Tante Seksi Itu Istriku

Nikmat Yang Disembunyikan



Nikmat Yang Disembunyikan

0Usman membuka matanya perlahan, melihat ke atas, eternit yang berwarna putih. Semalam ia tidak tahu entah melakukan apa dengan Farisha. Ia menengok ke samping, melihat seorang wanita terlelap di sampingnya tanpa sehelai benangpun. Tentu hal yang ia lihat adalah bukit kembar milik sang istri. Ia kaget dan mundur ke samping.     

"Aduh, kenapa aku bisa seperti ini?" Usman lalu turun dari tempat tidur, melirik ke arah wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya.     

Yang pemuda itu lakukan dengan sang istri adalah semata-mata karena untuk membantu sang istri. Ia juga tidak tahu betul, sampai jam berapa mereka melakukan itu. Semalam ia mengingat kalau Farisha memukul kepalanya. Dan karena rasa lelah dan mengantuk, ia sampai tidak sadarkan diri. Setelah itu, ia tidak ingat lagi, apa yang terjadi selanjutnya. Mungkin sudah terlelap atau mungkin melakukan hal lain yang diluar kendali.     

Beberapa kali Usman melirik ke arah Farisha yang tertidur bertelanjang dada. Ia menelan salivanya, melihat pemandangan di depannya. Ia lalu mencari selimut untuk menutupi Farisha. Tidak ingin memanfaatkan orang yang masih terlelap di tempat tidur itu.     

"Aduh, celanaku basah lagi. Oh, kenapa ini terjadi lagi? Aku sudah gak bawa celana dalam lagi," keluh Usman. Ia tidak tahu, kapan ia sudah melepaskan benih-benihnya begitu saja di celana dalamnya.     

Sekarang hanya itu satu-satunya yang tersisa. Ia berlari ke arah kamar mandi untuk mandi. Ia juga melakukan senam tangan di dalam karena tidak bisa menahannya. Yah, dia juga seorang lelaki normal yang tentu tidak tahan dengan godaan tubuh wanita. Apalagi tubuh Farisha benar-benar sempurna. Ia menjadi seorang pria yang paling beruntung karena bukan hanya menyentuh, ia juga melakukan lebih. Walau bukan hubungan suami-istri sebenarnya, itu cukup memberikan kebahagiaan yang tidak akan terlupakan seumur hidupnya.     

Di dalam kamar mandi, sambil melakukan senam untuk melemaskan ototnya, ia bergumam, "Maafkan aku, tante, aku sudah melecehkanmu. Oh, aku juga masih membayangkan dirimu. Oh, Farisha ... kamu sangat cantik dan seksi. Aku mau kamu jadi milikku, ppfff!" Ia menahan suaranya agar tidak keluar. Kata-kata motornya tidak tertahan, seiring dengan senam pagi untuk si kecilnya yang semakin cepat.     

Tidak ada yang bisa membuat Usman bahagia selain bersama dengan sang istri. Melakukan hubungan seperti selayaknya pasangan yang sah dan tentunya mereka halal untuk melakukan itu semua.     

"Ah, Usman? Usman? Ke mana kamu?" ceracau Farisha memanggil suaminya. Ia bermimpi tengah melakukan hubungan suami-istri dengan sang suami. Tapi tiba-tiba Usman meninggalkan dirinya. Ia lalu terbangun dari tidurnya.     

Wanita itupun melihat sekeliling, tidak ada siapapun di sana. Ia hanya merasakan tubuhnya sakit. Ia meraba seluruh tubuhnya, di mana ia tidak mengenakan sehelai benangpun. Tapi ia sudah tidur dalam keadaan berselimut.     

"Usman ke mana kamu? Oh, kenapa aku mimpiin kamu? Semalam ... ah, kenapa aku bisa seperti ini? Tapi aku benci dengan semua cowok! Tapi kenapa aku biarkan dia menyentuh ini?" Ia menyentuh dadanya yang tertutup selimut.     

Teringat semalam saat dirinya di puncak kenikmatan, Usman yang menggigit punggungnya dan meremas buah dadanya yang berukuran besar itu. Ia sangat menikmati sampai ia merasakan basah di bawahnya. Ia sudah puas waktu itu dan tidak sengaja memukul kepala Usman. Membuat pria itu pingsan. Dirinya yang sudah sangat lelah pun ikutan berbaring di samping suaminya. Ia sempat melihat wajah Usman sebentar. Lalu ia juga mulai mengantuk dan akhirnya tertidur.     

