Raja Bucinnya Kanaya

Perlakuan Manis Rayhan Pada Rabia



Perlakuan Manis Rayhan Pada Rabia

0Saat ini Rahma hanya tersenyum manis saat melihat Gea yang sepertinya sangat tertarik dengan kehidupan rumah tangga putranya, Tantu saja Rahma berfikir mungkin Gea ingin mendapatkan seorang lelaki yang baik seperti putranya tapi tentunya bukan putranya.     

Rahma tida akan membiarkan Rayhan menikah selain pada Rabia yang merupakan perempuan yang sangat baik, tulus dan lebut nyaris sempurna untuknya Rayhan yang memang sering keras kepala.     

"Iya Rabia adalah seorang dokter bedah, Menantu kesayangan ku itu adalah wanita yang sangat sempurna untuk Rayhan." ucap Rahma sambil tersenyum manis.     

Saat ini Gea berhenti bertanya lagi ternyata saingannya adalah wanita yang sangat sempurna dan mapan. Selain itu telah berhasil membuat Tante Rahma menyukainya.     

Walaupun saat ini Gea belum memulai keinginannya untuk berniat merebut suami orang tapi sepertinya Gea telah kalah telah Dimata calon ibu mertuanya dan calon suami idamannya.     

"Apakah memang diajukan ditakdirkan untukku?" batin Gea yang bertanya pada dirinya sendiri.     

Saat ini Rayhan berniat untuk mengambilkan makanan untuk Istrinya tercinta. Rayhan sebenarnya bisa saja meminta pelayan tapi memilihkan makanan untuk Istrinya dan dirinya sendiri yang akan makan didalam kamar. Tentu Rayhan akan memilih makan yang sehat dan bergizi tentunya karena semalam mereka hanya makan mie instan saja.     

Rayhan uang menyadari istrinya kembali tertidur setelah melaksanakan sholat subuh dan tentunya semua itu adalah ulah Rayhan Karena tidak memberikan Rabia banyak waktu untuk istirahat saat pergulatan panas mereka.     

Rayhan berencana untuk membawakan sarapan untuk mereka berdua dan Rayhan juga berniat untuk melakukan perkejaan dari rumah saja ditemani oleh istrinya tercinta yang saat ini sedang beristirahat.     

"Mama....., masak apa?" Tanya Rayhan pada Mamanya dengan manja karena tidak menyadari jika ada beberapa orang asing diantara mereka yang tentunya bukan pelayan.     

"Mama masak banyak sayur SOP, sambil terasi cumi goreng tepung dan ayam goreng tepung kesukaan mu." ucap Rahma yang telah menyebutkan makanan yang telah matang.     

"Istriku saat ini sedang istirahat dan aku ingin mengambilkan dia makanan. Menurut Mama apakah Dek Rubi akan menyukainya?" tanya Rayhan yang saat ini bersandar pada bahu Mamanya.     

"Tentu saja nak, Disini ada Tante Sely dan Putrinya apakah kamu tidak malu bertingkah manja?" tanya Rahma pada putranya.     

Rayhan yang menyadari hal itu pun langsung wajahnya berubah datar dan tidak peduli dan saat menoleh kebelakang ternyata benar apa yang dikatakan oleh Mamanya, ketiga wanita baru itu menatap Rayhan dengan sedikit heran.     

"Hemmmmm, Pelayan tolong ambilkan dua porsi makan lengkap segera antar kekamar ku." ucap Rayhan dengan wajah datar.     

Rayhan berbalik badan dan menghadap kearah Mamanya sambil tersenyum manis dan kemudian menaiki tangga dengan wajah yang kembali datar. Rayhan memang tidak berniat menyapa ketiga wanita pendatang itu karena Mamanya telah banyak memberikan perhatian menurut Rayhan.     

Pelayan telah dengan cepat mengambilkan makan yang diminta oleh tuan muda mereka, mereka tentunya tidak ingin mendapatkan masalah hanya karena terlambat mengantarkan makanan yang diminta oleh Rayhan.     

Walaupun Rayhan sebenarnya bukan seorang pemarah tapi Rayhan cukup keras kepala dan bisa melakukan apapun sesuai keinginan jika saja Rayhan merasa terlalu keras. Seperti saat ini Rayhan bersikap cuek pada Tante Sely da anak-anaknya hanya karena mereka dengan lancang telah memperhatikan tingkah manja Rayhan pada Mamanya.     

"Bang Ray kenapa Tante?" tanya Geby dengan bingung melihat sikap Reyhan yang tadinya terlihat hangat saat ini berubah menjadi datar saat menatap kearah wajah mereka.     

