[BL] RedBlue Academic. END✔

Extra 2 END



Extra 2 END

0  Pertemuan kedua Sarfan Alberth dan Eron yaitu pada saat di supermarket, dimana Eron sedang membeli es crim di luar wilayah Blue Academic dan Red Academic.    

  Pada saat itu Eron sedang menunggu teman-temannya yang sedang buang air kecil masal di dalam WC yang ada dalam supermarket.    

  Beberapa saat kemudian mobil BMW i8 putih berhenti tepat di depan Eron yang sedang berdiri. Eron menatap mobil tersebut dengan mata yang penuh kagum, bahkan Eron sampai lupa untuk menutup mulutnya.    

  Eron berasal dari keluarga yang sederhana dan tinggal di desa terpencil, jadi jangan heran jika Eron menatap mobil itu dengan penuh rasa kagum luar biasa.     

  Menunggu beberapa saat, orang yang berada di dalam mobil putih tersebut sama sekali tidak memiliki niat untuk keluar.    

  Telpon Eron bergetar, diapun mengambil dan mengangkat telponya dengan wajah kusut.    

  "Kalian buang air kecil lama sekali. Es crim ku saja sampai sudah mau habis di makan, dan kalian belum juga keluar-keluar."    

  [Kami bertiga sudah kembali ke Asrama]    

  "Apa maksudnya sudah kembali ke Asrama! Kalian bertiga menyeretku paksa untuk nonton bioskop, dan setelah itu kalian bertiga meninggalkanku sendirian di tengah jalan!! Sialan, aku akan membuat kalian bertiga menjadi seperti adonan!!"     

  [Aaaaa... Eron maafkan kami bertiga. Bukan maksud kami untuk meninggalkanmu sendirian. Kami, kami bertiga di bayar untuk menyeretmu keluar dari Asrama.]    

  [Sialan Rusmin jangan terlalu jujur... Kemarikan ponselnya.]    

  [Semoga harimu menyenangkan bersama suamimu Eron.]    

  Tutt... Tutt... (sambungan telpon terputus)    

  Eron, "..."    

  "Eron." Eron menatap pria tinggi di depannya dengan rahang yang hampir jatuh ke tanah.    

  Sarfan Alberth menatap Eron sesaat, dan kemudian berbalik mengambil tisu di dalam mobilnya. Sarfan mengambil es crim yang berada di tangan Eron dan membuangnya ke tempat sampah. Sedangkan si pemilik es crim hanya bisa menatap kepergian es crimnya dalam keadaan bingung dan diam.    

  Sarfan mengambil tangan Eron dan membersihkannya menggunakan tisu, "Seperti anak-anak, belepotan di mana-mana."    

  "Apa kakak yang menyuap teman-temanku?" Tanya Eron ragu-ragu.    

  "Hmm," Sarfan menarik Eron ke dalam mobilnya.    

  "Kenapa?"    

  "Untuk mengajakmu kencan."    

  "Kenapa tidak mengajaku secara langsung?" Sarfan memasang sabuk pengaman pada Eron, dan kemudian memasang sabuk pengaman untuk dirinya sendiri, "Apa kamu akan mau jika aku secara langsung mengajakmu kencan?"    

  Eron menggaruk kepalanya, "Em, aku rasa tidak."    

  Sarfan Alberth pun melajukan mobilnya.    

  "Eh tapi tunggu dulu." ( ` _ ` ) Eron menatap Sarfan Alberth yang lagi fokus menyetir, "Mengapa aku menjadi sangat patuh padamu!! Aku bahkan tidak mengenalmu,. Kamu tidak menggunakan santet untuk menyantetku khan? Dan ini ... Kamu membawaku kemana, jangan katakan kalau kamu ingin menculiku." Teriak Eron tidak terima.    

  .....    

  Mengemudi hampir kurang lebih tiga jam lamanya, sampailah mereka di dalam kastil yang sangat mewah dan megah. Karena adanya perlawanan keras dari Eron untuk mengikutinya, Sarfan Alberth pun mengangkat Eron di bahunya yang kokoh.    

  "Turunkan aku. Aku bisa jalan sendiri, turunkan aku."    

  Wajah Eron memerah karena malu, pasalnya dari halaman depan rumah sampai di dalam, hampir kurang lebih 40 asisten rumah tangga menatap mereka dengan terkejut sampai rahang mereka mau jatuh ke tanah. Karena terkejut, bahkan ada yang menjatuhkan nampan yang berisi 6 gelas minuman di atasnya.    

  Sesampai di ruang keluarga, Sarfan Alberth pun menurunkan Eron tepat di depan para tetua (Alfano dan Putri), kedua orang tua Sebastin, beserta Sebastin dan Defian.    

  "Dia calonku," Sarfan Alberth membalikan badan Eron untuk menghadap para keluarga, "Eron." Ucap Sarfan langsung tampa basa basi.    

  Para keluarga, "..."    

  Defian menjatuhkan potongan kue yang ada di atas sendoknya ke lantai.    

  Defian, "Eron" Belum konek.     

  Terkejut. Defian berteriak dengan sangat keras, "Eron Aliana, ketua komite kedisiplinan Blue Academic!!!"    

  Semua orang yang berada di ruang keluarga sontak menatap Defian.    

  Sebastin memakan kue dan berkata, "Satu-satunya dan tercatat dalam sejarah seluruh Academic, ketua komite kedisiplinan dengan paras cantik dan mungil."    

  Sarfan menarik Eron agar duduk di sampingnya.    

  "Pantas sangat tegas dan kejam." Ucap Sarfan Alberth sambil merangkul pinggang Eron.    

  Eron duduk kaku di tempat tampa ada perlawanan seperti yang dia lakukan beberapa saat lalu.    

  "Sayang, beri salam pada para tetua."    

  "Ba, bagaimana?"    

  "Seperti yang kamu lakukan pada kedua orangtuamu."    

  "Oh"    

  Eron pun mencium tangan kakek beserta nenek Sebastin, dan memberikan salam seperti orang Thailan kepada Ayah dan ibu Sebastin.    

  Nenek Sebastin, "Eron cepat memberikan momonganyah pada kakek dan nenek."    

  Eron, "..." ( ° _ ° )    

  Sarfan, "Jangan menakutinya."    

  Mereka semuapun tertawa bersama di atas ketegangan Eron.    

  Eron, "..." Apa hanya aku saja yang tidak paham, mengapa mereka semua tertawa?    

  .    

  .    

  .    

  TAMAT


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.