Raja Bucinnya Kanaya

Pulang Telat Kanaya Marah



Pulang Telat Kanaya Marah

0Saat ini Kanaya sedang bingung bagaimana cara menjelaskan pada Mamanya, Karnaya memang semenjak hamil sangat menyukai salat buah setengah matang yang agak asam bagi orang normal tapi sangat enak bagi Kanaya.     

"Kanaya sedang makan salad Ma....," ucap Kanaya yang tetap menjawab dengan jujur pertanyaan dari Mamanya.     

"Baiklah, lanjutkan." ucap Rahma yang tersenyum manis pada Putrinya.     

"Mama tidak marah?" tanya Kanaya.     

"Tentu saja tidak dulu juga mama suka makan salad buah dan sayur saat mengandung mu. Asal kamu jangan tidur di bathub aja...., karena itu berbahaya." ucap Rahma.     

"Hehehehe.... egak kok Ma...." ucap Kanaya yang seakan tertangkap basah.     

"Al telah menceritakan tingkah nakal mu ini pada Mama. Jadi kamu jangan berbohong." ucap Rahma pada putrinya.     

"Mas Al memang sangat menyebalkan." ucap Kanaya dengan spontan.     

"Jangan sebel gitu....., tar kangen loh...?" ucap Rahma yang mengoda anaknya.     

Setelah Kanaya pikirkan ternyata apa yang dikatakan oleh Mamanya itu ada benarnya juga, memang beberapa saat yang lalu saat Kanaya menyuruh Al pergi kekantor Kanaya merasa teramat sangat sedikit kesepian.     

Walaupun Al memang kadang bersifat menyebalkan tapi tidak dapat dipungkiri jika Kanaya hanya bisa merasa nyaman dan aman saat ada didekat suaminya itu. Al Memang kadang menyebalkan tapi juga sangat penyayang dan bertanggung jawab.     

"Ya gak lah ma tadi kan Kanaya udah ketemu mas Al, masalah baru di tinggal beberapa menit aja udah kangen." ucap Kanaya yang pandai menyembunyikan perasaannya.     

"Iya deh klo begitu....., kamu cuman ngidam salad buah aja ni gak ada gidam lainnya gitu?" tanya Rahma pada putrinya.     

"Kanaya belum tahu ma.... saat ini si Kanaya hanya suka kalo Mas Al gak pakek parfum dan lebih terkesan wangi menurut Kanaya." ucap Kanaya dengan jujur.     

"Ngidam mu agak unik juga ya nak, jadinya kan Al bisa hemat minyak wangi..... hehehehe" ucap Rahma sambil terkekeh.     

Kanaya tidak pernah menyangka jika aroma tubuh suaminya lebih harum dan mampu membuat Kanaya merasa lebih nyaman dibanding dengan pada saat Al mengunakan parfum yang mahal.     

"Iya juga sih Ma....," ucap Kanya.     

"Mama gak mau buat kue apa gitu?" ucap Kanaya yang merasa ingin ngemil kue kering.     

"Mama gak bikin apapun nak tadikan ada chef yang dibawakan oleh Al untuk memasak menu makanan yang berbeda pagi ini." ucap Rahma.     

"Oooh iya, kakak Aira dimana?" tanya Kanaya.     

"Ada di kamarnya nak," ucap Rahma pada putrinya.     

"Kanaya rasanya pengen dandan cantik kayak Barbie...., Kak Aira kan jago dandan ma... ayo kita kekamar kak Aira." ucap Kanaya dengan semangat setelah menghabiskan setengah mangkuk salat buah yang sebelumnya tersisa setengah.     

"Hemmmmm.... baiklah Mama akan melihat kalian berdandan sambil nonton Drakor." ucap Rahma.     

Karena memang Rahma lebih suka berdandan alami cantik seperti artis Drakor dibandingkan seperti boneka Barbie. Lagi pula usinya udah tidak terlalu muda lagi untuk berdandan seperti yang ingin dilakukan putrinya. Mungkin saat ini jika suaminya masih hidup Rahma akan bersemangat sama seperti Aira tapi karena menyadari jika suaminya telah tiada Rahma merasa tidak perlu berdandan.     

"Kakak Aira.....," ucap Kanaya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar milik kakak perempuannya.     

"Iya tunggu sebentar...., ucap Aira yang terdengar sedang berjalan untuk membuka pintu.     

