada bagian sekitar dada Aira tersebut membuat Arkan lebih bersemangat, ditambah dengan suara Aira yang mendesah karena perbuatannya membuat bagian intimnya terasa sudah semangkin sesak.     

"Sayang kamu sudah siap?" ucap Arkan yang saat ini sudah polos tampa sehelai benangpun.     

Tentu saja Arkan telah membuat Aira sama seperti dirinya karena tidak ingin ke giantan mereka terhalang oleh pakaian yang masih melekat pada tubuh Aira.     

Aira yang sudah mulai terangsang hanya bisa mengangguk pelan, Arkan bisa melihat jika saat ini lubang kenikmatan istrikanya itu telah sedikit banjir dan siap untuk menerima senjatanya.     

"Ah..., Punya mu masih saja sempit sayang." ucap Arakan yang berusaha untuk memasukkan senjata pusaka miliknya pada lubang kenikmatan istrikanya yang terasa masih saja sempit.     

"Punya kakak....Ah, yang terlalu besar dan panjang." ucap Aira.     

Setelah berjuang mengherankan beberapa kali benda pusaka nya pada lubang kenikmatan Aira, akhirnya saat ini benda pusaka milik Arkan masuk sepenuhnya kedalam lubang kenikmatan Istrinya yang begitu sempit.     

Senjata pusaka Arkan bahkan seperti pijat lembut oleh lubang kenikmatan Istrinya, sehingga membuat Arkan tidak sabar untuk mulai memompa lubang kenikmatan milik istrinya tersebut.     

"Aakh.... penuh. Kakak Arkan mulailah bergerak." ucap Aira saat merasakan jika bagian intimnya terasa begitu penuh dengan senjata pusaka tumpul milik suaminya tersebut.     

Arkan yang merasa jika tubuh istrinya sudah terbiasa dengan senjatanya, membuat Arkan bergerak dengan perlahan dan kemudian menjadi cepat secara bertahap.     

"Ah.....ah.... Kakak aku rasa aku mau keluar." ucap Aira yang saat ini akan pelepasan.     

"Keluarkan saja Sayang." ucap Arkan memompa terus lubang kenikmatan Istrinya dengan semangat.     

Arkan sesekali menghisap puting istrikanya karena merasa gemas. Lalu melanjutkan kembali memompa lubang kenikmatan istrikanya itu dengan lebih cepat dan lebih dalam tentunya.     

"Kak... Arkan... ah....ah..., Kakak terlalu dalam.... ah...," ucap Aira yang merasa begitu nikmat karena ulah suaminya yang terus menumbuk bagian intimnya tanpa ampun.     

Aira merasa jika benda pusaka suaminya yang tumpul itu masuk terlalu dalam sehingga membuat Aira mendesah kuat karena mendapatkan kenikmatan yang luar biasa walaupun sedikit perih tapi rasa nikmatnya lebih dominan.     

"Aakh..... aku mencintaimu Aira...," ucap Arkan yang saat ini telah pelepasan. Aira dapat merasakan jika saat ini bagian intimnya benar-benar penuh dengan benih Arkan.     

Arkan mencabut miliknya dan membalikan Aira dengan posisi terlungkup, setelah itu Arkan memberikan satu Bantan dibawah perut istri Nya sehingga membuat posisi Aira dengan sedikit menungging padanya dan terlihat lubang kenikmatan Aira yang begitu indah dari sini.     

"Kakak Arkan apa yang kamu lakukan, Aakh.... aah.... ah....ah....," ucap Aira yang sedikit kaget karena senjata Arkan masuk dari belakang tentu saja pada lubang yang benar.     

Arkan bisa melihat jika pada lubang kenikmatan Aira tersebut sedikit mengalir cairan cinta mereka, setelah beberapa saat Arkan pelepasan senjata pusaka miliknya telah kembali tegak saat ini dan langsung memasuki kembali lubang kenikmatan istrikanya itu dari belakang.     

