[BL] RedBlue Academic. END✔

Bertanya Tentang Kehamilan



Bertanya Tentang Kehamilan

0  Setelah satu minggu empat hari Defian berada di kediaman Sebastin. Hari ke limanya, sebastin membawa Defian kembali ke asrma Blue, lebih tepatnya Sebastin hanya berdiri di depan gerbang wilayah Blue dan melihat punggung sang istri yang berjalan menjauh dari pandangannya. Defian membalikan badannya, menatap Sebastin yang masih berdiri ditempatnya.    

  Defian tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah Sebastin dan kemudian melanjutkan kembali perjalanannya.    

  Sudah sekitar enam hari, Defian sudah melakukan aktifitas belajar seperti biasanya dan selama enam hari itu pula, kedua temannya, Akemi dan Firaz selalu saja mengeluh hal yang sama pada Defian.    

  "Aw, aw... Aku merasa tanganku mau patah." Keluh Akemi sambil meniup-niup tangannya yang sakit akibat terlalu banyak menulis.    

  Firaz menghentikan aktifitas menulisnya, "Defian, aku mau bertanya padamu! Apa yang kamu lakukan selama seminggu bersama sebastin? Dan jangan katakan padaku, selama seminggu itu, kamu dan sebastin hanya mencatat peraturan Blue?!"    

  Saat ini, ketiga mahkluk ciptaan tuhan itu sedang duduk di taman yang jaraknya tidak terlalu berjauhan dengan Asrama, atau bisa dikatakan mereka bertiga masih berada di wilayah Blue Academic.    

  Defian membantu kedua temannya itu mencatat peraturan Blue yang sedikit lagi rampung.    

  "Kami berdua tidak mencatat peraturan Blue..." Kata Defian sambil fokus menulis.    

  Akemi, "Terus, bagaimana bisa kamu menyelesaikan catatan pelanggaranmu dalam waktu yang sangat singkat? Aku saja membayar kurang lebih 50 orang untuk menyelesaikan catatan pelanggaranku, tapi dalam seminggu hanya bisa menyelesaikan 897 halaman..."    

  Defian sedikit berpikir, "Ah itu... Aku juga tidak tahu. Yang aku tahu, tiba-tiba saja Sebastin membawah pulang setumpuk kertas ke rumah."    

  Akemi dan Firaz, "..." ( ° 0 ° )    

  Defian menggaruk kepalanya, "Aku juga tidak tahu, berapa banyak orang yang dia bayar untuk mencatat catatan pelanggaranku."    

  Akemi meraih kedua tangan Defian, "Kamu sangat beruntung Defian. Kenapa bukan aku saja yang jatoh pada saat itu!" Ucap Akemi dengan wajah yang terlihat masam.    

  Akemi melepaskan genggaman tangannya dan menatap perut Defian yang tertutup oleh baju kaos biru langit miliknya. Akemi memajukan kepalanya mendekati Defian, sedangkan orang yang di tatap hanya bisa bertanya 'kenapa' dengan raut kebingungan.    

  "Apa perutmu sudah ada isinya?"    

  Defian refleks memegang perutnya, tidak paham dengan pertanyaan Akemi padanya, "Isi apa?"    

  "Gini, seperti ... misalnya, kamu merasa mual di pagi hari dan napsu makanmu bertambah, dan juga kamu sedikit malas melakukan aktifitas, dan juga ... kamu lebih suka berbaring gitu."    

  Defian, "..." ( ° - ° ?)    

  Firaz yang mengerti maksud dari sahabatnya itu, tanpa basa-basi langsung memukul kepala Akemi dengan pulpen yang ada di tangannya.    

  "Aw... Apa kamu sudah tidak waras! Kenapa kamu tiba-tiba saja memukulku?"    

  "Kamu yang sudah tidak waras, sebaiknya kamu ke psikater dulu untuk memeriksa kejiwaanmu... Defian itu seorang pria mana mungkin bisa hamil!" Teriak Firaz, sampai membuat orang-orang di sekitar menatap mereka bertiga.    

  "Pelankan suara kalian." Kata Defian, dia sama sekali tidak bisa lagi berkata-kata mengenai pemikiran gadis cantik yang merupakan sahabatnya ini.    

  "Tidak ada salahnya kan, kalau aku berpikir demikian. Banyak kejadian yang di dapatkan di luar sana; Laki-laki juga bisa mengandung."    

  Defian, "..."    

