Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Biarkan Ibu Menyelidikinya



Biarkan Ibu Menyelidikinya

0Begitu Su Mo memasuki kantor, ia melihat Sheng Donglin dalam keadaan linglung. Kemudian Su Mo pun mengerutkan bibirnya dan berjalan dengan tidak senang, "Apa yang kamu lakukan? Dua hari ini kamu terlihat linglung. Apa karena Gong Mo mau menikah? Apa kamu merasa tidak rela jika Gong Mo menikah?"     

Sheng Donglin mencubit hidung Su Mo tanpa daya, "Dasar tukang cemburu, apa yang sudah kamu pikirkan? Aku hanya berpikir, apakah Gong Mo mendengar kita hari itu?"     

"Memangnya kenapa jika dia mendengarnya atau tidak? Apa kita masih takut padanya?"     

"Kamu tidak mengerti. Jika dia mendengarnya, dia pasti akan memberitahu Nanxuan."     

"Bukankah itu tidak masuk akal?" Kata Su Mo, "Dia pasti membencimu, ditambah Nanxuan diusir dari rumah, dan kemungkinan besar mereka berdua pasti memiliki kebencian dan dendam yang sama pada kita."     

"Itulah masalahnya." Ucap Sheng Donglin, "Jika dia memberitahu Nanxuan, sudah pasti Nanxuan tidak akan menyerah."     

"Kamu menjadi linglung karena hal itu?" Tanya Su Mo sambil mencebikkan mulut, "Sejak awal kamu dan Nanxuan sepertinya memang tidak bisa berdamai. Apa masalahnya jika dia tahu atau tidak?"     

"Tentu saja bermasalah!" Ucap Sheng Donglin, "Jika Nanxuan tahu, pasti dia akan lebih bersemangat untuk melawanku. Tapi aku akan pergi ke Ibu Kota. Aku pasti sangat sibuk di sana. Bagaimana aku bisa menghadapinya? Jika dia tidak tahu hal itu, dia mungkin tidak akan menjadikanku sebagai targetnya sekarang."     

"Kalau begitu…"     

Sheng Donglin menyipitkan matanya sembari berkata, "Sepertinya kamu hanya bisa menyuruh Ibumu yang menyelidikinya."     

*     

Gong Mo menerima telepon dari teman sekelasnya di perguruan tinggi, yaitu Jiang Yao.     

Jiang Yao bertanya, "Wang Hongjun akan mengadakan pesta pernikahan pada hari Jumat. Apakah kamu ingin datang ke acaranya?"     

Wang Hongjun adalah ketua kelas mereka dan dalam waktu yang dekat mereka akan pergi ke luar negeri. Sebelum pergi ke luar negeri, ia harus menikah terlebih dahulu. Semua orang secara pribadi mengatakan bahwa ia ingin menerima hadiah. Namun, tidak mungkin teman sekelas sendiri, Gong Mo tidak datang. Namun masalahnya, beberapa hari setelah lulus, Gong Mo harus segera pergi.     

"Pergi, ayo kita bersama kalau begitu." Kata Gong Mo, "Berapa banyak uang yang dimasukkan ke angpao?"     

Jiang Yao berkata sambil tersenyum, "Aku juga ingin bertanya padamu tentang hal itu. Kita baru lulus dan tidak punya banyak uang. Aku baru bulan pertama bekerja, sekarang saja aku masih belum mendapatkan gaji pertamaku. Aku masih harus mencari Ibuku untuk meminta uang kepadanya. Jika dua ratus Yuan, takutnya dia percaya takhayul. Kalau empat ratus tidak beruntung. Sepertinya hanya bisa memberi enam ratus…"     

"Aku juga berpikir demikian." Kata Gong Mo, "Bagaimana dengan mereka? Berapa yang akan mereka berikan?"     

Untuk teman laki-laki, Gong Mo tidak peduli. Melihat hubungan para teman laki-laki dan Wang Hongjun cukup jauh, sehingga akan lebih baik jika para teman perempuan di kelas bersatu.     

"Belum diputuskan. Ada yang bilang empat ratus, ada yang bilang enam ratus."     

Gong Mo berpikir sejenak, kemudian ia menggertakkan gigi dan berkata, "Bagaimana kalau enam ratus saja? Ketua Kelas bahagia, kita pun bisa membuat hubungan yang baik. Jika kedepannya dia akan sukses dan bisnisnya akan berkembang dengan baik, kita masih tetap dihubungi."     

"Iya, aku juga berpikir seperti itu. Kalau begitu, enam ratus saja!"     

Setelah menutup teleponnya, Gong Mo mendesis. Sekarang saja ia tidak punya uang, tapi untungnya ia mendapat sedikit beasiswa ketika ia masih menjadi mahasiswi, jadi ia tidak harus pergi ke ibu Gong untuk meminta uang.     

Gong Mo tidak mempunyai amplop merah di rumah, sehingga ia harus keluar untuk membelinya dan pergi ke bank untuk mengambil uang. Dalam perjalanan, tiba-tiba ponselnya berdering, dan ternyata itu adalah telepon dari nomor asing.     

Gong Mo mengangkat telepon tersebut dan mendengar suara wanita yang asing baginya, "Apakah kamu Gong Mo?"     

"Kamu siapa…"     

"Aku Ibunya Nanxuan." Ucap orang tersebut sambil tersenyum.     

Gong Mo sedikit terkejut setelah mengetahui bahwa telepon tersebut dari Nyonya Sheng. Gong Mo sudah bertemu Nyonya Sheng beberapa kali ketika ia masih menjalin hubungan dengan Sheng Donglin.      

Tetapi Nyonya Sheng tidak suka karena ia adalah pacar Sheng Donglin. Nyonya Sheng tampak malas ketika melihatnya. Dan selama ini Nyonya Sheng ketika melihat keberadaan Gong Mo dari kejauhan, ia langsung pergi begitu saja.     

Sangat aneh Nyonya Sheng tiba-tiba menghubungiku hari ini.     

Kemudian Gong Mo bertanya dengan curiga, "Ada yang bisa saya bantu, Nyonya Sheng?"     

"Aku kehilangan kontak dengan Nanxuan. Dia belum pulang sejak kejadian waktu itu. Aku juga tidak bisa menghubunginya. Baru saja aku dengar dari Donglin bahwa dia akan menikah denganmu? Aku pikir, kamu tahu kan sekarang dia ada di mana?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.