Raja Bucinnya Kanaya

Tidur Bertiga Raja Bucin Ditangah



Tidur Bertiga Raja Bucin Ditangah

0Walaupun Uwais masih kecil biasanya jika mereka tidur bertiga Al selalu berada ditangan tentu agar Al bisa memeluk istrinya tercinta dengan mudah. Walaupun pada saat Uwais bangan Al akan bersikap biasa saja karena Al tidak ingin otak Putaranya dewasa sebelum waktunya.     

"Mas Al, putra kita udah tidur?" tanya Kanaya yang sebelumnya telah selesai sedikit senam yang membuat badannya lebih segar.     

"Iya yang Uwais Udah ngantuk dari tadi." ucap Al saat ini langsung menoleh kearah istri yang sangat ini semangkin terlihat cantik setiap harinya.     

"Papa mau nonton bola aja dan tidur diluar?" ucap Ayana pada suaminya.     

"Tunggu Ma, Papa ikut." ucap Khalid yang langsung menyusul istrinya.     

"Papa bolanya belum selesai." ucap Al.     

"Besok aja liat di YouTube." ucap Khalid yang tentunya lebih mementingkan istrinya tercinta dibandingkan dengan menonton bola tapi membuatnya tidur sendirian tanpa memeluk istrinya tercinta itu adalah hal yang menyedihkan bagi Khalid.     

"Sayang duduk dulu ya, kita nonton bola benar." ucap Al sambil tersenyum manis dan saat ini telah sedikit menggeser posisi tidur putranya sehingga Kanaya bisa duduk disampingnya.     

"Mas nanti putra kita bisa jatuh." ucap Kanaya yang khawatir.     

"gak kok ini ada bantal, Sini duduk ataupun tidur gak papa temenin aku." ucap Al.     

"Aku mau duduk aja, sambil jagain putra kita." ucap Kanaya.     

"Putra kita akan baik-baik saja. Aku rindu kamu Kanaya sayang." ucap Al yang saat ini tampa ragu mengecup bibir istrikanya.     

"Mas kita masih ada diruang keluarga, entar kalo ada yang liat malu." ucap Kanaya.     

"Gak ada orang kok, putra kita udah tidur. Para pelayan juga udah kembali istirahat dikamar mereka masing-masing karena ini udah malam." ucap Al dengan gemas mengecupi pipi kanan Kanaya yang gembul Beberapa kali.     

Saat ini Al tidak bisa fokus pada televisi lebih fokus pada istrinya yang terlihat bertambah cantik fan seksi Dimata Al. Kanaya dengan pipi chubby semangkin membuat Al merasa gemas dan tidak pernah bosan untuk memberikan ciuman pada Kanaya.     

"Tangannya diem, ucap Kanaya yang menepis tangan suaminya yang mulai kemana-mana. Nanti aja dikamar, mas lihat itu ada CCTV." ucap Kanaya yang berbisik pada suaminya.     

Al sebelunya ingin marah, tapi mendengar ucapan dari suaminya membuat Kanaya tersebuat membuat Al menoleh pada tempat yang sebelumnya ditatap oleh Kanaya.     

"Ya udah kalau gitu, yuk bobo aja dikamar." ucap Al.     

"Tadi katanya mau nonton bola, dasar plin-plan." ucap Kanaya yang saat ini sudah meninggalkan suaminya dan mulai berjalan menuju kamar.     

"Sayang tunggu." ucap Al yang langsung menantikan televisi dan mengejar Kanaya.     

"Mas lupa sesuatu?" ucap Kanaya dengan malas.     

"Gak dek, Mas gak lupa apa-apa." ucap Al dengan polos.     

"Mas Al putra kita Uwais ketinggalan. Gendong dan bawa keatas sekarang." ucap Kanaya dengan kesal.     

Bagaimana suaminya bisa melupakan putra sulung mereka yang sangat mengemaskan. Kanaya benar-benar gemas untuk ingin menjambak rambut suaminya yang saat ini hanya menunjukkan tampang bodoh. Untuk saat Kanaya ingat jika persyaratan surga istri Rudi dari suaminya.     

"Oh iya Putra kita." ucap Al yang langsung mendekati Uwais dan mengendong Uwais dari depan dan berjalan bersama dengan istrinya menaiki tangga.     

"Mas Al mau di bawa kemana putra kita?" ucap Kanaya.     

"Uwais tidur dikamar tamu." ucap Al dengan polos.     

