[BL] RedBlue Academic. END✔

Olimpiade



Olimpiade

0  Setelah Satu tahun pernikahan En dan Ana. Kini mereka berdua dikaruniai 1 orang anak laki-laki yang lahir secara Caesar di Rumah Sakit XY. Namun naas nasib berkata lain, bayi yang di lahirkan Ana meninggal dunia 5 hari setelah di lahirkan.    

  Salah satu faktor penyebab kematian bayi di karenakan terlambat kelahiran bayi. Ana mengalami kehamilan Serotinus yaitu kehamilan yang melewati tapsiran atau lebih tepatnya kehamilan yang telah melewati bulan.    

  Hal itulah yang menyebabkan sang bayi pada saat dilahirkan mengalami Asfiksia berat dengan keadaan APGAR Skornya hanya mencapai 1/1. Pihak Rumah Sakit sudah melakukan yang terbaik yang mereka bisa. Tapi sayang mereka bukan Tuhan yang serba bisa dan penuh Mukhzizat, mereka hanya seorang mabnusia yang melakukan pertolongan pertama.    

  Sedangkan Mia sejak kejadian yang menimpanya setahun lalu, sampai saat ini tidak ada seorangpun yang melihatnya maupun mendengar kabar darinya.    

  Sejak kejadian itu pula, Mia langsung keluar dari rumah besar Zhang yang sejak lahir sudah ia tempati.    

  Karena rasa sedih dan trauma anak pertamanya yang meninggal dunia, hal itu membuat Ana enggan memiliki seorang anak. Namun seiring berjalanya waktu, pada tahun 2003 Ana kembali melahirkan seorang anak perempuan yang sangat cantik  dan manis. Sejak kelahiranya itu, ia sudah menarik banyak perhatian dan selalu di puji dan di sanjung bagaikan putri kerajaan. Bayi cantik itu memiliki mata coklat dan berambut lurus tebal dengan kulit seputih salju    

  Dan bayi itu di beri nama Akemi Dahayu, yang memiliki arti Bintang Cantik di Senja Hari.    

  .    

  .    

  .    

  .    

  Seiring berjalannya waktu, tidak terasa kita semua sudah mengijak dunia yang serba praktis dan moderen.    

  Dan aku di sini ingin mengatakan selamat datang di Tahun 2019 ...    

  Suara sorakan gembira terdengar sangat keras dan menggelegar di dalam gedung yang di gunakan setiap tahunnya untuk berbagai macam olimpiade itu.    

  Selama bertahun-tahun, sejak berpisahnya Red dan Blue. Ini adalah yang kedua kali dalam sejarah Akademik, Red berhasil memenangkan olimpiade cerdas cermat yang hanya di wakili satu orang dalam masing-masing perwakilan Sekolah dan bukan saja itu, SMA Red menyapu rata hampir semua kejuaraan mulai dari olimpiade Matematika, Kimia, Fisika, dan lain sebagainya.    

  Sedangkan dalam bidang olahraga, SMA Red memenangkan perlombaan mulai dari Renang, Basket, Voli, Lari 100 meter dan BadMinton.    

  Hanya Lomba Masak. Selama dua tahun berturut-turut, SMA Red tidak pernah bisah menyapu bersih dan meraih mendali emas dalam olimpiade memasak.    

  Siapa yang bisa mengalahkan si manis Defian, pria itu sangat pandai dalam memasak makanan moderen maupun makanan tradisional di Negara N. Kedua orang tua Defian memiliki sebuah restoran bintang 5 di Negara N dan sudah memiliki beberapa cabang di mana-mana.    

  Defian naik di atas podium dimana posisi satu berada, dia mengangkat mendalinya menggunakan tangan kanan dan tersenyum bahagia.    

  Di kejauhan tepatnya berada di kursi penonton bagian kubuh merah, seorang pria dengan setelan seragam lengkap dan tidak lupa pula dengan Almamater merah bercampur putih yang dia kenakan. Pria itu menatap podium dengan pandangan yang sangat sulit di artikan.    

  Tanpa bertanya atau mengatakan sesuatu, seorang pria yang menggunakan seragan yang sama  yang duduk di samping kanannya membuka suara, "Namanya Defian Mahesa lahir pada tanggal, 13 Agustus tahun 2003. Dia merupakan anak dari Koki ternama di Negara N yaitu Rian Mahesa dan Indri Mahesa. Kedua orangtuanya memiliki 7 Restoran bintang lima yang diberi nama Defian, 1 Perusahan kosmetik berlabel DFN, dan memiliki toko pakaian yang lumayan sederhana dan terletak di pedesaan Kolowu. Toko pakaian itu di kelola oleh Defian itu sendiri. Defian merupakan anak kedua sekaligus si bungsu dari keluarga Defian. Jadi jangan heran jika di memenangkan kejuaraan memasak dua tahun berturut-turut."    

  Setelah beberapa saat kedua pria itu beranjak pergi dari kursi penonton.    

  Setelah kepergian mereka berdua, orang-orang yang se almamater dengan mereka mulai membuka suara heboh.    

  "Pria di atas podium itu pasti tidak akan selamat."    

  "Ia benar. Si Naga merah sudah meliriknya."    

  .    

  Bersambung...    

  Jumat, 29 Nov 2019


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.