"Bisa Rayhan memang seperti itu." ucap Rahma yang cukup paham dengan sikap anaknya.     

Saat ini Rayhan telah berada di kamarnya kembali dan istrinya juga belum bangun, Rayhan memutuskan untuk menunggu sampai Rabia bangun tapi saat ini sudah hampir siang dan Istrinya tercinta belum makan apapun.     

Pelayan telah datang setelah Rayhan berada dikamar ini selama lima belas menit. Selama itu pula Rayhan asik memandangi bidadari surganya yang saat ini sedang tertidur pulas dengan piama panjang karena semalam setelah mandi Sepertinya istrikanya kedinginan.     

"Maaf tuan saya hanya ingin mangantar makan yang ada inginkan." ucap seorang pelayan perempuan.     

"Baiklah terimakasih, kamu bisa kembali." ucap Rayhan setelah membawa troli makan itu masih keadaan kamarnya dan kemudian menutup pintu.     

Pelayan tersebut menggunakan kepalanya dengan patuh dan mengusap dada merasa lega karena tidak kena marah karena keteledorannya yang sebenarnya sedikit terlambat mengantarkan makanan itu.     

"Dek Rubi Sayang bangun...., ayo kita sarapan dulu." ucap Ray dengan lebut menepuk lebut pipi mulus istrikanya.     

Membuat Rabia sedikit terusik dengan hal itu dan dengan perlahan mata coklat madu yang yang indah membuat Rayhan merasakan ketenangan. Rabia juga beberapa kali mengedipkan matanya karena sepertianya istri cantiknya itu masih sedikit mengantuk.     

"Maafkan aku...., aku bangun kesiangan." ucap Rabia yang sebelumnya tidak pernah bangun kesiangan.     

Rabiah tentu saja merasa bersalah tidak menyiapkan kewajibannya untuk menyimpan baju suaminya untuk bekerja, memasangkan dasi suaminya dan juga sarapan bersama di pagi hari.     

"Tidak apa-apa sayang, aku tahu kamu masih sangat lelah dan mengantuk." ucap Rayhan dengan lebih dan penuh pengertian.     

Saat ini Rayhan telah mengendong Rabia untuk menemani istrinya mencuri muka Karena sebelum sudah mereka telah mandi saat ini Rabia hanya harus mencuci muka saja. Rabia sanagat menyukai perlakuan manis suaminya dan menerimanya dengan ikhlas dan senyum manis.     

"Aku tidak membantu Mama memasak dan tidak menyambut tamu baru Mama uang baru saja datang. Apakah Mama akan marah pada ku?" tanya Rabia dengan polosnya.     

Tentu saja pertanyaan dari istrinya membuat Rayhan begitu gemas, Mamanya tidak akan mungkin marah pada Istrinya tercinta yang cantik ini hanya karena masalah sepele seperti itu. Lagi pula Rayhan juga tidak terlalu menyukai tamu Mamanya itu dan tidak ingin istrinya dekat dengan mereka.     

"Tentu saja tidak sayang. Mama sangat menyangi mu...., soal tamu itu kamu bisa menemui mereka nanti bersama ku. Ingatlah jangan terlalu dekat dengan mereka dan jangan terlalu mudah percaya pada mereka, kamu paham sayang?" tanya Rayhan pada Istrinya.     

Sebenarnya Rabia sedikit heran mengapa suaminya seperti terlihat tidak menyukai tamu yang sangat ini tinggal dirumah mereka. Padahal mereka adalah sahabat dari Mama Mertunya yang tentunya orang yang baik karena Mama Rahma sangat baik menurut Rabia.     

"Baiklah suami ku." ucap Rabia yang tidak ingin membantah ucapan suaminya meskipun dalam hatinya penasaran tapi nanti Rabia akan mencari tahu sendiri.     

Karena merasa senang dengan istrinya yang bergutu penurut Rayhan mengecup seluruh wajah istrinya dengan gemas tanpa celana membuat Rabia sedikit merasa geli karena tingkat suaminya yang begitu manis.     

"Cukup mas..... ini sangat geli...., aku bukan bocah Jang diciumi terus." ucap Rabia merasa seperti di gelitiki.     

"Iya sayang kamu memang bukan bocah, atau lebih tepatnya kamu bisa mencetak banyak bocah yang mirip dengan kita." ucap Rayhan yang kemudian saat ini mengecup bibir pink istrinya.     

Rabia terdiam memikirkan maksud suaminya yang belum sepenuhnya dipahami olenhnya setelah paham wajah Rabia menjadi memerah karena malu. Tapi persaan Rabia juga bercampur antara lucu, sedikit dan kesal saat ini karena ucapan suaminya.     