"Ada apa Rara dan Mama..?" tanya Aira yang penasaran mengapa adik dan Mamanya tiba-tiba datang bersamaan menemuinya.     

"Apakah perkerjaan kakak telah selesai?" tanya Rahma pada putrinya.     

"Iya Ma, kau baru baja selesai mengedit video yang akan aku upload ku YouTube channel ku besok." ucap Aira.     

"Wah keren....., kau ingin kakak mendandani ku cantik seperti boneka Barbie." ucap Kanaya.     

"Mama juga?" tanya Aira yang memang sangat hobi dalam memoles wajah sehingga tidak jarang jika dalam YouTub cancel dan instagramnya terkenal sebagai seorang beauty vlogger, ekperimen, mugbang dan lainnya.     

"Tidak Mama hanya ingin melihat kalian berdandan saja sambil nonton Drakor di handphone." ucap Rahma.     

"Hemmmmm.... baiklah ayo kita mulai....," ucap Aira dengan bersemangat.     

Aira memang selain cantik alami juga sangat pandai memoleskan make up diwajahnya sehingga menambah poin plus Aira untuk selalu terlihat cantik dan Arkan tentu saja sangat mencintainya dan tidak akan pernah berpaling pada yang lainnya.     

"Aku ingin menjadi mirip seperti Barbie muslimah yang cantik dengan balutan hijab, bisakah kak?" tanya Kanaya pada Aira.     

"Tentu saja , nanti kamu akan melihat sendiri hasilnya." ucap Aira yang mulai mendandani adiknya.     

Tentu saja Aira juga merekam aktivitasnya yang saat ini mendandani Kanaya, agar nanti juga bisa dijadikan konten pada saat mendandani adiknya tercinta. Wajah Kanya dan dirinya memang tidak jauh beda sama-sama cantik hanya saja Kanaya wajahnya lebih cendrung banyak mirip Mamanya yang memiliki wajah agak bulat sedangkan Aira lebih banyak mirip Papanya yang agak lonjong.     

"Kakak saat ini jam berapa ya?" tanya Kanaya yang tampak tidak bisa diam karena ini sudah terlihat sore tapi suaminya tercinta belum juga datang.     

"Jam lima sore, dek Rara.....," ucap Aira dengan gemas. Karena semenjak Kanaya manggilnya dengan sebutan kakak Aira merasa sangat gemas dengan pipi chubby dari adiknya yang terlihat semangkin berisi belakangan ini karena pola makan Kanaya yang banyak.     

"Dandanan ku luntur Dong?" ucap Kanaya.     

"Gak kok kamu tetap cantik, make up itu gak akan luntur kalau kamu gak cuci muka, tapi kalaupun kamu cuci muka kan nanti bisa kakak dandanin lagi dek." ucap Aira.     

Tentu saja Kanaya tidak ingin merepotkan kakaknya terus menerus, tadi bahkan setelah berdadan mereka bertiga berfoto bersama dengan Mama mereka tercinta tentunya.     

Walaupun sebenarnya Rahma tadi sempat menolak tapi dengan permintaan yang tulus dari Aira dan Kanaya tentu saja Rahma tida bisa menolak permintaan dari kedua putri kesayangannya ini.     

"Kamu lihat foto kita bertiga bayak yang menyukainya, bahkan banyak yang menyangka jika Mama adalah kakak perempuan kita. Itu semua karena memang wajah mama yabg awet muda." ucap Aira yang menunjukkan foto mereka bertiga pada Kanaya.     

"Iya kakak benar mama memang sangat cantik maknnya kita juga cantik karena kita ini adalah anak Mama." ucap Kanaya.     

"Tidak juga Mama merasa bisa saja....," ucap Rahma yang selama ini memang sering cuek dalam penampilan.     

Walaupun Rahma masih fokus nonton drama Korea di handphone miliknya tapi Rahma juga bisa mendengar jelas dengan apa saja yang dikatakan kedua Putrinya karena mereka saat ini berkumpul diruang tamu.     

Saat ini Aira sedang menunggu Arkan pulang, Kanya sedang menunggu Al pulang dan Rahma sedang menunggu Putarannya Ray fan menantunya Rabia pulang.     

