Tante Seksi Itu Istriku

Kenikmatan Dari Usman



Kenikmatan Dari Usman

0Usman tidak tahu harus bagaimana. Ia disuruh untuk menjambak rambut Farisha. Sementara ia tidak mau melakukannya. Ia jadi memegang saja dan takut kalau menjambak beneran, akan menyakiti wanita yang duduk membelakangi dirinya itu.     

"Ayo, tarik, Man! Ohh, jangan hanya dipegang! Aku minta kamu tarik rambut aku!" ceracau Farisha dengan tegas ia sangat menikmati apa yang ia lakukan dengan tubuhnya sendiri. Sementara di belakang, ada Usman yang menarik rambutnya.     

Karena permintaan Farisha untuk menarik rambut, Usman melakukan itu semua. Bahkan ia diminta untuk lebih keras lagi. Pemuda itu menyangka kalau istrinya itu mengalami sakit di kepala. Maka ia juga memijat kepala wanita di depannya dengan masih menutup matanya.     

Wanita berusia tiga puluh tahun itu begitu menikmati dan meracau tidak jelas. Meminta sesuatu yang aneh-aneh kepada Usman. Bahkan permintaan aneh itu datang dari mulut Farisha yang tiba-tiba.     

"Ohh, Usman ... gigit leherku, dong! Oh, kamu bisa lepaskan kaosku juga! Gigit punggung aku juga, Usman ... ohh, cepetan! Aku harus merasakan ini semua!" Farisha semakin tidak terkendali ketika rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuhnya.     

Usman sangat bingung dengan permintaan istrinya itu. Ia bahkan hanya dengan lirih memanggil, "Tante ...." Ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh atasannya di swalayan itu.     

"Sudah! Kamu jangan banyak tanya! Cepat Usman! Atau mau aku pecat, hah?" ancam Farisha dengan suara menggelegar. "Cepetan, Usman! Ohh ... mmhh ... oshh ... cepetan ..." lirihnya kemudian. Ia masih melakukan gerakan yang bisa membuat dirinya kenikmatan. Menunggu sampai suaminya itu menurut padanya untuk membuka kaosnya.     

Dengan perlahan, Usman meraba kaos Farisha. Menjelajah ke bagian depan dan tanpa sengaja menyentuh daging kenyal itu dan itu malah membuat Farisha mendesah. Karena sentuhan Usman, Farisha merasa senang. Ia menginginkan sentuhan dan juga gigitan di bagian depan tubuhnya juga. Tapi Farisha berusaha untuk menahannya agar tidak sejauh itu.     

Malam ini adalah malam yang membahagiakan bagi pemuda desa yang beruntung, menikahi wanita cantik dan memiliki tubuh yang sempura itu. Karena sesuatu yang indah tidak akan pernah terlupakan. Usman tidak akan melupakan rasa ini. Sebuah anugerah terindah yang ia dapatkan. Bahkan di dalam celana dalamnya juga terasa sangat sesak. Walau tidak bisa mengeluarkan isinya sekarang, ia masih mendengar erangan dari Farisha itu. Memang sungguh erotis dan begitu menikmati.     

"Oh, Sayang ... ini sangat nikmat sekali, ohh, cepat gigit aku, Usman! Gigit sampai berdarah! Gigit aku cepat! Ahhh! Kurang ajar kamu, Usman! Akhh! Aku suruh kamu gigit! Oh, buka kaosku cepat!" perintah Farisha sekali lagi sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.     

Usman dengan perlahan menggenggam erat kaos Farisha lalu mengangkatnya. Sekali lagi ia menyentuh benda kenyal itu lagi. Membuat Farisha mendesis panjang seperti seekor ular. Lelaki itu juga merasakan kalau ia sudah menegang sesuatu yang pasti didambakan semua orang. Ia bahkan ingin meremas benda kenyal itu kembali. Tapi ia takut Farisha marah.     

Kini Farisha tidak mengenakan kaosnya lagi. Ia menutupi dadanya dan melirik ke belakang. Ia melihat suaminya sedang memejamkan matanya dan memegang kaosnya. Ia membiarkan sejenak sambil tersenyum.     

'Ternyata Usman tidak memanfaatkan ini. Apa dia juga sama sepertiku? Yang maunya berhubungan sesama jenis? Oh, tapi aku ingin dia menyentuhnya. Menyentuh bagian tubuh ini. Tapi aku, ohh ini sepertinya ada yang memberikan obat perangsang padaku. Siapa orangnya?' batin Farisha bertanya.     