Aira bisa merasakan jika bagian intimnya benar-benar penuh bahkan saat ini Arkan terus memompanya tanpa memberikan waktu untuknya beristirahat. Sepertinya Arkan benar-benar tidak lelah untuk menyentuhnya lebih dalam.     

"Sayang.... ah.... dari namanya kamu tahu tehnik... ah...membuat anak seperti ini?" ucap Aira.     

"Aku dulu tidak pernah menonton film biru beberapa kali." ucap Arkan dengan jujur.     

Arkan tentu saja tahu semua itu karena beberapa kali telah menonton film biru sebenarnya, tentu saja tanpa diketahui siapapun. Arkan hanya penasaran dan tidak jarang Arakan membayangkan tubuh mungil nan seksi Aira pada saat itu.     

Arkan memang sebelunya tidak terlalu polos dan sempurna pernah melakukan kenakalan yang berkaitan dengan nonton film dewasa tapi tentunya tidak dengan hal lainnya.     

Arkan sangat ingin menikah dengan Aira sejak lama, tapi Arkan juga harus bersabar karena mungkin Aira akan membencinya. Arkan benar-benar mencintai Aira dan akhirnya pada saat ini Allah maha baik sehingga menjadikan gadis impiannya menjadi wanitanya.     

Tentu saja Aira saat ini telah menjadi wanitanya karena Arkan telah merenggut kegadisan istrikanya itu dan saat ini Arkan bahkan mendesak Istrinya tersebut untuk melakukan seks di kantor meskipun begitu Aira yang tetap mengizinkan nya.     

Tentu saja Aira sudah terangsang karena perbuatan Arkan yang selalu menjamah dan mengecup Aira dengan lebih. Tentu saja Aira yang sudah banjir akan kenikmatan tidak bisa menolak untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih.     

"Aakh.... aku....mencintaimu Aira...." ucap Arakan yang telah pelepasan untuk sekian kalinya.     

Saat ini Aira hanya pasrah saja dengan apa yang dilakukan oleh suaminya, Arkan telah mengubah gaya seks mereka dengan bermacam gaya. Arkan benar-benar tidak pernah puas dan lelah bahkan disaat Aira sudah mulai kehabisan tenaga.     

"Aku juga.... mencintaimu.. Kak Arakan." ucap Aira dengan pelan karena sudah mulai kehabisan tenaga.     

Arkan yang melihat istrinya tersebut terlihat begitu kelelahan karenanya membuat Arkan mengubah posisi dari yang sebelumnya berdiri menjadi duduk. Saat ini Aira berpelukan dengannya dan bahkan duduk dipangkuan Arakan dengan bagian intim mereka yang masih menyatu.     

"Kakak Arkan aku telah dan lapar." ucap Aira dengan jujur yang sangat ini tersandar lemas pada dada bidang suaminya.     

"Kita akan melakukan satu kali lagi ya.... sayang setelah ini kita makanan." ucap Arakan.     

Arkan kembali berkerja keras setelah membaringkan tubuh mungil istrinya tersebut di kasur yang ukuran sedang yang saat ini saat ini telah kusut karena pergulatan panas mereka.     

"Aakh.... Aira....," ucap Arkan yang kembali pelepasan untuk kesekian kalinya.     

Arkan tidak menepati janjinya sangat ini terus-menerus memompa lubang kenikmatan istrikanya itu tanpa lelah, Aira yang terlalu lelah pun saat ini telah tertidur.     

"Maafkan aku sayang, tubuh yang indah ini membuat ku lupa jika kamu saat ini sedang lelah. Cepatlah tumbuh malaikat kecil mama dan Papa." ucap Arkan sambil tersenyum mengusap lembut perut datar istrikanya.     

Arkan merasa sudah cukup puas berhenti untuk sejenak dan menatap wajah Istrinya yang tampak sangat kelelahan karena ulahnya. Aira benar-benar terlihat cantik dimata Arkan saat ini Arkan mengecupi wajah istrinya tersebut dengan penuh kasih sayang dan memeluk tubuh mungil istrinya tersebut dengan lebih dan penuh cinta.     