"Uwais tidur ama kita aja Mas." ucap Kanaya pada suaminya.     

"Tapi aku yang ditengah." ucap Al dengan kekanak-kanakan.     

"Terserah." ucap Kanaya yang malas berdebat pada Al.     

Al tersenyum manis karena rencana berhasil. Al tidak benar-benar membicarakan putranya tidur sendirian di kamar tamu tentunya. Al hanya ingin membuat Kanaya lebih dekat dengannya.     

"Sayang...., Kokok udah ngantuk berat ya?" tanya Al yang baru saja membaringkan tubuhnya putranya di pinggir ranjang dan dekat tembok sehingga Uwais tidak akan terjatuh.     

Saat ini Al telah berada ditangan bersiap untuk baring dan ikut tidur bersama dengan anak dan istrinya yang saat ini sudah berbaring dan bajak Uwais sudah tertidur pulas dari tadi.     

"Hemmmmm." ucap Kanaya yang saat ini sudah benar-benar lelah, setelah membuka jilbab langsung yang tadi dipakainya Nyang berwarna pink senada dengan baju piama nya.     

Al langsung bergerak cepat untuk memeluk istrinya setalah mematikan lampu dan hanya menyisakan lampu tidur saja. Kebahagiaan yang sederhana bagi Al adalah bisa memeluk istrinya dengan erat seperti saat ini.     

"Aku mencintaimu istri ku... Kanaya." ucap Al sambil tersenyum manis dan beberapa kali mengecup pucuk kepala istrinya sambil keberatan pelukan hangatnya pada tubuh Kanaya.     

Kanaya hanya tersenyum manis saat mendengar ucapan dari suaminya, Karnaya ternyata belum benar-benar tidur dan berbalik badan sehingga mengajak kearah suaminya.     

"Aku juga cinta Mas Al, suami ku..... dan Ayah dari anak-anak ku." ucap Kanaya yang membalas kecupan suaminya di bibir Al.     

Tentu hal tersebut membuat Al merasa sangat bahagia. Pada saat Al ingin mengecup kembali bibir Kanaya, istrinya tercinta hanya menenggelamkan wajah cantiknya pada dada bidang Al.     

Al menjadi gemas akan tingkah Kanaya. Kebahagian sederhana Al adalah melihat senyum manis di wajah istrinya dan selalu bisa memeluk istrinya dengan penuh kasih sayang setiap saat sudah cukup membuat Al bahagia.     

Deru napasnya Kanaya yang kian lama kian teratur membuat Al yakin jika saat ini istrikanya sudah tertidur nyenyak. Kanaya terlihat sangat benar-benar nyaman dalam pelukan Al. Beberapa kali Al mengecup bibir manis Istrinya dan kekuatan ikut kedalam mimpi setelah membaca doa sebelum tidur.     

Ditempat lain Aira saat ini merasa sangat bosan dan tidak bisa tidur tapi suaminya saat ini telah tertidur nyenyak disampingnya. Aira sebelum memang sempat minum kopi sehingga sedikit sulit untuk tidak efek dari kopi hitam yang sebelumnya dia minum.     

"Kak Arakan bangun, Aura agak bisa tidur." ucap Aira yang saat ini bingung harus apa karena dari tadi sudah mencari posisi yang nyaman tapi tetap tidak bisa tidur.     

Arakan bukannya bangun tapi melah menarik tangan Kanaya dan membawa Kanaya kedalam pelukannya. Arakan walaupun saat ini benar-benar mengantuk tapi Arakan sadar jika istrinya saat ini membutuhkannya.     

"Sakarang baca doa, pejamkan mata dan segar tutup mata Aira." ucap Arakan dengan lembut.     

Aira mengikuti apa yang dikatakan oleh suaminya. Suara detak jantung Arakan yang seakan tidak beraturan bisa terdengar jelas saat ini membuat Aira sedikit khawatir. tapi peluakan hangat suaminya yang nyaman mampu membuat Aira menjadi sangat nyaman.     

Lama kelamaan suaranya degup jantung Arakan justru menjadi pengantar tidur yang membuat Aira menjadi sangat nyaman dan nyenyak tidur dalam pulukaan suaminya.     

"Kapan kamu tumbuh dewasa dan mengerti jika aku benar-benar mencintaimu istri ku Aira." ucap Arakan yang saat ini membuka banyaknya dan mengecup bibir Aira beberapa kali.     