Di pagi harinya, Farisha sudah sendirian di kamar itu. Ia lalu bangun dari tempat tidurnya. Ada bekas darah dari punggungnya yang digigit oleh Usman. Ia mengingat itu sambil tersenyum tanpa sadar. Semalam ia benar-benar menikmati itu semua. Walau biasanya ia hanya melakukan itu dengan sesama wanita, Vania.     

"Oh, Usman ... kamu pria pertama yang bisa membuat aku puas malam tadi. Oh, Vania ... maafkan aku yang sudah menikmati kenikmatan tanpamu. Bercinta dengan seorang pria, juga sangat nikmat. Oh, kenapa aku membayangkan yang semalam? Apakah aku juga akan membiarkan Usman membuat aku kehilangan itu–"     

Farisha tidak meneruskan perkataannya. Ia tidak pernah tahu bagaimana orang-orang yang berbeda gender saling menyalurkan hasratnya. Ia menengok ke kanan dan ke kiri. Melihat, apakah ada orang atau tidak. Ia penasaran karena ingin tahu, bagaimana mereka melakukannya. Apakah senikmat seperti saat ia bersama Vania atau merasa sakit.     

Kembali Farisha mengingat apa yang dikatakan oleh Vania padanya. Wanita itu bercerita bahwa, pernah melakukan hubungan dengan berbeda gender. Dan yang terjadi adalah rasa sakit yang teramat. Karena sang pria memasukan benda keras ke dalam lubang di mana mereka buang air kecil. Farisha tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya. Pasti akan terasa sakit karena Vania bercerita kalau saat itu, mengeluarkan darah yang banyak. Dan rasa perih yang teramat. Maka Farisha semakin takut dengan pria. Jangan sampai ada seorang pria yang melakukan itu padanya.     

Kebenciannya terhadap seorang pria, serta merta membuatnya takut dan selalu menjauh jika harus berhadapan dengan seorang pria. Namun ia lupa kalau Usman juga seorang pria. Tapi Usman tidak berbuat itu padanya. Malah pria itu memperlakukannya dengan benar dan dia sangat penurut. Apapun yang ia suruh, dilakukannya walau kadang lama dan harus dipaksa. Seperti semalam yang harus dipaksa untuk meremas dan menggigit dirinya.     

"Uh, kenapa ini? Aku kenapa bisa seperti ini?" ujar Farisha menggelengkan kepalanya. Tapi rasa penasaran itu kembali muncul. Ia mencari ponselnya dan mencari sebuah situs video online yang sering ia buka dengan Vania. Dan yang mereka cari adalah hubungan antara wanita. Selama ini ia tidak pernah melihat yang lainnya selain hubungan sesama wanita itu.     

Usman mandi dengan perasaan yang lega di bawahnya shower. Ia sangat lega setelah membuang beban yang membuat dirinya ingin segera tuntaskan. Tapi ia bingung bagaimana ia bisa keluar dari kamar mandi. Ia tidak ada pakaian dalam.     

"Bagaimana aku bisa keluar dari sini? Aku sudah tidak punya celana ganti lagi. Ini saja aku belum mencucinya. Dari semalam aku belum mencuci celana ini." Karena terpaksa, ia mencuci dan akan memakainya kembali. Ia membasuh hanya bagian yang lengket itu. Dan setelah itu, ia peras dan ia pakai celana dalam itu kembali.     

Farisha sudah menonton video tentang hubungan pria dan wanita. Tentu ia agak takut tapi terlihat sang wanita menikmati. Sebelum benar-benar selesai, terdengar Usman membuka pintu kamar mandi. Membuat wanita itu menyembuhkan ponselnya. Walau Usman tidak pernah terlihat memegang ponsel.     

Usman keluar dari kamar mandi dengan badan yang segar. Hanya pakaian dalam yang basah, yang membuat dirinya merasa tidak nyaman. Saat melihat Farisha, ia memalingkan wajahnya. Ia takut dimarahi oleh bosnya itu. Tapi Farisha lah yang merasa takut kalau dirinya ketahuan telah membuka situs dewasa. Walau dirinya sudah sangat dewasa. Dan bahkan bukan dewasa lagi.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.