Saat ini mereka sedang sibuk dengan handphone masing-masing, Kanaya Chatting dengan suaminya yang tidak kuning dibalas Kanaya Sedangkan menanggapi penggemarnya yang banyak menanyakan siapa kedua perempuan yang berfoto dengannya, yang sama-sama terlihat cantik sehingga para pengemar Suli membedakan mana ibu, dan adik Aira.     

"Lamanya sih Mas Al kok pesan ku gak di baca, jangan kan dibalas dibaca aja gak?" ucap Kanaya dengan kesal.     

"Sabar nak mungkin pekerjaannya banyak fan belum selesai." ucap Rahma yang berusaha menenangkan putri bungsunya.     

Kanaya memang belakangan ini sangat sensitif dan sering berfikir negatif dan beruntungnya Kanaya tidak tinggal sendiri tapi bersama Mama dan kakaknya sehingga ada yang selalu mengingatkan Kanaya pada saat Al tidak ada disampingnya seperti saat ini.     

"Iya ini tadi Kak Arkan juga bilang ke aku kalau dia bersama bang Al dan handphone bang Al keunggulan dan di kantor sedang mereka sedang rapat di cafe." ucap Aira pada adiknya.     

"Cafe?" ucap Kanaya yang seakan penasaran pingin melihat apa saja yang dilakukan suami mereka disana.     

"Iya di cafe Dahlia." ucap Aira yang memperjelas lokasi.     

"Ayo kita kesana aku penasaran dengan apa yang sedang suami kita lakukan saat ini, lagi pula cafe itu kan tidak jauh dari sini." ucap Kanaya dengan bersemangat.     

"Tapi Rara sebentar lagi mereka juga akan pulang." ucap Aira.     

"kalau Kak Aira tidak mau pergi bersama ku aku akan pergi sendiri." ucap Kanaya dengan nekat.     

"Tidak bisa kamu tidak boleh pergi sendiri nak bahaya." ucap Rahma pada Kanaya.     

Rahma langsung menatap Aira seka. berkata "Temani adikmu kesana."     

Tentu saja Aira tidak bisa menolak permintaan dari Mama tercinta, Aira sangatlah menyayangi Mamanya dan juga kanaya tentu tidak ingin terjadi hal yang buruk pada Kanaya jika sampai Kanaya pergi sendiri.     

"Baiklah ayo kita pergi." ucap Aira.     

"Yey.... ayo....," ucap Kanaya dengan bersemangat.     

Saat ini kedua adik kakak perempuan tersebut pergi menuju Cafe dimana yang mereka ketahui suami mereka rapat disana dan Aira sendiri yang membawa mobil pemberian suaminya pada saat ulang tahunnya beberapa hari yang lalu.     

"Kakak mereka bertemu Dey perempuan....," ucap Kanaya yang bisa melihat saat ini Al dan Arkan duduk berhadapan dengan dua orang wanita cantik.     

"Iya dek mungkin itu adalah klien mereka kita tidak boleh negatif thinking." ucap Aira yang berusaha berfikir positif dan mempercayai suaminya.     

"Tapi lihat kedua waniata itu seperti tidak proporsional mereka lebih terlihat mengagumi suami kita dibandingkan fokus pada pekerjaan yang harusnya mereka lakukan." ucap Kanaya. yang saat ini cemburu karena melihat salah satu perempuan cantik yang tampak tebar pesona dengan suaminya.     

Kanaya tentu saja merasa kesal walaupun Al terlihat tidak tertarik dengan wanita itu tapi tetap saja hati Kanaya merasa panas dan sangat ingin menyeret suaminya untuk segera pulang.     

" Ini keterlaluan....," ucap Kanya yang tidak bisa kontrol emosi lagi saat melihat wanita ganjen itu tampak sengaja ingin mencium suaminya walaupun hanya di pipi Al saja tapi Kanaya tidak rela berbagi.     

"Aaw... siapa kamu yang berani-beraninya menampar ku?" tanya waniata asing itu pada Kanaya.     

"Seharusnya aku yang Bertanya pada mu siapa kamu yang berani-beraninya ingin mencium siami ku suasana dia sedang lengah, kamu pikir aku akan membuatkan ku!" ucap Kanaya dengan tidak kalah galak.     

"Sayang kamu salah paham, dia.....," ucap Al terputus karena Kanaya saat ini telah menarik tangan Al untuk segera pergi pulang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.