Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Sarapan Khusus



Sarapan Khusus

0Di pagi hari, ketika Sheng Nanxuan masih bercukur, tiba-tiba bel pintu pun mulai berbunyi. Sheng Nanxuan pun berbalik dan membuka pintu. Tanpa melihat siapa yang ada di luar, ia langsung kembali ke kamar mandi.     

Saat itu Fang Yang datang sambil membawakan tiga hidangan sarapan yang masih mengepul di tangannya.     

Makanan ini bukan dibeli dari luar. Nyonya hamil, bagaimana bos membiarkan Nyonya makan di luar? Bagaimana jika sanitasi tidak memenuhi syarat, bagaimana jika setelah makan makanan dari luar, perut Nyonya sakit? Batin Fang Yang.     

Jadi beberapa hari yang lalu, Sheng Nanxuan menghubungi koki pribadinya di Ibu Kota untuk datang ke sini. Saat ini, koki telah menemukan sebuah rumah di mana ia bisa memasak sarapan setiap hari!     

Koki ini memiliki standar kelas satu internasional. Ia pandai dalam membuat masakan China, makanan Barat, dari semua jenis bahan mampu ia ubah menjadi makanan yang lezat!     

Namun, Sheng Nanxuan hanya memintanya untuk membuat sarapan ala pinggir jalan biasa. Kemarin lusa membuat roti keranjang kecil, kemarin membuat cakue, dan hari ini adalah jiaozi.     

Setelah menggosok gigi dan mencuci muka, Sheng Nanxuan mengganti pakaiannya, lalu mengambil komputer tabletnya dan meninggalkan ruangan sambil membawa sarapan. Ia tampak seperti pekerja kantoran biasa.     

Fang Yang berpikir bahwa setiap kali Bosnya pergi ke rumah ibu mertuanya, aura bosnya yang dingin tiba-tiba menghilang. Sehingga membuat semua orang tidak tahan untuk melihatnya secara langsung!     

*     

Ketika Sheng Nanxuan melewati toko pakaian anak-anak milik Ibu Gong, ia melihat bahwa Ibu Gong sudah ada di toko tersebut. Kemudian ia pun masuk dan menyerahkan salah satu jiaozi kepada Ibu Gong, "Ibu belum sarapan ya? Saya membelinya di jalan."     

"Kenapa kamu menghabiskan uang setiap hari?" Ibu Gong mengambil jiaozi itu sambil tersenyum dan berkata, "Baunya enak sekali! Kamu beli di warung yang mana? Menurutku sarapan yang kamu beli lebih enak dari yang biasanya aku beli."     

"Saya asal beli di warung manapun, saya tidak memperhatikan."     

Xiao Min pun berkata sambil tersenyum, "Bukan sarapannya yang berubah menjadi enak, perasaan Bos pemilik warungnya yang sedang merasa senang, sehingga membuat semua makanan yang dijualnya terasa enak."     

Ibu Gong mengendus jiaozi tersebut, tetapi ia masih merasa bahwa rasa jiaozi yang ia makan kali ini berbeda dengan biasanya. Mungkin ini benar-benar hanya perasaanku saja! Kemudian ia berkata kepada Sheng Nanxuan, "Lain kali, jangan repot-repot seperti ini. Lagi pula, Momo tidak apa-apa. Suruh saja dia yang memasak."     

"Apakah Momo sudah bangun?" Tanya Sheng Nanxuan, "Saya akan mengantarkan jiaozi ini kepadanya dulu, nanti keburu dingin."     

"Pergilah." Ibu Gong melambaikan tangannya, dan ketika Sheng Nanxuan sudah keluar, ia tidak sabar untuk mengambil sumpit, lalu memakan jiaozi tersebut.     

Xiao Min mendatangi ibu Gong dan berkata, "Sepertinya ini sedikit lebih enak dari biasanya. Bo, boleh saya mencobanya juga?"     

"Pergi sana... ini bentuk bakti menantuku! Siang nanti aku akan mentraktirmu makan, yang ini aku tidak akan memberikannya padamu!"     

*     

Gong Mo yang saat itu sedang berada di rumah tiba-tiba mendengar bel pintu berbunyi, kemudian ia pun membuka pintu dan melihat Sheng Nanxuan yang membawa sarapan sambil tersenyum, "Kebetulan aku mau memasak mie."     

"Jangan masak." Kata Sheng Nanxuan, "Ini, jiaozi."     

"Setiap hari kami jadi menyusahkanmu." Gong Mo menutup pintu dan pergi untuk mematikan api di dapur terlebih dahulu.     

Saat makan jiaozi, Sheng Nanxuan bertanya, "Bagaimana rasanya?"     

"Enak." Jawab Gong Mo sambil mengangguk, "Sepertinya aku belum pernah makan jiaozi yang begitu enak sebelumnya. Di mana kamu membelinya?"     

"Di jalan."     

"Warung yang mana? Apakah kamu membeli sarapan di sana juga sebelumnya? Aku pikir, rasanya lebih enak daripada yang biasanya aku beli."     

"Efek perasaan mungkin?"     

"Mungkin saja. Tapi, lain kali tidak perlu repot-repot. Meskipun ini enak, tapi makanan beli mungkin cara pembuatannya tidak bersih. Lebih baik membuat sendiri. Kalau waktu biasa juga tidak mengapa, tapi sekarang aku sedang hamil. Aku juga harus memikirkan anakku."     

"Terserah padamu." Sheng Nanxuan tidak keberatan. Bagaimanapun juga, Gong Mo tidak bisa melakukan ini untuk waktu yang lama. Saat ia sampai di Ibu Kota nanti, Gong Mo tidak perlu repot-repot memasak di dapur.     

Setelah memakan jiaozi, Gong Mo pergi membeli hidangan untuk makan siang dan makan malam, dan Sheng Nanxuan menemaninya. Mereka berdua tidak pergi ke pasar tradisional. Namun mereka pergi ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan sehari-hari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.