Arakan selalu melakukan hal ini saat Aira telah terlelap. Karena Aira yang sedang terlelap tidak akan menolak ciumannya, Arakan hanya tidak sedikit bingun dengan sikap polos Aira yang banyak menghindarinya belakangan ini.     

Sebelumnya Arakan juga tidak mengetahui sebenarnya kesalahan apa yang telah diperbuatnya, Arkan badi sebelunya memang telah tertidur tapi suara Aura yang memangilnya membuat Arakan langsung terbangun.     

Arakan memang telah lama mencintai Aira, Arakan telah mengungkapkan perasaannya pada Aira dihari ulang tahun Aira. Tapi Arakan juga tidak tahu Kenapa tiba-tiba istrinya itu seakan menghindarinya belakangan ini.     

"Tolong lain kali beritahukanlah kesalahan ku.... aku lebih suka kamu cerewet daripada kamu yang menjadi pendiam dan menghindari ku." ucap Arakan beberapa kali mengecupi seluruh bagian wajah istrinya.     

Sebenarnya Arakan bisa saja meminta haknya pada Aira, tapi Arakan yang sangat mencintai Aira ingin melakukan hal itu pada sangat Aira sendiri sudah siap. Al tidak ingin memaksa Aira.     

Aira sanagat terlihat sangat cantik setiap saat dimata Arakan. Aira adalah wanita paling cantik sedunia yang penting ditemuin, tidak hanya wajahnya tapi hatinya Kanaya juga sangat cantik.     

Arkan sudah sangat bersyukur saat ini Aira menjadi istrinya. Padahal sebelumnya Arakan menyangka jika Aira akan menolaknya untuk menjadi suaminya. Arakan sangat bersyukur pada Allah dan berterima pada ayah mertuanya yang telah membuat Aira saat ini berada dalam dekapan hangatnya.     

Mungkin yang bisa dilakukan oleh Arakan saat ini adalah bersabar. Lagi pula Allah selalu bersama dengan orang-orang yang sabar. Arakan yakin suatu saat nanti Aira akan dewasa dan mengerti tentang makna penikahan ini sebarnya.     

"Aku akan menunggu mu...,. sampai kamu benar-benar siap." ucap Arakan yang kemudian mengecup kening istrinya dengan lama.     

Arkan tidak pernah lelah dalam hal memperjuangkan cintanya pada Aira. Karena Arakan selalu mencintai Aira karena Allah, dan tidak ada yang tidak mungkin selama Allah bersamanya.     

Arakan tidak pernah lelah setiap malam menatap wajah istrinya yang tampak sangat cantik dan tampan dalam pelukannya. Arakan saat ini tampak sangat khusuk melihat bidadari surganya yang pekrja keras.     

Al sanagat mengetahui jika pekerjaan Aira adalah sebagian dari hidungnya. Arakan makannya selama ini tidak pernah melarang Kanaya untuk bekerja dirumah. Tapi walaupun Aira tidak bekerja pun Arakan tidak masalah lagi pula Arkan merasa jika uangnya sudah cukup membiayai kehidupan mereka.     

"Kak Arakan.....," ucap Aira dengan mata terpejam dengan raut wajah yang terlihat gelisah.     

"Iya istri ku.... aku ada disini." ucap Arkan yang dapat menebak sangat ini Jiak Aira sedang bermimpi buruk.     

"Jangan tinggalkan aku...., tadi aku liat Kak Arakan pergi dengan wanita lain.... hiks...hiks.....hiks...., aku salah apa?.... hiks..hiks..." ucap Aira setengah sadar.     

"Itu hanya mimpi istri ku....,.lagi pula aku hanya mencintai mu...., kamu tidak salah apa-apa." ucap Arakan yang mengusap lembut pucuk kepala istrinya yang saat ini memeluknya dengan erat sambil menangis.     

Aira sanagat lucu bagi arakan bagaimana mungkin Arakan meninggal Aira. Sedangkan Arakan sendiri rela menunggu lama untuk tidak memiliki pacar ataupun dengan wanita lain saat bersahabat dengan Aira. Aira adalah cinta pertama dan terakhir Arakan.     

"Tolong beritahu kesan ku.... jangan bicara kakak arakan sedang baik-baik saja. aku melihat perempuan yang sebelumnya menemui kakak Arakan di supermarket itu siapa dia?" ucap Aira dengan suara pelan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.