"Ah.... Kak Arkan!" ucap Aira yang saat ini terbangun dari tidurnya.     

"Hemmmmm, Kenapa sayang?" ucap Arkan dengan polos yang tidak sengaja ketiduran.     

"Kenap senjata pusaka Kak masih didalam?" ucap Aira yang merasa bagian intimnya terasa penuh.     

"Aku lupa mengeluarkannya, mari kita selesaikan ronde terakhir untuk hari ini." ucap Arkan dengan semangat.     

"Aku...." belum sempat Aira protes arka sudah membungkam bibirnya manis Istrinya itu dengan bibir dan mulai memompa lubang kenikmatan istrikanya.     

Arkan begitu bersemangat melakukan hubungan seks dengan istrinya, Arkan mungkin saat ini tidak merasa lelah melakukan hal itu tapi saat ini sudah benar-benar siang dan Aira belum makan siang mereka juga belum sholat Dzuhur. Tentu saja membuat Arkan harus menyudahi pergulatan panas mereka ini.     

"Aakh....," ucap Arkan dan Aira yang pelepasan bersamaan.     

"Terimakasih, sayang. sekarang mandilah." ucap Arkan yang saat ini mengantarkan istrikanya ke kamar mandi setelah beberapa saat.     

"Aakh....., cepatlah Kak keluar." ucap Aira dengan kesal saat Arkan baru mencabut senjatanya dari bagian intimnya dan telah meletakkan Aira pada bathab yang telah terisi air dingin dengan aroma sabun yang wangi.     

"Emuach.... galak amat istri ku..., tapi aku suka." ucap Arkan setelah mengecup kening istrinya, kemudian Arkan memilih untuk keluar dan akan mandi bergantian dengan Aira.     

Setelah selesai mandi Aira keluarga dari kamar mandi dengan mengunakan jubah mandi suaminya yang kebesaran dan berjalan dengan perlahan karena kedua kaki Aira saat ini sulit didapatkan karena ulah Arkan.     

Aira saat ini sudah memakai pakaiannya kembali yang memang tidak kotor sama sekali karena Arkan melepaskannya tadi sebelum mereka berdua bergulat panas. Aura kemudian melaksanakan sholat Zuhur sendiri dengan kebutuhan Aira membawa mukena tadi pada saat mau kesini.     

Setelah Aira selesai sholat saat ini Arkan yang sholat zhuhur, mereka pada saat itu melaksanakan salat dhuhur pada jam setengah dua siang akibat pergaulan panas mereka. Aira tidak Habis pikir dengan suaminya yang tidak pernah puas dengan berjalan pelan-pelan Aira mulai membereskan sisa-sisa kekacauan yang mereka buat.     

Untuk saja di ruang Arkan ada ruangan khusus untuk sholat sehingga Aira lebih sedikit khusuk tadi. Walaupun begitu Aira tetap saja sedikit kesal pada suaminya saat ini.     

"Sayang yuk makan, katanya tadi lapar?" ucap Arkan yang saat ini memeluk erat tubuh mungil istrinya dari belakang.     

Aira tidak menyahut hanya mendiamkan Arkan Karena merasa kesal pada suaminya. Tapi Aira tidak bisa berbohong pada saat itu mereka benar-benar lapar bahkan perutnya sudah berbunyi untuk minta diisi.     

"Kamu tidak perlu membersihkan kamar ini tadi jika lelah. Aku nanti akan menyuruh orang untuk membereskan nata dan mengganti seprey ini dengan yang baru. Tuh kan laper perutnya udah bunyi....." ucap Arkan yang terkekeh geli melihat istrinya yang sedang merajuk karena sedang lapar.     

Arkan Lebih memilih untuk memesan makanan secara dan meminta untuk mengantarkan makanan yang telah dipesannya untuk mereka berdua.     

Arkan juga mengendong Aira untuk menunggu pesanan datang di ruang kerjanya. Sedangkan Aira yang masih kesal padanya nampak diam saja tapi tidak menolak saat Arkan mengendongnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.