Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Temani Dia Pergi



Temani Dia Pergi

0Dengan begitu, Nyonya Sheng memberikan cek tertulis tersebut kepada Gong Mo.     

Gong Mo menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nanxuan dan saya belum menikah. Saya tidak bisa menerima cek ini untuknya. Jika Anda ingin memberikannya, berikan kepadanya secara langsung."     

Nyonya Sheng memandang Gong Mo dan melihat bahwa apa yang dikatakan Gong Mo memang benar-benar serius, sehingga mau tidak mau ia mengambil cek itu kembali.     

Setelah beberapa saat kemudian, Nyonya Sheng tiba-tiba mencondongkan tubuh ke dekat Gong Mo dan berkata dengan suara pelan, "Sebenarnya aku curiga ada orang yang membuat rencana malam itu! Tapi Ayahnya sangat marah sampai dia tidak mau mendengarkanku. Andai saja kita bisa menemukan bukti, mungkin Nanxuan bisa pulang. Apakah kamu ingat kejadian pada malam itu? Apakah menurutmu ada kejadian yang tidak biasa?"     

Gong Mo sedikit sulit untuk mengatakannya. Ini semua tentang Sheng Nanxuan. Apakah aku harus membicarakannya? Apa perlu mengatakannya kepada Sheng Nanxuan terlebih dahulu? Ya, seharusnya begitu saja! Kata Gong Mo dalam benaknya.     

Nyonya Sheng bukan hanya Ibu dari Sheng Nanxuan, tapi ia juga Ibu dari Sheng Donglin. Kedua anaknya memiliki ikatan dengan Ibunya. Jika Nyonya Sheng tahu bahwa orang yang melukai Sheng Nanxuan adalah Sheng Donglin sendiri, apakah Nyonya Sheng masih mau menghadapi Sheng Nanxuan?     

Akan lebih baik jika aku tidak mengatakan ini kepada Nyonya Sheng.     

Namun, ada beberapa hal yang jelas tentang Sheng Donglin yang bisa dikatakan. Gong Mo menggigit bibirnya dan berkata dengan suara rendah, "Ada yang salah dengan sampanye yang saya minum, saat itu pikiran saya benar-benar kacau, bagaimana mungkin saya bisa kebingungan…"     

Gong Mo menggertakkan giginya dan ingin bergegas menemui Su Mo dan Sheng Donglin, lalu memukuli mereka.     

Gong Mo pun meletakkan cangkirnya perlahan, menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Saya tidak ingat apa-apa lagi, dan saya tidak ingin menyelidiki apa yang saya ingat! Karena meskipun saya mengatakannya, Anda tidak akan percaya."     

"Aku pasti percaya!"     

"Percaya?" Gong Mo memandang Nyonya Sheng sambil menyipitkan matanya, "Jika saya bilang, Donglin yang menunjukkan kamar itu padaku, apa Anda percaya? Tapi Donglin tidak mengakuinya. Saya sendiri juga tidak tahu. Apa mungkin ingatan saya yang bermasalah? Maaf, saya pergi dulu. Saya tidak ingin membahas masalah itu lagi!"     

Setelah berkata seperti itu, Gong Mo langsung pergi meninggalkan kedai teh. Nyonya Sheng menyipitkan matanya dan perlahan bersandar di sofa.     

Tidak lama kemudian, Sheng Donglin bangkit dari tempat duduknya yang ada di belakang dan menghampiri Nyonya Sheng.     

Seketika Nyonya Sheng langsung mendongakkan kepalanya dan bertanya, "Bagaimana?"     

Sheng Donglin menggelengkan kepalanya, "Sepertinya dia tidak mendengarkan perkataanku dan Su Mo."     

Nyonya Sheng menyipitkan mata, "Itu belum tentu. Pikiran wanita itu berputar tanpa henti. Tapi sekarang Nanxuan tidak punya apa-apa, dan sebentar lagi mereka akan memiliki anak yang otomatis akan menambah biaya hidup mereka. Dia tidak bisa melakukan apa-apa. Pada saat dia berjuang, kamu yang berada di puncak. Kamu tidak perlu khawatir lagi."     

Sheng Donglin berpikir sejenak, ia merasa bahwa perkataan Ibunya masuk akal, kemudian ia pun mengangguk setuju.     

Setelah itu Nyonya Sheng berkata, "Untuk melakukan hal-hal besar, kamu harus memiliki penampilan seperti orang-orang yang sudah biasa melakukan hal-hal besar. Jangan hanya berdiam dan menantikan hal-hal kecil ini, jangan menjadi pengecut!"     

"Aku mengerti." Sheng Donglin menganggukkan kepalanya.     

*     

Setelah itu Gong Mo pun kembali ke rumahnya, tidak lama kemudian Sheng Nanxuan datang dan membantu Ibu Gong memasak makan malam.     

Melihat Gong Mo kembali, Ibu Gong bertanya dengan curiga, "Dari mana saja kamu? Aku pikir kamu berkencan dengan Nanxuan, tapi ternyata Nanxuan datang sendiri."     

"Aku bertemu teman sekelas." Jawab Gong Mo, "Besok Ketua Kelasku akan tunangan. Kami akan hadir bersama. Dia tidak punya baju yang cocok, jadi aku menemaninya untuk membeli baju."     

"Begitu ya…" Ibu Gong mengaduk cairan telur dan tiba-tiba mengangkat kepalanya, "Apakah kamu akan minum anggur di pesta pernikahan teman sekelasmu?"     

"Ini bukan pesta pernikahan, tapi mau memberi angpao."     

"Hmmm... orang zaman sekarang, sebelum menikah maunya tunangan. Tapi ternyata juga menerima angpao dua kali!"     

Gong Mo hanya tersenyum dan tidak menjawab apa-apa.     

Kemudian Sheng Nanxuan pun bertanya, "Kamu pergi sendiri?"     

"Ha?"     

"Bagaimana dia bisa pergi sendiri?" Kata Ibu Gong, "Bagaimana jika teman sekelasnya marah, dan memaksanya untuk minum anggur. Dia tidak bisa minum sekarang. Pergilah bersamanya dan bantu menghentikannya."     

"Baiklah." Ucap Sheng Nanxuan sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.