"Maksud mas, aku hanya dijadikan sebagai alat untuk pencetak anak?" ucap Rabia dengan wajah cemberut.     

"Bukaan begitu sayang kamu salah paham. Kamu adalah Istriku lebih penting dari apapun, mana mungkin hanya digunakan sebagai pencetak anak kanu juga adalah pencetak kebahagiaan ku." ucap Rayhan dengan gemas mengigit pipi chubby istrikanya dengan bibir.     

"Aaaw..., mas kelaparan makan nasi dong jangan makan aku....," ucap Rabia yang saat ini menjadi sensitif.     

"Kamu bikin gemes, Ayo kita kembali untuk sarapan kalau cuci mukanya udah selesai." ucap Rayhan yang saat ini telah mengendong Rabia kembali sebelum Rabia menjawab jika dia telah selesai.     

"Tadi aja nanya, sekarang main gendong aja." batin Rabia sedikit kesal.     

Wajah cantik istrinya yang sedikit cemberut membut senyuman Rayhan mengembang. Saat ini ditambah bibir manis Istrinya tercinta yang sedikit monyong membuat Rayhan bertambah gemas dibuatnya.     

"Bibirnya sengaja dimonyingin mau dicium?" ucap Rayhan dengan tersenyum manis menatap wajah istrinya.     

Rabiah yang tadi monyong saat ini berubah semangkin kesal dan sedikit menggigit bibir bawahnya karena dari tadi Rayhan sangat suka menggodanya sampai membuat Rabia sedikit kesal.     

"Mas nyebelin pengen ku cubit jantungnya." ucap Rabia dengan kesal.     

"Serem amat Bu dokter kalo lagi marah, nyubit gak main-main langsung ke jantung." ucap Rayhan Rayhan sambil mengecup bibir seksi istrinya.     

"Jangan digigit bibir terus kalaupun lagi kesal gigit aku aja.... nanti bibirnya bisa luka." ucap Rayhan dengan lembut.     

Diluar dugaan ternyata istri saat ini malah memeluk Rayhan dan meletakan wajahnya pada bahu Rayhan tapi bukan untuk bersandar, kali ini Rabia sengaja mengigit baju suaminya tersebut karena merasa benar-benar kesal lagi pula suaminya telah mengizinkannya tadi.     

"Aaaak..... aku tidak percaya ternyata kamu benar-benar menggigit ku sayang." ucap Rayhan yang sedikit merasa sakit pada bagian bahu kirinya yang digigit oleh istrinya.     

"Tadi katanya boleh digigit?" ucap Rabia yang saat udah berkaca-kaca.     

"Iya boleh kok.... jangan nangis....," ucap Rayhan dengan lembut yang tidak masalah untuk menahan rasa sakit pada bahunya Karena Rabia kembali menginginkannya.     

Ternyata Rabia menganggap serius ucapan Rayhan dan saat ini Rayhan harus benar-benar bersabar saat istrikanya saat ini benar-benar mengigit bahunya dengan lumayan keras. Dibalik sikap polos Istrinya ternyata Rabia juga sering menganggap ucapan seseorang dengan serius.     

"Sakit ya.... mas, Warnanya merah?" ucap Rabia dengan polos setelah puas untuk mengingat bahu suaminya.     

"Lumayan." ucap Rayhan yang saat ini berkata jujur tidak ingin Istrinya kembali menggigitnya lagi karena ini lumayan menyakitkan.     

"Maaf....hiks....hiks.....hiks.... aku... udah buat mas sakit." ucap Rabia yang saat ini telah menangis terisak.     

Rayhan menjadi bingung karena saat ini Istrinya menangis dengan kencang padahal disini yang terluka dirinya. Walaupun luka Rayhan tidak pernah hanya sedikit memerah dan lecet saja akibat gigitan Istrinya tercinta.     

"Aku baik-baik saja kok Sayang udah gak sakit," ucap Rayhan yang bingung bagaimana cara menenangkan istrikanya, akhirat Rayhan memilih untuk memeluk erat tubuh mungil istrinya tersebut dengan lebih dan mengusap pelan pucuk kepala istrinya tersebut dengan penuh kasih sayang agar Rabia berhenti menangis.     

"Hiks....hiks...hiks... lepasin mas." ucap Rabia sambil menangis sambil berusaha berontak agar bisa terlepas dari pelukan suaminya.     

Rabia dengan kuat mendorong tubuh suaminya yang saat ini mendekap Ya dengan erat karena memang Rayhan membuatnya kesal sekaligus merasa bersalah diwaktu bersamaan.     

"Sayang mau kemana?" tanya Rayhan dengan panik saat istrinya terlepas dari pelukannya dan menjauh darinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.