  Firaz menepuk dahinya sendiri, "Saya akan menjelaskan sedikit padamu wahai Nona Akemi Dahayu. Memang diluar sana laki-laki bisa mengandung. Tapi, laki-laki tersebut merupakan trans jender dari perempuan ke lelaki dan juga ada beberapa trans jender yang sama sekali tidak mengubah kelaminnya. Apa kamu paham?"    

  "Tapi bagaimana dengan kalangan Alfa, Omega dan Beta. Aku membaca novel, yang berasal dari ras Omega bisa mengandung, walaupun dia seorang pria."    

  Firaz, "..." :fire:    

  Defian, "...:exclamation_question_mark:"    

  Firaz geram dan mengatakan kembali, "Kamu pikir, Defian itu terlahir dari ras Serigala dan dia memiliki darah Omega di tubuhnya dan kemudian Defian bisa mengandung seorang anak!... Aku tidak bisa lagi berkata-kata. Berhentilah membaca Novel."    

  Akemi, "Aku kan cuman..."    

  "Berhenti-berhenti, kamu membuatku sakit kepala." Potong Firaz di sela-sela ucapan Akemi.    

  Defian kembali ke asrama bersama Firaz, setelah menyelesaikan beberapa catatan pelanggaran yang tersisa. Dalam perjalanan menaiki lif, tiba-tiba saja Firaz menanyakan hal yang sama seperti Akemi pada Defian,    

  "Benaran, kamu sama sekali tidak hamil?"    

  Defian menatap Firaz dengan wajah datar, "Jika aku hamil, aku akan memberitahumu secepatnya."    

  Semua orang yang berada di dalam lif menatap mereka berdua dengan tatapan aneh.    

  Defian dan Firaz merupakan teman sekamar. Asrama Blue di masing-masing kamar terdapat dua tempat tidur yang berukuran satu meter setengah dan satu kamar mandi. Kamar Asrama Blue cukup luas untuk ditempati dua orang.    

  Defian dan Firaz masing-masing duduk di kasur mereka.    

  "Defian, selama seminggu ini apa kamu pernah bertemu dengan Alfano Mia Sebastin itu?"    

  "Menurutmu, apa aku pernah bertemu dengannya selama seminggu ini?" Ucap Defian sambil bermain game di ponselnya.    

  "Hahaha... Ia juga yah... selama 24 jam kita selalu bersama." Kata Firaz sambil menggaruk-garuk kepalanya.    

  Setelah hening beberapa saat, Firaz berbicara kembali, "Bagaimana kamu... ehem dan Sebastin melakukan itu?" Tanya Firaz dengan tampang bodoh.    

  Defian mengalihkan pandangannya pada Firaz, "Tanya ketua Osis Red Academic siapa tahu dia bisa menjawabnya."    

  "Hey, kenapa aku harus bertanya padanya?"    

  "Dia calon suamimu."    

  "Calon suami pantatmu. Aku sama sekali tidak mengenalnya." Protes Firaz.    

  Ditempat lain, tepatnya di lantai dua belas Red Academic. Ruangan tersebut merupakan ruangan khusus untuk Sebastin tinggal, jika dia tidak ingin kembali ke rumah.    

  Seseorang berjalan menuju Sebastin yang saat ini sedang duduk sambil meminum kopi susu dingin.    

  "Kapan kamu akan bertemu dengan istrimu?" Kata orang tersebut sambil dudk didepan Sebastin.    

  "Arsen, selama tiga hari ini, kamu selalu saja menanyakan hal yang sama. Apa ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan padanya?"    

  Sekedar mengingatkan, Arsen adalah ketua Osis dari Red Academic.    

  Arsen menggaruk dahinya yang sama sekali tidak gatal, "Eumm... Sebenarnya aku memiliki sedikit urusan sama salah satu teman dekatnya. Tapi bukan urusan yang penting sih. Jadi kapan kamu akan bertemu dengan istrimu?"    

  Sebasti meminum kopi susu miliknya, "Akhir pekan ini. Aku mengajaknya ke puncak, aku sangat yakin, dia pasti akan membawa teman dekatnya. Mungkin salah satunya ada orang yang kamu cari."     

  Arsen menganggukan kepalanya, "Jadi kamu mengizinkan aku pergi juga nih!"    

  Jawab Sebastin dengan kata 'Hmm'.    

  Bersambung ...    

  Kamis, 26 Desember 2019


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.