Hanya obat perangsang yang bisa membuatnya seperti ini. Jika bukan karena itu, ia yakin tidak akan seperti itu. Ia akan seperti biasanya saat berhubungan percintaan bersama dengan Vania.     

"Sekarang kamu gigit punggung aku, ohh ..." perintah Farisha berseloroh. Ia tahu kalau ini adalah efek dari obat perangsang. Yang membuat dirinya kesetanan ingin bercinta seperti ini.     

Dengan pelan dan ragu, Usman mulai menggigit kecil Farisha. Permintaan ini sangat aneh untuk dilakukan. Tapi ia merasakan sensasi luar biasa saat menggigit punggung Farisha. Merasakan hal yang aneh pada diri Farisha. Tapi yang ia rasakan yang lainnya adalah kulit istrinya yang lembut itu.     

"Ayo, gigit lagi, Usman! Sampai keluar darah juga nggak apa-apa! Tapi gigi kamu sudah disikat, kan?" tanya Farisha. Ia juga takut malah membuat infeksi karena gigi yang kotor. Ia juga sudah sering melakukan itu bersama kekasih wanitanya. Bahkan bukan hanya gigitan. Mereka melakukan yang lebih dari itu. Tapi saat ini Farisha berusaha menahan semuanya.     

Usman melakukan apa yang diperintahkan oleh Farisha. Walau ia belum tahu, mengapa ia harus melakukan semua ini. Ia juga masih menjambak rambut Farisha.     

"Oh, Usman ... kamu bisa tolongin aku, kan? Jujur saja, ini aku mungkin diberi obat perangsang, ohhh ... kamu tahu apa itu, kan?" tanya Farisha langsung. Ia tidak akan menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi.     

Usman kaget mendengar itu semua. Ia pernah menonton televisi dengan sembunyi-sembunyi. Saat itu di rumah pamannya, saat acara sinetron dan kadang ada adegan dimana ada obat perangsang yang digunakan oleh tokoh itu.     

Farisha terus menikmati apa yang ia lakukan. Sementara Usman yang masih menutup matanya. Ia terkadang mengintip tubuh Farisha bagian belakang. Sangat halus saat ia raba. Dan begitu terlihat mulus dan putih. Ia tidak akan bisa lupa apa yang ia lakukan itu. Tapi ia tidak ingin memanfaatkan semua ini. Ia tahu apa yang terjadi dengan orang yang meminum obat yang disebut oleh Farisha barusan.     

Usman kembali menggigit kecil punggung Farisha. Ia tidak bisa membayangkan apa yang dilakukan Farisha. Tapi bagaimanapun juga, ia harus membantu tanpa berbuat melecehkan majikannya itu.     

"Apa yang harus aku lakuin, Tante?" tanya Usman kembali. "Aku tidak akan memanfaatkan ini, Tante. Tapi kalau bisa dihilangkan, kita bisa lakukan," usul Usman. Yang ia juga tidak tahu bagaimana caranya.     

"Oh, lakuin seperti yang kamu lakukan tadi! Oohhh ... beri aku kenikmatan, sampai aku keluar, hhmmppphh." Farisha menahan rasa nikmatnya yang tidak ada habisnya. Sambil memainkan bagian bawahnya, ia juga ingin sentuhan tambahan lagi. "Man ... remas dadaku," pinta Farisha akhirnya.     

Usman bingung dengan permintaan dari Farisha. Hari ini jelas-jelas ia akan melecehkan Farisha. Walau status mereka saat ini adalah suami-istri. Tapi tetap saja, terkesan pemuda itu yang memanfaatkan semuanya. Yang juga menikmati untuk melakukan hal tidak pantas itu. Jika dilihat hubungan keduanya hanya sebagai bos dan bawahan. Yang menikah karena untuk sandiwara semata.     

"Cepetan, Usman! Aku sudah tidak bisa lama-lama! Ayo, Usman! Apa aku harus mencari orang lain? Akhh! Usman!" pekik Farisha ketiga ia merasakan sensasi nikmat karena pemuda itu meremas buah dadanya yang menggantung indah itu.     

"Oh, anak ibu ternyata begitu panas, menikmati malam pertamanya. Syukurlah kalau obat perangsang itu berguna juga. Oh, Usman ... kau harus membuat anakku hamil. Pasti ibu akan sangat bahagia karena segera punya cucu," gumam Azhari dari balik pintu. Ia sudah merencanakan hal itu dan ia menggelengkan kepalanya dengan senyuman bahagia. Ia sudah mendengar erangan dan desisan Farisha. Tidak mendengarkan apa yang mereka katakan karena tidak terlalu jelas.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.